Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 5 - 3

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 5 - 3

Chu Yan menceritakan kisah masa kecil Yi Zhou. Dulu, Yi Zhou pernah memiliki seekor anjing. Tapi suatu hari saat dia sedang bermain dengan anjingnya, Ayahnya Ling tak suka melihatnya dan langsung membuang anjing itua sambil memberitahu Yi Zhou kecil bahwa seorang pebisnis tidak boleh memakai perasaannya.

"Oranga mengira kalau itu karena aku, padahal sebenarnya itu karena Paman Ling. Sejak saat itu, si tua Ling tidak pernah memiliki hewan peliharaan. Ataua lebih tepatnya, dia tidak pernah lagi memiliki perasaan pada siapapun. Tentu saja, aku perkecualian karena aku saudaranya."

"Terus kenapa? (Hubungan) kami dilindungi oleh hukum. Apa kau punya?"

"Memangnya kau tidak pernah dengar kata-kata ini? Saudara itu seperti tangan dan kaki, sedangkan wanita itu seperti pakaian."

"Kau!"


Tapi perdebatan mereka terhenti saat itu juga berkat kedatangan Wen Li yang kemudian diikuti oleh Fei Fei, jelas Wen Li bisa mengetahui keberadaan mereka berkat Fei Fei.


Tak lama kemudian, Fei Fei melindungi Wen Li yang menyamar pakai pakaiannya Chu Yan melewati kerumunan fans. Mereka berhasil terpedaya dan langsung mengejar mereka tanpa menyadari kalau Chu Yan ada di belakang ditemani Xia Lin.


Mereka berniat melarikan diri lewat lift, tapi saat lift membuka, mereka malah bertemu dengan Yi Zhou dan Anran. Yi Zhou kontan memperhatikan tangan Xia Lin yang menggamit lengan Chu Yan dan jelas itu membuatnya curiga.

Xia Lin sontak melepaskan tangannya dengan canggung. Chu Yan lega melihat mereka. "Ternyata kau, makasih yah bro."

"Kenapa kau jadi roda ketiga? Aku kemari untuk menjemput Mumu."

Xia Lin canggung mendengarnya dan cepat-cepat mengalihkan perhatian ke Anran. Apa dia sudah baikan? Anran mengklaim kalau dia sudah ke dokter dan sekarang dia sudah baikan. Maaf yah, dia tidak tahu kalau situasinya akan berubah jadi seperti ini.

"Aku sih tidak masalah. Dia yang sedih."

"Hei! Siapa yang sedih? Kau itu cuma iri dengan popularitasku!" Sengit Chu Yan.

"Kau!"

Tak suka melihat interaksi mereka, Yi Zhou cepat-cepat menyela lalu menyeret Xia Lin pergi nonton bersamanya.


"Hei! Bagaimana denganku?"

"Kak Chu Yan, biar kuantar kau pulang."

"Cuma sang putri kecil yang baik padaku, tidak seperti seseorang yang melupakan saudara mereka begitu bertemu wanita. Ayo."


Setelah beberapa lama lari, Fei Fei dan Wen Li akhirnya aman dan bisa duduk dengan tenang. Fei Fei sungguh berterima kasih atas bantuan Wen Li hari ini. Tidak perlu, ini memang tugasnya Wen Li. Dia akan melaksanakan apapun yang diperintah oleh bosnya.

Fei Fei geli mendengarnya, "dia seperti seekor anak anjing yang setia pada tuannya."


Pulang malam harinya, Xia Lin berjalan di belakang Yi Zhou sambil melamun bingung memikirkan bagaimana caranya minta maaf. Yi Zhou pasti tak ingin siapapun mengetahui alasannya yang sebenarnya tidak mengizinkan ada anjing di rumah.

Tapi saking fokusnya melamun, dia sampai tidak menyadari Yi Zhou berhenti jalan dan akhirnya dia menubruk punggung Yi Zhou. Maaf, dia tidak lihat jalan.

"Ini kan bukan pertama kalinya. Terima kasih sudah membantu Chu Yan, tapi kalian berdua kan public figure. Demi mencegah masalah tidak penting terulang di kemudian hari, lebih baik kalian jangan bertemu berduaan."

"Tentu saja. Aku hanya ingin bersembunyi darinya sekarang ini. Gawat! Apa kami terpotret tadi?"

"Aku sudah menanganinya."

"Maaf, aku sudah menyusahkanmu lagi."

"Aku sudah terbiasa, istirahatlah."


Tapi Xia Lin masih belum selesai bicara. "Tentang anjingnya, aku minta maaf. Tidak seharusnya aku membawanya pulanga tanpa seizinmu."

Jadi, apa Xia Lin akan mengusir anjing itu? Xia Lin mengaku kalau pemilik anjing itu akan kembali beberapa hari lagi, jadi bisakah dia memeliharanya selama beberapa hari saja? Sebagai gantinya, dia mau melakukan apapun yang Yi Zhou minta. Katakan saja.

Tentu saja ada, dan hanya Xia Lin yang bisa melakukannya. "Nenek mau cucu." (Wkwkwk!)

Xia Lin galau. Mereka kan ada kontrak, mereka tidak boleh melanggar kontrak. Apa Yi Zhou tidak takut kalau dia tidak bisa menahan diri dan akhirnya menempel terus ke Yi Zhou?

"Tidak masalah, aku sangat pintar menangani hal itu." Goda Yi Zhou sambil mendekatkan wajahnya ke Xia Lin yang jelas saja membuat Xia Lin tambah gugup. Dia mau ngapain?


"Baiklah, akua akan berhenti main-main denganmu, masuk kamar sana."

"Kalau begitu kau setuju?"

"Hanya kali ini, lain kali tidak boleh."

"Terima kasih, tapi kenapa kau tiba-tiba setuju?"

"Karena dibanding masalah itu, aku lebih mempedulikan hubungan kita."


Keesokan harinya di kantor, Wen Li nyerocos panjang lebar melaporkan perkembangan produk baru mereka. Tapi si bos malah sibuk melamun galau memikirkan kejadian tadi pagi.

Flashback.


Tadi saat dia baru turun untuk sarapan, dia mendapati Xia Lin sudah menyiapkan sarapan banyak untuk mereka berdua. Soalnya hari ini kan hari ulang tahun mereka berdua.

"Selamat ulang tahun. Apa kau ada waktu nanti malam? Ayo kita merayakan ultah kita bersama-sama."

"Aku sangat sibuk."

"Ultah juga tidak ada perkecualian?"

"Cuma ada satu perkecualian dalam hidupku, yaitu menikah denganmu. Aku tidak selera makan, kau makan sendiri saja."

Flashback end.


Sementara itu, Anran juga sudah menyiapkan candlelight dinner untuk merayakan ultahnya Yi Zhou. Dia bahkan sudah menunggu dengan antusias.

 

Saat Yi Zhou hendak pulang, tiba-tiba saja dia ditelepon seseorang yang memakai ponselnya Anran dan mengklaim kalau pemilik ponsel ini sedang mabuk. Karena itulah, Yi Zhou diminta untuk datang menjemputnya. Yi Zhou mempercayainya begitu saja lalu pergi.


Padahal di rumah, Xia Lin seharian sibuk menyiapkan berbagai hidangan dan sekarang sudah menunggu suaminya yang tak kunjung pulang.

Bibi Huang sampai prihatin melihatnya dan menyarankannya untuk makan duluan saja. Yi Zhou biasanya memang selalu pulang lebih larut di hari ultahnya.

Tapi Xia Lin bersikeras mau menunggu Yi Zhou. Ini kan hari ultah mereka berdua, jadi mereka harus makan bersama.


Sambil menunggu, dia memutuskan untuk mengecek sosmed-nya, tapi malah kaget mendapati apostingan terbaru Anran tentang acara spesial yanag dia siapkan untuk ultahnya Yi Zhou.

Jelas saja Xia Lin jadi kesal, mengira Yi Zhou ternyata sudah janjian merayakan ultah dengan orang lain tapi Yi Zhou malah tidak bilang-bilang padanya dan membuatnya menunggu lama. Kesal, akhirnya dia langsung memakan semua hidangan itu seorang diri.


Yi Zhou tiba di restoran tapi malah mendapati Anran tidak mabuk sama sekali. Tentu saja, Anran kan cuma mau memberinya kejutan.

Tapi Yi Zhou tidak senang. "Jangan membuat candaan seperti ini. Aku pergi."

"Kak Yi Zhou, kau kan sudah datang, makan saja bersamaku."

"Anran, kau tahu apa arti hari ini bagiku. Mumu sedang menungguku di rumah."

Yi Zhou berusaha melepaskan pegangan tangan Anran, tapi Anran kontan mencengkeramnya makin erat. Selalu saja Mumu, memangnya mereka sudah saling mengenal berapa lama? Kenapa Mumu bisa merayakan ultah bersama Yi Zhou sedangkan dia tidak bisa?

"Dia istriku, dan kau adalah adikku."

"Tapi aku tidak mau jadi adikmu! Kak Yi Zhou, kau tahu kalau aku sudah menyukaimu sejak aku masih kecil."


Tak nyaman, Yi Zhou langsung melepaskan tangan Anran dan menegaskan bahwa perasaan Anran padanya bukan perasaan cinta. Anran cuma ingin memilikinya seperti koleksi boneka barbie-nya. Anran ngotot kalau dia menyukai Yi Zhou, makanya dia ingin memiliki Yi Zhou.

"Anran, aku sudah menikah dan aku tidak akan mengkhianati pernikahanku. Apa kau mengerti?"

"Ling Yi Zhou! Jika aku tidak pergi ke Inggris selama dua tahu, apakah orang yang akan menikahimu adalah aku?"

"Anran, beberapa hal di dunia ini sudah ditakdirkan. Tak peduli berapa kalipun kau mengulangnya, hasilnya akan tetap sama. Pulanglah." Ujar Yi Zhou lalu pergi meninggalkan Anran yang cuma bisa menangis sedih.


Tapi tiba-tiba saja pria misterius itu muncul. Dia dan Anran sepertinya pernah bertemu dulu dan Anran masih mengingatnya. Tapi untuk apa dia datang kemari?

"Aku datang untuk membantumu." Ujar pria itu sambil memberi isyarat ke Yi Zhou untuk menegaskan maksudnya.


Saat Yi Zhou tiba di rumah, dia mendapati Xia Lin sedang memakan kue ultah dengan muka memberengut. "Ini caramu merayakan ultahku?"

"Katanya kau sibuk, aku menyiapkan semua ini untuk diriku sendiri." Ketus Xia Lin.

"Bukankah seseorang mengirimku foto dan bilang kalau dia akan menungguku?"

"Kau kan tidak bilang kau akan pulang atau tidak. Aku tidak mau menunggu. Aku tidak bodoh."

"Apa kau mara?"

Nggak tuh, Xia Lin malah senang banget bisa memakan semua hidangan ini. Mendengar itu, Yi Zhou langsung saja menyeretnya pergi bersamanya.


Yi Zhou membawanya ke suatu tempat lalu memberikan kado yang sedari tadi dibawanya. "Mumu, selamat ulang tahun."

Xia Lin kaget, jadi kado ini untuknya? Bukankah Yi Zhou merayakan ultah bersama Anran? Dia kira kalau ini kado dari Anran.

"Kenapa? Apa kau cemburu?"

"Maaf, aku cuma makan makanan manis dan pedas hari ini, tidak makan cuka." (Makan cuka bisa diartikan sebagai cemburu)

"Oke, kalau begitu bukalah."

"Ini apa?"

"Hadiah ulang tahunmu."


Xia Lin akhirnya membuka kadonya dan langsung kaget mendapati isinya ternyata sebuah sertifikat bangunan. Yi Zhou memberinya hadiah sebuah gedung?

Tidak, tidak. Hadiah ini terlalu mahal, Xia Lin tidak bisa menerimanya. Tapi Yi Zhou bersikeras, mereka kan sudah menikah. Jadi semua hartanya adalah harta Xia Lin juga.

"Lalu Nyonya Ling, boleh kutanya di mana hadiah untukku?"

Xia Lin langsung malu mendengarnya. Tadi dia membuat kue, tapi sudah dia makan semuanya. Lain kali dia akan membuatkannya lagi. Tapi Yi Zhou tidak mau lain kali.


Maka Xia Lin pun membawanya ke sebuah toko bakery tempat dia belajar membuat kue dulu. Tapi dia agak ragu, soalnya menghias kue kan butuh waktu lama.

Yi Zhou langsung saja membuka jasnya, dia akan membantu Xia Lin. Maka Xia Lin pun mulai menghias kuenya. Yi Zhou tampak begitu terpesona melihatnya dan langsung memotret Xia Lin.

Dia bahkan memanfaatkan kesempatan itu untuk memerangkap dan memluk Xia Lin dari belakang dengan alasan membantu menghias kue.


Mereka benar-benar menikmati saat-saat berdua mereka dengan penuh kegembiraan. Saling kejar-kejaran, berdansa, make a wish, meniup lilin bersama, hingga suasana di antara mereka jadi semakin intens dan Yi Zhou langsung mendekat lalu menc**mnya mesra.

Epilog:


Suatu malam, Yi Zhou hendak masuka kamarnya saat tiba-tiba dia mendengar suara Eleven dari dalam kamarnya Xia Lin.

Xia Lin sendiri sudah terlelap nyenyak dan Eleven tampak sedih. Maka kemudian Yi Zhou membawa Eeleven turun dan memberinya makan. Aww, dia masih sayang anjing ternyata.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

6 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam