Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 9 - 2

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 9 - 2

Xia Lin dengan kesal memperingatkan An Ran bahwa Yi Zhou sudah menikah. Jika di masa lalu Yi Zhou tidak pernah mencintai An Ran, maka sekarangpun dia tidak akan mencintai An Ran biarpun dia kehilangan ingatan.


Dan sebaiknya dia jangan terlalu sering datang kemari, bahkan jauh lebih baik jika dia tidak usah datang sama sekali.

Kesal, An Ran bersumpah akan membuat Yi Zhou sadar kalau Xia Lin tidak pantas untuk Yi Zhou. Dialah orang yang paling mencintai Yi Zhou.

"Kau mencintainya tapi takut bilang padanya karena takut ditolak. An Ran, bahkan sekalipun aku tidak ada, dia tetap tidak akan pernah mencintaimu."

"Tapi akulah yang selalu berada di sisinya selama bertahun-tahun ini, sementara kalian baru bersama beberapa bulan."

"Hubungan tidak bisa diukur dengan waktu. Sebelumnya dia tidak mencintaimu, maka sekarangpun dia tidak akan mencintaimu!"

Xia Lin langsung duduk di sisi Yi Zhou seolah mengklaim tempatnya. Dia mau menemani suaminya, apa An Ran mau tetap di sini dan menonton? Kesal, terpaksa An Ran pergi.


"Dia sudah pergi, kau bisa berhenti pura-pura sekarang." Tapi Yi Zhou malah tidak bangun. Dia tidur beneran? "Kau berani memasukkan wanita lain ke dalam kamarmu. Ini sudah kelewatan."

Dan Yi Zhou tiba-tiba saja membuka mata. Pfft! Dia tidak tidur? Dasar pembohong.

"Kau yang gampang dibodohi."


Yi Zhou lalu bangkit dan mengeluarkan teko dari dalam lemari. Ah, ternyata tehnya An Ran tadi dia pindahkan ke dalam teko itu. Dia lalu menelepon Wen Li.


Keesokan harinya, Yi Zhou mendatangi dokter sebelum berangkat ke kantor untuk mengambil hasil tesnya. Di dalam teh herbal buatan An Ran benar-benar terkandung sejumlah pil tidur yang bisa membuat orang tertidur sepanjang hari.

Yi Zhou bertanya-tanya apakah ada kemungkinan lain yang menyebabkannya kehilangan ingatan selain trauma pasca kecelakaan? Dokter rasa itu mungkin saja mengingat jika dia harus diberikan pil tidur sebanyak itu.


Begitu tiba di depan kantor, Yi Zhou langsung memerintahkan Wen Li untuk menyelidiki keberadaan An Ran sebelum kecelakaannya itu terjadi.

Tepat saat itu juga, Wen Li ditelepon Xia Lin. Yi Zhou langsung menyuruhnya untuk menyalakan speaker. Xia Lin tanya apakah Yi Zhou ada di kantor?

Wen Li berbohong kalau Yi Zhou lagi meeting. Apa Xia Lin mau bicara dengannya? Xia Lin menolak lalu menutup teleponnya.

"Sejak kapan kau mulai bekerja padanya (Xia Lin)?"

"Jangan khawatir, Bos. Saya tidak akan pernah mengkhianati anda."


Xia Lin bersama Fei Fei dan asisten barunya ternyata bersembunyi di depan gedung, sedang memata-matai Yi Zhou.

Tapi Asisten tak percaya, dia yakin kalau 'Kakak Ipar' tidak akan mengkhianati Xia Lin (dia memanggil Xia Lin sebagai Kakak).

Fei Fei golput aja deh. "Pria yang berada di puncak piramida selalu punya daya tarik tersendiri yang membuat orang penasaran dengan mereka. Dan senjata terbesr mereka adalah menarik wanita."

"Aku tidak bilang kalau dia berselingkuh, aku hanya mengetes kesetiaannya."

Tepat saat itu juga, mereka melihat Yi Zhou yang katanya sedang meeting, malah baru keluar dari dalam mobil. Ternyata Wen Li tuh pembohong bermuka dua.


Xia Lin berniat mau mengejar mereka, tapi tiba-tiba saja mereka dihadang asisten Ayah Chu Yan yang mengajak Xia Lin untuk ikut bersamanya. Ayah Chu Yan mengundangnya untuk minum teh.

Xia Lin jelas menolak, dia tidak akrab dengan Chu Yan jadi dia tidak mau pergi ke rumahnya untuk minum teh. Tapi si asisten terus bersikeras meyakinkan Xia Lin bahwa tuannya benar-benar cuma ingin mengundang Xia Lin minum teh.

Terpaksalah Xia Lin akhirnya menerima undangannya, tapi sebelum pergi, dia membisiki Fei Fei untuk memberitahu Yi Zhou dan Wen Li.

Asistennya Xia Lin ingin ikut, tapi dilarang karena hanya Xia Lin seorang yang diundang. Cemas, Fei Fei langsung menghubungi Chu Yan begitu Xia Lin pergi.


Tuan Chu sudah menunggu saat Xia Lin tiba. Jelas dia belum tahu siapa Xia Lin yang sebenarnya dan mengira Xia Lin ada hubungan spesial dengan Chu Yan.

Karena itulah, dia to the point memberitahu Xia Lin bahwa dia sudah punya calon menantu ideal. Jadi dia tidak akan membiarkan Chu Yan terlibat dengan wanita lain.

"Tuan Chu, saya rasa anda salah paham. Chu Yan adalah senior saya di perusahaan dan kami hanya berteman."

"Baguslah. Chu Yan adalah putraku satu-satunya, aku tidak akan membiarkan kesalahan apapun terjadi dalam hidupnya."

"Jangan khawatir, saya sudah punya orang lain yang saya sukai dan orang itu bukan Chu Yan."


Chu Yan pulang saat itu dan langsung kesal nyinyirin ayahnya. Dia mengundang Xia Lin sebagai tamu, tapi kenapa Xia Lin belum ditawari secangkir teh? Sungguh ironis, ternyata keluarganya tidak punya etiket.

Tuan Chu sontak marah dan mengancam Chu Yan untuk menjauhi wanita ini atau dia akan membuat Chu Yan tidak akan bisa melihatnya lagi.

Xia Lin tak percaya mendengarnya. "Tuan Chu, kalaupun aku terlibat dengan Chu Yan, anda tidak seharusnya mendominasi hidupnya."

"Bukan urusanmu! Kalau kau bersikap baik, aku bukan hanya akan mengizinkanmu melanjutkan hidupmu, tapi juga bisa memberikan segalanya."

"Apapun yang Ayah tawarkan, aku bisa menawarkannya, orang lain juga bisa. Jangan pikir kalau Ayah adalah yang maha kuasa! Apa Ayah sudah selesai bicara? Kalau sudah, kami permisi."


Tapi saat Chu Yan hendak membawa Xia Lin pergi, Xia Lina melihat Tuan Chu mengayunkan tongkat pada Chu Yan. Panik, Xia Lin tanpa berpikir, langsung maju untuk melindungi Chu Yan dan jadilah tongkat itu mengenai punggungnya.

"Jangan pernah injakkan kaki di rumah ini lagi!"


Chu Yan kontan melempar tatapan tajam padanya sebelum kemudian membawa Xia Lin keluar bersamanya. Dia benar-benar cemas dan ingin membawa Xia Lin ke dokter, tapi Xia Lin mengklaim kalau dia baik-baik saja.

"Kenapa kau melindungiku? Apa kau bodoh?"

Tiba-tiba Yi Zhou datang dengan membawa dua orang bodyguard dan langsung mencemaskan Xia Lin. (Hmm, kayaknya ingatannya sudah balik deh)


"Ling Yi Zhou, apa maksudmu dengan semua ini?" Tuntut Tuan Chu.

"CEO Chu, andalah yang harus memberi penjelasan. Anda membawa istri saya ke rumah anda, apa yang anda inginkan?"

Tuan Chu kaget, "dia istrimu?"

"Yah, Xia Lin adalah istri saya. Apa anda tidak menyelidikinya dengan benar dulu sebelum mengundangnya?"

Asistennya Tuan Chu langsung meminta maaf atas kesalahannya. Tuan Chu dengan entengnya menganggap kejadian ini kesalahpahaman, ini gara-gara Chu Yan yang tidak memberitahunya kalau Yi Zhou sudah menikah.

"Kesalahpahaman? CEO Chu, apa anda pikir dengan menyatakan bahwa ini cuma kesalahphaman, anda bisa menghapus rasa sakit dan kesedihan yang anda berikan pada istri saya?"

Tuan Chu santai saja berkata kalau dia akan berkunjung ke rumah mereka kapan-kapan untuk meminta maaf pada Nyonya Ling. Maafkanlah dia demi persahabatan Yi Zhou dan Chu Yan.

Chu Yan menolak dijadikan korban, lagipula dia tidak pernah diperlakukan dengan hormat di rumah ini. Chu Yan langsung pergi dengan kesal.

Dan Yi Zhou menyatakan bahwa mulai sekarang, kedua perusahaan mereka hanya akan menjadi pesaing dan tidak akan ada kerja sama di antara mereka.

 

Yi Zhou membopong Xia Lin sampai rumah, tapi saat dia hendak menurunkannya, Xia Lin langsung menggelandotinya. Dia hanya takut kalau Yi Zhou akan berubah jadi Yi Zhou yang asing setelah Yi Zhou menurunkannya.

"Berapa lama Chu Yan memegangimu tadi?"

"Apa kau cemburu? Jangan khawatir. Di masa mendatang, aku atidak akan membiarkan pria manapun menyentuhku biarpun aku terluka parah."

"Tidak boleh ada lain kali. Seharusnya aku datang lebih cepat tadi."

"Tidak masalah biarpun kau terlambat asalkan kau datang. Ling Yi Zhou, biarpun kau belum mengingatku, apakah kebencianmu padaku sedikit berkurang sekarang?"


Yi Zhou cuma diam menatapnya, dia mau mendekat untuk menc**mnya tapi Xia Lin tiba-tiba melepaskan diri dan menolak mendengarkan jawabannya. Dia takut kecewa kalau Yi Zhou jujur dan dia juga tidak mau Yi Zhou berbohong. Tapi ngomong-ngomong, di mana Wen Li?

"Dia ada urusan lain."


Wen Li ternyata masih di kantor, sedang mengepel lantai lobi dengan giat. Wkwkwk! Ngapain? Dia dihukum Yi Zhou apa gimana?

Bersambug ke part 3

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam