Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 7 - 3
Tepat saat itu juga, Xi Feng datang membawakan kabar dari rumah sakit istana tentang penemuan jenis racun yang membunuh para korban dan informasi dari Xi Feng itu sama persis dengan informasinya Yun Xi.
"Tuh, kan? Kau percaya padaku kan sekarang?"
"Mungkin kau mengkhianati rekanmu untuk melindungi dirimu sendiri."
"Bagaimana kalau aku bisa menemukan orang yang menjebakmu? Hari ini aku berpapasan dengan seorang wanita muda di jalan, dia membawa seruk beracun ini."
Flashback.
Demi mencari wanita itu, Yun Xi menyamar jadi pria agar dia bisa masuk ke rumah bordl itu. Kebetulan pelayan pertama yang diajaknya bicara adalah pelayan pribadinya Yu Zhe, Yun Xi pun bos rumah boidr itu bahwa dia menginginkan Yu Zhe. Dia bahkan menawarkan batangan emas sebagai bayaran.
Bos jelas tertarik dengan emas itu. Tapi pada akhirnya, Bos bersikeras menolaknya karena Yu Zhe adalah wanita penghibur paling terkenal di tempat ini, jadi dia hanya melayani para pejabat tinggi yang akrab dengannya.
Flashback end.
Mendengar itu, Xi Feng ingin sekali menangkap Yu Zhe. Tapi Fei Ye tidak setuju, serbuk racun itu saja tidak akan bisa menjadi bukti bahwa dialah pelakunya. Waktu mereka bertarung waktu itu, Fei Ye sempat melukai bahu Yu Zhe. Mungkin sekarang bekasnya masih ada.
"Ayo kita selidiki!" Usul Yun Xi
Xi Feng tidak setuju. Ada banyak orang di rumah bordl itu pada malam hari, akan sulit bagi mereka untuk bertindak. Lagipula, tidaka baik bagi seorang Pangeran Qin untuk masuk ke tempat semacam itu.
"Tapi kita harus memikirkan sesuatu!"
Xi Feng jadi heran. "Putri, kenapa anda sangat terburu-buru?"
"Karena dia mencurigaiku. Dia hanya akan mempercayaiku jika aku membuktikan dia tidak bersalah."
"Apa masalahnya Pangeran percaya atau tidak?"
"Kami kan suami istri!"
"Cukup kalian berdua! Xi Feng, cari tahu siapa pejabat yang sering datang ke tempat itu." Perintah Fei Ye.
Keesokan harinya, Yun Xi diberitahu Zhao Momo bahwa Fei Ye sedang keluar untuk menyambut Tuan Muda Tang Li. Yun Xi manggut-manggut saja walaupun sebenarnya dia tidak tahu siapa itu Tang Li.
Begitu keluar dari gerbang rumahnya, Fei Ye mendadak diserang oleh seseorang. Sesaat mereka saling adu kekuatan tenaga dalam sebelum akhirnya Fei Ye dengan mudahnya menghancurkan benda itu.
"Lumayan, kemampuanmu meningkat." Puji Fei Ye pada si penyerangnya yang ternyata Tang Li, adik seperguruannya, yang sifatnya tampak agak kekanakan.
"Iya lah, aku kan latihan tiap hari." Ujar Tang Li bangga.
"Akan kuuji ilmu pengetahuanmu nanti."
"Hah? Jangan dong! Aku kan baru sampai!"
Di tempat lain, seorang wanita muda bernama Ning Jing, sedang mencambuki sebuah balok kayu dengan kesal. Lucunya, balok kayu itu ada ukiran nama Tang Li. Sepertinya dia sedang kesal banget sama Tang Li.
Ning Jing ini putri gurunya Fei Ye dan Tang Li di Akademi Yun Kong. Dari percakapan ayah dan anak itu, ternyata dia marah pada Tang Li karena Tang Li melarikan diri dari pernikahan mereka.
Demi menenangkan putrinya, Guru berjanji akan mengirim orang untuk menangkap Tang Li agar Tang Li memberinya penjelasan. Tapi Ning Jing menolak, dia tahu kok apa alasan Tang Li melarikan diri. Itu karena dia selalu menindas dan mempermalukan Tang Li.
"Kalau kau tahu itu, lalu kenapa kau masih menindasnya?"
"Itu karena... aku sudah menindasnya sejak kami masih kecil. Kupikir dia sudah terbiasa. Tak kusangka ternyata sekarang dia sangat berani sampai melarikan diri dari pernikahan kami."
"Nak, tidak ada gunanya marah-marah pada saat seperti ini. Kenapa kau tidak mencoba mencari cara lain atau mengubah sifatmu. Mungkin segalanya akan berubah menjadi lebih baik."
Salah seorang teman seperguruannya Ning Jing memberitahunya bahwa Tang Li benar-benar melarikan diri kali ini. Dia bahkan tidak bisa ditemukan di seluruh Akademi Yun Kong. Ayah bisa menduga dengan tepat kalau Tang Li pasti berada di kediaman Pangeran Qin saat ini.
"Kalau begitu, dia pasti pergi menemui Kak Fei Ye. Ayah benar, aku harus berubah lebih lembut terhadapnya. Aku harus membawanya kembali!" Geram Ning Jing.
Pelayannya Qing Ge terburu-buru memberitahu Qing Ge sebuah kabar buruk, Kaisar sakit. Ibu Suri dan para selir sudah bergegas ke sana.
Maka Qing Ge pun bergegas ke sana juga dan melihat Kaisar masih pingsan dan wajahnya penuh bintik merah. Qing Ge pun berusaha menghibur Ibu Suri agar beliau tidak cemas.
Tabib Han yang memeriksa Kaisar, tampak agak ragu saat dia melihat kedatangan Qing Ge. Tapi kemudian dia memberitahu Ibu Suri bahwa Kaisar terkena cacar.
Qing Ge sekali lagi berusaha meyakinkan Ibu Suri untuk tidak cemas. Tabib Han pasti bisa menyembuhkan Kaisar. Tapi Tabib Han mengklaim kalau dia hanya bisa melakukan yang terbaik, dan selebihnya dia serahkan pada takdir.
Ibu Suri sontak marah-marah mengomeli Tabib Han, bahkan mengancam akan membunuh seluruh keluarga Tabib Han kalau dia gagal menyembuhkan Kaisar. Tapi Qing Ge tampak tenang-tenang saja, malah sibuk sendiri menilai situasi.
Tabib Han meyakinkan Ibu Suri bahwa dia pasti akan melakukan yang terbaik untuk Kaisar. Tapi kondisi Kaisar sangat kritis, makanya dia harus memberitahu Ibu Suri tentang kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi.
Karena penyakit ini menular, maka Tabib Han menyarankan Ibu Suri dan yang lain untuk dikarantina. Tapi Ibu Suri ngotot tidak mau meninggalkan putranya itu pada para pelayan.
Ia lalu tanya pada para selir, siapa di antara mereka yang bersedia menemani Kaisar. Tapi para selir, termasuk Selir Xiao langsung mundur serentak. Hanya Qing Ge satu-satunya yang tanpa ragu menyatakan bersedia menemani Kaisar.
Ibu Suri senang mendengarnya dan berjanji akan memberikan imbalan yang sangat besar untuk Qing Ge setelah Kaisar sembuh nantinya.
"Saya tidak butuh imbalan apapun, saya hanya berharap Paduka sembuh. Kaisar adalah langit bagi saya. Jika langit saya runtuh, maka tak ada alasan bagi saya untuk hidup." Qing Ge bahkan langsung mendekat dan menggenggam tangan Kaisar tanpa takut ketularan.
Mendengar itu, Ibu Suri sontak mengomeli para selir lain, apalagi Selir Xiao. Bagaimana bisa dia bersikap seperti ini, inikah balasan Selir Xiaoaa atas kebaikan Kaisar padanya selama ini? Sungguh mengecewakan.
Ia memperingatkan semua orang untuk merahasiakan kondisi Kaisar ini. Siapapun yang berani melanggar, maka seluruh keluarganya akan dibunuh.
Tabib Han lalu memberi instruksi pada para pelayan dan kasim, termasuk Pelayannya Qing Ge, tentang apa-apa saja yang harus mereka lakukan agar mereka tidak ketularan cacar.
Ia memperingatkan mereka untuk sangat berhati-hati karena jika mereka ketularan, maka akibatnya akan sangat mengerikan.
Ucapan Tabib Han itu, jelas membuat Pelayannya Qing Ge mencemaskan keselamatan Qing Ge. Tapi yang tak disangkanya, Qing Ge malah tersenyum licik. Apa dia tidak menyadari ada yang aneh?
Jika memang Kaisar kena cacar, lalu kenapa tidak ada gejala apapun sebelumnya? Sikap Ibu Suri juga sangat aneh. Walaupun beliau marah, tapi beliau tidak kelihatan sedih.
Anak yang paling bisa diandalkannya sedang sekarat, Putra Mahkota tidak becus, sementara Pangeran Qin bisa jadi ancaman. Dalam kondisi seperti ini, seharusnya Ibu Suri panik.
Dan lagi, orang-orang terdekat Kaisar tidak ada satupun yang terinfeksi dan hanya Kaisar seorang yang kena cacar. Bukankah itu sangat mencurigakan?
Bersambung ke episode 8
1 Comments
Mkasih kak...dah d lanjutt
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam