Sinopsis (C-Movie) Mr. Pride vs Miss Prejudice - Part 1

Sinopsis (C-Movie) Mr. Pride vs Miss Prejudice - Part 1


Di sebuah mall, Zhu Hou (Leon Zhang) sedang menyiapkan event romantis untuk nembak wanita yang ditaksirnya. Para pegawai mall sibuk membantunya memakai pakaian ala pangeran pakai sayap malaikat dan gambar otot perut palsu yang dilem ke dadanya.

Manajer mall bilang, lemnya itu sangat kuat. Kalau ditarik lepas maka bulu-bulu di tubuh Zhu Hou takkan pernah tumbuh lagi. Tapi tiba-tiba wanita yang ditaksirnya, Momo, menelepon dan bilang kalau dia sudah selesai belanja sekarang.

Panik, Zhu Hou menyuruh Momo untuk ketemuan di lobi lantai satu. Momo menandatangani bill baju barunya yang dia beli seharga 5.550 yuan lalu pergi ke arah lift. Para pegawai di seluruh mall mengawasi pergerakan Momo dan melaporkannya ke Manager. 

Manager pun segera memerintahkan bagian teknisi untuk mengubah status lift kosong jadi penuh supaya tak ada seorangpun yang naik lift itu selain Momo. Manager heboh sendiri menyuruh para pegawainya turun lalu menarik Zhu Hou keluar.


Tapi saat lift-nya Momo hendak menutup, seseorang tiba-tiba menghalangi pintunya. Pintu membuka kembali, memperlihat seorang wanita yang memakai baju sama persis dengannya. Wanita itu bahkan bilang ke temannya di telepon kalau bajunya juga seharga 5.550 yuan.

Kedua wanita sontak saling mendelik kaget dan saling melirik sinis. Wanita itu, Tang Nan Nan (Dilraba), berpikir kalau baju yang dipakai Momo pastilah palsu. Tapi saat hendak memencet tombol lift, lift-nya malah bilang kelebihan beban. Nan Nan jelas bingung, kok bisa overload padahal yang naik cuma mereka berdua.


"Saat aku masuk tidak overload," Kata Momo.

Nan Nan jelas tidak terima dengan ucapan Momo yang secara tak langsung menuduh Nan Nan gendut. Belakangan ini dia lagi diet, tahu. Karena Momo tak mau mengalah, Nan Nan yang akhirnya mengalah dan melangkah pergi.

Tapi bahkan setelah dia keluar dari lift, alarm lift tetap berbunyi. Nan Nan ketawa geli, alarmnya tetap bunyi tuh biarpun cuma Momo seorang yang naik. Mungkin itu alarm palsu. Kesal dan malu, Momo akhirnya ikut keluar.

 

Baru saat itulah alarmnya berhenti. Nan Nan langsung masuk lagi dan mengajak Momo masuk juga. Tapi Momo sudah terlanjur kesal dan menolak naik bersamanya lalu pergi. Sendirian di lift, Nan Nan langsung lebay berpose seksi.

Tapi saking semangatnya, jahitan bajunya tiba-tiba robek. Pfft! Kayaknya bajunya dia yang palsu. Nan Nan sontak panik apalagi lift sudah hampir sampai ke lantai 1. Pada saat yang bersamaan, Zhu Hou berjalan ke TKP dengan dengan gaya gagah bin lebay.


Sesampainya di lobi lantai satu yang gelap, Nan Nan keluar sambil menutupi kepalanya dengan tas. Yakin tak ada orang, Nan Nan berjalan lebih cepat, tapi malah kesandung sesuatu hingga terjatuh ke sebuah karpet.

Tiba-tiba saja lampu-lampu di sekitar karpet itu menyala dan memperlihatkan sebuah area romantis yang dihiasi bunga-bunga dan heart besar di atas sebuah kereta berkuda putih. Nan Nan terpesona melihat semua itu, segalanya tampak sempurna dan hanya tinggal pangerannya saja.


Di lantai atas, Manager memberi Zhu Huo sebuah panah cinta dan menyuruhnya menembakkan panah itu untuk membuka hati Momo.

Zhu Hou coba-coba menariknya, tapi malah tak sengaja melepaskan anak panah itu hingga mengenai balon-balon heart yang penuh kelopak-kelopak bunga mawar yang kemudian berjatuhan... tepat mengenai Nan Nan. Wkwkwk.

Manager sontak panik memberi perintah sana-sini untuk mengatasi keadaan. Tapi segalanya sudah terlambat. Begitu kelopak-kelopak bunga itu berjatuhan, para penyanyi muncul menyanyikan lagu romantis.


Yang jadi masalah, Nan Nan langsung bersin-bersin tiada henti saat kelopak-kelopak bunga itu berjatuhan. Ternyata dia alergi bunga. Dia berusaha keluar dari sana, tapi para penyanyi yang mengelilinginya itu mencegahnya pergi.

 

Belum ada satupun yang menyadari kalau mereka sudah salah sasaran. Manager tetap melanjutkan event-nya dan memaksa Zhu Hou terbang. Awalnya lancar. Tapi kemudian, para pegawai yang menarik talinya malah terpeleset.

Jadilah Zhu Hou terbang tak karuan tepat ke arah Nan Nan hingga tak sengaja dia menarik bagian bawah gaunnya Nan Nan sampai robek. Para pegawai cepat-cepat menarik talinya lagi.


Nan Nan yang kesal, langsung mencengkeram dada palsunya Zhu Hou, memutar-mutarnya lalu mendorongnya dan tak sengaja menarik lepas dada palsunya Zhu Hou. Zhu Hou terdorong ke arah anak panah hingga menancap tepat ke pant*tnya. Hahahaha.


Gara-gara kecelakaan itu, Zhu Hou harus dirawat di RS bagian anorectal. Temannya, Xiao Jian Jun, datang menjenguk Zhu Hou yang saat itu sedang tidur dan Jian Jun dengan nakalnya membangunkan Zhu Hou dengan menepuk bok*ngnya yang sakit.

Jian Jun menasehati Zhu Hou untuk minta ibunya membayari biaya rumah sakitnya. Tapi Zhu Hou ngotot tidak mau, pokoknya ibunya tidak boleh tahu masalah ini. Dia bahkan sengaja tidak pakai kartu kredit biar ibunya tidak bisa mengeceknya.

"Ngomong-ngomong, kapan kau akan mengembalikan uangku yang kau buat untuk event romantis senilai 300.000 itu?" Tanya Jian Jun.

"Aku kan sudah bilang, aku akan membayarmu 30.000 per bulan. Dengan begitu, Ibuku tidak akan mencurigai apapun."

"Ibumu mengawasimu dengan ketat." Komentar Jian Jun.

Tepat saat itu juga, Ibunya Zhu Hou tiba-tiba menelepon. Zhu Hou kontan panik, tapi Jian Jun langsung saja mengangkat teleponnya. Ibu cemas kalau putranya bikin ulah lagi, apalagi dia tidak bisa dihubungi.

Tapi Jian Jun berbohong meyakinkan Ibu kalau Zhu Hou hanya sedang menyelam, makanya dia tidak bisa dihubungi. Jian Jun lalu pergi. Saat dia hendak masuk lift, seorang wanita yang menutupi seluruh wajahnya, tak sengaja menabraknya lalu langsung pergi tanpa minta maaf sampai Jian Jun menggerutuinya dengan kesal.


Zhu Hou sedang santai main game sambil menggaruki pant*tnya yang gatal saat wanita misterius itu masuk. Karena kesulitan, dia mencoba menggaruknya pakai tangkai bunga. Mengira Jian Jun kembali, Zhu Hou santai saja menyuruh wanita untuk menggarukkan pant*tnya. Garukkan pant*tnya kalau dia mau uang.

Wanita itu langsung menggerutu kesal di dalam hatinya, tapi dari mana Zhu Hou tahu kalau dia datang untuk menuntut uang. Yah sudahlah, dia menuruti Zhu Hou dan menggaruk pant*tnya dengan tangkai bunga.


Zhu Hou malah keenakan dan terus menyuruh wanita itu menggaruk. Kesal, wanita itu mulai melepas samarannya dan memperlihatkan seluruh wajahnya yang bengkak mengerikan tepat di hadapan Zhu Hou sampai Zhu Hou ketakutan.

Wanita itu menunjukkan KTP-nya dan ternyata dia Tang Nan Nan yang wajahnya jadi seperti itu gara-gara alerginya dan semua ini terjadi gara-gara ulahnya Zhu Hou. Karena itulah dia datang untuk minta uang ganti rugi. Bajunya seharga 5.550 yuan, ditambah biaya perawatan medis dan kerugian lainnya, total 24.300 yuan. Bayar! Tidak boleh tawar-menawar.


Zhu Hou tidak terima, Nan Nan duluan yang merusak event romantisnya. Apa Nan Nan tahu biaya yang dia habiskan untuk event romantisnya itu? Bunganya saja seharga 20.000 yuan. Berani sekali Nan Nan minta uang kepadanya. Pergi sana sebelum dia memanggil sekuriti.

"Mau panggil sekuriti atau pengasuh? Kau pikir kau malaikat hanya karena kau pakai sayap? Kau itu cuma kodok yang terbaring diatas perutmu. Apa kau pikir kau Pangeran Kodok? Lihat diapermu itu, kau pikir kau bisa merayu seseorang pakai itu?"

Zhu Hou tersinggung, "Ini bukan diaper bayi!"

"Terus apa?"

"Diaper dewasa!"

"Oh, jadi kau pakai diaper dewasa, yah? Apa mamamu tahu, anak mama?"

"Jangan panggil aku anak mama! Aku benci kata itu!"

"Anak mama... anak mama... anak mama~~~"


Kesal, Zhu Hou langsung keluar sambil membawa dompetnya sambil terus ngotot kalau dia tak mau kasih uang sepeserpun untuk Nan Nan. Nan Nan semakin getol meledeknya, kenapa? Apa mamanya Zhu Hou mengontrol rekening banknya?

Tersinggung, Zhu Hou langsung pamer semua kartu kredit yang dimilikinya mulai dari kartu kredit emas, kartu kredit platinum hingga black card. Pokoknya dia tidak akan memberi Nan Nan uang se-sen pun.


Kesal, Nan Nan langsung agresif berusaha merebut dompetnya Zhu Hou. Dalam aksi rebutan itu, tak sengaja pant*t Zhu Hou ketabrak meja hingga dia tak sengaja menjatuhkan dompetnya. Secara bersamaan, mereka maju merebut dompet itu tapi Nan Nan sengaja menyeruduk kepala Zhu Hou hingga dia berhasil merampas dompetnya.

Mereka terus toto-ototan memperebutkan dompet itu hingga dompet itu melayang dan mendarat dekat jendela. Zhu Hou berhasil mengambilnya duluan, tapi Nan Nan langsung menendang pant*tnya hingga Zhu Hou terjungkal ke depan dan tak sengaja membuat dompetnya terlempar keluar jendela dan mendarat di tong sampah di bawah.


Nan Nan sontak panik. Zhu Hou ikutan melongok di belakangnya Nan Nan. Tapi malah tak sengaja membuat perbannya nyangkut ke resleting bajunya Nan Nan.

Nan Nan langsung menggeliat heboh hingga membuat mereka berdua jatuh bersamaan ke sofa dalam posisi yang super aneh. Tepat saat itu juga, Momo datang menjenguk Zhu Hou tapi malah shock mendapati pemandangan mencengangkan itu.


Saat kemudian, Momo dan Zhu Hou akhirnya bisa bicara serius. Momo mengaku datang untuk membicarakan sesuatu yang penting. Belum juga sempat mengatakan sesuatu, Nan Nan malah mengganggu mereka dengan menyeruput minumannya keras-keras.

Zhu Hou menyuruhnya pergi. Tapi Nan Nan menolak pergi sampai dia mendapatkan uang ganti ruginya. Zhu Hou jadi kesal dan berusaha menyeret Nan Nan pergi, tapi Nan Nan ngotot bertahan sampai dia mendapatkan uangnya.


Momo dengan cepat menengahi mereka dan menyatakan kalau dialah yang akan membayar Nan Nan, Zhu Hou berusaha melarang, tapi Nan Nan langsung menarik lepas kain penutup diapernya untuk membuat Zhu Huo menjauh dan dia bisa santai melakukan transaksi dengan Momo.


Sambil menunggu kiriman uangnya masuk, Nan Nan menjauh agar mereka bisa ngobrol berdua. Momo mulai membahas pertemuan pertama mereka di Kanada dulu dan bagaimana Zhu Hou mengejarnya sampai ke Beijing. Dia sungguh merasa tersentuh akan perhatian Zhu Hou kepadanya selama 3 bulan ini.

Zhu Hou senang, "Akhirnya aku berhasil menyentuh hati sang dewi."

Momo mulai membahas event romantisnya. Dia mengaku saat itulah dia benar-benar menyadari sesuatu tentang Zhu Hou. "Pria dewasa tidak akan melakukan sesuatu semacam itu. Kau masih seorang bocah. Karena itulah aku tidak ragu lagi. Aku memutuskan... untuk meninggalkanmu."


Zhu Hou patah hati... tepat saat Nan Nan jejeritan heboh karena transferan uangnya sudah masuk. Kedua orang itu sontak melempar tatapan tajam ke Nan Nan. Tak enak, Nan Nan pun bergegas pamit pergi.

"Apa kita benar-benar berakhir?" Tanya Zhu Hou sedih... tepat saat syal di meja tiba-tiba ditarik Nan Nan secara diam-diam tapi tetap saja ketahuan. Jadilah dia langsung pasang tampang melas dan bergegas pergi dari sana.


"Apa kita... hanya bisa jadi teman?"

"Kalau kau tidak mau jadi teman, maka kita bisa jadi orang asing." Ujar Momo dingin lalu beranjak pergi. Dia berterima kasih karena Zhu Hou sudah menjaganya selama 3 bulan ini. Dia tidak perlu mengembalikan uangku. Jangan menghubunginya lagi dan jangan pula mencarinya.


Baru juga patah hati, suster tiba-tiba menepuk pundaknya dan mengingatkannya untuk bayar biaya rumah sakitnya. Zhu Hou kontan panik teringat dompetnya. Tapi saat dia melongok ke jendela, dia malah mendapati petugas pengangkut sampah, sedang memindahkan tong sampah yang ada dompetnya.

Zhu Hou bergegas turun, tapi tong sampah itu sudah tercampur ke sampah lainnya. Jadilah Zhu Hou harus mengobrak-abrik semua sampah itu, tapi dompetnya tak ada di mana-mana.


Tak ada uang, Zhu Hou pun diusir dari rumah sakit dalam keadaan berantakan seperti gelandangan. Parahnya lagi, dia benar-benar tak punya apapun sekarang. Sedih, dia langsung menggerutu kesal pada Tuhan. "Yah, Tuhan. Apa kau bisa lebih kejam lagi?!"

Doanya terjawab saat itu juga saat tiba-tiba saja air hujan mengguyurnya deras. Pfft! Zhu Hou sontak mewek.


Eh tapi itu bukan air hujan, melainkan air pancuran taman. Tapi Zhu Hou tak sadar dan terus saja mewek lebay di sana.


Nan Nan pulang ke apartemennya sambil menelepon Neneknya dan memberitahu kalau dia sudah mentransfer uang yang dia dapat dari Momo tadi untuk biaya operasi mata neneknya. Tempat tinggalnya adalah sebuah apartemen sederhana tapi para penghuninya akrab satu sama lain.

Nan Nan bekerja sebagai penulis novel online berseri dan editornya menelepon hari itu untuk menuntut update tulisannya. Masalahnya, Nan Nan belum punya bahan tulisan. Apalagi dengan keadaannya yang sekarang.

Editor tak mau tahu, kalau dia tak berusaha keras sekarang maka Nan Nan akan kehilangan kesempatan di masa depan nanti.

"Aku mengerti. Aku akan bekerja lebih keras." Janji Nan Nan.

Memandang fotonya bersama Neneknya, Nan Nan berjanji akan berusaha lebih keras dan meminta Nenek untuk cepat sembuh juga. Dia berusaha mengecup foto nenek, tapi bibirnya yang bengkak malah jadi sakit.


Dia berusaha mengompres wajahnya dengan es. Tapi semua es itu malah berjatuhan. Tak ada kain penyangga, Nan Nan pun punya ide bagus, pakai kutang. Pfft! Lega, Nan Nan pun meneruskan tulisannya dengan menggunakan dirinya sebagai pemeran utama dan Zhu Hou jadi penjahatnya.


Beberapa waktu berlalu, seorang gelandangan tidur di bangku taman dan seluruh tubuhnya tertutup kertas-kertas selebaran. Seorang pejalan kaki memberinya uang koin 50 sen. Si gelandangan bangun dan ternyata dia adalah Zhu Hou.

Zhu Hou sontak ngamuk, tak terima diperlakukan bak pengemis. Dia bukan pengemis, tahu! Dia langsung melemparkan uang koin itu sejauh mungkin hingga menimpuk kepala Nan Nan yang sedang lewat di trotoar seberang.

Nan Nan sontak menggerutu kesal. Tapi matanya langsung berbinar-binar melihat uang 50 sen itu dan langsung memungutnya.


Melihat Nan Nan, Zhu Hou langsung emosi dan berlari ke seberang untuk menangkap Nan Nan. Dia terus melaju tanpa lihat kanan-kiri dan BUK! Sebuah mobil tiba-tiba menubruknya. Zhu Hou melayang di udara lalu jatuh bergulingan ke aspal dengan cukup keras. Dia masih bisa berdiri dan terus maju, tapi kepalanya malah kena hantam mobil lain lagi.


Tak peduli, dia terus maju menghampiri Nan Nan seperti orang gila... saat tiba-tiba saja kakinya terlindas sepeda anak kecil sampai dia terjatuh kesakitan. Mengira si gelandangan mengejar uang 50 sen itu, Nan Nan berniat mengembalikannya.


Tapi seorang bapak melarangnya menyentuh si gelandangan itu. Ini penipuan, bisa-bisa Nan Nan bakalan dituduh macam-macam untuk dituntut uang. Zhu Hou tiba-tiba mencengkeram kaki Nan Nan.

Nan Nan sontak heboh, "Bukan aku! Bukan aku! Lepasin!"

"Tang Nan Nan!"

"Bagaimana kau tahu namaku?"

"Ini aku!"

Nan Nan memperhatikannya baik-baik dan akhirnya sadar kalau dia Zhu Hou.


Nan Nan akhirnya membawa Zhu Hou pulang ke apartemennya dan memberinya makan ramen. Zhu Hou makan dengan sangat lahap saking laparnya. Dia bercerita kalau dia menderita dysmnesia yang cukup serius.

Dia tidak bisa mengingat angka lebih dari 3 digit. Dia mencatat semua parword-nya termasuk password rumahnya di dalam buku catatan yang dia simpan di dompetnya. Tapi Nan Nan malah melemparnya ke tong sampah!

Nan Nan tak percaya dengan klaim dysmnesia-nya. "Kau itu cuma bodoh, kan? Kau tidak mengerti angka-angka, iya kan?"

Zhu Hou tersinggung. "Apa maksudmu aku bodoh? Ini tidak ada hubungannya dengan IQ-ku. Ini masalah ingatanku!"

"Kau bahkan tidak ingat alamatmu, kan?"

Flashback,


Zhu Hou tahu letak rumahnya. Yang jadi masalah, dia tidak ingat passcode rumahnya sendiri. Dia mencoba memencet berbagai kombinasi angka, tapi semuanya gagal. Tingkahnya itu, ditambah dengan penampilannya, malah tampak mencurigakan di mata para satpam.

Dia berusaha meyakinkan kalau dia adalah pemilik rumah. Tapi ujung-ujungnya, dia malah dikejar-kejar bak maling.

Flashback end.


Nan Nan membersihkan tubuh Zhu Hou pakai kemoceng sambil tanya apakah Zhu Hou tak punya teman. Zhu Hou berkata kalau dia punya Jian Jun, tapi Jian Jun sekarang lagi di Brazil dan dia tak bisa menghubunginya sama sekali.

"Lalu apa rencanamu sekarang?"

"Aku tidak bisa pulang sampai Jian Jun balik... tapi rumahmu ini, boleh juga."

 

Nan Nan jelas tak setuju. Zhu Hou berusaha pakai jurus melas. Tapi Nan Nan malah menyeretnya keluar dengan paksa. Jadilah mereka otot-ototan dan kejar-kejaran keliling rumah sampai Nan Nan capek sendiri dan akhirnya memutuskan menyerah. Tapi dia hanya mengizinkan Zhu Hou tinggal semalam saja, hanya malam ini. Deal!

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments