Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 7 - 3

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 7 - 3

Xia Lin membawa anjing barunya yang bernama Pi Dan jalan-jalan sambil mengecek weibo-nya yang mendadak ramai oleh berbagai komentar pedas dari para fans-nya Chu Yan.


Di tengah jalan, dia bertemu dengan Ah Nan yang juga sedang membawa anjingnya (kayaknya bukan sekedar kebetulan deh).

Mereka lalu makan es krim bersama dan Ah Nan berterima kasih atas buburnya Xia Li waktu itu. Itu adalah pertama kalinya seseorang memasakkan bubur untuknya.

Hah? Xia Lin jelas heran mendengarnya. Terus kalau dia sakit, biasanya apa yang dilakukan orang tuanya?

"Mereka sibuk bekerja. Tidak punya waktu untuk mengurusku."


Ngomong-ngomong, apa Xia Lin sedang ada masalah? Dia tampak murung soalnya. Xia Lin mengklaim bahwa suami temannya mengalami kecelakaan dan hilang ingatan, dia bukan hanya tidak mengingat istrinya, tapi juga main mata dengan wanita lain. Temannya itu benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang, apalagi suami temannya itu sangat membencinya.

Ah Nan pura-pura mempercayainya saja dan dengan sok bijak berkata bahwa hubungan manusia itu pada dasarnya adalah dari ingatan. Jadi jika ingatan hilang, maka hubungan itupun akan menghilang.

Walaupun temannya Xia Lin itu sulit menerimanya, tapi dia menyarankan sebaiknya temannya Xia Lin itu melepaskan suaminya saja biar temannya Xia Lin itu tidak semakin menderita.

Tapi nasehat terakhirnya itu sama sekali tidak masuk ke telinga Xia Lin, malah cuma nasehat pertamanya yang benar-benar merasuk ke otak Xia Lin dan itu membuatnya jadi punya semangat baru.

Ah Nan benar. Hubungan manusia berdasarkan ingatan, maka jika ingatan itu hilang maka mereka harus menciptakan kenangan baru. Makasih yah Ah Nan, dia sudah banyak membantu. Wkwkwk!


Begitu tiba kembali di rumah, Xia Lin langsung mengambil buku panduan tentang cara-cara mengejar cowok dan mempelajarinya dengan seius.

Xia Lin pun segera kembali ke rumah sakit dan mencoba cara pertama yaitu merayu Yi Zhou pakai kata-kata rayuan gombal. Tapi Yi Zhou malah marah dan menyuruhnya tutup mulut saja.

Tak menyerah begitu saja, Xia Lin pun mencoba pakai cara kedua. Saat Yi Zhou kembali ke kamar dengan ditemani An Ran, mereka malah mendapati Xia Lin sedang berbaring s**si di ranjangnya dengan dikelilingi bunga-bunga mawar merah, balon-balon, dan lain sebagainya.

Tapi Yi Zhou malah langsung menutup hidungnya dan membentak Xia Lin untuk mengeluarkan semuanya. Pfft! Kesal, Xia Lin langsung menulis 'baj*ngan' di gips kakinya Yi Zhou.


Keesokan harinya, Chu Yan datang ke rumah sakit dan langsung nyinyir melihat Xia Lin membaca buku panduan itu. Xia Lin langsung merebutnya kembali dengan kesal, bukan urusan Chu Yan!

"Menjauhlah dariku biar kita tidak terpotret lagi."

"Apa yang kau cemaskan? Biarpun kita terpotret, akulah yang rugi paling banyak. Ada apa? Apa si tua Ling tidak menerimamu?"

Menurutnya, sekarang ini sudah benar. Yi Zhou buta waktu dia memutuskan untuk menikahi Xia Lin. Jadi tidak mungkin dia akan buta untuk kedua kalinya.

Xia Lin jelas kesal mengepalkan tangan ke Chu Yan dan kontan membuat Chu Yan ketakutan. Jangan dekat-dekat! Kalau Xia Lin ngapa-ngapain dia, dia bakalan harus berurusan dengan 50 juta fans-nya!


Dan Xia Lin mendadak senyum manis lalu bertanya gaje. "Kau suka anjing atau kucing?"

"Kucing."

"Meong!"

"Ih! Apaan sih? Kuno banget, pantesan aja si tua Ling tidak menyukaimu."

"Bukan urusanmu!"

"Kalau kau tidak pakai strategi kekinian, si tua Ling akan direbut orang lain. Kau malah meong." (Aww, Chu Yan dukung Xia Lin yah sekarang?)

"Kapan aku meong? Aku meong-meong-meong!"

Mereka bercanda tawa dengan gembira tanpa menyadari Yi Zhou yang baru keluar dari kamar. An Ran langsung licik menghasut Yi Zhou dengan mengomentari kedekatan kedua orang itu.


Sudah tak ada siapa-siapa saat Xia Lin masuk ke kamar Yi Zhou tak lama kemudian dan Yi Zhou masih dingin padanya. Ke mana An Ran? Tidak menemani Yi Zhou? Biarpun Yi Zhou menganggapnya sebagai adik, tapi dia tidak bisa selamanya meminta bantuan An Ran.

"Kalau kau butuh bantuan, kasih tahu aku saja."

"Di mana Chu Yan?"

"Mana kutahu? Aku bukan managernya."

"Harap kau ingat kalau kau sudah menikah sekarang, jadi tolong ajangan sampai ke terpotret bersama orang lain." (Cemburu nih? Hehe)


Xia Lin sudah mau menjelaskan. Tapi Yi Zhou dengan cepat menyela dan mengklaim kalau dia tidak peduli. Bahkan seklipun Xia Lin kelewat batas, tapi dia yakin kalau Chu Yan tahu aturannya.

Xia Lin kesal mendengarnya. Dia bahkan tidak mengatakan apapun tentang Yi Zhou yang main mata dengan An Ran.

"Jaga mulutmu. Kau sendiri yang bilang kalau An Ran itu adikku."

"Margamu Ling, dia An. Bagaimana bisa dia jadi adikmu? Kalau berdasarkan logikamu, berarti aku juga bisa menganggap Chu Yan sebagai kakakku, dong."

"Berhentilah bersikap konyol."

"Aku konyol? Kapan aku konyol?"

Tiba-tiba terdengar suara Shuang Shuang dari luar. Xia Lin kontan panik melarang Yi Zhou bicara, tapi Yi Zhou malah sengaja mengizinkan Shuang Shuang masuk.


Panik, Xia Lin cepat-cepat bersembunyi di lantai sambil mencengkeram erat jari kelingkingnya Yi Zhou sampai Yi Zhou kesakitan.

Yi Zhou heran, bagaimana Shuang Shuanga bisa tahu kalau dia di rumah sakit? Dia kan sudah menyuruh Chu Yan merahasiakannya.

Tentu saja sangat mudah bagi Shuang Shuang mendapatkan berita ini, dia kan sudah cukup lama berkecimpung di dunia entertainment. Yi Zhou tidak usah cemas, dia tidak akan bilang-bilang siapapun.

"Ngomong-ngomong, apa kau tahu wanita bernama Xia Lin?" Tanya Yi Zhou. Jelas saja Xia Lin langsung kesal menarik jari kelingkingnya makin keras.

Tentu saja, Shuang Shuang kan pernah membawa Xia Lin ke perusahaannya Yi Zhou. Kenapa Yi Zhou tanya tentang dia? Oh! Apa ini tentang Chu Yan? Mereka beneran menjalin hubungan cinta?

Berusaha keras menahan sakitnya, Yi Zhou cepat-cepat menyudahi masalah ini sampai di sini dan mengusir Shuang Shuang dengan alasan dia mau istirahat.

Caanggung Shuang Shuang terpaksa harus pergi sambil berjanji kalau dia akan datang lagi kapan-kapan dan Xia Lin akhirnya melepaskan jari kelingkingnya Yi Zhou.


"Dasar wanita jahat. Kau berani menyakiti jariku."

"Ini gara-gara kau menakutiku lagi."

"Apa maksudmu dengan 'lagi'?"

"Oh yah, kau kan tidak ingat."

"Hei, kenapa kau bersembunyi darinya?"

"Kalau kau ingin tahu, pulihkan ingatanmu secepatnya. Aku capek, mau pulang."


Xia Lin melamun sedih di rumah, teringat bagaimana dulu Yi Zhou selalu baik dan manis padanya, tapi sekarang segalanya berubah total.

"Lupakan saja. Karena kau sangat baik padaku dulu, aku tidak akan dendam."

 

Yi Zhou sudah boleh pulang hari ini. Xia Lin tidak ikut menjemputnya, tapi Wen Li tampak gelisah. Ada apa dengannya? Heran Chu Yan. Wen Li beralasan kalau dia cuma sedang menunggu Nyonya.

An Ran menduga kalau Xia Lin mungkin bangun kesiangan. Chu Yan yakin tidak. Biarpun Xia Lin itu rada bodoh, tapi dia tidak mungkin melupakan hari Yi Zhou keluar dari rumah sakit.


Yi Zhou tidak mau menunggunya, tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba muncul sebuah mobil yang dihias bak mobil pengantin dan Xia Lin keluar dari dalamnya. Pfft! Lebay amat.

"Aku berniat menyetir sendiri kemari dan menjemputmu pulang."

"Tidak perlu, Wen Li yang akan mengantarkanku."

Xia Lin sontak memelototi Wen Li penuh arti, maka Wen Li cepat-cepat mengklaim kalau dia harus balik ke kantor karena ada meeting penting.

Xia Lin senang dan langsung menyeret Yi Zhou. "Mending kau masuk ke mobilku saja. Ayo!"

An Ran mau ikut, tapi untunglah Chu Yan sigap menghadangnya dengan alasan kalau Xia Lin itu kurang bagus nyetirnya. Mending dia dianterin Wen Li saja, meetingnya Wen Li bisa ditunda sebentar, kan? Tentu saja! Chu Yan langsung menyeret paksa An Ran.


Xia Lin pun melaju di jalan... dengan kecepatan kura-kura. Wkwkwk! Bahkan orang lari saja jauh lebih cepat daripada dia. Yi Zhou jelas kesal, apalagi mereka jadi di-klakson terus sama mobil di belakang.

"Kau menghalangi jalannya. Lebih cepat kalau nyetir! Injak gasnya!"

"Sudah!"

"Kapan kau mendapatkan SIM-mu?"

"Setengah tahun yang lalu."

"Apa kau langsung menyetir setelah mendapatkan SIM-mu?"

"Ini pertama kalinya." (Pfft!)

"Jangan lihat belakang, lihat depan!"

"Iya, jangan khawatir. Aku pasti bisa kok."

"Jangan bicara terus, fokus aja nyetir! Lebih cepat! Kapan sampai rumahnya kalau kau nyetir kayak begini? Bisa nyetir tidak, sih?! Injak gasnya!"

"Sudah kuinjak!" Tapi mobil itu tetap lambat kayak siput.


Mereka akhirnya tiba di rumah... 2 jam kemudian. Wkwkwk! Chu Yan dan An Ran yang sudah tiba duluan sedari tadi, sampai heran melihat mereka baru tiba sekarang. Bagaimana bisa mereka menghabiskan waktu 2 jam di jalan?

"Dia itu pembunuh jalan. Sukur-sukur mereka selamat sampai rumah." Nyinyir Chu Yan sambil bermain dengan Pi Dan.

"Kau tidak ingat kalau kau itu punya asma, dan kaua berani menyentuh Pi Dan? Kalau asmamu kumat, jangan salahin aku."

"Pi Dan? Namanya bagus juga. Aku merasa dia mirip denganmu."

 

Tapi Yi Zhou tidak ingat lagi dengan anjing ini dan heran dari mana anjing ini berasal?

"Kau yang memberikan Pi Dan padaku sebagai hadiah."

"Maksudmu aku memberimu seekor anjing?"

An Ran tak percaya, "Kak Yi Zhou sangat benci dengan hewan peliharaan."

"Kenapa juga aku harus berbohong? Kalau kau tidak percaya, tanya saja sama Wen Li."

"Akan kutanyakan nanti. Setelah itu, tolong kau singkirkan dia!"

Xia Lin jelas tidak terima. Yi Zhou kan sudah janji kalau dia boleh pelihara anjing di rumah ini. Yi Zhou ngotot kalau sekarang ini dia sedang mengoreksi kesalahan yang dia buat sebelumnya.


Bersaha menengahi mereka, Chu Yan berinisiatif mengatasi situasi ini dengan menawarkan diri untuk merawat anjing ini di rumahnya.

"Tidak perlu!" Kompak Xia Lin dan Yi Zhou dengan sengit.

"Karena dia milikku, kau tidak punya hak untuk melakukan itu."

"Ini rumahku. Aku bisa memaksa kalau kau tidak mau patuh."

"Kalau begitu, usir aku sekalian."

"Kalau kau bersikap seperti ini terus, aku tidak keberatan sama sekali (untuk mengusirmu)."

"Katakan sekali lagi!"

"Kau sudah dengar dengan jelas."

"Berhenti di sana!"

Chu Yan dan An Ran cuma bisa berdiri canggung menghadapi kedua suami-istri yang lagi bertengkar dengan ganas itu.

Epilog:


Begitu mendengar gosip antara Xia Lin dan Chu Yan, Yi Zhou langsung mengecek berita yang sedang ciral di internet itu. Wen Li bertanya-tanya apakah foto-foto ini perlu disingkirkan juga.

Yi Zhou bingung apa maksudnya, apa ini bukan pertama kalinya? Apa Xia Lin punya banyak rumor? Tidak juga.

Selain foto-foto skandal itu, dia mendapati kalau dia banyak menyimpan foto-fotonya Xia Lin yang lain, termasuk foto yang sepertinya diambil secara diam-diam entah kapan.

Yi Zhou heran, "semua foto ini diambil atas perintahku?"

"Iya. Sebelum anda kehilangan ingatan, anda sangat mencintainya."

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

1 Comments

  1. Sedih liat tua ling amnesia, tapi seru juga. Jadi mumu tau kalau dia cinta juga sama tua ling.
    Lanjuuut mba

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam