Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 13 - 2

 Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 13 - 2

Kade sungguh tidak mengerti kenapa Janward keras kepala. Tapi Janward tegas meminta Kade untuk tidak memaksanya.

"Baiklah. Akan kukatakan ini untuk yang terakhir kalinya. Apa kau ingin menyiksa Khun Reung sampai mati?"


Ternyata Kade menyuruh Janward untuk membohongi ibunya dengan pura-pura sakit dan mogok makan sebagai aksi protes biar dia diizinkan menikah dengan Reung. Dia bahkan menyuruh Janward untuk mengeluh kalau dia ingin mati saja. Janward ngotot tidak mau. Berbohong pada ibu sendiri itu dosa.

"Itu bukan dosa. Itu namanya kebohongan putih."

"Tetap saja aku tidak bisa melakukannya. Bahkan sekalipun aku mati, aku tidak akan melakukannya. Kau tidak perlu datang mengunjungiku lagi."


Keesokan harinya, Khun Ying melihat Kade sepertinya mau keluar lagi. Tapi tidak, Kade malah duduk di dekatnya lalu membantunya melipat kelopak bunga lotus.

"Kau tidak mau pergi menemu Mae Janward hari ini?"

"Tidak, Bi."

"Kenapa tidak?"

Prik sontak nyinyir. Kade pasti melakukan sesuatu yang mencurigakan dan tidak patut, makanya Janward menolak kehadirannya. (Pfft! Betul sekali) Kade sontak melempar tatapan sengit ke Prik.


Hari itu, ada seorang pria dan ayahnya yang datang ke rumah Janward untuk melamarnya. Dari segi penampilan sih nggak sebanding dengan Reung, tapi Ibu Janward tampak suka padanya, karena kelas keluarga pemuda itu lebih tinggi daripada Reung.

Tapi Ibu memperingatkan mereka bahwa satu-satunya aset yang mereka miliki saat ini hanya rumah ini. Pemuda itu dan ayahnya tidak keberatan.

Maka Ibu pun langsung berusaha membujuk Janward untuk menerima pinangan pemuda kaya raya itu, hidup Janward pasti akan terjamin enak kalau Janward menikah dengannya.

 

Tapi Janward malah cuma berbaring di kamarnya dengan tatapan kosong. Ibu sampai heran, ada apa dengannya? Si pelayan melapor kalau Janward sakit, tapi tidak mau bilang apa-apa. Janward cuma mengeluh kalau dia...

"Aku mau mati, jao ka!" (Pfft! Akhirnya dia nurut juga sama Kade)


Kade gelisah menunggu kedatangan Reung di dok. Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga tak lama kemudian dan Kade sontak mengomelinya, lama banget Reung datangnya padahal dia sudah menyuruh Joi untuk memanggil Reung sejak kemarin.

"Ada masalah penting apa?"

"Sangat penting. Ini masalahmu. Oi, dia lemot kayak Reung."

"Kau bilang apa?"

"Tidak ada."

"Katakan."

"Akan kukatakan. Kau dengarkanlah baik-baik. Kau harus berusaha lebih keras kali ini."


Janward meminum obatnya, tapi dia langsung berbaring lesu lagi setelahnya. Si pelayan melapor bahwa Janward terus-menerus mengeluh mau mati saja. Ibu jadi semakin cemas dan berusaha membujuk Janward untuk mengatakan apa masalahnya agar ia bisa mencarikan tabib untuk mengobati Janward. Tapi Janward terus saja bilang kalau dia mau mati.

Tepat saat Ibu hendak keluar, pelayan datang untuk melaporkan kedatangan Reung, dan Janward sontak bangkit dengan penuh semangat... sebelum kemudian ingat untuk pura-pura sakit lagi. Ibu jelas kesal melihatnya dan terus ngotot menyatakan kalau ia takkan pernah memberikan putrinya pada Reung.


Reung datang dengan membawa banyak sekali hadiah-hadiah mahal. Tapi Ibu tetap menyambutnya dengan ketus. Untuk apa Reung membawa hadiah sebanyak ini? Tak ada tempat untuk menaruh semua barang ini.

"Anda tak punya tempat untuk meletakkan semua ini?"

"Tak ada seorang pun yang bisa mengerti hati orang yang telah kehilangan segalanya."

"Saya mengerti. Saya ingin mengembalikan rumah ini seperti sedia kala." Ucap Reung setulus hati yang kontan membuat Ibu Janward tersentuh.


Maria diam-diam menguping percakapan suaminya dan rekan-rekannya yang kontan membuatnya cemas dan panik.

Maka dia pun segera pergi mengunjungi Kade. Khun Ying menyambutnya dengan senyum ramah, tapi Maria begitu cemas hingga dia hanya membalasnya dengan senyum singkat.

Dia ingin mengatakan maksud kedatangannya sekarang juga, tapi Kade dengan cepat mencegahnya. Khun Ying memahami isyarat mereka dan langsung menyuruh mereka untuk bicara berdua di dalam.

Maria langsung to the point memberitahu Kade kabar yang dia dengar dari ayahnya. Bahwa kedatangan duta besar Perancis kali ini, membawa lebih banyak prajurit. Tepatnya 600 prajurit, dan jelas kedatangan mereka bukan cuma untuk berwisata.

Belakangan ini Raja sering sakit-sakitan, para pejabat istana mulai saling memihak beberapa kelompok. Ada kelompok Jao Nai yang merupakan kelompoknya Pra Py, sedangkan di sisi lain ada Jao Fah Apaitod. Kade bisa menduga kalau Phtracha dan Luang Sorasuk memihaknya.

"Dan bagaimana dengan suamimu? Apa yang akan dia lakukan?"

"Aku tidak tahu. Tapi aku khawatir. Jika mengubah keyakinan orang terhadap Tuhan harus diganti dengan darah dan nyawa, itu tidak benar."


Dia curiga kalau suaminya sebenarnya tidak enar-benar mempercayai Tuhan, Phaulkon hanya menginginkan kekuasaan dan uang.

Kade heran, kenapa Maria berpikir begitu? Apa suaminya terlibat dengan kedatangan para prajurit Perancis itu? Apa dia yang meminta mereka datang kemari?

"Aku tidak tahu. Aku hanya tahu bahwa apa yang kupercayai benar."

"Apa kau sadar bahwa apa yang kau katakan bisa menjadi tuduhan terhadap suamimu? Kau harus mengetahuinya dengan pasti, Mae Maria."

Begini saja, Kade menyarankannya untuk bicara baik-baik pada suaminya dan yakinkan suaminya itu untuk melakukan hal yang benar.

Maria percaya pada Tuhan dan mengajarkan kasih, bahkan kasih terhadap musuh. Mungkin kasih sayang bisa meredakan kebencian yang ada di dalam hati suami Maria.

Maria heran mendengar ucapan Kade itu. Kenapa dia bilang begitu? Apa Kade tahu kalau Phaulkon melakukan hal buruk? Kade sontak speechless tak tahu harus menjawab apa.


Tapi untunglah dia bisa berpikir cepat dan beralasan bahwa suaminya Maria kan sekarang memiliki kekuasaan yang sangat besar, jadi banyak orang yang curiga padanya.

Maria tahu itu, makanya dia datang kemari untuk memberitahu Kade. Kedatangan para prajurit Perancis itu mungkin akan membuat darah tertumpah dan merenggut nyawa.

"Tapi kalau kau terus mengawasi suamimu, kurasa tidak akan menjadi sesuatu yang buruk."

"Kalau aku tahu, apa yang harus kulakukan?"

"Pikirkanlah. Kau adalah orang Ayutthaya dan besar di Ayutthaya. Sedangkan dia adalah orang asing yang baru saja hidup di sini, dia diberikan keberuntungan dan kekayaan yang sangat besar. Tapi jika dia berpikir untuk melakukan sesuatu yang buruk pada negara ini, maka itu tidak benar, Mae Maria."

Jika Maria percaya pada kebenaran, maka dia tidak boleh malu terhadap bumi dan langit. Siapa tahu nama Maria mungkin akan tertulis dalam sejarah dan namanya akan terus terkenang selama 10 atau 100 tahun yang akan datang. Maria seolah mendapat semangat baru berkat ucapan Kade itu.


Setelah Maria pergi, Kade langsung melaporkan informasi ini ke Ayah. Lalu Ayah menyampaikan informasi ini ke Phetracha dan Luang Sorasuk.

Phetracha jadi tambah benci dengan Phaulkon, dia sudah pasti berpikir untuk melakukan korupsi. Untuk apa sebenarnya mereka membawa pasukan Perancis? Apa Raja mengetahuinya?


Hari itu, Kade dengan takut-takut menyajikan teh pada Khun Ying yang keheranan melihat penampilan Kade. Ternyata karena Kade hari ini memakai kembang di telinganya. Khun Ying sontak protes tak suka dan mengomeli kedua pelayan Kade.

Pin dan Yam jadi serba salah. Mereka memang sudah berusaha melarang Kade, tapi Kade malah keras kepala dan bilang. "Ini telingaku sendiri!"

"Itu melanggar tradisi. Apa kau tidak wanita macam apa yang memakai bunga di telinganya?"

"Mereka sudah bilang. Tapi menurutku ini cantik."

"Cantik? Apa kau tahu orang lain akan berpikir dan menganggapmu sebagai apa?"

"Ying ngam muang (pel*c*r). Tapi aku tidak seperti itu, Bi. Dan lagi, ini cantik kan, Bi? Kalau cantik, yah sudah."

Hadeh! Stress deh Khun Ying. Kade ngotot meyakinkan kalau dia hanya akan memakainya di rumah, toh dia tidak akan ke mana-mana juga. Ini kan tubuhnya sendiri, memakai bunga di dalam rumah itu tidak memalukan kok. Tak tahu bagaimana harus mendebatnya lagi, Khun Ying akhirnya mengakhiri masalah ini sampai di sini walaupun ia masih kesal.

"Apa kau tahu kalau Por Date akan kembali?" (Wah, cepatnya waktu berlalu)

"Tahu, jao ka."

"Kalau begitu, ayo ke dapur bersamaku untuk menyiapkan makanan untuk Por Date. Ayo!"

Bersambung ke part 3

Post a Comment

2 Comments

  1. yeay poor date pulkam nie,,, 😀

    ReplyDelete
  2. Por date por date por date #pordate itu nama orang kan bukan nama kuda😂😂 arti pordate itu apa yah😅aku jadi suka banget ngomong pordate😆😆

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam