Rekap Love Destiny (Bupphae Saniwaat) Episode 1 - 2

 Rekap Love Destiny (Bupphae Saniwaat) Episode 1 - 2


Kedua pelayan Karakade menyalakan lilin-lilin penerangan untuk nona mereka yang telah meninggal dunia. Melihat langit di luar masih mengamuk, mereka pun segera menutup semua jendela.

Kedua pelayan kontan menangis pilu meratapi kematian nona mereka setelah memastikan nona mereka benar-benar sudah tidak bernapas lagi... tepat saat sebuah cahaya mendadak turun dari langit lalu mayat Karakade mendadak terbangun sambil menjerit heboh yang sontak membuat kedua pelayan jejeritan ketakutan. Wkwkwk!

Dengan takut-takut, ketiga wanita itu saling menatap satu sama lain dan langsung heboh kabur ke dua pojokan yang berbeda.


Kadesurang yang berada dalam diri Karakade jadi kebingungan, mengira dia lagi mimpi aneh.

"Aku mimpi jadi langsing." Gumamnya (LOL!)

Tapi saat dia menatap Pin dan Yam, kedua pelayan itu sontak ketakutan mengira nona mereka sudah jadi hantu yang menghantui mereka. Heran mendengar suara mereka, Por Date sekeluarga langsung pergi ke kamar Karakade untuk mengecek keadaan.

Dengan hanya berbekal satu lentera, Por Date pun masuk lalu perlahan mendekati pojokan tempat Kadesurang bersembunyi.

Kadesurang pun perlahan bergerak mendekatinya dan langsung kesengsem. "Gantengnya. Mimpi yang sungguh indah." (Pfft!)

Por Date tak percaya melihatnya masih hidup. "Mae Karakade."


Kadesurang bingung mendengar nama itu. Apalagi saat dia mengikuti Por Date keluar, dia malah berhadapan dengan banyak orang-orang asing yang menatapnya dengan aneh... kecuali Ayahnya Por Date, ia malah tampak senang melihat Karakade masih hidup yang jelas membuktikan kalau Karakade tidak bersalah.

Saat Por Date bergerak mendekat, Kadesurang sontak bersiap tinju dan mengancamnya untuk tidak mendekat. "Aku benar-benar akan menghajarmu!"

Por Date jelas heran melihat tingkahnya. Khun Ying Jumpa bahkan mengira dia sudah gila. Masih mengira ini mimpi gaje, Kadesurang langsung heboh menyuruh dirinya sendiri untuk bangun sekarang juga.


Tapi bahkan setelah dia membuka mata lagi, dia masih ada di sana yang jelas saja membuatnya makin histeris minta pulang sambil terus menyuruh dirinya sendiri untuk bangun dari mimpi aneh ini.

Saat akhirnya dia sudah bisa tenang, dia mulai tanya-tanya tentang siapa mereka dan ini di mana. Jelas saja pertanyaannya semakin mengherankan semua orang. Apalagi dia juga menegaskan kalau dia BUKAN Karakade.

Khun Ying Jumpa heran, terus apa dia hantu yang merasuki Karakade? Kadesurang menyangkal, tapi juga bingung harus menjawab apa.

Tiba-tiba Kadesurang merasa haus dan mengeluh minta minum. Tapi sepertinya dia menggunakan bahasa modern yang tidak dimengerti Por Date dan jelas membuatnya heran. Dia bilang apa?

"Aku ingin air." Tegas Kadesurang.

"Siapapun yang ingin air, harus mengambil air sendiri. Kenapa kau masih berdiri di sini?! Jangan menakuti semua orang lagi." Tegur Khun Ying.

Heran sekaligus prihatin melihat kebingungan Kadesurang (yang ia kira Karakade), Ayah Por Date menyuruh Pin dan Yam untuk membawa Kadesurang masuk kembali ke kamarnya sekarang juga.

Tapi saat kedua pelayan mencoba menyentuhnya, Kadesurang langsung menampik tangan mereka dengan ketakutan.


Por Date sinis. Karakade pasti baik-baik saja sekarang mengingat dia lari-lari dan menakut-nakuti pelayan seperti ini. Pin dan Yam berusaha menarik Kadesurang ke kamar, tapi Kadesurang terlalu ketakutan pada mereka hingga dia langsung mendorong mereka berdua dan akhirnya membuat dirinya sendiri oleng... tepat ke arah Por Date. Hihi.

Bingung dengan situasi aneh ini, Kadesurang langsung melarikan diri, tapi malah harus berhadapan dengan puluhan pelayan yang mengerubunginya dengan keheranan. Puluhan pelayan itu jelas menakutkan bagi Kadesurang yang langsung pingsan seketika.

Kejadian itu membuat Por Date tetap yakin kalau Karakade pelakunya, karena mantra bulan itu kan bisa membuat pelakunya jadi gila dan Karakade sekarang gila.

Apalagi kata-kata yang diucapkan Karakade tadi sangat aneh (dia bicara bahasa modern). Di tempat lain, para pelayan pribadinya Khun Ying Jumpa menduga kalau Karakade itu kerasukan.

 

Saat Kadesurang bangun keesokan harinya, dia akhirnya sadar kalau semua ini bukan mimpi. Dia bahkan baru ingat pertemuannya dengan arwah Karakade waktu itu dan permohonan Karakade agar Kadesurang membantunya berbuat kebajikan dengan menggunakan raganya.

Ingatan itu akhirnya membuat Kadesurang bisa menerima kenyataan ini dan akan menganggap semua ini sebagai tugas. Dia bahkan langsung heboh melihat tbh barunya.

"Aku... aku... aku langsing!" (Wkwkwk! senang banget dia)


Apalagi saat dia mengaca dan melihat wajah barunya yang cantik jelita. Masih belum percaya, dia mencoba mencubit tangannya sendiri dan langsung meringis. Benar-benar bukan mimpi ternyata.

"Ini beneran nyata. Dari masa kini... kembali ke masa lampau. Bolak-balik... kayak Tawee Pope."

(Tawee Pope adalah lakorn time travel yang berkisah tentang seorang wanita yang bisa melakukan time travel bolak-balik antara dunia masa depan dan dunia masa lampau melalui cermin)

Duo pelayan jelas bingung mendengar gumaman gajenya. Kadesurang santai saja meneruskan gumamannya saking tercengangnya dengan situasi ini. Dan ujung-ujungnya malah mengagumi sosok barunya yang aduhai sambil bergaya bak model lagi pemotretan.


Ketakutan dengan kelakuan aneh majikan mereka itu, duo pelayan berusaha melarikan diri dari sana, tapi malah ketahuan dan Kadesurang langsung membentak mereka.

Kadesurang berusaha menyuruh mereka untuk angkat kepala mereka dan menatapnya, tapi mereka terlalu takut dan terus bersujud dalam-dalam sambil nangis memohon-mohon agar Karakade tidak menghantui mereka. Pfft!

"Hei, lihatlah aku. Aku oke. Aku tidak mati, aku punya daging dan bisa bicara logis juga. Angkat kepala kalian dan bicaralah padaku."

Tapi duo pelayan malah bersujud semakin dalam saking takutnya. Wkwkwk! Gregetan, Kadesurang mendadak punya ide untuk menakut-nakuti mereka ala-ala pemeran antagonis lakorn.

"Kubilang angkat kepala kalian atau kutampar!" Bentak Kadesurang sambil melotot seram... yang malah membuat duo pelayan semakin menunduk sedalam-dalamnya. Wkwkwk!


Gregetan, Kadesurang pun langsung berbaring di lantai lalu menepuk bahu-bahu mereka untuk membuat mereka menatapnya.

Tapi mereka malah berhadapan dengan pelototan seram Kadesurang yang sontak membuat mereka semakin ketakutan. Sigh! Kadesurang stres deh.

"Kalian berdua, siapa nama kalian?"

"Pin, jao ka."

"Yam, jao ka. Nona, anda sudah meninggal dan kami bahkan belum mengkremasi anda."

Kadesurang berusaha meyakinkan mereka kalau dia tidak mati, tapi tak ada seorang pun yang mempercayainya.

Bagaimana bisa percaya, mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri saat Karakade menghembuskan napas terakhirnya.


"Kalau aku mati, bagaimana bisa tbhku hangat begini? Kalau kalian tidak percaya, coba sentuh aku. Kalian boleh menyentuhku kapan saja." Kata Kadesurang sambil mengulurkan tangannya.

Duo pelayan awalnya ketakutan, tapi Yam akhirnya memberanikan diri menyentuhnya. Saat itulah mereka akhirnya percaya kalau nona mereka masih hidup dan langsung mnangis penuh haru, walaupun mereka masih merasa nona mereka ini agak aneh. Kadesurang dengan cepat beralasan kalau dia aneh karena dia lagi sakit saja.

"Nona, ini benar-benar anda? Bukan hantu yang merasuki anda, kan?" Tangis Pin.

"Tidak. Sure!"

Wkwkwk! Duo pelayan sontak berpandangan bingung mendengar kata anehnya itu. Kadesurang mengajari mereka untuk mengucap kata itu dan memberitahu arti kata itu adalah benar, sungguh-sungguh, yakin.

Duo pelayan sontak memluk kakinya sambil menangis sesenggukan dan mendoakannya selalu sehat dan panjang umur.

Tapi, bentar-bentar. Kadesurang langsung menjauhkan mereka darinya soalnya dia ingin buang air. Di mana toiletnya?


Mengira nona mereka lupa tempat jambannya, duo pelayan pun mengantarkannya keluar ke jamban yang berada di luar rumah.

Lucunya, Kadesurang malah antusias banget mendengar itu ada di luar rumah yang artinya dia harus buang air di alam terbuka.

"Ayo, cepat. antarkan. Di mana tempatnya?"

Pin sampai keheranan melihat keantusiasannya. "Lewat sini, jao ka."


Tapi saat mereka hendak mengantarkannya lewat depan, mereka baru ingat kalau hari ini rumah kedatangan tamu, seorang pria bernama Meun Reung. Hah? Mendengar nama Reung jelas membuat Kadesurang penasaran dan berniat mau melihatnya.

Meun Reung ini temannya Por Date, tapi Kadesurang gagal melihat wajahnya gara-gara duo pelayan yang mencegahnya dan Por Date yang terus menerus menghalangi pandangannya.


Tapi saat Meun Reung naik perahu, kita melihat wajahnya dan ternyata dia memang memiliki wajah yang sama persis dengan Reungrit. (Hmm, interesting)


Kecewa tidak bisa melihat wajah Reung, Kadesurang akhirnya kembali ke urusan kebeletnya. Di tengah jalan, dia terkagum-kagum melihat bunga-bunga lotus yang bermekaran indah.

Tapi karena dia bicara pakai bahasa modern, duo pelayan jadi bingung dan mengira cara bicaranya tidak benar. Mereka lebih heran lagi saat melihat nona mereka yang tampak benar-benar antusias melihat jamban kuno itu.

"Ini jauh lebih bagus daripada yang pernah kupelajari. Menyenangkan sekali bisa melihat aslinya!" (Pfft! Lihat jamban aja seneng banget)


Yang lebih mencengangkan duo pelayan, nona mereka itu mendadak memanggil mereka dengan sebutan P'Pin dan P'Yam. Padahal sebelumnya nona mereka biasanya memanggil mereka dengan sebutan Ee Pin dan Ee Yam (Ee adalah panggilan yang sangat kasar).

Kadesurang santai saja beralasan kalau dia sudah lupa, dan mulai sekarang dia akan memanggil mereka P'Pin dan P'Yam.


Selesai buang air, Kadesurang maksa minta mandi sekarang juga hingga para pelayan pun membawanya ke sungai lalu membantunya dengan berbagai macam rempah-rempah yang digunakan untuk luluran.

Kadesurang benar-benar antusias dengan segala sesuatu di dunia barunya ini. Terutama karena semua hal-hal itu pernah dipelajarinya di universitas.


Tapi ritual kecantikannya masih belum berhenti setelah mandi, duo pelayan masih ribet mengoles tbuhnya entah dengan apa saja sampai Kadesurang lama kelamaan jadi risih sendiri.

Bahkan berpakaian pun ribetnya minta ampun. Yah maklum, wanita modern yang terbiasa pakai pakaian casual yang simple, pastinya kesal banget harus berhadapan dengan segala keribetan dunia kuno.

 

Di luar, Por Date sekeluarga sudah berkumpul di meja makan. Khun Ying Jumpa protes panjang lebar tentang Karakade dan keputusan suaminya yang masih ngotot untuk menikahkan Karakade dengan putra mereka. Dia bahkan akan tetap mengulur-ulur waktu untuk menunda pernikahan mereka.

Saat Karakade keluar, dia santai saja berlari menghampiri mereka sampai membuat Khun Ying Jumpa makin sinis menyindir sikapnya. Duo pelayan sampai harus memberinya isyarat untuk jalan membungkuk.

Mereka bahkan harus mengajarinya untuk cuci tangan dulu di baskom. Karena ternyata pada zaman itu, orang-orangnya makan pakai tangan. Kadesurang agak canggung awalnya, apalagi semua orang menatapnya dengan aneh. Tapi lama-lama dia mulai menikmati cara makan ini.


Kesal, Por Date sontak membanting gelas ke meja dengan penuh amarah. Sungguh tak bisa dipercaya, Karakade sudah melakukan dosa besar dan dia masih punya selera makan.

Kadesurang yang tidak mengerti apa-apa, jelas bingung dan kesal mendengar tuduhan Por Date.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

2 Comments

  1. Min tlng update lgi sinopsis padiwarada...ak buka diblog sutrimadiary nggak bisa...tlng ya min

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam