Pulang kerja, Mo Sheng langsung menyalakan lampu rumahnya. Tapi baru sedetik, lampu itu mati lagi. Menyadari lampunya sudah rusak, Mo Sheng pun pergi ke supermarket untuk membeli lampu baru. Anehnya, Mo Sheng pergi beli lampu tapi tidak tahu jenis lampu yang mau dibelinya (kenapa ga dicek dulu lampu rumahnya sebelum beli mbak?).
Kebetulan pak satpam yang dulu menemukan dompetnya Yi Chen, melihat Mo Sheng. Begitu melihat wajah Mo Sheng, pak satpam langsung menyadari sesuatu. Dia lalu mengambil dompet yang kemarin dia temukan lalu menyerahkannya pada Mo Sheng. Loh kok?
Mo Sheng yakin dompet itu bukan miliknya karena dia tidak kehilangan apapun. Tapi pak satpam itu tetap bersikeras menyerahkan dompet itu ke Mo Sheng, ia bahkan memaksa agar Mo Sheng membuka dompet itu.
Mo Sheng menurutinya dan saat dia membuka dompet itu, dia terkejut mendapati di dompet itu ada foto masa remajanya. Karena foto itulah, pak satpam yakin kalau dompet itu miliknya Mo Sheng, walaupun wajah Mo Sheng yang sekarang berbeda dengan yang dulu tapi pak satpam masih bisa langsung mengenali wajah Mo Sheng dari foto masa lalunya itu.
Mo Sheng membenarkan foto itu memang dia tapi dia tetap bersikeras dompet itu bukan miliknya dan karena itulah dia tidak mau mengambil dompet itu. Pak satpam menduga mungkin dompet itu milik seseorang yang Mo Sheng kenal dan mungkin pemilik dompet ini jatuh cinta pada Mo Sheng.
Walaupun begitu tetap saja Mo Sheng tidak mau mengambil dompet itu. Tapi pak satpam tetap memaksa Mo Sheng untuk mengambilnya karena tidak ada seorangpun yang datang untuk mengklaim dompet itu dan kalau dompet itu diserahkan ke kantor polisi sudah pasti dompet itu akan disita jadi sekalian saja pak satpam menyerahkan dompet itu ke Mo Sheng.
Lagipula pak satpam yakin Mo Sheng dan pemilik dompet itu saling mengenal. Mungkin saja dengan cara menyerahkan dompet ini pada Mo Sheng, pak satpam nantinya akan turut membantu menjodohkan pasangan.
Mo Sheng akhirnya membawa dompet itu pulang bersamanya. Setelah mengurus lampunya, Mo Sheng membuka dompet itu lagi. Selain fotonya dan uang, Mo Sheng tidak menemukan barang lainnya didalam dompet itu, tidak pula KTP.
Foto remajanya itu sepertinya diambil dari sebuah dokumen, dilihat dari adanya stempel di foto itu.
Mo Sheng mulai menduga, mungkin dompet itu miliknya Yi Chen. Dugaannya terbukti benar saat dia mengambil fotonya dan dibalik foto itu ada tulisan tangan Yi Chen 'My Sunshine'.
Keesokan harinya, Mo Sheng pergi ke cafe yang berada didekat firma hukumnya Yi Chen. Mo Sheng terus menerus melihat ke arah firma hukumnya Yi Chen dengan gelisah tanpa menyadari ada seorang pria setengah baya yang memperhatikannya dengan keheranan.
Pria itu semakin bingung saat dia melihat Mo Sheng beranjak pergi tepat setelah Mo Sheng melihat Yi Chen keluar kantor.
Setelah Mo Sheng melihat Yi Chen keluar dari kantornya, Mo Sheng langsung masuk ke firma hukumnya. Setelah diberitahu kalau Yi Chen mungkin keluar agak lama, Mo Sheng memutuskan untuk kembali kapan-kapan. Tapi sedetik kemudian dia berubah pikiran dan memutuskan untuk menitipkan dompet itu ke salah satu pegawai disana lalu pergi.
Pria setengah baya di cafe tadi adalah partnernya Yi Chen, pengacara Yuan (nama panggilannya Lao Yuan yang artinya Yuan tua hihi). Dia baru kembali ke kantor tepat saat Mo Sheng berlalu pergi.
Dari Mei Ting (pegawai yang dititipi dompetnya Yi Chen), Lao Yuan mengetahui nona itu tadi datang untuk mengembalikan dompetnya Yi Chen. Dengan senyum geli, Lao Yuan langsung mengambil dompet itu dan menyuruh Mei Ting mengabarinya kalau Yi Chen kembali ke kantor nanti.
Majalah TREASURE mendapat berita baik, penjualan mereka bulan itu sangat bagus bahkan meningkat sampai 50%. Semua pegawai langsung berteriak kegirangan merayakan kebahagiaan ini.
Walaupun meningkatnya penjualan bulan ini karena wajah David Morgan yang menghiasi majalah mereka, tapi mereka menyadari bahwa semua ini pada dasarnya berkat Mo Sheng.
Hanya Wen Ming satu-satunya yang tidak senang dengan keberhasilan Mo Sheng. Setelah Wen Ming pergi, semua orang langsung menggosipkannya. Ada kabar kalau suaminya Wen Ming berselingkuh dan menghabiskan semua uang keluarga untuk selingkuhannya.
Saat Yi Chen kembali ke kantor, dia langsung memarahi asistennya dan Mei Ting karena kelalaian Mei Ting dalam menangani jadwal persidangan salah seorang klien mereka.
Yi Chen memperingatkan mereka bahwa dia tidak mau terjadi kesalahan untuk yang kedua kalinya. Lao Yuan berusaha menenangkan emosi Yi Chen dan meminta Yi Chen untuk tidak terlalu keras pada Mei Ting karena Mei Ting masih pegawai baru.
"Penampilanmu sangat tidak mudah didekati, bagaimana gadis-gadis akan berani bekerja di firma hukum kita ini. Tapi pengacara He, kau berhasil menyembunyikan jati dirimu dengan baik. Biasanya kau terlihat seperti gentleman tapi hari ini kau tertangkap basah" goda Lao Yuan sambil menunjukkan dompetnya Yi Chen yang dipegangnya.
Yi Chen langsung heran kenapa dompetnya berada di tangan lao Yuan. Lao Yuan pun memberitahu kalau tadi ada seorang wanita cantik yang mengembalikan dompet ini. Lao Yuan lalu mengembalikan dompet itu ke Yi Chen lalu menyuruh Yi Chen mengaku apakah wanita itu kekasih rahasianya Yi Chen.
"Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan" sergah Yi Chen. Tapi saat dia membuka dompetnya, dia langsung tertarik untuk mengetahui siapa wanita yang datang mengembalikan dompetnya tadi?
Lao Yuan berkata bahwa wanita itu berambut pendek, matanya besar dan Mei Ting bilang nona itu adalah nona Zhao yang bekerja di majalah yang bermasalah dengan Xiao Xiao tapi sekarang wanita itu sudah pergi.
Melihat rekasi Yi Chen, Lao Yuan semakin yakin kalau Yi Chen dan wanita itu pasti ada masalah. Apalagi tadi dia melihat wanita itu menunggu di cafe dan baru berani masuk ke kantor mereka ini setelah wanita itu melihat Yi Chen pergi.
Kenapa Yi Chen sangat tertarik dengan wanita yang mengembalikan dompetnya? Karena ternyata foto masa remajanya Mo Sheng sudah tidak ada didalam dompet itu. Yi Chen teringat saat pertama kali dia bertemu Mo Sheng saat mereka masih kuliah dulu.
Yi Chen gelisah saat memikirkan kata-kata Xiao Xiao tentang kemungkinan Mo Sheng pergi lagi ke Amerika.
Beberapa hari kemudian, Mo Sheng tengah sibuk bekerja saat Xiao Hong tiba-tiba menghampirinya dengan senyum sangat lebar dan memberitahu kalau ada seseorang yang datang mencari Mo Sheng. Xiao Hong berkata orang itu sedang menunggu di ruang meeting, seorang pria yang sangat amat tampan bahkan jauh lebih tampan daripada David Morgan.
Xiao Hong tidak menyangka kalau Mo Sheng sebegitu beruntungnya bertemu dengan pria setampan itu padahal dia baru kembali dari luar negeri. Mo Sheng bingung siapa pria itu dan kenapa pria itu mencarinya.
Ia kemudian pergi ke ruang meeting dan mendapati pria itu tengah berdiri membelakanginya. Dan saat pria itu barbalik menghadapnya, Mo Sheng terlihat cukup tegang melihat Yi Chen.
"Nona Zhao" sapa Yi Chen singkat, formal dan dingin
"He... tuan He"
Sesaat mereka saling menatap dengan canggung. Mo Sheng berusaha beramah tamah dengan menawarkan minuman tapi Yi Chen menolak dan berkata kalau dia akan segera pergi setelah mengatakan segala yang perlu diutarakannya.
Yi Chen berkata bahwa dia dengar dari pegawainya kalau 3 hari yang lalu Mo Sheng datang ke kantornya dan berkata kalau Mo Sheng akan kembali lagi, tapi ternyata Mo Sheng tidak pernah datang lagi dan karena itulah sekarang dia yang datang sendiri untuk menemui Mo Sheng.
"Aku hanya datang untuk mengembalikan dompetmu. Karena sekarang kau sudah mendapatkannya, kurasa aku tidak perlu kembali kesana" ujar Mo Sheng
Yi Chen sangat kecewa mendengar ucapannya, ia semakin kecewa saat Mo Sheng menegaskan dia datang cuma untuk mengembalikan dompetnya dan bukan untuk yang lainnya. Yi Chen lalu bertanya apakah Mo Sheng tahu tentang foto yang berada dalam dompetnya? Tapi Mo Sheng menyangkalnya dan pura-pura tidak tahu.
Yi Chen tentu saja tidak percaya "Selain uang, tidak ada yang lainnya didalam dompet itu. Jadi bagaimana caranya nona Zhao bisa tahu kalau dompet itu milik saya?"
Saat Mo Sheng hanya menundukkan kepala tanpa memberinya jawaban, Yi Chen langsung menuntut Mo Sheng untuk mengembalikan foto miliknya itu. Mo Sheng menolak mengembalikannya karena foto itu adalah fotonya.
Tapi Yi Chen tetap bersikeras menuntut Mo Sheng mengembalikan fotonya, bahkan dengan dinginnya memperingatkan Mo Sheng untuk tidak berdebat dengan seorang pengacara perihal kepemilikan barang.
Mo Sheng akhirnya menyerah tapi karena foto itu tidak dia bawa ke kantor, Yi Chen menyuruh Mo Sheng untuk mengembalikan foto itu padanya besok. Saat Mo Sheng hendak protes, Yi Chen langsung menyelanya dan mengatakan bahwa sebaiknya mereka tidak usah saling berhubungan lagi.
"Kalau begitu apa yang ingin kau lakukan dengan fotoku?" tanya Mo Sheng
"Entahlah, mungkin karena aku ingin menyimpannya untuk mengingatkanku pada masa laluku yang bodoh"
Kepala editor mengadakan acara makan bersama untuk merayakan 2 hal. Pertama untuk merayakan keberhasilan peningkatan penjualan majalah mereka bulan ini dan yang kedua untuk menyambut pegawai baru mereka Mo Sheng.
Pulang kerja, Mo Sheng melihat bayangannya sendiri di kaca sebuah toko sambil merenungkan ucapan Yi Chen tadi, apakah masa lalu mereka benar-benar masa lalu yang bodoh?
Flashback 7 tahun yang lalu ...
Mo Sheng adalah mahasiswa baru jurusan kimia. Hari itu adalah hari pertamanya tiba di kampus bersama ratusan mahasiswa baru lainnya. Orang tuanya Mo Sheng sepertinya orang kaya dilihat dari mobil ayahnya yang cukup bagus.
Hubungan Mo Sheng dengan ayahnya pun sangat akrab. Ayahnya Mo Sheng sangat ingin mengantarkan Mo Sheng sampai ke asramanya. Tapi yah... khas anak remaja yang baru beranjak gede, malu lah pastinya kalau teman-temannya lihat dia diantarkan ayahnya hehe.
Jadi Mo Sheng dengan manisnya memohon pada ayahnya untuk membiarkannya menikmati kehidupan kampus dengan bebas. Mo Sheng lalu cepat-cepat mengambil kopernya dan melarikan diri dari ayahnya secepat mungkin.
Dalam perjalanan ke asramanya, Mo Sheng melihat seorang pria tampan sedang serius belajar sambil menyandarkan dirinya di sebatang pohon. Mo Sheng langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada pria itu. Bahkan dengan antusias, dia langsung mengeluarkan kamera kesayangannya untuk memotret pria tampan itu.
Klik... klik... klik! suara itulah yang membuat pria tampan itu akhirnya menyadari kehadiran Mo Sheng.
Dia langsung bangkit dan berjalan menghampiri Mo Sheng yang sama sekali tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya tapi dengan cepat dia membuat-buat alasan "Aku sedang memotret pemandangan, kenapa kau masuk kedalam fotoku?"
Pria tampan itu tidak mengatakan apapun tapi dia menjawab pertanyaan Mo Sheng dengan berlalu pergi. Mo Sheng langsung menghentikannya dan bertanya kenapa dia pergi?
"Bukankah kau sedang memotret pemandangan, aku mengembalikan pemandangan itu padamu" jawab pria tampan itu
Dia lalu pergi meninggalkan Mo Sheng tapi Mo Sheng langsung mengejarnya dan mengaku kalau dia memang memotretnya secara diam-diam. Pria itu heran untuk apa Mo Sheng mengikutinya? Mo Sheng ternyata mengikuti pria itu untuk meminta pria itu memberitahukan nama dan fakultasnya agar dia bisa memberikan fotonya nanti.
Saat pria itu menolak memberitahukan identitasnya, Mo Sheng langsung mengancam kalau dia akan mencetak foto itu dan membawanya keliling kampus untuk menanyakan identitas pria itu. Pria itu akhirnya menyerah dan memberitahukan identitasnya pada Mo Sheng.
"He Yi Chen. Mahasiswa jurusan hukum tahun kedua" jawab Yi Chen, ia lalu cepat-cepat berlalu pergi.
Setelah puas mengetahui identitas Yi Chen, Mo Sheng akhirnya sampai di asramanya. Dia memperkenalkan dirinya pada teman-teman sekamarnya dan memberitahu mereka bahwa walaupun dia kuliah jurusan kimia tapi hobi favoritnya adalah fotografi dan cita-citanya adalah jadi fotografer profesional.
Teman-teman sekamar Mo Sheng pun mulai memperkenalkan diri mereka masing-masing. Walaupun 2 teman sekamarnya berbeda jurusan, tapi ada satu teman sekamarnya yang satu jurusan kimia dengannya, dia adalah Lin Xiao Mei (nantinya jadi Xiao Xiao).
Mereka semua lalu berkumpul untuk berfoto bersama.
Xiao Xiao lalu pergi menemani Mo Sheng mencetak foto-fotonya. Melihat foto-foto itu, Xiao Xiao sangat berharap bisa menunjukkan foto-foto itu pada neneknya. Mo Sheng menyarankan agar Xiao Xiao membawa neneknya kemari saja mumpung sebentar lagi akan ada liburan nasional, tapi sayangnya Xiao Xiao tidak bisa melakukan itu karena kampung halamannya sangat jauh ditambah lagi keadaan ekonomi keluarga mereka yang tidak terlalu baik.
Mo Sheng pun akhirnya berinisiatif memberikan semua foto-foto miliknya pada Xiao Xiao dan menyuruh Xiao Xiao untuk mengirimkan semua foto itu pada neneknya. Tapi ada satu foto yang tidak boleh Xiao Xiao ambil... fotonya Yi Chen pastinya hehe.
Suatu hari, Mo Sheng membuntuti Yi Chen. Setelah beberapa saat, Yi Chen akhirnya berhenti dan berbalik. Yi Chen tidak ingat siapa Mo Sheng jadi dia memanggil Mo Sheng 'rekan mahasiswa' dan bertanya sampai kapan dia akan terus membuntutinya?
Mo Sheng dengan senyum lebar berkata kalau dia akan terus membuntuti Yi Chen sampai Yi Chen menyadari kehadirannya. Tapi dia langsung protes saat menyadari kalau Yi Chen tidak ingat padanya, padahal mahasiswa hukum kan seharusnya punya ingatan yang bagus?
"Ingatan manusia itu ada batasnya jadi tidak perlu mengingat hal yang tidak penting" jawab Yi Chen tajam
Tapi sedingin apapun ucapan Yi Chen, Mo Sheng sama sekali tidak peduli. Mo Sheng berkata kalau dia ingin menyerahkan fotonya Yi Chen, ia lalu menunjukkan hasil cetak fotonya sembari memuji dirinya sendiri yang memotret gambar Yi Chen dengan sangat bagus.
Yi Chen mengambil foto itu, mengamatinya sejenak lalu menyelipkannya di salah satu bukunya sambil berterima kasih pada Mo Sheng. Setelah itu, Yi Chen langsung berlalu pergi.
Tapi Mo Sheng kembali mengejarnya untuk menuntut Yi Chen mengembalikan foto itu padanya, alasannya adalah karena dialah yang mengambil foto itu jadi foto itu adalah miliknya.
Tapi Yi Chen menolak tuntutannya, karena... "Apa kau yakin kau ingin berdebat masalah hak kepemilikan foto dengan mahasiswa hukum?"
Mo Sheng akhirnya terdiam kalah tapi bagaimanapun juga dia tetap menuntut Yi Chen untuk setidaknya mentraktirnya makan karena mencetak foto itu memerlukan biaya.
Beberapa hari kemudian, mereka bertemu lagi di kantin kampus. Mo Sheng pun dengan antusias duduk di mejanya Yi Chen dan mengingatkan Yi Chen kalau Yi Chen punya hutang traktiran daging iga asam manis padanya.
Awalnya, Mo Sheng memanggil Yi Chen dengan sebutan 'mahasiswa He' tapi karena Yi Chen protes, Mo Sheng mulai mempertimbangkan panggilan lainnya. Dia berniat memanggilnya He Yi Chen tapi rasanya panggilan itu terlalu formal, maka dia pun langsung memutuskan untuk memanggilnya 'Yi Chen'.
Yi Chen tidak setuju dengan panggilan itu karena hubungan mereka tidak cukup dekat. Saat Yi Chen masih saja menyebutnya 'rekan mahasiswa', Mo Sheng langsung memberitahu Yi Chen tentang namanya beserta arti dan asal usul namanya. Tapi ternyata tidak perlu diberitahupun, Yi Chen sudah tahu namanya Mo Sheng. Tapi dari mana Yi Chen tahu namanya? tanya Mo Sheng
"Kau menulisnya di belakang foto" jawab Yi Chen
Yi Chen bertanya apakah Mo Sheng akan berhenti membuntutinya jika dia mentraktir Mo Sheng makan siang hari ini? Mo Sheng langsung menyangkalnya, dia datang ke kantin ini bukan untuk membuntuti Yi Chen tapi karena dia mencium aroma daging iga asam manis.
Tapi Yi Chen sama sekali tidak mempercayainya "Jadi maksudmu, kau membuntuti aroma daging hari ini? Lalu kemarin aroma ikan goreng?"
Mo Sheng mengiyakannya dengan canggung sembari memuji kepintaran Yi Chen. Yi Chen berterima kasih atas pujiannya tapi kemudian dia mengingatkan Mo Sheng bahwa kemarin hari rabu, kantin tidak menyediakan ikan goreng. Haha!... Mo Sheng langsung tertegun kebohongannya langsung ketahuan, sampai dia tidak bisa berkata-kata. Yi Chen pun langsung beranjak pergi. Tapi bagaimanapun juga, Mo Sheng tetap bahagia rencananya telah berhasil, Yi Chen akhirnya ingat namanya.
Suatu hari, Mo Sheng pergi gedung fakultasnya Yi Chen untuk menyalin jadwal kuliahnya Yi Chen. Saat Yi Chen melihat apa yang sedang Mo Sheng lakukan, dia langsung bertanya dengan kesal kenapa Mo Sheng terus menerus membuntutinya?
Mo Sheng pun menjawab "He Yi Chen. Kau itu bodoh atau aku yang bodoh? Tapi kau sangat pintar jadi pasti akulah yang bodoh. Bagaimana bisa aku gagal, aku sudah mengejarmu cukup lama tapi masa' kau masih tidak tahu apa mauku?"
Hehe... Yi Chen langsung speechless selama beberapa saat sebelum akhirnya menjawab dengan agak tergagap kalau dia masih belum ingin pacaran selama masih kuliah.
Tapi Mo Sheng dengan keras kepala berkata "Kalau begitu aku akan menjadi yang pertama. Setelah kau lulus nanti, aku akan menjadi prioritas pertamamu kan?"
Suatu hari, Mo Sheng sedang mencari buku di perpustakaan fakultas hukum. Saat Yi Chen melihatnya, tiba-tiba saja ia langsung berhenti untuk memandangi Mo Sheng. Tapi kali ini Mo Sheng bersumpah bahwa dia tidak membuntuti Yi Chen, dia hanya sedang mencari buku hukum karena dia mengambil mata kuliah hukum.
Yi Chen lalu mengambil sebuah buku lain untuk Mo Sheng, Yi Chen berkata buku itu lebih muda dipelajari lalu memberikannya pada Mo Sheng yang tentu saja sangat tersentuh dengan perhatian Yi Chen yang tidak biasa itu.
Keesokan harinya, hujan turun dengan lebat tapi Mo Sheng dengan setia menunggu Yi Chen sampai mereka bertemu. Untuk apa? untuk memberikan sepaket yogurt untuk Yi Chen sebagai ungkapan terima kasih atas buku rekomendasinya kemarin. Tapi Yi Chen menolaknya dan menyuruh Mo Sheng untuk tidak menghabiskan waktu untuknya.
Walaupun tadi dia bersikap sangat dingin pada Mo Sheng tapi sesampainya di kamar asramanya, Yi Chen malah menghabiskan waktunya untuk melihat foto yang Mo Sheng ambil dan nama Mo Sheng yang tertera di belakang foto.
Mo Sheng kembali ke kamar asramanya dengan lesu. Teman-temannya dengan antusias memberitahu Mo Sheng tentang mahasiswi jurusan kimia yang mengejar Yi Chen dan bertanya apakah Mo Sheng tahu siapa gadis itu?
Mo Sheng mengaku gadis itu adalah dirinya tapi dia juga mengaku kalau dia sudah ditolak. Karena dia sudah ditolak, Mo Sheng pun langsung menawarkan yogurt yang tadinya ditolak Mo Sheng pada teman-teman sekamarnya. Xiao Xiao dan yang lainnya pun berusaha menghibur Mo Sheng.
Klub debat di kampus membuka pendaftaran untuk mahasiswa baru. Mo Sheng dan temannya juga ikut mendaftarkan diri. Hmm... mungkin karena Yi Chen adalah salah satu anggota klub debat itu.
1 Comments
Mbak ima..bisakah invite aku di blog lama nya mbak ima?pgn baca sinopsis my sunshine..makasih mbak ima
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam