Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 7 - 1
Kain penutup mayat itu mendadak tersingkap saat Yun Xi hendak mendekatinya. Ternyata ada Tabib Istana Gu Bei Yue di sana. Saat Yun Xi membuka mata, dia melihat ada burung terbang. Tabib Gu meminta maaf karena sudah mengageti Yun Xi dan si burung barusan itu peliharaannya.
"Gu Bei Yue? Kukira rumah sakit istana belum mengetahui jenis racunnya. Kenapa anda masih di sini?"
"Aku memang kurang kompeten, tapi aku masih ingin terus berusaha untuk menemukan beberapa petunjuk di sini. Makanya aku tetap tinggal, aku tidak bermaksud menakuti-nakutimu. Aku meminta maaf."
"Lalu apa yang anda temukan?"
Tabib Gu mengaku bahwa walaupun dia memiliki ilmu medis, tapi pengetahuannya terhadap racun sangat sedikit. Dia merasa racun ini sangat aneh, buktinya ahli racun terbaik saja sampai tidak mengetahuinya.
"Anda terlalu merendah, Tabib Gu. Semua orang tahu kalau anda adalah tabib istana yang termuda dan terhebat di rumah sakit istana. Buku medis 'Medis Klasik' yang anda tulis, sangat berguna bagi banyak orang."
Tabib Gu heran mendengar Yun Xi mengenalnya. Yun Xi menyangkal, dia hanya pernah dengar nama Tabib Gu kok. Lalu untuk apa Yun Xi datang kemari?
Yun Xi mengklaim kalau dia dikirim Tabib Han kemari, tapi dia tidak memberitahu kalau dia putrinya Tabib Han. Tadi pagi, Tabib Han datang menemuinya dan bilang padanya bahwa tidak ada perkembangan dalam kasus ini dan mereka tidak bisa mengetahui jenis racunnya. Makanya Tabib Han mengirimnya kemari.
Tabib Han mempercayainya begitu saja dan menduga kalau Yun Xi pastilah ahli racun yang sangat hebat hingga Tabib Han merekomendasikannya.
"Aku cuma bisa sedikit kok."
"Nona, jangan terlalu merendah. Racun jika digunakan dengan cara yang benar, juga bisa digunakan untuk mengobati pasien."
Yun Xi tentu saja senang mendengar pemikirannya. Selama ini orang-orang di sekitarnya selalu mengira dia cuma main-main saja dan berpikir kalau mempelajari racun itu tidak berguna.
Yun Xi senang dengan pemikiran Tabib Gu yang sangat terbuka. Kalau begitu, dia akan membantu Tabib Gu memeriksa mayat-mayat ini.
Maka mulailah mereka bekerja memeriksa mayat-mayat itu. Awalnya Yun Xi juga tidak menemukan apapun. Tapi saat dia memperhatikan bagian leher salah satu mayat, dia menemukan ada seekor nyamuk mati yang masih tertempel di leher korban.
Yun Xi mengambil nyamuk itu dan menyadari kalau itu adalah nyamuk beracun. Tabib Gu sungguh kagum padanya, lalu apa dia bisa mengidentifikasi jenis racunnya?
Yun Xi mengendus-endus bau di sekitar sana dan menyadari ada bau aneh. Saat itulah Tabib Gu juga baru sadar ada bau kayu cendana. Tapi Yun Xi yakin ada bau lain selain bau cendana. Karena jika hanya bau kayu cendana, maka baunya tidak mungkin tahan lama.
Diam-diam Yun Xi menggunakan gelang ajaibnya dan masuk ke dunia lain hingga dia menemukan sebuah dokumen yang diperlukannya.
Lalu pada Tabib Gu dia mengklaim bahwa dia pernah membaca di sebuah kitab kuno yang menyebutkan bahwa ada sejenis nyamuk beracun yang bernama Nyamuk Laba-Laba.
Jika nyamuk itu mencium bau tertentu, maka nyamuk akan haus darah dan mengamuk. Para korban ini pasti pernah memakan atau menggunakan sesuatu yang berbau sehingga mengundang nyamuk-nyamuk itu untuk menggigit mereka dan pada akhirnya mereka mati karena racun nyamuk itu.
"Sungguh cara yang sangat kejam." Desah Tabib Gu. Tapi ngomong-ngomong, kitab kuno apa yang pernah Yun Xi baca itu? Dia juga ingin mempelajarinya.
Pfft! Bingung harus jawab apa, Yun Xi beralasan kalau dia sudah lupa judul kitabnya lalu bergegas pamit dengan alasan mau melapor.
Qi Shao menemui Yu Zhe untuk memberikannya sebotol serbuk nyamuk. Berbeda dengan Putra Mahkota yang dengan bodohnya senang karena jabatan Fei Ye dicopot, Qi Shao justru gelisah.
Sekarang Fei Ye jadi punya banyak waktu untuk melakukan penyelidikan. Karena itulah, Qi Shao melarang Yu Zhe untuk keluar untuk sementara waktu. Dia akan menghubungi Yu Zhe begitu keadaan aman nantinya.
Yu Zhe cemas karena Kaisar juga memerintahkan para tabib istana untuk memeriksa para korban. Haruskah dia menyingkirkan para tabib itu?
"Kau pikir para orang bodoh dari rumah sakit istana itu bisa menemukan petunjuk apapun? Sekarang ini kita hanya perlu menunggu waktu. Jika kita bertindak tanpa rencana, maka itu bisa membuat musuh bersiaga. Kita hanya akan membuat Long Fei Ye curiga." Ujar Qi Shao lalu pergi, tapi dia lupa membawa kipasnya.
Yun Xi berjalan di pasar sambil melamun memikirkan pembunuhan ini dan menyimpulkan kalau pembunuhnya pastilah ahli racun.
Di tengah jalan, dia melihat beberapa pengemis berjejer. Dengan senang hati dia membagi-bagikan uangnya satu per satu pada para pengemis itu. Tapi saat dia mencapai pengemis terakhir, uangnya malah habis.
Tapi tiba-tiba seseorang menyelipkan uang ke tangannya dan orang itu ternyata Qi Shao. Yun Xi berterima kasih padanya, dia janji akan mengembalikan uangnya Qi Shao kapan-kapan.
"Memangnya cuma kau yang boleh bersedekah?"
"Terima kasih."
"Kenapa kau bilang terima kasih terus? Jangan bilang terima kasih lagi. Sudah berapa kali kau bilang terima kasih padaku. Kau harus menunjukkan ketulusanmu."
"Kalau begitu, akan kutraktir kau lain kali."
"Tidak bisa. Ini bukan pertama kalinya kau bilang begitu."
"Bagaimana aku tahu kalau kita akan bertemu lagi secepat ini?"
"Itu karena kita ditakdirkan bertemu lagi."
"Baiklah, baiklah. Kau mau apa?"
"Apa-apaan? Kok kedengarannya seperti aku sedang memaksamu? Sakit tahu." Goda Qi Shao sambil pasang wajah mewek lebay.
Yun Xi sampai jijik melihat ekspresinya. Baiklah, Qi Shao mengalah. Traktir saja dia makan sekarang. Tapi... Yun Xi malah mengaku kalau dia sedang tidak punya uang.
Yah sudah. Kalau begitu, Qi Shao saja yang akan mentraktirnya makan. Tapi Yun Xi tetap saja ragu, dia sedang sangat sibuk sekarang ini. Kapan-kapan saja setelah pekerjaannya selesai. Dia janji akan mengunjungi Qi Shao untuk berterima kasih padanya.
Tapi Qi Shao tidak terima penolakannya. Siapa yang berani jamin kalau Yun Xi akan benar-benar datang nanti? Baiklah kalau begitu, Yun Xi mengalah dan jadilah mereka makan mie di sebuah warung langganannya Yun Xi.
Sayangnya mereka tidak sadar kalau mereka sedang diawasi oleh Yu Zhe yang tampak sangat cemburu dengan kedekatan mereka.
Begitu sampai rumah, Fei Ye langsung mencari Yun Xi ke kamarnya, tapi malah mendapati tonjolan di balik selimut di kasurnya Yun Xi dan tampak jelas yang sedang tidur itu bukan orang.
Yun Xi memberitahu Qi Shao bahwa ini adalah tempat makan rahasianya setiap kali dia merasa suntuk. Setelah makan mie hangat di sini, dia pasti akan merasa lebih baik.
"Kalau bukan karena kau adalah penyelamatku, aku tidak akan membawamu kemari."
Tapi sebelum makan, Yun Xi mengklaim bahwa ada cara khusus untuk menikmati mienya. Yaitu diseruput tanpa jeda. Memangnya apa yang akan terjadi kalau mie-nya sampai putus? Tanya Qi Shao.
"Kau akan berumur pendek."
"Sungguh?"
Jadilah dia mempercayai omongan Yun Xi dan mencoba menyeruput mie-nya sesuai saran Yun Xi. Tapi dia tidak konsen ke makanannya, malah sibuk memandangi Yun Xi sampai dia tidak sadar saat mienya putus dan akhirnya keselek. Yun Xi sontak ketawa melihatnya. Mereka bercanda tawa dengan gembira tanpa menyadari Yu Zhe yang memperhatikan mereka dari kejauhan.
Sementara Yun Xi bersenang-senang di luar, dia tidak tahu kalau Fei Ye sudah sudah mendapatkan lukisan dirinya yang didapatkannya dari kamar Yun Xi.
Xi Feng menduga kalau Yun Xi pasti sedang mencari tanda lahir Suku Angin di tbuh Fei Ye. Sekarang Fei Ye mengerti kenapa pada malam pernikahan mereka, Yun Xi begitu ngotot untuk mengakupunturnya. Dan juga saat Yun Xi ngotot ingin mencucikan kakinya.
Bersambung ke part 2
3 Comments
Lanjut y kak....suka. suka.
ReplyDeleteSuka..suka. banget. Ma crita ny
ReplyDeleteMkasiih
Lanjutt kak...
ReplyDeleteCrita nya bagus..
Dan gak ada unsur dewasa nya yg serius..semua normal.
Semangat kak..lanjutin
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam