Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 3 - 2

 Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 3 - 2

Hari pertama Xiao Tan bekerja jadi pelayan di kediaman Pangeran ke-8, dia berbari bersama para pelayan lainnya sambil mendengarkan ocehan Kepala Pelayan tentang berbagai aturan di kediaman ini.


Pertama, mereka tidak boleh berisik dan bergosip. Kedua, setiap sudut ruangan harus dibersihkan sebersih-bersihnya, tidak boleh ada noda sedikitpun. Keempat... (Kapan ketiganya?)

"Ketiga," koreksi Xiao Tan

"Keempat!" Kepala Pelayan ngotot.

"Ketiga!"

"Aku bilang keempat yah keempat!" Sentak Kepala Pelayan, tapi ujung-ujungnya dia meralat dirinya sendiri juga. "Ketiga... ingat baik-baik, setiap kali kalian bertemu aku, panggil aku Kepala Pelayan Zhong."


Lian Cheng baru kembali saat itu, Xiao Tan kaget melihat wajahnya. Mengira dia Lian Cheng yang dikenalnya di dunia modern, Xiao Tan langsung saja teriak-teriak memanggilnya. Kontan suasana ribut bukan main dan para pelayan sontak berusaha menghalangi Xiao Tan.

"Kau itu cuma pelayan! Kau tidak boleh menyebut nama lengkap Pangeran!"

"Aku kenal dia!"

"Kita semua juga kenal Pangeran!"

"Dia pacarku!" (Pfft! Sejak kapan?)

"Apa itu pacar?!"


Malam harinya, Xiao Tan dihukum menyapu bersama Jing Xin. Tapi dia benar-benar kesal dengan situasi ini dan langsung menghentikan pekerjaannya untuk merenung.

Melihat itu, Jing Xin langsung duduk di sampingnya sambil menasehatinya untuk tidak bersikap sembrono lagi, tempat ini bukan rumahnya. Syukur-syukur dia cuma dihukum menyapu, tapi kalau Xiao Tan membuat Kepala Pelayan Zhong marah, maka mungkin dia akan dihukum cambuk.

"Jing Xin, apakah orang yang kita lihat siang tadi itu benar-benar Pangeran ke-8?"

"Tentu saja. Tidak mungkin kan dia peniru."

"Aneh sekali. Masa aku salah orang? Tidak mungkin, tidak mungkin ada seseorang yang begitu mirip di dunia ini. Pangeran ke-8 itu sangat mirip dengan Mo Lian Cheng. Tidak, aku yakin kalau Mo Lian Cheng juga datang ke Dong Yue dan menjadi Pangeran ke-8. Aku harus tanya dia langsung!"

Jing Xin yang sedari tadi ketakutan, sontak menghalanginya dan mengingatkannya untuk tidak sembarangan menyebut nama lengkap Pangeran ke-8 lagi atau dia akan dihukum lagi.

"Aku tidak peduli. Mo Lian Cheng! Mo Lian Cheng! Mo Lian Cheng! Kalau bukan karena si pria si*lan itu, aku tidak akan dikejar-kejar dua orang aneh itu dan jatuh dari tebing lalu datang ke Dong Yue si*lan ini! Sekarang aku malah turun derajat jadi pelayan, semua ini karena dia! Aku harus mencarinya agar aku bisa menemukan jalan pulang."


Jing Xin prihatin mendengarnya. "Nona, jangan khawatir. Tangan Nona ini hanya untuk memainkan kecapi, menulis puisi, dan melukis. Jadi, Nona tidak boleh melakukan pekerjaan kotor dan kasar. Mulai sekarang, biarkan aku saja yang menyajikan teh, memotong kayu, dan menyapu lantai untukmu."

"Sebanyak itu yang harus dikerjakan? Sungguh zui (sulit dipercaya)."

"Nona, Nona itu seorang nona. Bagaimana bisa Nona mabuk (zui)?"

"Jangan khawatir. Aku tidak akan mabuk! Jing Xin, terima kasih yah karena kau sudah membantukun dan menjagaku selama ini. Aku bersyukur kau menemaniku di tanah asing ini. Kukasih tahu kau, aku ini sebenarnya sangat kuat. Aku tidak keberatan melakukan pekerjaan kasar. Mulai sekarang, mari kita saling menjaga satu sama lain. Mulai sekarang, kau adalah teman baikku. Dan juga, berhentilah memanggilku Nona Muda Kedua. Panggil saja aku Xiao Tan."

"Hmm, Xiao Tan."


Lian Cheng modern mendatangi rumah Kakek Liu. Ia tahu ada yang datang, tapi tetap saja ia cuek merem sambil ngemil.

"Kau tahu aku datang, tapi kenapa kau tidak mengatakan apapun?"

"Kenapa juga aku harus membiarkan anak kunyuk menggangguku?"

"Aku datang mencari... seorang tua bangka yang bernama Liu Qian Shui. Dia berasal dari Negeri Jiwa Mistis. Dia datang ke Dong Yue untuk menemukan pemilik Mutiara Penekan Jiwa. Dan juga, dia memiliki sebuah instrument keramat bernama Seruling Penukar Jiwa."

Ucapan Lian Cheng itu kontan membuat Kakek Liu bangkit dengan kaget, dari mana Lian Cheng bisa tahu segala sesuatu tentang dirinya itu? Dia siapa? Dari mana dia berasal? Kenapa pakaiannya aneh banget? Apa jangan-jangan dia juga tahu siapa pemilik Mutiara Penekan Jiwa?


"Kalau kau ingin tahu, bantu aku. Bantu aku menemukan cara untuk mengubah wajahku," ujar Lian Cheng.

"Mengubah wajah itu tidak semudah itu."

"Kalau begitu, aku pergi saja."

Eh, tunggu dulu! Kakek Liu mendadak berubah pikiran, cuma mengubah wajah kan? Tidak masalah. Tapi bukan cuma itu yang Lian Cheng inginkan, dia juga ingin tahu situasi politik terkini di negeri ini.

Kalau soal itu, mending Lian Cheng tebak sendiri saja. Kakek Liu sendiri cuma tahu sedikit. Ada kabar kalau Selir Dugu menggunakan sihir untuk memikat Kaisar. Dan kabarnya, belakangan ini kondisi kesehatan Paduka semakin memburuk.


Informasi itu membuat Lian Cheng berpikir kalau Dong Yue sepertinya dalam bahaya besar dan nyawa Ayahanda-nya mungkin juga dalam bahaya. Kalau begini, dia tidak bisa meninggalkan segalanya begitu saja.

Satu-satunya yang bisa dia lakukan sekarang adalah menyembunyikan identitasnya dan membuat rencana dengan hati-hati.

"Aku harus melindungi Tan Er sekaligus menyingkirkan ancaman di Dong Yue. Kemunculanku menyebabkan banyak perubahan di Dong Yue, jadi aku punya kesempatan untuk mengubah situasi politik dan menyelamatkan Kakak Yi Huai dari kematian tragisnya." Batin Lian Cheng.


"Anak muda, apa yang kau pikirkan? Apa kau berubah pikiran?"

"Tentu saja tidak."

Kakek Liu mendadak menawari Lian Cheng untuk tinggal bersamanya. Dia beralasan kalau Lian Cheng bisa hidup tenang di sini, tempat ini juga indah, Lian Cheng pasti tidak akan bosan tinggal di sini.

Tapi jelas tujuan utamanya supaya Lian Cheng mau memberinya lebih banyak informasi tentang pemilik Mutiara Penekan Jiwa ini. Bagaimana?

"Oke!" Kata Lian Cheng sambil membuat tanda O. (Iih, kok mirip Kade sih? Masa iya Lian Cheng niru Kade? Wkwkwk)

"Apa itu artinya?"

"Errr, maksudnya baiklah."

Kakek Liu senang. Ia janji akan segera mencari cara untuk mengubah penampilan Lian Cheng. Tapi ingat yah, Lian Cheng harus memenuhi janjinya dan memberitahunya tentang identitas si pemilik Mutiara Penekan Jiwa.


Setelah Kakek Liu masuk rumah, Lian Cheng menatap bulan dengan sedih. "Aku penasaran apakah Tan Er baik-baik saja di sana? Aku harus menolongnya secepat mungkin. Aku juga harus menolong Kakak Yi Huai. Situasi di Dong Yue berubah drastis, dia pasti sangat emosional. Aku tidak boleh membiarkannya melakukan hal bodoh lagi." (Hmm, adegan ini juga mirip banget sama Kade yang suka mandang rembulan)


Xiao Tan masuk ke ruang kerja Lian Cheng sambil bawa kemoceng. Kepala Pelayan Zhong mendadak muncul dan langsung memperingatkan Xiao Tan untuk membersihkan tempat ini secepat mungkin karena Pangeran akan datang dalam waktu satu jam.

"Baik, Kepala Pelayan Zhou."

"Kepala Pelayan ZHONG!"


Baru dibicarakan, Lian Cheng kuno mendadak muncul saat Xiao Tan sedang membersihkan mejanya. Dia langsung membaca dokumennya tanpa sedikitpun melirik Xiao Tan.

Tapi Xiao Tan senang banget melihatnya, mengira dia Lian Cheng yang dia kenal dan santai saja nyerocos memanggil namanya langsung. Sungguh tak disangka kalau Lian Cheng juga datang ke tempat ini.

Lian Cheng kuno menatapnya dengan aneh. Dia ingat kalau wanita ini adalah wanita gila yang cukup menarik yang ditemuinya waktu itu. Tak disangka kalau wanita ini akan berada di rumahnya, tapi dia lancang dan tidak sopan sekali.

Dia memutuskan acuh, tapi Xiao Tan malah tambah getol memegang tangannya sambil berusaha mengingatkan Lian Cheng tentang dirinya. "Aku Qu Xiao Tan."

BRAK! Lian Cheng membanting bukunya dengan kesal. "Kau itu cuma pelayan. Berani sekali kau memanggil nama lengkapku?! Apa kau tidak takut aku hukum?!"

Xiao Tan jelas bingung mendengarnya. Belum sempat mengatakan apapun, Yu Huo datang untuk melapor bahwa Ibu Suri menyuruh Lian Cheng pergi ke istana menemui Ibu Suri sekarang juga.


Lian Cheng langsung beranjak pergi, Xiao Tan sontak bangkit ingin mengejarnya tapi Yu Huo sigap menghalanginya sambil memperingatkan Xiao Tan bahwa Lian Cheng bisa saja memerintahkannya untuk dipenggal setiap saat, jadi lebih baik Xao Tan jaga sikap.


Di luar, Lian Cheng penasaran dengan latar belakang si pelayan itu. Yu Huo memberitahu kalau dia adalah Qu Tan Er, putri kedua Keluarga Qu sekaligus wanita yang ngotot ingin dinikai oleh Yi Huai hingga Yi Huai melawan perintah Kaisar.

"Saya dengar kalau dia jadi gila setelah melakukan percobaan bunuh diri, bahkan kehilangan ingatannya. Dia bahkan tidak ingat dengan Pangeran Yi Huai."
 

Begitu Lian Cheng kuno pergi, Lian Cheng modern keluar dari persembunyiannya. Kali ini dia sudah mengganti penampilannya jadi seperti dulu.

Dia lalu masuk dan menemukan Xiao Tan tengah menyapu halaman seorang diri sambil ngedumel. Xiao Tan benar-benar tidak mengerti, kenapa Lian Cheng bersikap seolah tak mengenalnya bahkan bersikap sangat jahat terhadapnya.

"Apa mungkin... aku memang salah orang? Tapi apa mungkin bisa semirip itu? Sepertinya aku harus lebih berhati-hati di masa mendatang. Kalau aku mati di sini, aku tidak akan bis kembali untuk bertemu ayah dan ibuku." Gumam Xiao Tan sambil berbalik dan langsung tercengang melihat Lian Cheng.

Melihat itu, Lian Cheng modern langsung berjalan mendekatinya sambil menatapnya dengan rindu. Xiao Tan bingung melihatnya, dia kira kalau Lian Cheng sudah pergi menemui Ibu Suri, kenapa mendadak dia muncul di sini lagi? Pakaiannya beda lagi.

Teringat peringatan Yu Huo, Xiao Tan pun memutuskan untuk menyapanya dengan hormat sambil senyum canggung.

"Sudah beberapa hari kau datang ke kediamanku, kenapa kau masih saja tidak tahu etiket?" Omel Lian Cheng modern.


Tapi tiba-tiba dia melepaskan sapu itu dari tangan Xiao Tan... lalu memeluknya dari belakang yang jelas saja membuat Xiao Tan kaget dan bingung.

"Tan Er, syukurlah kau masih hidup dan aman. Aku sungguh lega. Aku tidak akan membiarkanmu dalam bahaya lagi. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian lagi," batin Lian Cheng modern.

Bingung, Xiao Tan berusaha melepaskan diri, tapi gagal. Lian Cheng malah memeluknya semakin erat.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

1 Comments

  1. Hi... Sblm nya makasih y sdh bwt sinopsis ini.. sy sdh menonton sampai ep12 tp dari episode 6 di YouTube g da subtitle English-nya jd g ngerti ngomong apa jd kyk nonton pantomim. Sy harap segera y ditulis ep selanjutnya.. thx

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam