Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 1 - 2

 Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 1 - 2

Efek racun itu mulai memudar dan anak itu pun kembali normal. Dia berusaha memohon-mohon pada Fei Ye untuk membunuhnya saja. Tapi Fei Ye justru membebaskan anak itu dari rantai yang membelenggunya. Anak itu pingsan seketika.

Anak buahnya Fei Ye akhirnya menemukan sebuah kitab ilmu racun. Dia melapor bahwa berdasarkan intel mereka, tempat ini di bawah kekuasaan Putra Mahkota.


Lagi-lagi Fei Ye teringat kenangan tentang anak berbaju merah dan putih itu, saat dia disekap di sana dan dia melihat Master Racun yang tampak melakukan penelitian terhadap seseorang lalu menulisnya di buku.

Ingatan itu membuat Fei Ye yakin bahwa kitab ilmu racun ini bukan cuma satu jilid. Dia yakin Putra Mahkota pasti menyimpan buku ini secara diam-diam.


Seorang pengawal datang dan melapor bahwa Master Racun tidak ada di sini. Mendengar itu, Fei Ye memerintahkan mereka untuk mundur sekarang juga dan bawa anak ini pergi.

Para pengawal kuil muncul lebih banyak saat Fei Ye. Tapi melihat kondisi anak itu, Fei Ye memerintahkan anak buahnya yang bernama Xi Feng untuk pergi duluan bersama anak ini.

Dia sendiri langsung maju menyerang para pengawal kuil itu. Xi Feng dan pasukan mereka pun terjun ke jurang terjal itu karena hanya itu jalan satu-satunya.


Yun Xi berusaha meraih tanaman herbal itu dengan susah payah saat tiba-tiba saja dia melihat sekumpulan pria terjun dari atas tebing dan sekilas matanya bertemu pandang dengan Xi Feng. Yun Xi tidak memikirkan mereka lebih jauh dan kembali berusaha meraih tanamannya.

Walau dia berjuang sendirian, tapi Fei Ye berhasil mengalahkan beberapa pengawal kuil itu dengan mudah. Tapi Fei Ye berhasil menghindar ke tepi jurang, para pengawal kuil itu melemparkan bom padanya hingga Fei Ye terjatuh ke jurang.

Yun Xi akhirnya berhasil meraih tanaman itu. Tapi tiba-tiba saja bebatuan menghujaninya dari atas dan kontan membuatnya panik. Dalam usahanya menghindari bebatuan itu, tak sengaja cadar hitamnya terlepas sehingga menyisakan cadar putih transparannya.

Yun Xi tiba-tiba kehilangan pegangannya pada talinya dan jadilah dia terjun bebas dari jurang itu. Untunglah Fei Ye berhasil menangkapnya dan membawa Yun Xi terjun bersamanya.


Yun Xi mendarat di hutan dengan selamat. Matahari sudah tinggi di langit saat akhirnya dia terbangun dari pingsannya, tapi tiba-tiba sebuah pedang terarah padanya dan Fei Ye menuntut identitasnya.

"Aku hanya sedang mencari Rumput Shenyou untuk mengobati radang di wajahku. Tempat itu dijaga dengan ketat di siang hari, makanya aku memanjat tengah malam."

Untuk membuktikannya, Fei Ye menggunakan ujung pedangnya untuk menyingkap sedikit cadarnya Yun Xi dan benar-benar melihat ada radang di sisi wajahnya.


Seketika itulah Yun Xi melihat Fei Ye mulai menurunkan kewaspadaannya dan Yun Xi sontak memanfaatkan saat itu untuk menaburkan bubuk racun ke wajah Fei Ye lalu menghajar Fei Ye dengan dahan pohon hingga dia berhasil menarik lepas cadarnya Fei Ye.

Fei Ye pun tak sanggup melawan dan mulai pusing gara-gara bubuk racunnya Yun Xi tadi. Yun Xi meyakinkannya untuk tidak khawatir, racun ini tidak akan menyakitinya kok, efeknya akan menghilang dalam satu jam.

"Aku melakukan ini hanya sebagai pertahanan diri. Hanya Tuhan yang tahu orang macam kau!"


Tapi kemudian ada sesuatu yang menarik perhatian Yun Xi, buku kitab ilmu racun itu tampak mencuat dari dalam bajunya Fei Ye. Yun Xi mengambilnya dan langsung terkagum-kagum dengan isi buku itu.

"Di buku ini banyak sekali rumput beracun yang belum pernah kudengar atau kulihat. Aku bisa tahu kalau kau tidak mengerti apapun tentang racun. Bagaimana kalau kau berikan ini padaku sebagai hadiah? Anggap ini sebagai permintaan maaf padaku."

"Kembalikan buku itu... atau akan kukejar kau dan..." Fei Ye berusaha bangkit, tapi dia masih terlalu lemah dan Yun Xi dengan mudahnya mendorongnya kembali.

"Kau itu sudah seperti ini, berhentilah mengoceh. Kau di sini saja yah. Selamat tinggal." Yun Xi pun pergi meninggalkannya dengan menggondol buku racun itu.


Para pengawalnya Fei Ye akhirnya datang tak lama kemudian. Xi Feng jelas cemas melihat tuannya dalam keadaan seperti itu. Fei Ye mengklaim kalau dia baik-baik saja dan menyuruh Xi Feng untuk bergabung dengan Jenderal Baili saja dan jaga anak itu baik-baik. Dia sendiri lalu pergi untuk mengejar Yun Xi.


Yun Xi berjalan dengan santai sambil membaca buku itu saat tiba-tiba perhatiannya teralih pada sebuah area khusus yang tampak dipenuhi dengan asap hijau beracun.

Dia tengah menatap area itu dengan penasaran saat tiba-tiba saja Fei Ye muncul dari belakangnya sambil menuntutnya untuk mengembalikan buku itu.

Panik dan tak tahu harus melarikan diri ke mana, Yun Xi akhirnya nekat memasauki area beracun itu dan sukses membuat Fei Ye tak bisa mengejarnya lagi. Yun Xi sendiri cepat-cepat menelan obat anti racun.

"Aku terlalu meremehkanmu ternyata."

"Aku tidak akan menyebarkannya. Jangan cari aku lagi. Kau takkan bisa menemukanku."

"Kau mencuri kitab ilmu racunku dan melihat wajahku. Aku tidak boleh melepaskanmu."

"Kau keras kepala. Sudahlah, aku pergi. Selamat tinggal." Yun Xi pun pergi dan memasuki area beracun itu semakin dalam.


Tapi di tengah jalan, tiba-tiba dia menyadari ada seseorang yang melayang-layang dengan sangat cepat di sekitarnya. Cemas, Yun Xi perlahan berjalan mundur... dan langsung bertubrukan dengan pria itu.

"Siapa kau?!"

"Obat apa yang kau minum saat kau melewati racun penghalang?" Tuntut pria itu, Gu Qi Shao, master racun dari lembah hantu racun murni.


Qi Shao menduga kalau Yun Xi pasti mengekstrak obat itu sendiri. Yun Xi membenarkan, apa Qi Shao juga mau menangkapnya?

"Seseorang mengejarmu?"

"Apa kau bisa membantuku?"

"Aku tidak mengenalmu, kenapa juga aku harus mempertaruhkan hidupku untuk menyelamatkanmu?"

"Menolong orang lain itu adalah perbuatan yang sangat baik. Kau terlihat seperti makhluk abadi dan sangat tampan, kau pasti orang baik. Aku sekarang tersesat dan tidak bisa kembali. Tolong bantu aku, yah?"

"Kau bermulut manis. Baiklah, akan kutunjukkan jalannya. Ikuti saja jalan ini." Ujar Qi Shao sambil menunjuk jalan di depan mereka.


Begitu Yun Xi pergi ke arah yang ditunjuknya, Qi Shao mengintip di depan dan melihat Fei Ye memutuskan untuk menyerah dan pergi dari sana.


Yun Xi terus berjalan hingga dia memasuki sebuah gua. Tanpa dia sadari, dia menginjak seutas tali tipis yang membuat bel berbunyi di kediamannya Qi Shao.

Para pelayannya Qi Shao kontan cemas mendengar bunyi itu, bunyi yang menandakan bahwa ada orang yang masuk ke wilayah mereka. Mereka berniat pergi mengeceknya, Tapi Qi Shao santai saja menyuruh mereka untuk melanjutkan tugas mereka. Dia tahu kok siapa yang masuk itu, jadi dia sendiri yang akan memeriksanya.

Kedua pelayan heran mendengar ucapan tuan mereka itu. Dulu kalau ada orang yang menerobos masuk wilayah mereka, Qi Shao biasanya marah dan menyuruh mereka untuk membunuh orang itu.

"Tapi kali ini, dia kelihatan penuh semangat. Kenapa?"

"Sudahlah. Pergilah menanam tanaman herbal."

"Memangnya kau saja yang bekerja keras."


Yun Xi masuk semakin dalam ke gua itu, tapi malah tersesat. Akhirnya dia memutuskan untuk istirahat dulu. Qi Shao melihatnya dari balik bebatuan.

Dengan sengaja dia mengetuk bebatuan di sana untuk menarik perhatian Yun Xi, tapi dia tetap menyembunyikan diri. Yun Xi cemas mendengar suara itu, tapi kemudian dia melihat seekor kelinci terbaring di tanah.

Melihat kelinci itu terluka, Yun Xi pun mengobatinya sambil mengajaknya ngobrol. Dia bertanya-tanya apakah Fei Ye masih di luar. Untung saja ada racun penghalang itu, jadi Fei Ye tidak mungkin bisa menerobos kemari.

Tapi mengingat kegigihan Fei Ye dalam mengejarnya, Yun Xi yakin kalau Fei Ye tidak akan menyerah semudah itu. Jadi sekarang ini, dia hanya bisa tinggal di sini dulu.

Selesai diobati, kelinci itu langsung melompat turun. Saat Yun Xi berjongkok untuk mengambilnya kembali, tak sengaja cadarnya terlepas dan memperlihatkan wajah cantiknya yang ternoda radang memerah itu, dan kontan membuat Qi Shao terpesona.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments