Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 11 - 3

Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 11 - 3

Flashback.

Phetracha-lah orang pertama yang menyatakan keberatannya. Dia tidak akan membiarkan duta besar itu menghadap Raja dengan cara berdiri.

Phaulkon keberatan, tapi Phetracha ngotot menyuruh Phaulkon untuk menyuruh si duta besar itu menghadap Ork Ya Pra Sadit saja, biar nanti Ork Ya Pra Sadit yang mewakili mereka menghadap Raja. Phaulkon mengingatkan Phetracha bahwa duta besar harus menghadap Raja, itu tradisinya.


"Tapi itu bukan tradisi kami!" Sahut Luang Sorasuk kesal. "Tradisi kami adalah apa yang sudah dikatakan dengan jelas oleh ayahku."

"Kalau begitu mereka tidak akan datang." Ancam Phaulkon.

Luang Sorasuk hampir saja maju untuk menyerangnya, tapi dihalangi oleh Por Date. Dengan penuh emosi, Luang Sorasuk mengingatkan Phaulkon bahwa negara mereka ini bukan negara barbar dan tidak beradap, mereka memiliki tradisi mereka sendiri dan mereka tidak akan berubah mengikuti budaya farang.

Berniat mengakhiri masalah ini sampai di sini, Phetracha akhirnya mengalah. Baiklah kalau mereka mau tetap berdiri sesuai adat negara mereka. Tapi apapun yang dipersembahkan pada Raja, harus diangkat tinggi-tinggi di atas kepala mereka.

Flashback end.


Ayah bercerita bahwa Phetracha benar-benar melakukan apa yang diucapkannya. Mereka menggunakan piringan emas sebagai tempat menaruh surat yang dibawa si duta besar dan mempersembahkannya pada Raja.

"Tapi si duta besar tidak mengangkatnya sampai ke Paduka Raja, bukan?" Duga Kade yang mengetahuinya dari lukisan sejarah.

Semua orang sontak menatapnya dengan aneh. Menyadari semua tatapan heran yang mengarah padanya itu, Kade lagi-lagi beralasan kalau dia...

"Menebak seperti biasanya." Potong Por Date yang sudah hapal alasan basi Kade.

Ayah benar-benar kagum dengan tebakan Kade yang sangat jitu. Si duta besar Perancis itu memang tidak mau menaikkan suratnya melebihi atas kepalanya biarpun Constantine sudah berusaha mengiysaratkannya untuk menaikkannya lebih tinggi.

Tapi si duta besar itu tetap bergeming. Lalu yang tak disangka, Raja tiba-tiba tertawa sangat keras, lalu beliau membungkuk untuk mengambil surat itu dengan tangannya sendiri.

Flashback.



Para pejabat Ayutthaya memberikan sujud hormat seperti biasanya saat Raja muncul, sementara si duta besar Perancis tetap duduk santai di kursinya dengan ditemani para pastor yang berdiri di belakangnya.

Si duta besar lalu memberikan salam hormatnya ala adat Perancis. Lalu Phaulkon mengisyaratkannya untuk mempersembahkan suratnya pada Raja.

Tapi saat melihat si duta besar menggunakan piringan biasa, Phaulkon sontak panik dan mengisyaratkannya untuk berhenti, tapi si duta besar tidak memahami isyaratnya.

Suasana benar-benar tegang saat itu. Phetracha-lah yang akhirnya mengisyaratkan salah satu pejabat untuk mengganti piring biasa itu dengan piringan emas.

Phaulkon berusaha mengisyaratkannya untuk mengangkat piringan emas itu tinggi-tinggi sampai ke Raja. Tapi si duta besar bergeming dan tidak mau mengangkat surat itu lebih tinggi dari kepalanya. Raja Narai-lah yang akhirnya mengalah dengan membungkuk dan mengambil surat itu sendiri... persis sesuai lukisan sejarah.

Flashback end.


"(Sejarah) itu benar." Ucap Kade antusias. Tapi dia penasaran, kenapa ada banyak pastor dalam rombongan duta besar itu. Alih-alih menjawab, Ayah merasa kalau Kade juga pasti bisa menebaknya sendiri.

Khun Ying langsung nyinyir mendengarnya. Buat apa ditebak, jelas-jelas mereka berniat mencari orang-orang yang mau pindah ke agama mereka. Tapi yang paling penting, apakah kedatangan mereka berniat untuk mengubah agama Raja ke dalam agama mereka?

Ayah membenarkan. Tebakan Khun Ying tepat sekali. Jadi apakah si duta besar itu memaksa Raja untuk pindah agama saat itu juga? Berani sekali dia.

Por Date membenarkan, kedua duta besar Perancis terang-terangan tanya kapan Raja akan pindah agama. Dan para pejabat Ayutthaya jelas terkejut mendengar pertanyaan itu.

"Dan si Monsieur Constantine itu. Oi! Dia benar-benar sangat marah. Wajahnya merah padam dan berusaha mengisyaratkan si duta besar untuk berhenti. Benar-benar kacau!" Cerita Ayah dengan antusiasnya dan membuat suasana malam itu jadi semakin ceria.


Rombongan duta besar Perancis itu berkumpul sambil ribut berdebat. Phaulkon benar-benar marah pada mereka karena mereka mendadak menanyakan masalah pindah agamanya Raja padahal mereka bahkan belum membicarakan masalah diplomasi dan perdagangan.

Si duta besar sontak emosi dan menegaskan bahwa perintah Raja Perancis pada mereka adalah untuk membuat Raja Narai pindah agama saja. Beliau sama sekali tidak memberi perintah terkait masalah perdagangan atau semacamnya. Tujuan utama mereka kemari cuma untuk membuat Raja Narai pindah agama.


Por Date sekeluarga sedang menikmati bubur labu. Tapi Kade mendadak menyela untuk tanya-tanya lagi pada Ayah tentang apa jawaban Raja pada si duta besar Perancis itu tentang masalah pindah agama.

Por Date langsung nyinyir mendengar ke-kepo-annya Kade. Dia bukan Kade kalau tidak kepo. Ayah memberitahu Kade bahwa Raja mereka itu sangat pintar. Beliau menolak dengan cara yang pintar dan cerdas.

Beliau tidak menolak mereka secara terang-terangan, tapi juga tidak menutup kesempatan mereka. Sehingga si duta besar berpikir kalau mereka masih punya kesempatan.

Kade tampak jelas ingin tahu detilnya. Por Date langsung bisa membaca pikirannya dengan baik dan langsung menyuarakan pikiran Kade itu bahkan sebelum Kade sempat bicara sendiri. "Mae Karakade ingin tahu apa dekrit Raja." Ujar Por Date

Kade senang. "Aku akan memberimu like!" (LOL!)

Khun Ying langsung mengomeli sikap anehnya, tapi ia sendiri juga ingin tahu sih. Ayah pun bercerita, dekrit Raja adalah...

Flashback.

 

Setelah membaca suratnya, Raja Narai dengan bijak berkata bahwa setiap agama mengajarkan manusia untuk berbuat kebaikan, takut dosa, dan melakukan amal.

"Seorang memimpin yang memimpin negerinya dengan agama, bisa memerintah dengan lebih mudah daripada negara yang tak beragama. Semoga para warga negara terus mengajarkan agama kalian, dan jangan takut."

Ia menyatakan bahwa mereka tidak akan menghalangi warga untuk memilih agama yang mereka yakini. Sementara tentang dirinya sendiri, Raja mengaku bahwa ia belum mengenal seperti apa agama nasrani itu. Karena itulah, ia ingin mempelajarinya lebih dulu.

"Kuharap Raja Perancis tahu, bahwa bagi seorang raja untuk berpindah dari agama yang mereka yakini selama 2000 tahun lamanya, itu adalah perkara yang sangat sulit... tapi bukan berarti itu mustahil."

Itu jawaban yang diplomatis dan bisa diterima oleh semua pihak.

Flashback end.

 

Kade benar-benar kagum mendengarnya. "Keren! Aku bisa tepuk tangan untuk beliau sepanjang hari!"

Por Date penasaran, apa yang akan diperintahkan Raja pada Phaulkon.


Di istana, Raja memberitahu Phaulkon bahwa jika Phaulkon sebagai umat nasrani, mendadak pindah ke agamanya, maka Raja pasti akan menganggap Phaulkon sebagai penipu yang tidak bisa dipercaya. Itu adalah penolakan tegas Raja terhadap permintaan pindah agama itu.


Malam itu, Kade tidak bisa tidur dan memutuskan untuk keluar melihat bulan purnama dengan hati berbunga-bunga, teringat saat pertama kalinya dia menatap bulan bersama Por Date dulu.

Saat dia hendak berbalik tak lama kemudian, dia malah kaget mendapati Por Date mendadak sudah ada di belakangnya.

"Khun P', kau suka sekali datang seperti ninja."

"Kau tidak perlu bicara apapun, aku tidak mengerti. Dan aku terlalu malas untuk memahaminya... Dan jangan membantah. Katakan padaku, siapa yang sedang kau pikirkan sampai kau tidak mendengarku datang?" Tanya Por Date. Bukannya menjawab, Kade malah cuma diam sambil menatapnya.

"Kalau kau tidak mau bilang, maka aku akan berpikir bahwa akulah orang yang sedang kau pikirkan."

"Akan kukatakan. Akan kukatakan sekarang. Kau sungguh ingin tahu?"

"He-eh."

"Kalau begitu, lihatlah di cermin." Ujar Kade lalu pergi... yang kontan membuat senyum Por Date merekah.


Kade kembali ke kamarnya dengan senyum lebar, tapi malah mendapati kedua pelayannya belum tidur dan sedang menatapnya sambil nyengir geli. Kedua pelayan sontak ketakutan lalu bergegas mengubur diri mereka di balik selimut.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam