Sinopsis (C-Movie) Mr. Pride vs Miss Prejudice - Part 4 [END]
October 19, 2018
Sinopsis (C-Movie) Mr. Pride vs Miss Prejudice - Part 4 [END]
Nan Nan jadi muram setelah pertemuannya dengan pria itu. Zhu Huo menatapnya penasaran, siapa pria itu tadi? Belum sempat menjawab, Nan Nan ditelepon seorang wanita bernama Nyonya Fang yang tiba-tiba melabraknya gara-gara pertemuannya dengan pria tadi.
Dari percakapan mereka, pria itu bernama Jiang Hai dan ternyata dia adalah mantannya Nan Nan yang sekarang sudah menikah dengan Nyonya Fang. Nan Nan mengklaim kalau pertemuan mereka tadi tak sengaja. Tapi Nyonya Fang tak percaya dan menuduh Nan Nan masih belum move on dari Jian Hai.
"Nyonya Fang, biar kuperjelas. Biarpun kau kaya, bukan berarti kau bisa menghina orang lain"
"Kau ingin memperjelasnya? Baiklah. Jumat jam 7 malam, hotel Xinggong. Datanglah kalau kau berani. Pakailah pakaian formal, aku takut mereka takkan membiarkanmu masuk." Kata Nyonya Fang sambil ketawa gila.
Nan Nan pun mulai olahraga pembentukan tubuh. Dan hari jumatnya, dia keluar dari kamarnya pakai gaun merah yang dibelikan Zhu Huo dan tampak begitu cantik sampai Zhu Huo terpesona olehnya.
"Ayo pergi, cantik." Kata Zhu Huo sambil kepedean mengulurkan tangan biar Nan Nan menggandengnya, tapi Nan Nan malah bingung maksudnya. Dia mau kemana?
"Aku sudah memikirkannya, bahkan wanita secantik kau, tidak akan cukup untuk melawan pasangan semacam itu. Jadi kau membutuhkan seorang pria yang tampan, menawan dan kaya raya untuk menemanimu"
"Kau benar. Aku perlu mencari Xiao Jian Jun." Ujar Nan Nan dengan santainya.
Nan Nan pun pergi bersama ke restoran hotel itu bersama Jian Jun sambil berlenggak-lenggok bak model catwalk. Tapi tanpa mereka sadari, Zhu Huo tiba-tiba muncul di belakang mereka. Nyonya Fang dengan gaya angkuhnya menyeret Jiang Hai yang tampak tak nyaman dengan pertemuan ini.
Nyonya Fang langsung nyinyir. Apa Nan Nan begitu takut padanya sampai dia membawa dua pengawal. Hah? Saat itulah Nan Nan dan Jian Jun baru menyadari kehadiran Zhu Huo di belakang.
Zhu Huo dengan santainya menyenggol minggir Jian Jun dan memperkenalkan dirinya sebagai pacarnya Nan Nan. Tak mau kalah, Jian Jun langsung menyingkirkan Zhu Huo dan sama-sama mengklaim dirinya sebagai pacarnya Nan Nan. Jelas saja Nyonya Fang semakin nyinyir, menyindir Nan Nan yang punya dua pacar.
Mereka kemudian duduk bersama. Jiang Hai menarikkan kursi untuk istrinya, sementara kedua pria malah rebutan ingin menarikkan kursi untuk Nan Nan dan ujung-ujungnya malah menarik kursi itu terlalu jauh dan membuat Nan Nan terjatuh ke lantai.
Nyonya Fang kontan ketawa ngakak. Dia terus menyindir Nan Nan, menuduh baju yang Nan Nan pakai itu baju sewaan dan memperingatkannya untuk tidak sampai menodainya.
"Nyonya Fang, kukira kau hanya melirik pria milik wanita lain. Tak kusangka ternyata kau melirik bajunya juga. Jiang Hai, aku cemas padamu. Sepertinya istrimu tidak bisa berpaling dari kedua pria tampan di sampingku ini." Balas Nan Nan
"Kau ini bicara apa, Nan Nan. Dia ketuaan untukku." Kata Zhu Huo.
"Hei, jangan bicara tentang Bibi Fang seperti itu. Bibi kelihatan masih muda kok, dia masih kelihatan 40 tahunan. Ngomong-ngomong, dimana kau suntik kolagen? Hasilnya sangat bagus." Sindir Jian Jun.
Tak mau kalah, Nyonya Fang berterima kasih pada Nan Nan yang sudah mengorbankan lima tahun untuk melatih Jiang Hai jadi suami yang baik untuknya. Jian Jun dan Zhu Huo saling bekerja sama menyindir mereka dan mendorong Jiang Hai untuk mengakui bahwa masa-masa yang paling indah dalam hidupnya adalah saat dia berumur 18 tahun.
Nyonya Fang sontak kesal pada Jiang Hai. Nan Nan sampai harus berusaha keras menahan tawa gelinya. Tapi kemudian, Zhu Huo melihat Nyonya Fang memberi kode pada pelayan. Seorang pelayan lalu datang tak lama kemudian membawa sepiring lobster besar.
Pelayan itu dengan sengaja melemparkan lobsternya ke arah Nan Nan. Nyonya Fang sontak ketawa ngakak. Tapi Jiang Hai gesit mengambil jaket bulunya Nyonya Fang dan menggunakannya untuk menangkis lobster itu dari Nan Nan.
Jadilah lobster itu menancap di muka Nyonya Fang dan membuat hidung plastiknya jadi berubah bentuk jadi hidung babi. Nyonya Fang langsung menjerit lebay dan pingsan saat melihat hidungnya.
Nan Nan lalu mengembalikan tabungan pemberian Jiang Hai dulu. "Dulu kau bilang kau memberikan ini supaya kau bisa tenang. Sekarang setelah dua tahun berlalu, apa kau merasa tenang? Sekarang kau punya rumah dan mobil, tapi apa kau masih memiliki impian lamamu dan harga diri? Jika ini hidup yang kau inginkan, maka kuharap kau bahagia. Sekarang kita impas."
Nan Nan dan kedua pria pun pergi. Nan Nan bahagia banget, akhirnya dia bisa membalikkan keadaan. Kedua pria pun ikut senang untuknya. Jian Jun menyuruh mereka menunggunya sebentar, dia mau ambil mobil dulu lalu mereka bisa pergi happy-happy.
Tapi begitu dia pergi, Zhu Huo langsung memakaikan jaketnya ke Nan Nan lalu menyeretnya pergi dari sana meninggalkan Jian Jun. Mereka pulang naik bis dengan senyum bahagia.
Menatap gemerlap kota di luar, Nan Nan teringat saat pertama kalinya dia datang ke Beijing. Dulu, dia sangat miskin bahkan untuk makan pun tak cukup. Tapi dia menetap di Beijing demi Jiang Hai.
"Oh, demi si brengs*k itu!" Rutuk Zhu Huo.
Nan Nan hendak menyandarkan kepalanya di jendela, dan Zhu Huo sigap meletakkan tangannya untuk jadi bantal kepalanya. Nan Nan pun bersandar di sana sambil meneruskan ceritanya. Dulu, Jiang Hai bukan orang brengs*k.
Mereka adalah teman sekelas yang tumbuh bersama. Bisa dibilang, mereka adalah chilhood sweethearts. Nan Nan ingin mendaftar ke universitas dan Neneknya mengorbankan segalanya demi membiayai kuliahnya.
Keluarganya Jiang Hai jauh lebih miskin daripada keluarganya hingga mereka tidak ingin Jiang Hai kuliah. Tapi Nan Nan tak bisa berpisah dari Jiang Hai, jadi dia memutuskan untuk memberikan semua biaya kuliahnya untuk Jiang Hai.
"Jika mengingat hal itu lagi, aku jadi merasa bersalah pada nenekku. Aku berbohong padanya kalau aku kuliah padahal sebenarnya aku bekerja untuk menyokong Jiang Hai."
Dia mengerjakan berbagai macam pekerjaan mulai dari jadi guru les, menyebar selebaran hingga jadi penjual jalanan. Jika dia punya makanan enak, dia akan memberikannya untuk Jiang Hai. Jika dia memiliki sesuatu yang bagus, dia selalu mementingkan Jiang Hai lebih dulu.
Suatu hari, dia membuatkan makanan hangat dan mengantarkannya sendiri ke kelasnya Jiang Hai dan memberikan syalnya untuk Jiang Hai padahal waktu itu udara sedang dingin-dinginnya. Tapi Jiang Hai sendiri tampak kurang nyaman dengan perhatian Nan Nan.
Saat Nan Nan hendak pergi, dia malah melihat Jiang Hai memberikan bekal yang dibuatnya dengan susah payah itu pada teman-teman sekelasnya.
"Kami sepakat bahwa setelah Jiang Hai lulus dan mendapatkan pekerjaan, dia akan gantian membiayai kuliahku."
Tapi setelah Jiang Hai lulus, Nan Nan malah melihat Jiang Hai pulang diantarkan wanita kaya raya yang sekarang jadi istrinya, putri tunggal pengusaha batu bara. Saat Jiang Hai menyadari dirinya kepergok, dia meminta maaf dan hanya memberinya sebuah buku tabungan berisi 100.000 RMB. Jiang Hai bilang kalau itu dua kali lipat dari hutangnya pada Nan Nan.
"Aku tak menyangka kalau kau ternyata memiliki... kisah cinta murahan." Ledek Zhu Huo sesampainya mereka di halte. "Sekarang aku punya lebih banyak alasan untuk mengejekmu."
"Jangan menertawaiku, banyak orang yang punya kisah seperti ini."
Tahun itu, Nan Nan memposting kisahnya itu ke internet dan banyak orang yang ternyata memiliki kisah yang sama dengannya. Sejak saat itu, dia mulai memiliki banyak penggemar dan begitulah awal kisahnya jadi penulis online.
Setelah itu, dia bersumpah mau jadi penulis top, jadi kaya dan membuat Jiang Hai menyesal. Tapi bahkan setelah dua tahun, dia masihlah Tang Nan Nan yang sama seperti dulu.
"Gadis bodoh. Siapa yang tidak pernah jatuh cinta pada pria kunyuk saat mereka masih muda. Tapi kalau kau terus memikirkan pria yang salah, kau hanya akan mengekang dirimu sendiri."
Bagaimanapun, Nan Nan berterima kasih pada Zhu Huo. Dia berterima kasih karena Zhu Huo memboncengnya di sepeda gerobak itu, juga atas kecerobohan Zhu Huo dan juga terima kasih karena Zhu Huo membantunya menyingkirkan Jiang Hai dari hidupnya.
"Sama-sama. Bukankah kau juga membantuku menghapus Momo dari ingatanku, jadi kita impas."
Tiba-tiba Zhu Huo melihat truk air mendekat ke arah mereka sambil menyemprotkan air. Zhu Huo langsung sigap mendekap Nan Nan dan melindunginya dari semprotan air itu. Terpana menatap Nan Nan dalam dekapannya, Zhu Huo dengan romantisnya berkata. "Kosongkan ingatanmu dan simpan aku di sana."
"Aku tidak masalah dengan pacar yang suka berprasangka, naif dan kekanak-kanakan. Tapi aku tidak terima jika pacarku tidak mengingat nomor teleponku, ulang tahunku dan..."
"Aku janji akan mengingatnya. Setiap hari yang kuhabiskan bersamamu adalah hari peringatan." Zhu Huo mendekat untuk mencium Nan Nan, tapi batal gara-gara mereka sama-sama jatuh.
Sejak saat itu, mereka mulai menghabiskan hari-hari yang indah bersama-sama. Mereka mengangkat kembali sofa merah mereka ke rumah, kejar-kejaran di pantai dengan penuh kebahagiaan dan saling mengaitkan jari jemari mereka sambil menatap penuh cinta.
Suatu hari, Nan Nan menyerahkan draft bukunya ke Editor Ma. Tapi Editor Ma malah bilang kalau buku itu akan ditunda karena dia berniat mau mempublikasikan bukunya Nan Nan yang lain.
Cerita tentang hamburger yang sukses dijadikan pertunjukan waktu itu. Nan Nan tidak setuju, jangan diterbitkan yang ini, dia cuma asal saja menulisnya, ngapain juga diterbitkan.
Editor Ma langsung berubah menakutkan, adaptasi petunjukan cerita ini sangat populer di internet, jadi Nan Nan harus membuat bukunya populer juga. Lebih dari 100.000 copy sudah di-PO, jadi buku ini wajib diterbitkan. Nan Nan suka atau tidak, dia tidak peduli.
Editor Ma lalu memberikan sebuah proposal untuk menulis buku baru. Dalam proposal itu, Editor Ma menawarkan Nan Nan untuk keliling dunia selama satu tahun, mereka bahkan akan mendanai semua biayanya.
Nan Nan sontak bangkit dari kursinya dan membungkuk dalam-dalam pada Editor Ma lalu pergi sambil melompat-lompat kegirangan. Dia langsung menelepon Zhu Huo dan memberitahunya kalau dia sudah mendapatkan pekerjaan impiannya barusan.
Mereka lalu bertemu di dermaga di mana Nan Nan memperlihatkan proposal itu pada Zhu Huo. Tapi Zhu Huo langsung muram begitu mengetahui Nan Nan harus keliling dunia selama satu tahun.
Nan Nan tahu kan kalau Zhu Huo sedang mengembangkan sebuah aplikasi. Dia juga ingin membangun perusahaannya sendiri dan belakangan ini dia mendapatkan kesempatan itu. Dan itu artinya, dia harus menetap di Beijing.
Nan Nan tahu itu, dia tahu kalau Zhu Huo memiliki hal lebih penting untuk dikerjakan. "Jadi tinggallah di Beijing dan tunggu aku, oke? Cuma sehatun kok. Aku akan kembali sebelum kau menyadarinya."
"Aku tidak suka berpisah denganmu."
Nan Nan ditelepon Ibunya saat itu. Zhu Huo lalu memeluk Nan Nan dari belakang dan bersama-sama mereka mendengarkan Ibu.
Awalnya, Ibu mengabarkan bahwa kondisi Nenek cukup membaik. Tapi setelah ia agak jauh dari Nenek, Ibu berkata bahwa Dokter bilang Nenek mengalami komplikasi. Dokter memperkirakan Nenek hanya punya waktu satu tahun sebelum ia jadi buta sepenuhnya.
"Nenekmu selalu membicarakanmu setiap hari, kau harus kembali dan temanilah nenek selama nenek masih bisa melihat."
Berusaha menghibur Nan Nan, Zhu Huo meyakinkannya untuk tidak cemas. Mereka akan mengunjungi Nenek besok.
"Zhu Huo, Nenekku membesarkanku sejak kecil. Ia banyak berkorban untukku. Dan ia tidak pernah meninggalkan kampung halamannya. Aku ingin membawanya keliling dunia. Selama dia masih bisa melihat, aku ingin menunjukkan keindahan dunia padanya. Karena itulah, dia harus meninggalkanmu selama setahun. Maafkan aku."
"Kalau begitu, aku akan ikut denganmu. Aku akan menjagamu dan Nenek."
Tapi bagaimana dengan perusahaannya Zhu Huo? Jika dia pergi sekarang, mungkin dia takkan pernah punya kesempatan lagi.
Zhu Huo mengklaim kalau rencananya itu cuma untuk hobi sementara saja. Orang membangun perusahaan untuk memenuhi impian, tapi baginya tidak begitu. Mamanya kan kaya jadi dia bisa memikirkan masalah itu nanti. Nan Nan memeluknya erat, tahu betul kalau Zhu Huo bohong.
Beberapa hari berikutnya, Zhu Huo sibuk browsing sana-sini dan membeli berbagai peralatan mata. Dia lalu pergi membeli cincin berlian untuk melamar Nan Nan. Saat petugas toko tanya apakah dia tahu ukuran jari wanitanya, Zhu Huo memejamkan mata dan mencoba menerkanya dengan mengingat saat dia dan Nan Nan saling mengaitkan jari jemari mereka.
Saat petugas toko menanyainya untuk yang kedua kalinya, Zhu Huo pun bisa menjawabnya dengan yakin. Dan tak berapa lama kemudian, cincin berlian besar dan cantik sudah ada di hadapannya.
Begitu mendapatkan cincinnya, Zhu Huo langsung menelepon Nan Nan. Tapi anehnya, nomornya tidak bisa dihubungi. Dia mencoba menghubunginya berulang kali, tapi hasilnya sama. Mulai curiga, Zhu Huo langsung melesat ke apartemennya Nan Nan dan menggedor pintu dengan panik tapi tak ada jawaban dari dalam.
Tetangga sebelah juga bilang kalau Nan Nan belum keluar rumah sejak beberapa hari. Zhu Huo tambah panik dan langsung menggunakan barbel milik tetangga untuk merusak kunci pintunya Nan Nan.
Saat akhirnya dia berhasil merobohkan pintu itu, dia malah mendapati rumah Nan Nan sudah kosong dan hanya secarik surat yang ditinggalkan Nan Nan.
Zhu Huo membacanya sembari membayangkan Nan Nan menulis surat itu di hadapannya. Dalam suratnya, Nan Nan mengaku bahwa dia sudah terbang ke luar negeri saat Zhu Huo membaca surat ini. "Saat-saat yang kuhabiskan bersamamu adalah saat paling bahagia dalam hidupku. Aku suka kau yang sombong, kepala batu dan kekanak-kanakan."
"Rasanya menyakitkan harus meninggalkanmu, tapi aku harus pergi. Waktu itu kau bilang cuma hobi sementara. Tapi apa kau tahu? Kau itu pembohong yang buruk. Kau membantuku menyingkirkan Jiang Hai dari hidupku dan membuatku memahami satu hal. Melepaskan impianmu demi cinta, hanya akan membuatmu kehilangan harga diri."
"Zhu Huo, terima kasih karena kau mau melepaskan karirmu untuk menemaniku. Tapi aku tidak mau menjadi Jiang Hai bagimu, yang menghalangi masa depanmu atas nama cinta dan menghancurkan impianmu dengan tanganku sendiri."
"Aku takkan punya keberanian meninggalkanmu jika aku mengatakan ini langsung padamu. Maafkan aku karena mengucap selamat tinggal dengan cara egois. Sampai jumpa, Zhu Huo. Aku akan kembali dalam setahun. Jika kita bertemu lagi, kuharap aku bisa menjadi Tang Nan Nan yang lebih baik dan kau menjadi Zhu Huo yang lebih kuat dan lebih mandiri. Aku mencintaimu."
Zhu Huo membayang Nan Nan di hadapannya, air matanya menitik penuh kesedihan. Zhu Huo mengulurkan tangan menyentuhnya, tapi bayangan itu kemudian memudar dan hanya ada kekosongan di hadapannya.
Hari demi hari berlalu, hingga satu kemudian, Zhu Huo sudah berhasil membangun perusahaan internetnya sendiri. Hari itu, Sekretarisnya nyerocos panjang lebar melaporkan kesuksesan aplikasi mereka yang sukses mengungguli aplikasi lainnya.
Asistennya yang lain melapor bahwa penerbangan ke Milan sudah dibooking. Zhu Huo akan terbang ke Milan untuk menghadiri acara konferensi internet. Asisten melapor bahwa Zhu Huo akan diberi kesempatan berpidato di acara itu.
Mamanya datang hari itu, kagum pada kesuksesan putranya yang baru membangun perusahaan internet satu tahun tapi sudah berhasil mengungguli perusahaan lingerie-nya yang sudah berdiri selama 20 tahun.
"Ini baru awal. Setelah dua tahun, keuntungan kami akan lebih tinggi daripada seluruh grup binis milik mama." Kata Zhu Huo dengan sombongnya.
"Kalau begitu, aku sudah tidak perlu lagi membayari kartu kreditmu. Aku agak kecewa."
"Aku tahu hari seperti ini akan tiba, seharusnya mama bahagia."
"Bahagia? Aoa kau masih menunggunya?"
"Iya. Aku akan menunggunya selamanya."
Zhu Huo pun terbang ke Milan dan pidato tentang perusahaannya yang sudah sukses biarpun umurnya baru satu tahun. Setelah konferensi usai, seorang bapak mencemaskan cara kerja Zhu Huo yang terlalu berlebihan dan menyarankan Zhu Huo untuk relax sedikit.
Misalnya dengan cara jalan-jalan di sekitar sini. Ia bahkan menyarankan Zhu Huo untuk jalan-jalan ke Verona. Di sana ada rumah Romeo dan Juliet.
Maka pergilah Zhu Huo ke Verona. Saat dia sedang jalan-jalan, tanpa dia sadari, ada Nan Nan dan Neneknya yang juga sedang jalan-jalan di belakangnya. Di tengah jalan, Zhu Huo tak sengaja bertubrukan dengan seorang pengantin pria yang bawa buket.
Tapi pengantin itu tidak sendirian, ada beberapa pasangan lain yang juga sama-sama memakai baju pengantin dan pergi menuju suatu tempat. Zhu Huo tanya apakah mereka semua mau ke gereja.
"Tidak, kami akan pergi ke rumah Juliet. Hari ini adalah hari festival ciuman tahunan untuk para pasangan. Kau boleh datang untuk melihat."
Penasaran, Zhu Huo pun pergi mengikuti mereka. Sesampainya di sana, Zhu Huo melihat balkon kamar Juliet yang membuatnya teringat akan pertunjukkannya Nan Nan dulu. Perhatiannya lalu teralih melihat pesan-pesan yang tertempel di dinding.
Tapi ada satu pesan yang paling menarik perhatiannya, pesan yang ditulis oleh Nan Nan. Zhu Huo langsung panik mencari keberadaan Nan Nan tapi dia tidak kelihatan dimana-mana. Tapi kemudian dia melihat Nan Nan yang tiba di sana.
Zhu Huo hendak menghampirinya. Tapi pembawa acara meminta para pengantin untuk maju dan para pasangan langsung bergerombol maju ke depan dan menghalangi jalannya Zhu Huo. Dia mencoba memanggil Nan Nan, tapi suaranya teredam oleh suara tepuk tangan heboh para pasangan.
Zhu Huo tiba-tiba punya ide. Dia langsung naik ke balkon Juliet dan berteriak-teriak memanggil Nan Nan dari atas sana. Nan Nan tetap tidak mendengarnya. Tapi perbuatannya itu menarik perhatian para pasangan di bawah.
Si pengantin pria yang bertubrukan dengannya tadi, menirukan teriakan Zhu Huo memanggil Nan Nan. Dan seketika itu pula, para pasangan lain ikut-ikutan meneriakkan nama Nan Nan. Teriakan mereka sukses menarik perhatian Nan Nan hingga akhirnya Nan Nan melihat Zhu Huo di balkon.
"Apa kau tahu. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, aku merindukanmu. Aku bekerja keras setiap hari, tapi bukan untuk uang, melainkan demi impianku. Karena kau tidak tahan dengan pacarmu yang tidak bisa mengingat nomor teleponmu atau ulang tahunmu, lihatlah..." Ujar Zhu Huo sambil memperlihatkan nomor telepon dan ultahnya Nan Nan yang dia tato ke kedua lengannya. Dengan begini, dia tidak akan pernah lupa.
"Bagaimana denganmu? Apa kau sudah melupakanku?"
Nan Nan berkaca-kaca penuh haru mendengarnya. Nenek pun ikut terharu dan menyemangati Nan Nan untuk pergi ke Zhu Huo. Perlahan Nan Nan mendekat sembari mengingat kembali semua kengan indah mereka selama ini. Para pengantin pria membantunya menaiki tangga bak Juliet yang menghampiri Romeo-nya.
"Bagaimana bisa aku lupa?" Jawab Nan Nan.
"Aku takkan pernah melepaskanmu lagi."
"Aku juga."
Bel berbunyi, pembawa acara pun mengumumkan dimulainya acara dan para pasangan pun mulai mencium pasangan masing-masing. Zhu Huo pun mendekat dan mencium Nan Nan mesra.
Mereka lalu naik ke lantai atas sebuah gedung dan melihat pemandangan kota Verona yang indah. Nan Nan antusias melihat pemandangan di depannya. Tapi saat dia menoleh ke belakang, dia malah mendapati Zhu Huo menyodorkan sebuah cincin berlian yang selama ini disimpannya.
Zhu Huo menyelipkan cincin itu ke jari manis Nan Nan dan ukurannya benar-benar pas. Nan Nan pun memeluknya dengan bahagia.
Epilog:
Saat Nan Nan heboh mencari-cari keberadaan Zhu Huo dengan penuh amarah gara-gara Zhu Huo menghabiskan seluruh isi kartu kreditnya, seorang paman tetangga menunjukkan suatu arah padanya. Nan Nan pun pergi ke arah yang ditunjuk paman tetangga.
Tapi begitu Nan Nan sudah pergi, paman tetangga memanggil Zhu Huo keluar. Ternyata dia bersembunti di balik papan di belakang. Tapi saat paman tetangga menoleh, Zhu Huo ketawa melihat sebelah mata paman yang lebam sehabis dipukuli istrinya.
Paman tetangga tiba-tiba pakai payung dan sedetik kemudian, Bibi tetangga menyiramkan sebaskom air ke mereka. Hahaha. Jadilah Zhu Huo seorang yang basah kuyup.
Paman tetangga lalu mengeluarkan sebuah handuk. Zhu Huo kepedean mengulurkan tangannya untuk menerima handuk itu, tapi paman malah memakainya sendiri untuk mengelap kakinya sendiri. Pfft!
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam