Sinopis Our Times - part 1

Sinopis Our Times - part 1

 

"Aku selalu bertanya-tanya, seperti apakah masa depanku nanti" ini adalah narasi Lin Chen Shin (Chen Qiao En) yang dulu selalu bermimpi bisa lulus dari sekolah idamannya, bisa meraih impiannya dan memiliki hubungan asmara yang sempurna.

Sekarang, Chen Shin adalah seorang pekerja kantoran yang tampaknya cukup sukses dan berdedikasi dalam pekerjaannya dan kehidupan asmaranya pun cukup sempurna dilihat dari cincin berlian yang tersemat di jari manisnya. Tampaknya hidupnya akan benar-benar bersinar... Akan tetapi, benarkah hidupnya semulus itu?

Hari itu saat dia tiba di kantor, dia disambut gembira oleh atasannya dan rekan-rekan kerjanya. Mereka mengucapkan selamat atas keberhasilannya memenangkan kerja sama dengan klien. Atasannya bahkan menasehati semua karyawan untuk mencontoh Chen Shin. Segalanya tampak sempurna... sampai saat malam hari tiba.


Chen Shin masih sangat sibuk kerja lembur malam itu. Beberapa anak buahnya sudah mau beranjak pulang, tiba-tiba Chen Shin ditelepon pacarnya yang marah-marah gara-gara Chen Shin keasyikan kerja dan lupa dengan janji kencan mereka. Saking kesalnya, si pacar mengancam Chen Shin untuk datang dalam waktu 5 menit atau dia akan pergi.


Panik, Chen Shin pun langsung beranjak pergi... saat tiba-tiba saja atasan mereka masuk dan memerintahkan Chen Shin dan anak buahnya untuk menyiapkan laporan meeting sekarang juga.

Anak buahnya Chen Shin diam-diam memohon pada Chen Shin agar tidak menerima perintah itu, Chen Shin pun bingung karena harus pergi sekarang... tapi satu tatapan dingin dari si atasan, langsung membuat Chen Shin menyerah dan menerima perintah itu dengan patuh. Anak buahnya hanya bisa mendesah kecewa sementara si atasan langsung memuji-muji Chen Shin dan menyuruh yang lain untuk mencontoh Chen Shin.


Saat mereka tengah istirahat, Chen Shin berusaha menghubungi pacarnya tapi tidak diangkat. Ia lalu pergi ke mini market untuk membeli beberapa makanan instan. Saat itu, tiba-tiba dia melihat ketiga anak buahnya masuk sambil menggerutu dan mengeluhkan. Chen Shin cepat-cepat bersembunyi di balik rak dan sedih saat mendengarkan mereka semua mengeluh tentang dirinya. Bos menyuruh mereka mencontoh Chen Shin padahal tidak ada satupun yang ingin mencontoh Chen Shin, mereka tidak mau jadi orang menyedihkan seperti Chen Shin, mendedikasikan hidupnya untuk kerja lembur padahal gaji yang didapatkan sangat sedikit. Chen Shin memperlakukan perusahaan bagai keluarga sendiri padahal perusahaan memperlakukannya bagai sapi perah.


Walaupun hidupnya tampak sempurna, akan tetapi Chen Shin menyadari bahwa sebenarnya pekerjaan yang dilakoninya ini tidak terlalu menyenangkan, hubungan asmaranya pun bisa dibilang kurang baik dan hidupnya sebenarnya juga tidak terlalu baik. Chen Shin melihat bayangan dirinya di cermin dan berpikir "Kurasa, jika aku bertemu wanita ini saat aku berumur 18 tahun, aku juga pasti akan seperti mereka, menertawakannya tanpa ampun"


Saat dia pulang, dia mengeluarkan sebuah kotak tempat dia menyimpan barang-barang kenangan masa remajanya dulu. Ia membuka sebuah buku diary lama yang penuh dengan foto-foto artis idolanya, Andy Lau. Tertulis dalam diary itu bahwa impian hidupnya yang sebenarnya adalah menyaksikan konsernya Andy Lau. Dalam diary itu tertulis pula sebuah kalimat 'orang yang kusukai adalah...' entah siapa orang disukainya, karena jawabannya ia tutupi dengan stiker.

Ia berkaca-kaca membaca diary itu sambil mendengarkan siaran radio. DJ radio bertanya pada para pendengarnya, apakah kita menyukai diri kita yang sekarang. Memang, saat kita tumbuh, biasanya kita cenderung harus bisa berkompromi demi bertahan hidup dan berubah menjadi seseorang yang berbeda dari diri kita yang sebenarnya. DJ radio lalu memutar lagu lawas Andy Lau...


Sebuah lagu yang kemudian membawa kita kembali ke masa 18 belas tahun silam, saat Chen Shin masih SMA...


Lin Chen Shin remaja (Vivian Sung) adalah seorang pelajar SMA yang penampilannya biasa-biasa saja. Saking 'biasanya', sampai-sampai tidak ada satupun cowok yang mau meliriknya.


Dia bertetangga dan sekelas dengan seorang gadis paling cantik dan paling populer di sekolah yang bernama Tao Min Min (Dewi Cien).


Dia bercerita pada kita, bagaimana dulu kesulitan terbesar dalam membuat keputusan adalah apa yang harus dia makan di kantin. Saking 'sulitnya' mikir mau makan apa, dia sampai membuat antrian macet, teman-temannya dan ahjumma kantin sering menggerutu kesal menunggunya.

 

Saat ujian, dia sering berbohong bilang tidak belajar sebelumnya hanya supaya dia tidak dicontek. Jika tempat jalan-jalan favorit anak jaman sekarang adalah mall, jaman dulu tempat jalan-jalan favorit mereka adalah toko buku, yang bukan cuma menjual buku tapi segala macam aksesori artis-artis idola mereka.


Chen Shin telah lama nge-fans sama Andy Lau, bahkan dinding kamarnya penuh dengan tempelan foto-foto Andy Lau. Sama seperti kebanyakan fans, impian terbesarnya adalah bertemu sang idola. Hobinya adalah mengoleksi foto-foto Andy Lau karena dia percaya bahwa siapa yang paling banyak mengoleksi foto-foto sang idola, dialah yang paling layak menikah dengan sang idola. Kerjaannya di kelas, bukannya belajar malah nulis surat untuk Andy Lau walaupun dia tahu kalau surat itu tidak akan pernah dibalas.


Dia punya seorang teman gendut yang nge-fans berat sama Aaron Kwok dan dia klaim sebagai suaminya. Teman akrabnya yang kedua adalah He Mei, seorang gadis yang sangat periang, err... atau bisa dibilang terlampau periang karena kesukaannya adalah menjahili teman-temannya.


Dalam kehidupan setiap gadis remaja pastinya selalu ada cowok idaman. Di sekolah itu, ada seorang siswa ganteng yang banyak dikagumi oleh para siswi... termasuk Chen Shin. Siswa ganteng itu bernama Ouyang Fei Fan (Dino Li) yang merupakan seorang atlit basket sekolah. Bukan cuma ganteng tapi juga ramah dan pintar.


Chen Shin kadang iri melihat Min Min sering mendapat surat cinta. Hari itu saat dia merogoh kedalam laci mejanya, dia terperangah mendapati sebuah surat yang ditujukan padanya. Surat cinta kah itu?... Dengan hati berbunga-bunga, Chen Shin pun membuka suratnya... tapi malah mendapati surat itu ternyata surat kutukan berantai yang menyuruhnya untuk menyebarkan surat itu ke 5 orang temannya. (err... dulu kan ada tuh yah, surat-surat yang bilang kalau ga disebarin, kita bakal mati. Dulu banyak tuh korbannya, percaya-percaya aja surat-surat begituan sampai difotokopi dalam jumlah banyak terus disebarin dimana-mana hahaha XD!)


Chen Shin ketakutan setengah mati mempercayai surat kutukan berantai itu dan memutuskan untuk menyebarkan surat itu ke lima orang pilihannya. Siapa saja kah mereka?... yang pertama adalah guru matematikanya yang terkenal sangat kejam.


Yang kedua adalah Tao Min Min (bukan saja karena Min Min cantik tapi juga karena Chen Shin cemburu akan kedekatan Min Min dengan Ouyang).


Suatu hari, Chen Shin hendak buang sampah. Saat dia baru sampai pojokan belakang gedung sekolah, dia melihat Ouyang juga sedang buang sampah sementara para siswa berandal sedang berkumpul sambil bermain-main dengan sebuah tong.

Saat dia hendak pergi, tong itu sengaja digelindingkan padanya. Dari dalamnya, muncul seorang siswa yang gemetaran ketakutan. Ketua siswa berandal muncul saat itu dan Ouyang langsung mencengkeram kerah bajunya dengan penuh amarah. Tapi untunglah pak guru datang melerai mereka sebelum terjadi perkelahian.


Si ketua siswa berandal itu adalah Hsu Tai Yu (Darren Wang), siswa dengan ranking paling akhir dan paling ditakuti di sekolah. Kerjaannya memimpin perkelahian dengan para siswa sekolah lain. Banyak rumor jelek beredar tentangnya sampai-sampai tidak ada satupun sekolah yang mau menerimanya selain sekolah mereka. Karena dia ditakuti oleh semua siswa, dia sering ditunjuk untuk jadi patrol sekolah. Dan karena itulah, Chen Shin memutuskan untuk mengirimkan surat ketiga pada Tai Yu.


Tai Yu sedang dalam perjalanan pulang saat dia menemukan surat itu dari dalam tasnya. Surat itu tidak ada pengirimnya dan di bagian belakangnya, direkatkan dengan stiker Andy Lau. Tai Yu senang, mengira itu surat cinta. Dia pun langsung berhenti di tengah jalan untuk membuka surat itu dan membacanya... tapi isinya malah membuatnya sangat tercengang. Dia membeku di tengah jalan membaca surat itu cukup lama... sampai tidak lihat mobil yang melaju kencang ke arahnya dan menabraknya.


Gara-gara kecelakaan itu, Tai Yu luka berat. Kepalanya diperban dan dia harus jalan pakai kruk. Saat dia kembali ke sekolah, tampangnya tampak sangat garang dan menakutkan, anak buahnya bahkan mengancam akan mematahkan tangan dan kaki siapa saja yang telah mengirimkan surat kutukan itu pada Tai Yu. Chen Shin tentu saja jadi sangat ketakutan dan tidak berani mengaku.


Suatu hari, Chen Shin dan murid-murid yang lain sedang berkumpul di lapangan. Sementara anak buahnya Tai Yu yang saat itu bertugas sebagai patrol sekolah, sedang sibuk melakukan penggeledahan di semua kelas. Saat mereka tiba di kelasnya Chen Shin, mereka melihat stiker Andy Lau yang sama persis dengan stiker yang digunakan untuk merekatkan surat kutukan Tai Yu. Dan didalam laci meja, mereka menemukan 2 surat yang sama persis dengan surat yang ditujukan pada Tai Yu.


Begitu sekolah usai, Chen Shin pun langsung digiring ke sebuah rental film dimana Tai Yu sudah menunggunya di salah satu ruangan dengan senyum mengerikan. Chen Shin ketakutan dan berusaha melarikan diri tapi anak buahnya Tai Yu mengunci pintunya dari luar. Chen Shin akhirnya hanya bisa merapat ke tembok sambil gemetar ketakutan.


Tai Yu langsung membentaknya dan menuntut jawaban kenapa Chen Shin tidak menyukainya sampai mengiriminya surat kutukan itu. Chen Shin berusaha berkilah dengan mengatakan kalau dia melakukannya karena Tai Yu itu tinggi, tampan dan mirip Andy Lau. Tapi tentu saja Tai Yu tidak percaya. Dia sudah tahu kalau Chen Shin mengiriminya surat kutukan itu gara-gara Ouyang. Tai Yu lalu mendekatinya dengan pandangan menakutkan dan menanyakan beberapa hal yang malah membuatnya bingung.

"Filmnya siapa yang kau sukai?"
"Filmnya Se-Stephen Chow"
"Filmnya yang mana yang paling kau sukai?"
"All's Well, End's Well"
"Kapan ultahmu?"
"19 April"


Puas mendapatkan jawaban jujur, Tai Yu malah mengatakan sesuatu yang jauh lebih mencengangkan Chen Shin "Ayo kita berteman" kata Tai Yu.


Akan tetapi, teman yang Tai Yu maksud sebenarnya adalah jadi budaknya. Setiap hari, Chen Shin dipaksa melakukan segala macam perintahnya. Mengerjakan semua PR-nya atau memesankan makan siang berupa mie minyak wijen (tapi mie-nya tidak boleh dicampur dengan kuah wijennya). Sejak jadi budaknya Tai Yu pula, Chen Shin jadi sering dipaksa melakukan berbagai hal yang selama ini tidak pernah dilakukannya. Seperti bolos sekolah atau bermain sepatu roda.


Suatu hari, Chen Shin dipaksa bermain sepatu roda padahal dia sama sekali tidak bisa bersepatu roda. Alhasil, yang dilakukannya hanya pegangan di terali besi sambil berusaha keras untuk tidak terjatuh. Sementara Tai Yu, asyik sendiri berputar-putar tanpa mempedulikan Chen Shin.


Tiba-tiba beberapa siswa berandal dari sekolah lain yang merupakan musuhnya Tai Yu datang ke arena setelah mendengar informasi yang mengatakan kalau pacar si bos sedang dirayu sama Tai Yu. Setibanya di sana, mereka memang melihat Tai Yu sedang bermain dengan gadis itu. Kesal, si bos langsung memerintahkan anak buahnya untuk menghajar Tai Yu.

Perkelahian pun akhirnya pecah. Tai Yu dan anak buahnya berhasil menghajar beberapa orang. Tapi saat Tai Yu sedang lengah, seseorang menghantam kepalanya dengan tongkat. Seketika itu pula, Tai Yu langsung terjatuh kesakitan. Chen Shin yang sedari tadi hanya meringkuk ketakutan di balik tembok, melihat tongkatnya Tai Yu terjatuh di dekatnya. Dia memberanikan diri mengambil tongkat itu lalu melemparkannya ke Tai Yu.

Begitu kepalanya sudah cukup pulih, Tai Yu mengambil tongkatnya dan langsung beraksi menghajar semua musuhnya, bahkan menghantam kepala si bos dengan sangat keras ke tembok sampai si bos mimisan.


Mereka akhirnya menyerah dan pergi. Tapi, dalam perjalanan keluar, si bos sempat melihat Chen Shin dan mengenali seragam sekolahnya sama dengan Tai Yu.


Gara-gara perkelahian itu, Tai Yu dan kedua anak buahnya dan Chen Shin dipanggil menghadap direktur sekolah. Tahu kalau ia tidak akan mendapatkan jawaban apapun dan Tai Yu dan kedua anak buahnya, pak direktur pun mencoba menanyai Chen Shin tentang apa yang terjadi di arena skating itu. Tapi Tai Yu dan anak buahnya diam-diam mengancam akan membunuh Ouyang kalau Chen Shin berani buka mulut. Takut, Chen Shin pun akhirnya menyerah dan pura-pura tidak ingat apa-apa tentang kejadian itu. Stres, pak direktur akhirnya menghukum Chen Shin untuk membersihkan kolam renang.


Dalam perjalanan keluar, tak sengaja dia berpapasan dengan Ouyang. Malu, Chen Shin langsung menyembunyikan wajahnya. Tapi yang tidak disangkanya, Ouyang malah memanggilnya dan mengajaknya bermain sepatu roda bersama lain kali. Tentu saja Chen Shin langsung bersorak kegirangan.


Saking bahagianya, dia bahkan mengerjakan hukumannya membersihkan kolam renang sambil berdendang riang. Ditengah-tengah kesibukannya, tak sengaja dia melihat Min Min sedang bicara pada seseorang dan tak sengaja pula mendengarkan pembicaraan mereka yang membuatnya sangat amat tercengang. Min Min punya hubungan spesial seseorang yang mereka rahasiakan dari para guru. Orang itu ternyata Ouyang. Dan yang lebih mencengangkan, Ouyang berkata pada Min Min bahwa dia akan bertanggung jawab karena dia adalah 'papanya'.


Dia melihat Ouyang dan Min Min berjalan ke arahnya. Chen Shin pun langsung panik mencari tempat sembunyi. Saat Ouyang keluar, dia melihat tongkat jala tergeletak di pinggir kolam. Ouyang langsung tahu pasti ada seseorang yang barusan ada disana. Tapi anehnya, mereka tidak melihat ada seorang pun. Mereka pun akhirya pergi. Lalu dimana Chen Shin?


Ternyata dia bersembunyi didalam kolam. Sedih setelah mengetahui hubungan Ouyang dan Min Min, Chen Shin langsung menenggelamkan dirinya makin dalam. Dia terdiam cukup lama... sampai seseorang tiba-tiba muncul dan mengangkatnya ke permukaan kolam.


Ternyata dia adalah Tai Yu. Anehnya, setelah Chen Shin selamat dari air, Tai Yu malah gemetaran hebat dan menangis lalu mulai mengomeli Chen Shin "Kau mau menenggelamkan dirimu hanya karena orang menjijikkan itu?"

Chen Shin hanya bisa bengong dan bingung sendiri, sama sekali tidak mengerti kenapa Tai Yu menangis.


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments