Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 3 - 3

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 3 - 3

Sebelumnya, terima kasih yah yang mengirimi aku link sub eng, tapi sebenarnya aku sudah tahu kok. Hehe. Subbernya memang ngasih judul sampai episode 6, tapi sebenarnya itu baru episode 3 yang dibagi dua.

Kalau bisa, kirimi aja aku link drama-drama lain yang bagus. Hihi, harus ada sub-nya yah. Sangat diutamakan drama-drama baru, tapi drama-drama lama juga boleh. Tapi jangan drama-drama yang terlalu lawas yah, semisal drama tahun 2014 ke bawah, itu jangan yah. Terlalu lawas itu soalnya, wkwkwk.

Dan mohon tidak menuntut kapan aku akan update, kalau sudah ada dan tidak ada halangan apapun, pasti akan ku-update secepatnya kok. Ini aja aku baru tahu subbernya update tadi siang, tapi karena terhalang mati listrik, aku jadi baru bisa update malam. Belakangan ini hujannya rajin datang, jadi PLN-nya juga rajin matiin listrik. Wkwkwk! Terima kasih atas pengertiannya, happy reading. ^^


Begitu Xia Lin tiba di kantor, managernya yang bernama Lisa langsung langsung ngomel-ngomel kesal. Dia itu artis baru tapi malah minta cuti dua bulan.

"Aku janji ini terakhir kalinya aku minta cuti. Ngomong-ngomong, apa ada drama seri baru yang bisa kulakoni?"

"Aku sibuk menangani Festival Film. Bagaimana bisa aku punya waktu untuk mencari drama baru."

"Festival Film apa? Apa aku boleh berpartisipasi?"

Sayangnya, mereka cuma mendapat dua kuota untuk mendampingi Yin Shuang Shuang (seniornya Xia Lin) untuk menghadiri acara itu. Yang satu sudah dipesan, lalu apa Xia Lin pikir dia bisa mendapatkan kuota yang satu lagi?

"Kenapa tidak? Aku bisa berkompetisi dengan kekuatanku."

"Ada banyak aktor dan aktris di perusahaan kita ini, kebanyakan lebih baik daripada kau. Jangan berharap."


Xia Lin jelas kesal mendengarnya. Saat dia keluar, kebetulan dia melihat Chu Yan sedang jalan bersama Shuang Shuang. Dia langsung panik berusaha menyembunyikan wajahnya dari Chu Yan, tapi Chu Yan melihatnya dan langsung memanggilnya.

"Kenapa kau bersembunyi begitu melihat kami?"

Shuang Shuang tidak mengenalinya, maka Xia Lin memperkenalkan siapa dirinya lalu mencoba mengungkit masalah kuota Festival Film pada Shuang Shuang.

"Aku tidak punya hak, perusahaan kita yang mengatur." Ujar Shuang Shuang.


Saat Shuang Shuang beralih kembali ke Chu Yan, dia malah mendapati Chu Yan sedang menatap Xia Lin. Chu Yan suka dia?

Chu Yan langsung sinis. "Aku belum buta. Tapi... dia sepertinya mirip dengan istrinya temanku."

"Selain Bos Ling, memangnya kau punya teman lain?"

Xia Lin langsung tegang. Chu Yan hampir saja mau ngomong lagi, tapi Xia Lin dengan cepat memanggil Shuang Shuang lagi sambil terus berusaha merayu Shuang Shuang.

Jika dia punya kesempatan untuk menemani Shuang Shuang menghadiri acara itu, maka prioritas utamanya adalah menunjukkan kecantikannya Shuang Shuang.


Setelah Shuang Shuang pergi, Xia Lin berusaha menghindar secepatnya, tapi Chu Yan terus mengejarnya sambil nyindir sinis.

"Tak disangka, Nyonya Ling meminta kuota untuk menghadiri festival film. Sepertinya si tua Ling tidak memberimu keuntungan apapun. Tidak ada bedanya antara Nyonya Ling dan Nona Xia. Di hadapan si tua Ling, kau pasti berakting jadi wanita mandiri yang lugu."

Xia Lin berusaha tetap bersabar menghadapinya, sepertinya Chu Yan salah paham tentangnya. Justru Chu Yan berharap kalau pernikahan mereka adalah suatu kesalahpahaman.

Oh, Xia Lin mengerti. Chu Yan cemburu. "Tuan Chu, kalau kau punya opini tentang pernikahanku, silahkan laporkan langsung pada Ling Yi Zhou. Aku tidak akan membicarakan masalah ini lagi."

"Kuberitahu kau. Walaupun aku tidak tahu bagaimana kau bisa mendapatkan Ling Yi Zhou, tapi waspadalah. Akan kubuat si tua Ling melihat kebenarannya!"


"Kenapa kau beritahukan saja pada Kak Shuang Shuang?"

Kenapa juga dia harus mengumumkan kalau Xia Lin sekarang adalah Nyonya Ling. Dia justru berharap takkan ada seorangpun yang mengetahuinya.

Xia Lin sinis, Chu Yan pasti sangat sibuk. Sebaiknya dia kembali fokus mengurusi urusannya sendiri. Sampai jumpa!

Tapi Chu Yan belum selesai bicara. Tujuan utama Xia Lin pasti ingin menjadi terkenal kan? Dalam masalah itu, dia jauh lebih unggul dibanding Yi Zhou. Jadi katakan saja, apa yang Xia Lin inginkan?

Sungguh tidak ada. Lagian mana mungkin dia membodohi Yi Zhou semudah itu, dia kan bukan anak kecil yang gampang dibodohi.

"Tapi dia tidak pernah berurusan dengan wanita, terutama kau, wanita j****g yang licik. Kuberitahu kau. Kalau kau ingin menipunya, dia punya teman, aku!"


Kesal, Xia Lin langsung maju menginjak kakinya lagi. Wkwkwk! Chu Yan langsung balas dendam mencubit pipinya dengan gemas.

Tapi perseteruan lucu mereka tersela oleh Lisa yang mendadak muncul. Maka Xia Lin dan Chu Yan langsung pura-pura sedang belajar menari dan saling memuji. Pfft!


Xia Lin lalu jalan-jalan dengan Fei Fei sambil ngegosipin Chu Yan dan Yi Zhou. Kayaknya Chu Yan itu menganggapnya sebagai musuh nomor satu dan tentang Yi Zhou... mungkin sikap lembutnya yang dulu itu palsu, sekarang dia hampir gagal untuk bersikap pura-pura jadi gentleman.

"Makhluk yang namanya bos itu pintar main perintah dan sangat sulit dimengerti. Tapi jika kau mampu menaklukkannya, maka hadiahnya akan besar." Komentar Fei Fei.

Tapi saking asyiknya ngobrol, mereka tidak menyadari seorang pria yang menguntit mereka lalu dengan cepat mengambil dompetnya Xia Lin dan kabur.


Kaget, Xia Lin dan Fei Fei langsung lari mengejar si pencuri. Tapi pada akhirnya mereka kehilangan jejak dan kelelahan. Fei Fei tidak mengerti, kenapa juga Xia Lin getol banget mengejar si pencuri itu, uang di dompetnya kan tidak seberapa banyak.

"Tentu saja, aku tidak takut kehilangan dompet, yang kutakutkan adalah kartu kredit tanpa limit milik Ling Yi Zhou."

"Kartu kredit tanpa limit?"

"Dia baru saja memberikannya padaku tadi pagi. Kalau dia tahu aku menghilangkannya, dia pasti akan menyuruhku untuk ganti rugi."

Fei Fei santai, sebaiknya mereka pergi ke kantor polisi saja dulu. Kalau polisi gagal mendapatkan kartu kredit itu, baru Xia Lin minta maaf sama Yi Zhou.


Tapi bahkan sebelum mereka sempat melangkah, mereka malah melihat si pencuri mendadak balik lalu mengulurkan dompet itu kembali ke Xia Lin dengan tangan gemetaran. Wkwkwk!

"Ma-maaf. Tidak seharusnya aku mencuri dompetmu. Tolong maafkan aku. Aku tidak akan mencuri darimu lagi." Si Pencuri langsung melempar dompet itu lalu kaburrrrrr. Wkwkwk!

Xia Lin langsung mengecek isi dompetnya dan mendapati black card-nya masih utuh tak tersentuh. Kedua wanita itu jadi bingung, apa yang terjadi sebenarnya?


Sore harinya, mereka tiba di rumah keluarga Ling. Xia Lin sibuk mengedarkan pandangannya sampai tidak melihat Yi Zhou mendadak berhenti dan akhirnya dia menubruk punggung Yi Zhou. Ada apa?

Yi Zhou tiba-tiba menyentuh kepalanya lalu menyentil dahinya sambil mengingatkannya untuk berakting dengan baik.

"Iya, tahu."


Anran sudah tiba duluan dan langsung antusias menyambut kedatangan Yi Zhou. Dia mengklaim kalau dia dan Chu Yan kebetulan datang kemari untuk mengunjungi Nenek Ling. Sudah lama mereka tidak bertemu Nenek Ling, kangen.

"Chu Yan juga ada di sini? Nenek pasti sangat senang."

Anran bahkan sengaja mer*ngkul lengan Yi Zhou dan mengajaknya masuk duluan hingga membuat Xia Lin semakin berkecil hati sebagai orang asing.

Tapi Yi Zhou tiba-tiba berbalik padanya lalu dengan manisnya menuntun Xia Lin masuk bersamanya. Anran cemburu.


Xia Lin terlebih dulu menyajikan semangkok sup untuk Nenek Ling, tapi Yi Zhou malah cemburu manja minta dilayani juga.

Nenek langsung kesal mengomelinya. "Kau kan bisa ambil sendiri, bersikap baiklah pada istrimu. Dia bukan pembantumu."

Xia Lin tak enak dan langsung saja mengambilkan semangkok sup untuk Yi Zhou. Nenek Ling masih belum puas protes, bisa-bisanya mereka menikah tanpa memberitahu siapapun, tidak pula padanya. Nenek Ling mengerti kalau cinta mereka sangat dalam, tapi seharusnya mereka lebih bertanggung jawab dong.

"Saat itu Mumu ngebet ingin menikah, makanya aku tidak pikir panjang. Iya, kan?" Ujar Yi Zhou yang malah nyalahin Xia Lin. Wkwkwk!

Nenek Ling bingung. "Mumu? Oh, aku mengerti kenapa kau memanggilnya begitu. Itu nama panggilan yang bagus, itu menunjukkan kalau kalian benar-benar sudah menikah. Kalau begitu, kita akan memanggilmu seperti itu. Mumu, makanlah. Jangan sungkan."


Xia Lin ingin mengambil makanan, tapi malah mendapati Yi Zhou sedang menatapnya. Maka dia memutuskan untuk memberikan sepotong pada Yi Zhou, tapi tiba-tiba saja Anran nyeletuk kalau Yi Zhou tidak bisa makan pedas. Pfft!

Suasana mendadak jadi canggung. Yi Zhou buru-buru memakan makanan pedas itu dan mengklaim kalau mumunya suka makanan pedas, jadi dia juga harus memakannya.

Xia Lin lalu mengambilkannya sesuap wortel, tapi kali ini Chu Yan yang mendadak nyeletuk kalau Yi Zhou benci wortel. Chu Yan jadi heran, apa Xia Lin tidak mengetahuinya? Kontan semua mata berpaling ke Xia Lin dengan penuh tanda tanya.

"Tentu saja aku tahu, tapi kita tidak boleh pilih-pilih makanan. Aaaah!"

Yi Zhou terpaksa memakannya dengan muka kecut. Nenek Ling senang melihat itu, Xia Lin pintar menangani Yi Zhou.


Anran tambah cemburu menyaksikan semua itu, tapi dia tetap bersikap pura-pura ramah pada Xia Lin dan tanya apakah dia boleh memanggilnya sebagai Lin Lin? Dia dengar kalau Xia Lin satu perusahaan dengan Chu Yan?

"Iya, sungguh suatu kehormatan." Sinis Xia Lin.

Nenek senang, baguslah kalau mereka satu perusahaan. "Xiao Chu, tolong kau jaga anggota keluargaku di perusahaan dan jangan biarpun siapapun menindasnya."

"Dia sangat agresif, siapa juga yang berani menindasnya." Gumam Chu Yan.

"Kau bilang apa?"

"Maksudku aku akan menjaganya dengan baik."

Bersambung ke part 4

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam