Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 11 - 1

Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 11 - 1

Wei Yi berjalan masuk ke ruang kantornya Prof Jiang tanpa menyadari Zhou Lei yang membuntutinya dengan curiga.

 

Prof Jiang memanggilnya ternyata bukan untuk membicarakan urusan penelitian, tapi tanya apakah buku pemberiannya berguna? Wei Yi mengaku kalau dia sudah berusaha menerapkan bab yang masuk akal dan yang tidak masuk akal juga, tapi sejauh ini tidak ada yang efektif.

 

Terang saja pembicaraan mereka yang terkesan terlalu ilmiah itu membuat Zhou Lei jadi salah paham dan langsung melabrak mereka, dia bahkan menuduh Prof Jiang diam-diam memberikan tips ke Wei Yi makanya Wei Yi selalu bisa mengunggulinya dalam penelitian ataupun kalkulasi.

Terpaksalah Prof Jiang harus jujur mengakui kalau buku yang dia kasih ke Wei Yi itu sebenarnya buku tentang cara menaklukkan wanita. Tapi Zhou Lei malah ngotot tidak mempercayainya.

Apalagi saat Prof Jiang menyuruh Wei Yi untuk menunjukkan bukunya sebagai bukti, tapi Wei Yi mengaku kalau dia tidak membawanya. Zhou Lei jadi semakin curiga dengan mereka.

"Lalu apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya?"

"Begini saja, beri aku buku yang sama."

Itu sepertinya tidak mungkin, soalnya buku itu sudah tidak dicetak lagi, makanya Prof Jiang sengaja memberikannya ke Wei Yi secara diam-diam, soalnya kan Wei Yi butuh.

Eh, tunggu dulu! Prof Jiang ingat kalau istrinya juga punya buku kayak gini. Maka ia pun segera menghubungi istrinya untuk membawa buku itu kemari. Zhou Lei kontan antusias menantinya.


Dan tak lama kemudian, Kepala Asrama datang membawakan buku yang hampir mirip dan berjudul: Cara Menaklukkan Pria Ganteng. (Wkwkwk! Kasihan banget sih Zhou Lei) Muka Zhou Lei langsung kecut.


Kepala Asrama heran, Wei Yi kan udah gede kok masih dimabuk cinta kayak begini. Dia pasti dikasih ide-ide buruk sama Prof Jiang. Prof Jiang tidak terima, ide buruk apanya? Dia malah ngasih buku itu ke Wei Yi.

"Kalian semua cuma pintar dalam penelitian ilmiah, tidak dalam masalah pacaran."

"Tidak pintar apanya, lalu bagaimana bisa aku menikahimu?"

"Benar. Aku juga pernah punya cewek," sumbar Zhou Lei.

Kontan saja semua mata langsung menatapnya dengan penasaran. Zhou Lei ngotot kalau dia sungguh-sungguh... mereka dulu sering mengerjakan PR bersama. Pfft!

 

"Baiklah. Bahkan sekalipun kau punya pacar dulu, tapi biarkan aku tanya padamu. Apa yang harus kau lakukan saat kau melihat gadis yang kau sukai?"

"Mengejarnya." Jawab Zhou Lei.

"Pinter."

"Bagaimana caranya?" Tanya Wei Yi.

Nah! Itu pertanyaan utamanya. Kita harus bisa memahami diri sendiri sebagaimana kita memahami musuh kita, maka kita pasti akan menang dalam semua perang.


Jadi yang pertama-tama harus dilakukannya adalah memahami apa yang dipikirkan gadis yang disukainya itu agar Wei Yi bisa memenuhi apa yang diinginkan gadisnya itu.

Lalu apa yang harus mereka lakukan biar gadis yang mereka sukai mengetahui perasaan mereka? Zhou Lei tahu, mengungkapkan perasaan kita padanya. Pinter sekali! Lalu bagaimana dia mengungkapkannya?

"Bilang... aku mencintaimu."

Eih, Kepala Asrama tidak setuju. Itu terlalu terburu-buru. Apa mereka tahu bagaimana dulu cara Prof Jiang menyatakan cinta padanya? Dulu, Prof Jiang selalu menulis puisi cinta untuknya setiap hari. Setiap kali Kepala Asrama membacanya, hatinya langsung meleleh.

Tapi Zhou Lei rasa, cewek jaman sekarang tidak akan menyukai hal-hal semacam itu. Kepala Asrama langsung kesal menyerangnya, memangnya Zhou Lei tahu apa? Dia bahkan belum menikah ataupun punya pacar!

Pokoknya, mereka pahami saja inti dari apa yang dia ajarkan barusan. Kapan-kapan Kepala Asrama akan mengajari mereka lagi.


Maka malam harinya, Wei Yi pun mencoba menulis puisi cinta tapi tidak ada satupun yang benar dan tong sampah pun jadi penuh dengan sampah-sampah kertas.

Tapi setelah beberapa lama menggalau ria, Wei Yi akhirnya punya ide bagus lalu mulai menulis sesuatu.


Keesokan harinya, dia menunjukkan apa yang dia tulis itu ke Prof Jiang dan Zhou Lei. Entah apa yang dia tulis, itu kontan membuat Prof Jiang dan Zhou Lei rada kaget dan rada aneh, tapi boleh juga sih.

Zhou Lei bahkan memuji level literatur-nya Wei Yi jauh melampauinya. Wei Yi pakai menggambar kartun lagi, cewek-cewek pasti suka. Mereka menyetujui surat cinta itu sambil mendoakan kesuksesan Wei Yi. Semangat!

 

Mo Mo baru pulang tapi malah melihat pengumuman pemadaman listrik. Hadeh, terpaksa deh Mo Mo harus naik pakai tangga. Mana sampai malam lagi matinya. Mo Mo kedinginan setengah mati tanpa penghangat ruangan.

Dia akhirnya menelepon Wei Yi, minta dibelikan warming patch kalau Wei Yi pulang nanti, dia kedinginan, di rumah lagi pemadaman listrik soalnya.

"Aku ada di bawah. Turunlah."

Mo Mo jelas nggak mau lah, di dalam rumah saja dingin menggigil. Tapi Wei Yi memberitahu kalau di luar lagi hujan salju. Mo Mo kontan semangat membuka jendelanya dan langsung jejeritan heboh saking senangnya melihat hujan salju akhirnya turun.


Dia bahkan sudah tidak memedulikan dinginnya lagi dan langsung keluar untuk menikmati hujan salju tanpa menyadari Wei Yi yang sedang menatapnya dengan penuh cinta.


Wei Yi akhirnya mendekat lalu memberikan surat cintanya pada Mo Mo... yang malah membuat Mo Mo melongo bingung karena isinya ternyata rumus fisika. Wkwkwk! Ribet amat surat cintanya.

Ngapain Wei Yi memberikan catatan pelajarannya padanya? Buat pamer kalau pelajarannya Wei Yi itu sulit?

Wei Yi bingung. "Kau tidak mengerti?"

Dia berniat mau menjelaskan maksud rumus-rumus itu, tapi Mo Mo tidak mengerti dan langsung mengembalikan surat cinta itu kembali ke Wei Yi. Aigoo, poor Wei Yi.

"Dingin sekali. Enaknya makan chestnut. Eh, ayo beli chestnut."

Mereka akhirnya beli chestnutdi pedagang kaki lima. Tapi Wei Yi masih terus murung saking kecewanya, sementara Mo Mo ngobrol tentang salju dengan si pedagang.

Mo Mo ingin sekali membuat boneka salju. Eh, Wei Yi kan datang dari daerah utara. Apa dia pernah membuat boneka salju sebelumnya?

"Iya."

"Aku belum pernah melihat boneka salju yang asli. Seandainya saja aku punya kesempatan untuk melihat boneka salju."

Si pedagang berbaik hati memberi mereka chestnut yang banyak soalnya dia lihat Mo Mo pakai baju tipis, chestnut hangat ini bisa membantu menghangatkannya.


Saat itulah Wei Yi baru menyadari kalau Mo Mo tidak pakai jaket, kakinya juga cuma pakai sandal rumah. Maka dia pun cepat-cepat melepaskan jaketnya untuk Mo Mo.

Bahkan saat Mo Mo kesulitan melihat ujung lengan jaketnya yang kepanjangan, Wei Yi dengan manisnya membantu menggulung lengan jaketnya yang kontan membuat Mo Mo terpesona.

Tapi kedekatan mereka lama-lama membuatnya tak nyaman apalagi saat dia teringat ci*man mereka yang waktu itu. Maka dia cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman Wei Yi.


Begitu sampai rumah, Wei Yi langsung mengeluarkan barang-barang belanjaannya yang entah kapan dia beli... termasuk warming patch gambar Doraemon.

Wei Yi mengaku kalau sebenarnya dia sudah melihat pengumuman pemadaman listrik sejak dia keluar pagi tadi, dia cuma lupa memberitahu Mo Mo.

Mo Mo kontan sumringah melihat kartun kesukaannya, baru kali ini dia melihat ada warming patch gambar Doraemon. Teringat gambar Doraemon yang Wei Yi gambar di kertas yang Wei Yi berikan padanya tadi, Mo Mo jadi mengira kalau Wei Yi juga suka Doraemon.


Zhou Lei dan Prof Jiang mendadak nge-chat saking penasarannya, apa Wei Yi sukses dengan pernyataan cintanya? Wei Yi mengaku tidak, ceweknya itu tidak paham rumus cintanya.

Mereka kontan meneleponnya dengan keheranan, kenapa ceweknya Wei Yi bisa tidak paham? Itu kan Persamaan Schrodinger dan itu sangat mudah dipahami.

Persamaan Schrodinger itu tentang partikel dan partikel adalah struktur pembentuk dari segala hal. Maksud surat cintanya Wei Yi itu kan Mo Mo adalah struktur kehidupan Wei Yi. Dia kan juga menulis bahwa jika dikalikan waktu maka akan menjadi gelombang sempurna. Bukankah itu artinya Mo Mo menyempurnakan hidup Wei Yi.

Simple dan romantis begitu, bagaimana bisa Mo Mo tidak mengerti? Jangan-jangan Mo Mo cuma pura-pura? Prof Jiang penasaran, Mo Mo itu jurusannya apa sih?

"Akuntansi."

"Kalau begitu, bagaimana kalau kau menulisnya dalam rumus matematika saja. Dia mungkin akan memahaminya," usul Zhou Lei.


Hmm, ide bagus. Maka kemudian Wei Yi mengambil kertas sambil berpikir bagaimana dia harus menulisnya. Mo Mo pernah mempelajari Matematika lanjutan kan? Iya.

Oke, Wei Yi pun mulai menulis rumus matematika lalu meminta Mo Mo untuk mengerjakannya. Mo Mo mencoba mengerjakannya, tapi sepertinya dia tetap tidak bisa dan ujung-ujungnya jadi tersinggung.

Dia salah apa sama Wei Yi hari ini? Kenapa Wei Yi dari tadi menghina IQ-nya?! Jangan mengganggunya dengan hal-hal ilmiah lagi!


Wei Yi jadi tambah bingung dan langsung curhat ke rekan-rekannya. Zhou Lei menduga kalau tuh cewek sepertinya tidak menyukai Wei Yi, mending Wei Yi melupakannya saja lah.

Jelas saja Wei Yi jadi tambah patah hati mendengarnya. Tapi Prof Jiang menyemangatinya untuk tidak menyerah. Mending Wei Yi to the point pakai puisi normal kayak puisi yang dia berikan ke istrinya.

Angin musim gugur
Bunga-bunga pun bermekaran
Seakan kita akan bertemu lagi


Maka Wei Yi pun mencoba membacakan puisi itu ke Mo Mo dengan gaya sok puitis dan sok keren, tapi Mo Mo tetap saja tidak nyambung. Baiklah, Wei Yi mencoba mengucapkannya sekalinya lagi sambil berharap Mo Mo mengerti.

"Aku cuma pernah dengar, angin musim gugur... kepiting enak, lebih enak lagi kalau pedes."

Wkwkwk! Stres deh Wei Yi. Udahlah, Wei Yi menyerah dan langsung masuk kamar.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam