Han Chen seorang diri pergi ke luar kota. Dia mendatangi sebuah sekolah dan bicara dengan guru-guru di sana. Dari situ, dia mendapatkan informasi alamat rumah milik seorang nenek.
Pada Nenek itu, Han Chen mencoba mencari tahu tentang Bai Jin Xi yang beberapa tahun yang lalu tinggal di sini.
"Bai Jin Xi...?" Nenek mencoba mengingat-ingat.
Di rumah sakit, Jin Xi sedang menggerutu kesal gara-gara makanan RS yang setiap hari itu-itu terus. Mana Xiao Zhuan belum datang membawakannya makanan lagi.
Di luar, beberapa suster terdengar sedang menggosipkan si 'Detektif Jenius' (Han Chen) yang sudah keluar dari RS.
Mereka heboh menggosipkan ketampanan si detektif jenius itu sampai Jin Xi hampir tersedak saking gelinya mendengar pujian lebay mereka.
Tapi ujung-ujungnya dia keluar juga, penasaran ingin mendengar pembicaraan mereka lebih dekat. Ketiga suster itu membicarakan Han Chen yang ngotot mau keluar dari rumah sakit, bahkan sampai pakai acara menunjukkan kartu ID-nya dan beralasan kalau dia ada sedang kasus dan hanya meminta suster untuk memberinya obat.
Mereka bahkan rebutan mengklaim Han Chen bak fans mengklaim idola mereka sebagai suami mereka. Jin Xi geli mendengarnya, "Apa dia sehebat yang kalian bilang?"
Entah apa yang dibicarakan Han Chen dan Nenek tadi. Tapi sekarang mereka sudah selesai bicara dan Nenek mengantarkan Han Chen keluar.
Nenek penasaran kenapa Han Chen tanya banyak hal tentang Jin Xi? Apa Han Chen berniat mengejarnya? Han Chen menjawabnya dengan senyum manis.
"Kau sangat bijak. Sayang sekali walaupun dia pernah tinggal di sini waktu masih muda, tapi aku tidak banyak tahu tentangnya. Aku tidak bisa banyak membantu."
"Tidak apa-apa, Nyonya. Apa yang anda katakan sudah cukup membantuku. Saya masih harus mendatangi tempat lain, saya permisi."
"Baiklah, sampai jumpa."
Setelah Nenek masuk kembali ke rumahnya, Han Chen menghubungi Jin Xi dan tanya dia sedang apa? Apa dia merasa baikan? Apa Xiao Zhuan menjaganya?
"Si kunyuk itu, dia janji akan membawakanku makanan enak, tapi sampai sekarang dia belum datang. Aku kelaparan."
"Dasar bocah itu. Tunggu saja aku kembali dan akan kuurus dia." Rutuk Han Chen sebelum kemudian dengan malu-malu mengaku. "Aku merindukanmu."
Jin Xi tersenyum senang mendengarnya. "Kalau begitu, kau harus secepatnya menyelesaikan apapun yang sedang kau lakukan sekarang."
"Oke. Tunggu aku kembali."
Di kantor polisi, Xiao Zhuan mendadak panik gara-gara baru ingat kalau dia harus mengantarkan makan siang untuk Jin Xi. Cold Face santai, antarkan saja makan malamnya nanti, sekarang kan sudah lewat jam makan siang.
Tidak bisa, dia sudah janji pada Han Chen. "Sebelum bos pergi, dia secara khusus menyuruhku untuk menjaga Xiao Bai. Matilah aku!"
"Bos tidak sekejam itu."
"Benar, dia memang tidak sekejam itu. Tapi Xiao Bai sekejam itu!" Xiao Zhuan akhirnya menemukan dompetnya lalu menyeret paksa Cold Face pergi menemaninya.
Tempat selanjutnya yang didatangi Han Chen adalah Akademi Kepolisian tempat Jin Xi belajar dulu dan bertanya tentang Jin Xi pada seorang Polwan yang dulu mengajar kelas angkatan '01.
Saat ditanya kenapa dia menyelidiki Jin Xi, Han Chen beralasan kalau Jin Xi mau dipromosikan, jadi dia diminta untuk menyelidiki latar belakang Jin Xi.
Awalnya Polwan mengaku tak ingat mengingat sudah lama. Belum lagi data murid angkatan '01, sebagian besar sudah musnah dalam kebakaran. Tapi setelah mencoba mengingatnya kembali, Polwan mulai mengingatnya. Apa dia punya wajah bulat dan cantik?
"Benar. Apa anda punya foto-fotonya?"
"Foto-foto dalam arsip sudah terbakar semua. Tapi mungkin masih ada beberapa foto-foto yang diambil dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan kelas '01."
Mereka lalu membawa Han Chen ke meja kerja si Polwan yang penuh dengan foto-foto murid-muridnya. Dari sekian banyak foto, mereka akhirnya mendapati salah satu foto lama kelas '01.
Sayangnya di foto itu, Jin Xi hanya kelihatan punggungnya. Karena saat yang lain menghadap kamera, Jin Xi malah sibuk mencoret-coret papan.
Polwan bisa langsung mengenali itu Jin Xi walaupun hanya kelihatan punggungnya, karena jika rekan-rekannya berambut pendek, Jin Xi justru tetap berambut panjang.
Han Chen langsung memotret foto itu. Tapi saat dia memperbesar gambarnya, dia mendapati ada yang aneh. Jin Xi dalam gambar ini, terlihat sedang mencoret-coret papan pakai tangan kiri. Polwan membenarkan, Jin Xi memang kidal.
Han Chen bingung, karena seingatnya, Jin Xi selama ini selalu memakai tangan kanan.
Keanehan ini jadi membuatnya teringat akan informasi dari Nenek tadi. Nenek berkata bahwa keluarganya Jin Xi sudah pindah lebih dari 10 tahun yang lalu. Nenek kasihan pada Jin Xi. Dia sudah tak punya orang tua, mengalami kecelakaan dan hilang ingatan.
Jin Xi pernah kembali kemari satu kali setelah kecelakaan itu, sekitar akhir tahun 2011. Menurut Nenek, Jin Xi yang waktu itu banyak berubah daripada Jin Xi yang dulu.
Nenek ingat kalau dulu Jin Xi tak suka makanan pedas. Tapi saat dia kembali waktu itu, dia menghabiskan setengah botol minyak cabe, dia bahkan merasa kurang pedas.
Heran dengan keanehan ini, Han Chen lalu menghubungi salah satu rekannya dan meminta orang itu untuk membantunya menyelidiki masalah kasus yang melibatkannya 5 tahun yang lalu itu.
Si Bai datang ke RS membawakan sup untuk Jin Xi. Jin Xi yang sekarang memang benar-benar suka makanan pedas, dia bahkan menuntut janji Si Bai yang katanya mau membuatkannya sup ayam pedas. Si Bai mengingatkan kalau dia belum pulih sepenuhnya, jadi dia tidak boleh makan makanan pedas dulu.
"Kau sangat berbudi luhur. Lao Xu, aku merasa setiap kali bersamamu, level kebahagiaanku meningkat tajam."
"Kalau begitu, level kebahagiaanmu akan semakin meningkat dan tidak akan pernah menurun di masa depan nanti."
"Kenapa?"
"Aku sudah resmi jadi penasihat forensik untuk Tim Black Shield."
Jin Xi kaget, lalu bagaimana dengan pekerjaannya di RS Jiang Cheng? Si Bai mengaku kalau sebenarnya dia sudah cukup lama mengajukan kerja di RS Provinsi Lan.
Dia juga akan menangani proses forensiknya T. Itu kasus pertamanya setelah bergaung kedalam Tim Black Shield. Jin Xi senang bukan main. Karena itulah artinya dia bisa makan masakannya Si Bai lagi.
Jin Xi lalu melanjutkan minum supnya lagi dan berkomentar. "Dengan kemampuan masakmu ini, seandainya kau wanita, aku pasti akan menikahimu."
"Hah?"
"Maksudku kalau aku lelaki dan kau
wanita, aku pasti akan menikahimu."
Si Bai jelas senang mendengarnya walaupun dia bergumam kalau dia sudah senang kalau mereka terus seperti ini saja (yakin?).
Tapi Jin Xi heran, bukankah kantor provinsi sudah pernah beberapa kali meminta Si Bai pindah, tapi Si Bai menolak. Katanya Si Bai lebih suka bekerja dengan tenang di Jiang Cheng. Kenapa sekarang Si Bai malah mau pindah?
Si Bai langsung mendekatkan wajahnya ke Jin Xi dan dengan malu-malu mengaku. "Sebenarnya selama ini, aku sangat menyukai..."
"Xiao Bai!" Xiao Zhuan mendadak muncul dengan membawa makan siangnya Jin Xi bersama Cold Face.
Xiao Zhuan langsung meminta maaf berulang kali, dia benar-benar lupa soalnya. Jin Xi jelas langsung ngomel-ngomel, Xiao Zhuan masih punya muka untuk datang? Dia sudah menghabiskan sup ayam sekarang.
"Dr Xu, aku sungguh berterima kasih padamu. Jika kau tidak ada di sini, aku pasti tidak akan bisa selamat melewati pintu. Xiao Bai, semua ini salahku. Aku rela melakukan seppuku... tapi tolong jangan kasih tahu bos!"
"Kau pikir aku sepicik itu? Lagipula mulai sekarang, Aku punya koki pribadi Xu. Dia sekarang bagian dari tim kita."
Cold Face yang sedang tadi tampak tak senang memperhatikan Si Bai, mengulurkan tangan untuk menyambut Si Bai ke dalam tim mereka.
Jin Xi lalu mengalihkan topik membahas ucapan Si Bai yang terpotong, apa alasannya datang kemari tadi?
Si Bai beralasan kalau dia hanya senang bekerja bersama teman-temannya. Jin Xi percaya saja alasannya itu. Apalagi dengan adanya Si Bai di sini, dia akan bisa menikmati makanan gratis lagi.
Xiao Zhuan protes, dia juga datang membawakan banyak makanan enak loh. Dia langsung memamerkan berbagai snack dan buah apel yang dibawanya. Jin Xi memilih apel itu. Kalau begitu, Xiao Zhuan akan mencucikannya dulu untuk Jin Xi.
Cold Face mendadak mengambil alih rantangnya Si Bai dengan alasan mau membantu mencucikannya lalu menyeret Xiao Zhuan keluar.
Di luar, Cold Face mengomeli Xiao Zhuan karena tidak melaksanakan janjinya pada Han Chen untuk mengawasi Jin Xi demi Han Chen. Xiao Zhuan membela diri, apa Cold Face mengira kalau dia sedang memberi kesempatan pada Si Bai?
"Sumpah demi Tuhan, aku tidak pernah bermaksud begitu. Jangan katakan kebohongan padanya!"
"Bagaimanapun, aku tidak menyukai si Dr. Xu ini."
"Kenapa?"
"Tidak ada alasan. Perasaanku tidak enak saja."
"Pikiranmu terlalu sempit. Dr Xu sudah berbaik hati mengantarkan sup ayam untuk Xiao Bai. Kita tidak mungkin memelototinya, kan? Lagipula, semasa di Jiang Cheng dulu, aku tuh nge-ship Xu-Bai couple. Walaupun bos itu hebat dan sebagainya, tapi kita harus memberi kesempatan yang adil pada Dr Xu, betul kan?"
Kalau dia jadi Jin Xi, dia juga pasti akan bingung mau pilih siapa. Apa dia harus pilih Han Chen? Atau pilih Dr Xu? Cold Face cuma bisa frustasi mendengarnya.
Tepat saat itu juga, Cold Face di-sms Han Chen yang meminta Cold Face untuk mencari tahu nomor kontak dan alamat mantannya Jin Xi. Xio Zhuan penasaran isi sms itu, tapi Cold Face menolak memberitahu, bukan urusan Xiao Zhuan.
Cold Face lalu berbohong ke Jin Xi kalau ponselnya lowbet dan meminjam ponselnya Jin Xi. Jin Xi mengiyakannya saja tanpa curiga apapun, apalagi dia sedang sibuk sama makanannya.
Cold Face membawanya keluar dan langsung mencari kontak mantannya Jin Xi. Dia bisa menemukannya dengan mudah, karena Jin Xi terang-terangan menamainya 'si mantan bego, Zhao Zixu'.
Cold Face lalu menghubungi Han Chen untuk memberikan informasi kontak si mantan, dia bahkan memberitahu Han Chen kalau Jin Xi dengan cueknya menamainya ' si mantan bego, Zhao Zixu'.
Han Chen jadi penasaran, Jin Xi menamainya sebagai apa di kontak? Cold Face mencoba mencarinya dan mendapati nama 'Han kepar*t tukang selingkuh tak tahu malu'. Pfft!
Cold Face ragu. "Kau... sungguh mau tahu?"
"Katakan."
"Han kepar*t tukang selingkuh tak tahu malu."
Han Chen tersenyum geli mendengarnya. "Sepertinya dia sangat benci padaku."
Dia lalu mengakhiri percakapan mereka untuk menelepon seseorang, mungkin menghubungi si mantan bego itu.
Si Bai tanya besok Jin Xi mau makan apa? Buat saja daftarnya, nanti dia akan belanja. Tidak perlu repot-repot, Jin Xi akan memakan apapun yang Si Bai buat untuknya.
Tapi kemudian Cold Face masuk dan menyatakan kalau besok, dia dan Xiao Zhuan akan mengantarkan makan siang dan makan malamnya Jin Xi. Si Bai kan pasti sibuk, jadi dia tidak perlu kemari.
Saat Si Bai berkata kalau dia sama sekali tidak keberatan, Cold Face langsung menendang Xiao Zhuan dan memberinya isyarat mata.
Xiao Zhuan buru-buru meyakinkan Si Bai kalau dia yang akan menjaga Jin Xi. Jika tidak, maka bos akan marah padanya.
"Sepertinya Han Chen sangat peduli padamu," komentar Si Bai. "Tim Black Shield tampaknya sangat dekat, kuharap aku bisa menjadi bagian dari kalian."
"Pasti, pasti! Sekarang sudah sore. Xiao Bai butuh istirahat, sebaiknya kita jangan menganggunya. Dr Xu, kami akan mengantarmu." Kata Cold Face yang jelas-jelas sedang berusaha mengusir Si Bai.
Setelah semua orang pergi, Jin Xi mendapat sms dari Han Chen yang meminta Jin Xi untuk memberinya lebih banyak waktu. Jin Xi tersenyum membaca sms itu.
Setelah berkendara cukup jauh, Han Chen akhirnya tiba kembali di RS dan langsung berlari ke kamarnya Jin Xi.
Sementara itu, Jin Xi sedang tertidur. Lagi-lagi dia memimpikan pria misterius yang berjanji akan menikahinya seorang dan mengajaknya menikah setelah dia lulus.
Jin Xi mengigau. "Dalam hidup ini, kau tidak akan menikahi orag lain selain aku."
Air matanya mengalir karena mimpi itu. Tapi tiba-tiba saja dia merasakan tangan yang mengusap lembut wajahnya.
Saat dia membuka mata, dia mendapati Han Chen sudah ada di hadapannya. "Aku kembali."
Jin Xi cuma diam menatapnya beberapa saat sebelum kemudian mengalihkan tatapannya dengan malu. Han Chen kontan membalik Jin Xi menghadapnya lagi dan memperingatkan Jin Xi untuk tidak memanggilnya 'Han kepar*t tukang selingkuh' lagi.
Kaget Han Chen mengetahui masalah itu, Jin Xi langsung melayangkan tangan mau menamparnya lagi, tapi Han Chen malah menggenggam erat tangan Jin Xi dan berkata. "Mulai hari ini, aku akan menjadi kepar*t... yang setia... bersamamu... menjagamu."
"Kenapa kau tiba-tiba mengatakan semua itu?"
"2 hari yang lalu, aku pergi ke rumah lamamu dan Akademi tempat kau belajar dulu. Jin Xi, kurasa aku bisa memberimu jawaban."
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam