Sinopsis Unwilling Bride Episode 1 - 1

Sinopsis Unwilling Bride Episode 1 - 1

PERINGATAN! 
Drama ini tidak cocok untuk anak dibawah umur. Bagi yang merasa masih dibawah umur, belum lulus sekolah, masih polos lugu unyu-unyu dimohon untuk mundur teratur. Jangan nakal, yah. Happy reading ^^


Seorang pengantin wanita tampak begitu bahagia saat berdandan untuk pernikahannya. Wanita itu adalah Maysarin, seorang selebritis sekaligus ahli waris The Heaven Mall. Hari ini dia akan menikah dengan kekasihnya yang bernama Saruth.


Di hotel yang sama tapi beda kamar, seorang pria juga tampak tengah bersiap untuk pernikahannya. Dia bahkan sudah menyiapkan cincin berlian untuk pengantinnya. Apakah dia pengantinnya May?

Oh, tidak. Pria itu adalah Kadethaen (Lah ini cowok kok namanya Kade juga? Wkwkwk! Aku kan jadi terbayang-bayang Kade yang cewek)

Kebetulan dia tinggal di hotel yang sama dengan May dan kebetulan pula hari ini dia akan juga menikah dengan kekasihnya yang bernama Pin.


Sayangnya, kebahagiaan kedua orang itu berbanding terbalik dengan calon pengantin masing-masing yang justru sedang galau. Pin menangis dan Saruth terus-menerus menenggak minuman keras. Sepertinya calon-calon mereka ini menikah karena terpaksa.


Secara bersamaan, May dan Kade berjalan menuju venue pernikahan masing-masing. Pesta pernikahan Kade tampak penuh dengan tamu undangan, sementara May akan menikah secara private karena tak tampak ada seorangpun di sana selain beberapa petugas hotel. Parahnya lagi, May bahkan tiba duluan di sana. Pun begitu, dia tetap setia menunggu.


Pada saat yang bersamaan, Kade sedang menyapa para tamu undangan tanpa menyadari kalau Pin sebenarnya sedang mengintip dari pojokan dengan bimbang. Dia lalu memutuskan untuk menelepon seseorang.

Pada saat yang bersamaan, Saruth akhirnya tiba di pantai, tapi dia tampak ragu untuk mendekat. May sontak sumringah melihatnya. Berusaha menepis kegalauannya, Ruth pun mulai berjalan saat tiba-tiba saja teleponnya berbunyi... dari Pin. (Ow, mereka selingkuhan?)

"Ruth, kau tidak perlu mengatakan apapun. Dengarkan saja aku. Aku... aku hamil."

"Hah? Kau hamil?"

"Iya. Dan anak ini adalah anakmu."

"Kenapa kau baru memberitahuku sekarang?"

"Kuberitahu sekarang atau kapanpun, sama saja. Karena kau tidak perlu bertanggung jawab. Aku akan segera menikah... dengan seorang pria baik yang akan menjagaku sepanjang hidupnya."

Ruth tidak akan mengizinkannya menikah dengan siapapun. Bayi itu miliknya, dia akan bertanggung jawab menjaga istri dan anaknya.

"Kau bicara ngawur. Cinta kita mustahil."

"Tidak mustahil. Aku akan datang padamu sekarang. Kita akan melarikan diri bersama."

"Tapi bagaimana dengan ibumu?"

"Aku tidak akan membiarkan ibuku mengatur hidupku lagi. Katakan di mana kau sekarang? Di mana kau sekarang? Aku akan datang sekarang juga."

 

Pin galau. Tapi sesaat kemudian, Ruth dengan kejamnya pergi meninggalkan pengantinnya tanpa mengucap sepatah kata. Jelas saja May bingung dan shock bukan main, dia berusaha memanggil-manggilnya, tapi Ruth terus berlalu pergi hingga dia menghilang dari pandangan mata. Air mata May kontan menggenang di pelupuk matanya.

 

Kade pun mulai kebingungan karena pengantinnya masih belum muncul juga sampai sekarang. Cemas, Ibunya Pin meminta Kade untuk pergi menjemput Pin sekarang juga.

Sekretarisnya Kade menawarkan diri untuk melakukannya, tapi Kade menolak. Kade pun pergi sendiri untuk menjemput pengantinnya. Dari kecemasan ibunya, sepertinya Kade sudah tahu tentang kehamilan Pin tapi Kade rela menikahinya demi membantu Pin.


Ruth akhirnya datang. Sepasang kekasih itu sontak saling berpelukan erat melepaskan rindu lalu melarikan diri dari sana... tanpa menyadari kalau Kade sebenarnya melihat mereka dari kejauhan dengan tatapan terluka.


Ibu cemas saat melihat Kade kembali seorang diri. Di mana Pin? Tanya Ibu. Kade memberitahu kalau Pin melarikan diri dari pernikahan lalu memerintahkan sekretarisnya untuk membatalkan pernikahan ini.

Tapi Ibu malah menolak mempercayainya. Putrinya tidak mungkin melarikan diri dari pernikahan. Dia yakin kalau Pin pasti dipaksa. Kade jelas  tidak percaya setelah melihat apa yang disaksikannya barusan, tapi dia diam saja tak membantah Ibu Pin.


May terus berusaha menelepon Ruth, tapi Ruth terus me-reject panggilannya. Patah hati,  kaki May tak kuasa menopang tubuhnya dan air matapun mengalir membahasi pipinya.

Pegawai hotel prihatin padanya dan berusaha menawarkan bantuan untuk mencarikan pengantinnya. Tapi May sontak marah-marah menghancurkan dekorasi pernikahannya... kecuali sebotol campagne.


Sekretaris dan temannya Kade prihatin melihat Kade termenung sedih walaupun dia tidak menangis. Melampiaskan frustasinya, Kade akhirnya memutuskan pergi ke sebuah pesta pinggir pantai.

Tepat saat itu juga, dia melihat seorang wanita berbaju pengantin tampak duduk di salah satu meja. Mengira dia Pin, Kade langsung menerobos kerumunan untuk mendekati wanita itu.

Tapi tidak, wanita itu bukan Pin melainkan May yang tampak sudah mabuk. Kecewa, Kade pun memanggil pelayan yang sedang membawa segelas wine.


Dia mengambil gelas wine itu... bersamaan dengan May. Kontan mereka berdua saling menatap selama beberapa saat sebelum kemudian May memperingatkannya untuk melepaskan tangannya dari gelas itu. Kade mengalah dan May langsung menenggaknya sampai habis.

Tapi saking mabuknya, May jadi oleng dan hampir saja terjatuh ke belakang kalau saja Kade tidak sigap menangkapnya. Membuka mata dalam dekapan Kade, May mengucap maaf dengan lirih lalu kembali ke mejanya dan menangis.


Prihatin mendengar tangisannya, Kade memutuskan duduk di samping May. Dia ingin mengucap sesuatu, tapi May langsung menyuruhnya diam. Dia ingin menangis sehari ini saja.

"Kalau begitu, menangis saja. Keluarkan semuanya. Kalau saja aku tidak takut kelihatan jelek, aku pasti akan menangis bersamamu."


Mendengar itu, May sontak berpaling menatapnya dengan prihatin. Tak berapa lama kemudian, kedua orang itu dengan cepat mengakrabkan diri dan saling menceritakan nasib masing-masing yang sama persis, sama-sama dicampakkan calon pengantin masing-masing.

Kenyataan itu sukses membuat May berhenti menangis malah ngakak sekeras-kerasnya. Jadi mereka ini pengantin yang tertukar? Dia bahkan langsung merangkul Kade dan mengajaknya untuk minum-minum lagi. Minum-minum demi... demi apa yah?

"Nasib sial." Usul Kade.

"No! No! No! Aku tidak akan membiarkan diriku jadi rendahan dan murahan hanya demi pria s*al itu. Mengerti?!" Geram May sambil menempelkan jarinya ke mulut Kade. "Kenapa kau cuma senyum? Aku tanya, kenapa kau tidak menjawab?"

Kade langsung melepaskan jari May dari mulutnya dan mengingatkan kalau dia tidak bisa ngomong gara-gara jarinya Kade. Kalau begitu, Kade usul agar mereka minum-minum untuk merayakan status mereka yang sekarang jadi single.

May setuju banget. "Merayakan jadi single dan mengucap selamat tinggal pada pernikahan s*al ini! AYO!"


Mereka langsung kembali ke pesta, berdansa ria bersama dan berswafoto juga. May masih ingin minum-minum lagi, tapi Kade dengan cepat menghentikannya. Dia bisa mabuk nanti.

"Oi! Biarkan aku minum sehari ini saja. Sakitnya tuh di sini, ngerti nggak sih?"

Tiba-tiba May melihat orang-orang sedang menatap mereka dengan penasaran. Maklum, mereka sama-sama pakai baju pengantin, mereka pasti berpikir kalau mereka pasangan.

Kade mendadak punya ide bagus. "Apa kau mau bermain jadi pasangan pengantin betulan?"

"Hah?"

"Main-main saja kok. Aku punya cincin pernikahan. Sayang kalau cuma disimpan. Mari kita memainkan sesuatu yang menyenangkan. Tapi tidak apa-apa kalau kau tidak mau main."

"Aku mau! Hehehe. Kedengarannya menyenangkan."


Maka Kade pun mengeluarkan cincinnya lalu berlutut di hadapan May dan melamarnya. "Aku berjanji bahwa aku akan menjaga pengantin malam ini sebaik yang kubisa. Bersediakah kau menikah denganku?"

Percaya kalau itu betulan, semua orang sontak bersorak menyemangati May untuk menerima lamaran Kade.

"Aku bersedia. Aku bersedia!" Seru May yang kontan mendapat sorak sorai penonton.
 

Pada saat yang bersamaan, Ruth membawa Pin ke sebuah pantai lalu melamar Pin pakai cincin yang tadinya akan dia gunakan untuk pernikahannya dengan May. Dia berjanji bahwa mulai sekarang, dia tidak akan melarikan diri dari Pin lagi.

"Aku akan selalu berada di sisimu. Menjadi suami yang baik dan ayah yang baik yang menjaga anaknya sebaik mungkin. Aku minta maaf jika di masa lalu aku menyakitimu karena ketidaktegasanku dan sikap pengecutku. Tolong maafkan aku."

Pin terharu mendengarnya. "Aku mengerti. Aku tidak pernah menyalahkanmu. Aku menyalahkan diriku sendiri karena terlahir dengan status yang berbeda darimu."

"Tapi akan kubuktikan padamu bahwa tak ada apapun yang bisa menghalangi cinta kita."

Ruth lalu berlutut dan melamar Pin. Pin menerimanya dengan berlinang air mata penuh haru. Dia janji akan selalu bersama Ruth selamanya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

  1. Trimakasihh di lanjut zaa.. dan aq udah gak unyu' low 😃😃

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam