Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 13 - 5

 Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 13 - 5


Por Date buru-buru masuk begitu mendengar jeritan Prik. Cemas, dia mencoba membangunkan Kade, tapi gagal. Dia langsung memerintahkan Joi untuk memanggil tabib lalu membopong Kade ke kamarnya.


Prik sontak melayangkan tatapan sinis ke Khun Ying. Jelas-jelas Kade sekarat, tapi Khun Ying malah cuma memberinya minyak angin. Khun Ying tetap keukeuh dengan keyakinannya bahwa tidak ada yang salah dengan Kade.

Tidak, Prik menegaskan bahwa Kade sekarat. Kade tidak bernapas. Bukankah itu artinya dia sekarat?!


Berusaha tetap tenang, Por Date menggenggam tangan Kade dan memohon padanya untuk bangun. Tapi tetap saja tidak ada reaksi apapun dari Kade.

"Kau jangan pergi ke mana-mana. Di sini saja. Tolong jangan pergi ke manapun."

Ayah akhirnya pulang tak lama kemudian dan Khun Ying langsung memberitahunya tentang apa yang barusan terjadi. Khun Ying tidak tahu apa penyebabnya, tapi Ayah bisa menduga dengan cepat saat ia melihat buku mantra bulan yang terjatuh ke lantai itu.

Tabib tiba tak lama kemudian. Tapi setelah memeriksa Kade, Tabib merasa aneh juga dengan penyakit Kade ini. Baru kali ini ia melihat penyakit semacam ini.

Detak nadi dan napas Kade sangat amat lemah, tapi iramanya masih teratur. Tubuhnya juga hangat, tidak dingin ataupun panas. Apa sebelumnya dia makan atau menyentuh sesuatu?


Por Date seketika ingat dengan buku mantra bulan yang tadinya Kade pegang dan langsung pergi. Dokter pun pergi tak lama kemudian, tapi terlebih dulu ia meresepkan obat untuk Kade.

Prik sontak merecoki Tabib dan tanya apakah Kade mati. Tapi Tabib langsung pergi tanpa mempedulikannya. Juang sontak kesal membentak mulut kotor Prik itu, bisa tidak dia mengucap sesuatu yang baik?

"Juang! Aku melihat sendiri Mae Ying tidak bernapas."

"Apa kau puas?"

"Hei! Jangan bawa-bawa masa lalu. Aku sudah berubah hati sekarang."


Ayah memikirkan hal yang sama. Karena itulah Ayah memperingatkan Por Date bahwa jika mereka merapal mantra bulan lagi, maka mungkin Karakade akan kembali menjadi dirinya 4 tahun yang lalu.

Por Date kaget, Ayah tahu kalau Kade itu bukan Karakade yang asli? Tentu saja, kenapa juga Ayah tidak tahu. Kepribadian dan ucapan Karakade yang sekarang, sangat berbeda jauh dari Karakade yang asli. (Sebenarnya aku bingung kenapa Por Date kaget, bukannya Ayah dulu pernah terang-terangan bilang ke Por Date bahwa ia tahu kalau Kade itu bukan Karakade?)

"Wanita ini sangat manis. Kasih sayang yang kurasakan padanya, jauh melebihi kasih sayang pada keponakanku sendiri."

"Aku tidak tahan melihatnya tak sadarkan diri dan tak bernyawa seperti ini. Jika kita harus mengambil resiko, maka aku bersedia menerimanya."

Por Date bertekad akan merapalkan mantra itu. Dan jika Karakade tidak kembali. Atau jika dia terbangun, tapi ternyata yang kembali adalah Karakade yang lama, maka Por Date bersumpah dia tidak akan pernah memiliki istri dan menjadi biksu seumur hidupnya.


Maka para pelayan pun mulai mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk pembacaan mantra. Sementara Por Date mulai merapal mantranya, Prik menggenggam tangan Kade dan menangis, memohon setulus hati agar Kade bangun.


Pengaruh mantra itu sepertinya mulai bekerja dan roh Kade mendadak muncul di tempatnya Guru Chiprakao. Dia melihat Guru Chiprakao bermeditasi dan sontak memohon Guru Chiprakao untuk menolongnya.

"Tolong bawa saya pulang."

"Pulang ke mana, nak?" Tiba-tiba terdengar Guru Chieprakao bicara, tapi raganya tetap diam di tempat. Kade sontak berpaling mencari asal suara dan menemukan rohnya Guru Chiprakao-lah yang ternyata memanggilnya.

Kade bisa mendengar suara Por Date yang sedang merapal mantra itu dan sontak panik meminta Guru Chiprakao untuk membawanya kembali.

"Kau pasti akan kembali, karena itulah yang seharusnya terjadi. Hanya saja... di tempat lain itu, kau sudah tidak bisa kembali lagi untuk selamanya."

"Kenapa?"

"Karena takdir dan hidupmu sudah berakhir di tempat asalmu."

Kade shock mendengarnya. Tangisnya pecah seketika menyadari dia sudah benar-benar mati di dunia asalnya. "Itu tidak benar, kan, jao ka? Tolong katakan itu tidak benar! Itu tidak benar!"

"Tenanglah dan lihatlah ini dulu, Kadesurang."

Kade kaget mendengarnya. Guru Chiprakao tahu nama aslinya? Guru Chiprakao membenarkannya walaupun ia mengakui mencari tahu nama asli Kade itu sulit. Baiklah, sebaiknya Kade berkonsentrasi sekarang.

Guru Chiprakao mulai bersemedi lagi dan seketika itu pula terdengar suara Nenek Kade yang memanggil-manggil Kade dan memohon-mohon agar cucunya itu tidak pergi.


Kade tiba-tiba mendapat penglihatan akan neneknya yang bermimpi buruk tentangnya. Nenek bermimpi ada seseorang yang membawa Kade pergi. Orang itu seakan tahu kalau hidup Kade tidak akan panjang.

Kecelakaan malam itu kembali terngiang dalam benaknya. Kade langsung meninggal di tempat, tapi Reungrit selamat. Tiba-tiba roh Kade mulai menghilang... dan kita dibawa kembali ke masa depan pasca kecelakaan itu.

Walaupun selamat, tapi Reungrit merasa sangat amat bersalah karena menjadi penyebab kematian Kade. Air matanya tak terbendung saat dia memohon pengampunan Ibu Kade. Dia bahkan langsung bersujud di bawah kaki Ibu.

Ibu Kade yang tadinya tampak marah, seketika luluh melihat kesungguhan Reungrit. Tanpa mereka sadari, Kade sebenarnya ada di sana dan menyaksikan hal itu dengan berlinang air mata.


Kade kembali ke rumah lamanya dan melihat Nenek yang tengah berusaha menyemangati Ibu untuk tidak terus bersedih.

"Bu, dia bertahan hidup biarpun... biarpun adik kembarnya tidak." Ujar Ibu.

Hah? Jadi Kade saudara kembarnya Karakade? Kade sepertinya tidak tahu menahu tentang masalah itu dan benar-benar kaget mendengar dirinya punya saudara kembar.

"Adik kembar? Aku punya saudara kembar?"

Tapi tentu saja tak ada seorang pun yang menjawabnya. Ibu tidak mengerti kenapa Kade meninggalkan mereka setelah selama ini hidup dan terikat bersama mereka. Dia baru 20 tahun, hidupnya belum terlalu lama.

Ibu benar-benar kasihan pada Reungrit... karena dia akan mengabdikan dirinya menjadi biksu seumur hidupnya. Hah? Kade terkejut mendengarnya.


Dia sontak masuk ke ruang doa di mana Reungrit masih menangis dengan penuh penyesalan di depan altar Kade. Dia sungguh tidak mengerti kenapa Reungrit ingin menjadi biksu seumur hidupnya, bagaimana dengan orang tuanya nanti? Siapa yang akan menjaga mereka?

"Kenapa kau harus mati?" Tangis Reung. "Aku belum memberitahumu... bahwa aku mencintaimu."

Air mata Kade semakin tak terbendung mendengar pengakuan cinta Reung.

"Aku ingin memberitahumu... bahwa aku selalu mencintaimu. Aku mencintaimu sangat lama. Mencintaimu sejak..."

Dia tidak sanggup meneruskannya. Tapi seketika itu pula Kade melihat sesuatu yang mencegangkan dari diri Reungrit.


Tiba-tiba saja sosok Reungrit, berubah menjadi Por Date. OMG, jadi Reung adalah reinkarnasinya Por Date.

"Khun P'!"

Sosok Reung dan Por Date sontak melebur di mata Kade. "Aku mencintaimu sangat-sangat lama, Kade. Sejak..."

Dia benar-benar tidak bisa meneruskannya, tampak bingung harus berkata apa. Tapi Kade bisa menduganya. "Sejak 300 tahun yang lalu, Khun P'? Reungrit benar-benar kau, Khun P'? Akankah aku bisa bertemu dan bertemu Khun P' lagi?"

Entah apakah dia mendengar Kade atau bagaimana, tiba-tiba saja Reungrit/Por Date menoleh ke Kade. (Dia bisa lihat Kade?)

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

6 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam