Yi Chen tiba-tiba terdiam ditengah-tengah debat hingga membuat semua penonton kebingungan, Mo Sheng dan anggota tim debatnya pun cemas melihatnya.
Apa dia sakit perut lagi? Entahlah, kalaupun iya dia tidak pernah menunjukkannya. Dengan cepat, ia kembali melanjutkan debatnya dengan baik hingga akhirnya ia berhasil membuat penonton terkagum-kagum dan bertepuk tangan riuh untuknya.
Setelah debat selesai, Mo Sheng memamerkan hasil jepretan fotonya pada semua anggota klub debat. Mo Sheng mengusulkan agar mereka foto bersama sekarang, tapi Yi Chen malah tidak ada.
Saat Mo Sheng kebingungan mencari keberadaan Yi Chen, Xu Ying langsung pura-pura memuji hasil foto Mo Sheng lalu dengan liciknya ia memberitahu bahwa Yi Chen sedang keluar bersama seorang wanita yang cantik dan sangat cocok untuk Yi Chen.
Di luar, Yi Chen ternyata sedang ditembak oleh salah seorang seniornya sekaligus rekan debatnya.
Tepat saat itu juga, Mo Sheng datang dan melihat mereka dari kejauhan. Yi Chen mengisyaratkan Mo Sheng untuk mendekat tapi Mo Sheng tidak mau. Mo Sheng baru berani mendekat setelah wanita itu pergi karena cintanya ditolak Yi Chen.
Yi Chen bertanya kenapa Mo Sheng tidak mendekat saat dia menyuruhnya tadi? Mo Sheng berkata bahwa dia tidak mau menganggu pernyataan cinta wanita itu.
Dengan malu-malu, Mo Sheng memberitahu bahwa dia tidak bisa membantu Yi Chen (menolak cinta wanita itu) karena dia tidak punya status (bukan pacarnya Yi Chen). Ia lalu memberikan sekotak obat untuk sakit perutnya Yi Chen.
Beberapa hari kemudian, teman sekamarnya Mo Sheng mendengar beberapa mahasiswa bergosip bahwa Yi Chen sudah punya seorang pacar mahasiswi jurusan kimia bernama Zhao Mo Sheng. Hah?
Dia langsung berlari kembali ke asrama untuk mengucapkan selamat pada Mo Sheng. Mo Sheng tentu saja bingung karena dia dan Yi Chen tidak pernah jadian. Cemas kalau Yi Chen berpikiran buruk tentangnya, Mo Sheng langsung berlarian kesana-kemari mencari Yi Chen.
Saat akhirnya dia menemukan keberadaan Yi Chen, dia langsung menjelaskan bahwa bukan dia yang menyebarkan gosip mereka pacaran. Tapi tanggapan Yi Chen malah jauh lebih mengejutkan.
Yi Chen dengan santainya menjawab bahwa dia tahu bukan Mo Sheng yang menyebarkan gosip itu. Yi Chen mengaku, justru dia sendiri lah yang menyebarkan gosip itu. Mo Sheng tentu saja langsung bengong.
"Aku sudah memikirkannya. Jika takdir memutuskan kau akan menjadi pacarku 3 tahun yang akan datang maka sekalian saja aku melatih hak-hakku lebih awal" ujar Yi Chen. KYAAAAAA!!!... akhirnya Yi Chen menerima cinta Mo Sheng ^^
Sejak saat itu, Mo Sheng tidak bisa berhenti tersenyum dan ketawa bahagia. Dia lalu memberitahu Xiao Xiao kalau dia dan Yi Chen sudah jadian.
Lalu dengan penuh semangat Mo Sheng meminta saran teman-temannya untuk memilih baju yang tepat untuk acara kencan pertamanya dengan Yi Chen.
Kencan pertama mereka adalah... belajar bersama di perpustakaan. hahahaha. Tapi Mo Sheng terlalu bahagia sampai dia tidak bisa konsen belajar dan Yi Chen lah yang harus menyuruhnya untuk konsen belajar.
Dalam perjalanan pulang, Mo Sheng bertanya kenapa Yi Chen memilihnya? Yi Chen bilang dia tidak tahu karena dia belum memikirkan apa sebenarnya alasannya. Mo Sheng tiba-tiba menyela dan meminta Yi Chen untuk tidak usah memikirkannya, Mo Sheng berjanji dia akan menjadi pacar yang terbaik. Yi Chen bilang oke selama Mo Sheng mendengarkannya dengan baik. Mo Sheng berjanji dia akan patuh pada Yi Chen. hahaha... mereka cute sekali sih ^^
Suatu hari, Yi Chen membawa Mo Sheng ke kelas hukumnya. Saat Xu Ying melihatnya, dengan kasar dia memberitahu Mo Sheng bahwa Mo Sheng salah masuk kelas.
Tapi Yi Chen langsung menatapnya dengan tajam sambil bertanya apakah dia tidak boleh membawa pacarnya masuk kelas? Xu Yin langsung terdiam kalah. hihihi...
Waktu membagikan makan siang untuk anggota klub debat, Xu Ying lagi-lagi memarahi Mo Sheng karena menurutnya Mo Sheng sangat lambat dalam melakukan pekerjaannya. Dia juga menuduh Mo Sheng salah pesan karena kotak makan siangnya kurang satu.
Mo Sheng heran padahal menurut catatannya, pesanannya sudah tepat untuk semua anggota. Tapi Xu Ying bersikeras kalau Mo Sheng salah, karena Mo Sheng hanya memesan 2 kotak daging sapi dan bukannya 3 padahal pesanan daging sapi yang satunya adalah untuk dosen.
Jelas-jelas Xu Ying memang sengaja tidak memberitahu Mo Sheng untuk memesan satu kotak tambahan tapi dia malah menuduh dan menyalahkan Mo Sheng.
Yi Chen berusaha membela Mo Sheng tapi Xu Ying dengan kesal meminta Yi Chen untuk berhenti membela pacarnya terus. Yi Chen berinisiatif menyelesaikan masalah ini dengan memberikan jatah makan siangnya untuk dosen sementara dia akan berbagi makan siang bersama Mo Sheng.
Teman-teman mereka sangat kagum dengan hubungan Yi Chen dan Mo Sheng yang sangat manis. Hanya Xu Ying yang dongkol seorang diri. Yi Chen dan Mo Sheng memakan makan siang mereka berdua di tangga sambil saling menatap malu-malu. heeee...
Mo Sheng tengah membuang sampah saat Xu Ying tiba-tiba mendekatinya... untuk apa lagi kalau bukan untuk menghina Mo Sheng. Sigh!
Kali ini dia menyindir Mo Sheng yang tidak kelihatan seperti pacarnya Yi Chen, menurutnya Mo Sheng seperti orang yang sengaja dibawa Yi Chen ke klub debat untuk menjadi pembantu. Tapi Mo Sheng sama sekali tidak tersinggung dengan sindirannya dan reaksinya itu membuat Xu Ying jadi semakin kesal.
Dia tidak menyerah untuk merusak hubungan Yi Chen dan Mo Sheng. Dia bahkan memberitahu Mo Sheng bahwa Yi Chen sebenarnya orang miskin. Kali ini Mo Sheng benar-benar tersinggung dan marah dengan ucapan Xu Ying.
Dengan dinginnya ia mengingatkan Xu Ying bahwa semua orang terlahir dengan latar belakang yang berbeda. Semua yang Xu Ying miliki saat ini adalah pemberian kedua orang tuanya, jadi kenapa dia sangat arogan? Apa hanya karena orang tuanya punya uang lebih banyak dari Yi Chen?
Xu Ying dengan gaya arogannya berkata bahwa Yi Chen tidak akan pernah memiliki apa yang dia miliki ataupun apa yang orang tuanya berikan padanya.
Mo Sheng tetap bersikap tenang menanggapinya dan memberitahu bahwa ada banyak orang miskin yang kemudian menjadi sukses dan banyak pula orang kaya yang pada akhirnya jatuh.
Dia yakin Yi Chen akan menjadi sukses dan Xu Ying sebaliknya. Pfft! kali ini Xu Ying benar-benar tidak bisa membalas sampai-sampai ia hanya bisa berlalu pergi sambil menahan amarah.
Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa semua percakapan mereka tadi didengar oleh Yi Chen.
Setelah Xu Ying pergi, Yi Chen menghampiri Mo Sheng dan berkata bahwa dia hanya perlu 3 sampai 4 tahun.
Mo Sheng tidak mengerti apa maksudnya karena Yi Chen tidak menjelaskan lebih lanjut. Dalam hatinya, Yi Chen bersumpah hanya dalam waktu 3 sampai 4 tahun dia akan memberikan kehidupan yang layak untuk Mo Sheng. Aduh Yi Chen co cuit banget cih ^^
Suatu hari, Mo Sheng menelepon Yi Chen dan memberitahunya bahwa hari ini dia tidak bisa menemani Yi Chen karena ada hal penting lainnya yang harus ia lakukan.
Lebih anehnya lagi, dia tidak mau memberitahu Yi Chen tentang hal penting yang harus dilakukannya itu.
Yi Chen jadi sedih karenanya. Xiang Heng menduga mungkin Mo Sheng bersikap seperti ini karena selama ini Mo Sheng terus yang memperhatikan Yi Chen sementara Yi Chen tidak pernah perhatian pada Mo Sheng, seperti misalnya memberikan Mo Sheng sebuket bunga atau semacamnya.
Mendengar itu, Yi Chen langsung pergi ke toko kamera. Tapi begitu melihat label-label harganya yang mahal dan juga pembicaraan sepasang kekasih yang mana si pria membelikan sebuah kamera mahal untuk pacarnya, Yi Chen jadi cemas. Akankah Mo Sheng mempercayainya? Atau apakah Mo Sheng akan ketakutan dengan kemiskinannya?
Malam harinya, Mo Sheng menemui Yi Chen di depan asrama pria dan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Yi Chen. Yi Chen bertanya Mo Sheng pergi kemana saja tadi? Dan mana hadiah ultahnya?
Ternyata seharian ini Mo Sheng berkeliaran untuk mencari hadiah untuk Yi Chen tapi sayangnya dia tidak menemukan hadiah yang cocok.
Yi Chen tidak mempermasalahkannya, tapi kemudian dia menyuruh Mo Sheng untuk menutup matanya. Mo Sheng menutup matanya dengan patuh. Yi Chen langsung mendekat dan menciumnya. cie cie... hadiahnya first kiss ^^
Ujian akhirnya selesai, semua mahasiswa pun bisa liburan dan pulang kampung. Saat teman-teman sekamarnya menggodanya karena liburan ini dia akan berpisah dengan Yi Chen, Mo Sheng memberitahu mereka bahwa dia dan Yi Chen berasal dari kota yang sama. Jadi selama liburan nanti, dia masih bisa bertemu Yi Chen.
Tapi Mo Sheng baru ingat kalau dia masih belum tahu nomor telepon rumahnya Yi Chen. Mo Sheng pun langsung pergi menemui Yi Chen untuk menanyakan nomor telepon rumahnya tapi Yi Chen malah berkata kalau dia tidak punya telepon rumah.
Mo Sheng tidak percaya karena dia pernah lihat Yi Chen menelepon rumahnya dulu, tapi Yi Chen tetap ngotot tidak punya telepon rumah.
Mo Sheng akhirnya pulang kampung dengan murung. Saat ayahnya melihat kesedihannya, Mo Sheng akhirnya menceritakan tentang masalahnya dengan Yi Chen.
Ayahnya Mo Sheng berkata mungkin Yi Chen melakukan itu karena dia miskin dan dia tidak ingin Mo Sheng melihat keadaan keluarganya demi menjaga harga dirinya.
Ayahnya Mo Sheng berkata bahwa apa yang dilakukan Mo Sheng ini menunjukkan bahwa dia sangat mencintai Mo Sheng. Mo Sheng langsung tersenyum lega mendengar ucapan ayahnya itu.
Mo Sheng memutuskan untuk mencari Yi Chen. Karena tidak tahu rumahnya, dia memutuskan untuk mencari Yi Chen di jalan. Beberapa hari kemudian, Mo Sheng akhirnya benar-benar bertemu dengan Yi Chen yang sedang jalan-jalan bersama seorang gadis.
Saking bahagianya, Mo Sheng langsung menghampirinya dan menggenggam lengan bajunya sementara si gadis yang bersama Yi Chen memperhatikan Mo Sheng dengan bingung. Yi Chen menjelaskan bahwa gadis itu adalah adiknya, He Yi Mei.
"Halo, aku Zhao Mo Sheng. Aku pacarnya Yi Chen" Mo Sheng menyapa Yi Mei dengan ceria
Yi Mei sangat terkejut mendengarnya. Saat Mo Sheng mulai mengoceh karena Yi Chen tidak memberikan nomor telepon rumahnya, Yi Chen cepat-cepat menyeret Mo Sheng ke sebuah tempat sepi.
Mo Sheng akhirnya menyerah dan tidak memaksa Yi Chen untuk memberikan nomor teleponnya lagi. Tapi Mo Sheng meminta Yi Chen untuk kembali ke kampus dengan naik kereta bersamanya. Yi Chen menyetujuinya, mereka kemudian saling mengucapkan selamat tahun baru imlek.
Pulang ke rumah, Mo Sheng melihat ibunya hendak keluar rumah. Hubungan Mo Sheng dan ibunya tampaknya kurang baik bahkan terkesan tidak peduli pada Mo Sheng, ia bahkan menolak makan malam bersama Mo Sheng dan suaminya.
Yi Mei termenung sedih memikirkan Yi Chen sudah punya pacar. Tapi bagaimanapun juga, ada sesuatu yang membuatnya tetap senang. Yaitu mulai semester depan, kampusnya ternyata pindah dekat kampusnya Yi Chen, lebih tepatnya di seberang jalan kampusnya Yi Chen.
Dengan begitu, dia dan Yi Chen bisa selalu dekat. Tapi berbeda dengan kebahagiaan Yi Mei, Yi Chen tampak tidak nyaman dengan hal itu. Hmmm... apa mungkin Yi Chen sudah tahu tentang perasaan Yi Mei padanya yah?
Yi Mei dan Yi Chen datang bersama ke stasiun kereta. Mo Sheng mengira kalau Yi Mei datang untuk mengantarkan Yi Chen.
Tapi Yi Mei langsung menjelaskan kalau dia akan kembali ke kampus bersama Yi Chen karena sekarang kampusnya dekat dengan kampus mereka.
Mo Sheng sangat senang mendengar kampusnya Yi Mei sekarang dekat dengan kampus mereka, dengan begitu mereka bisa sering ketemu dan jalan bareng. Tapi Yi Mei sendiri tampak tidak seantusias Mo Sheng.
Saat Yi Chen mulai mengomelinya karena dia meletakkan barang-barangnya di tempat sembarangan, Mo Sheng langsung mengeluh pada Yi Mei dan bertanya-tanya apakah mereka benar-benar berasal dari orang tua yang sama, mengingat betapa berbedanya kepribadian Yi Chen dan Yi Mei.
Yi Chen hanya diam tidak memberi penjelasan apapun sementara Yi Mei hanya menanggapinya dengan senyum canggung. Dalam hatinya, Yi Mei senang karena Yi Chen ternyata tidak memberitahu Mo Sheng kalau mereka berdua bukan saudara kandung. Itu artinya, Mo Sheng hanyalah orang asing.
Tak terasa semester baru sudah hampir berakhir. Mo Sheng, Yi Chen dan Yi Mei makan siang bersama di kantin. Mo Sheng mengeluhkan dirinya yang tidak sepintar kakak-beradik He.
Yi Chen mengomelinya karena tidak serius belajar tapi Mo Sheng langsung membela dirinya. Sementara mereka berdebat, Yi Mei hanya memperhatikan mereka dalam diam. Diam-diam dia tersenyum senang melihat Yi Chen sering bertengkar dengan Mo Sheng.
Yi Mei ternyata sering bergaul bersama Yi Chen dan Mo Sheng hingga Xiang Heng mengatainya sebagai 'roda ketiga' (hahaha!).
Mo Sheng mengajak Yi Mei ke sebuah toko kue tempat Xiao Xiao bekerja paruh waktu. Yi Mei memilih cupcake coklat, Mo Sheng pun langsung membeli sekotak cupcake coklat lalu memberikan semuanya untuk Yi Mei karena hari ini adalah hari ulang tahun Yi Mei. Yi Mei bertanya-tanya pada dirinya sendiri jika bukan karena adanya Yi Chen, mungkin dia dan Mo Sheng benar-benar bisa menjadi teman yang baik.
Yi Mei teringat saat Mo Sheng pernah mengeluh padanya tentang Yi Chen yang sangat cuek padanya. Yi Mei berpikir, mungkin Yi Chen sebenarnya tidak terlalu menyukai Mo Sheng, mungkin akhir semester ini mereka akan putus. Yi Mei yakin jika dia menunggu, Yi Chen pasti akan sadar siapa yang jauh lebih cocok untuknya.
Suatu hari, Yi Mei lagi-lagi jalan bareng Yi Chen dan Mo Sheng. Saat itu hujan turun dengan deras. Di tengah jalan, tiba-tiba saja Yi Chen menyuruh Yi Mei untuk pulang duluan. Setelah Yi Mei pergi, Yi Chen langsung menyeret Mo Sheng ke sebuah lorong yang sepi.
Yi Mei teringat kalau dia melupakan sesuatu, dia pun langsung kembali mencari Yi Chen. Tapi yang ia temukan malah sesuatu yang jauh lebih mencengangkan. Ia melihat Yi Chen tengah mencium Mo Sheng dengan mesra.
Setelah melihat kejadian itu, Yi Mei memutuskan untuk tidak menunggu lebih lama lagi, dia tidak mau lagi menjadi adiknya Yi Chen. Ia lalu menelepon Mo Sheng untuk mengajaknya keluar. Pada saat yang bersamaan, Yi Chen juga menerima telepon dari ayahnya Mo Sheng.
Tanpa basa-basi, Yi Mei langsung memberitahu Mo Sheng bahwa dia dan Yi Chen bukan saudara kandung. Kedua orang tua mereka adalah tetangga dan kebetulan nama marga keluarga mereka sama-sama 'He'. Kedua orang tua Yi Chen meninggal dunia dan setelah itu orang tuanya mengangkat Yi Chen sebagai anak mereka. Yi Mei mengaku kalau dia mengajak Mo Sheng bertemu untuk memberitahu Mo Sheng tentang perasaannya pada Yi Chen dan dia ingin bersaing secara terbuka dengan Mo Sheng.
Yi Mei terang-terangan menantang Mo Sheng "Apa kau pikir kau akan bisa bersaing dengan hubungan kami yang telah terbina sejak kami kecil?"
Sementara itu, Yi Chen pergi menemui ayahnya Mo Sheng di sebuah restoran. Ayahnya Mo Sheng meneliti Yi Chen dari ujung kepala sampai ujung kaki sebelum akhirnya memperkenalkan namanya, Zhao Qing Yuan. Tapi begitu mendengar nama itu, entah kenapa Yi Chen malah langsung menatap ayahnya Mo Sheng dengan benci.
Mo Sheng berjalan pulang ke asrama dengan sedih, tapi dia berusaha memberitahu dirinya sendiri untuk mempercayai Yi Chen. Ia kemudian memutuskan untuk mencari Yi Chen dan mengklarifikasi masalah ini. Mo Sheng menunggu Yi Chen di depan asramanya. Mo Sheng menunggu... menunggu... dan terus menunggu sampai Yi Chen akhirnya pulang. Mo Sheng pun langsung menggenggam lengan baju Yi Chen tapi Yi Chen tiba-tiba melepaskan tangan Mo Sheng. Lalu dengan dinginnya ia berkata...
"Jangan datang mencariku lagi. Aku tidak mau melihatmu lagi. Zhao Mo Sheng, aku akan menganggap kalau aku tidak pernah bertemu denganmu"
Lalu setelah mengucapkan semua itu, Yi Chen langsung berlalu pergi meninggalkan Mo Sheng yang kebingungan dan sedih. Mo Sheng tidak tahu kenapa Yi Chen sedingin itu padanya tapi dia mengira ada hubungannya dengan Yi Mei apalagi setelah tadi dia mendengar pernyataan Yi Mei. Dan seperti itulah awal perpisahan mereka.
Kembali ke masa kini,
Mo Sheng dan Yi Chen saling termenung mengenang masa lalu mereka di tempat masing-masing.
Keesokan harinya, Yi Chen memberitahu resepsionis bahwa jika nona Zhao dari majalah TREASURE datang, suruh dia untuk masuk dan menemuinya di kantor. Dia juga memerintahkan asistennya untuk membatalkan semua janjinya hari ini.
Tapi siang harinya, resepsionis naik ke kantornya hanya untuk memberikannya sebuah amplop yang dikirimkan oleh seorang wanita. Yi Chen membuka amplop itu yang ternyata berisi foto masa remajanya Mo Sheng. Dimana wanita itu? tanya Yi Chen. Saat resepsionis mengatakan kalau wanita itu sudah pergi barusan, Yi Chen langsung berlari keluar.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam