Liu mengantarkan mereka ke sebuah ruangan yang cukup luas untuk menampung mereka semua. Liu beralasan kalau dia hanya bisa menempatkan mereka di sini karena kamar lainnya sudah ditempati oleh para sepupunya dan beberapa lainnya masih kacau balau.
Semua orang langsung mengambil tempat sendiri-sendiri di sofa dan kursi-kursi, sementara Jin Xi langsung memeriksa lukanya Han Chen.
"Tidak kusangka kau mampu menahan (sakitnya). Sebenarnya tidak memalukan kok. Kalau kau kesakitan, bilang saja kau kesakitan."
"Aku selalu bisa menahannya"
Saat Jin Xi menyentuh cel*nanya, dia mendapati bajunya Han Chen masih agak basah. Dia lalu keluar untuk mencarikannya baju ganti.
Di luar, Jin Xi tak sengaja melihat Liu dan Zheng bicara. Dia langsung menyembunyikan dirinya untuk menguping percakapan mereka.
Mereka tampak mencurigakan saat Liu meminta Zheng untuk menghentikan semua ini. Dia takut kalau Prof Zhu sampai tahu.
Zheng tak peduli dan menegaskan kalau ini akan beres kalau Liu menutup mata. Dia bahkan memperingatkan Liu untuk mengurusi urusannya sendiri. Jika tidak, maka dia akan menderita.
Begitu Zheng pergi, Jin Xi keluar dari persembunyiannya seolah dia baru datang dan meminta Liu untuk meminjamkan baju ganti untuk pacarnya. Mereka tadi kehujanan dan basah kuyup dan kaki pacarnya juga terluka. Liu menyetujuinya lalu pergi sebentar untuk mengambilkan baju ganti.
Dalam perjalanan, kedua sepupu Liu itu membicarakan tentang Zheng. Dari percakapan mereka, sepertinya Zheng menjual parfum buatan Prof Zhu tanpa sepengetahuan Prof Zhu, dijual ke Gao Jie Makeup mungkin.
Yang muda menggerutu kesal karena mereka berdua harus mengurusi mansion itu dan kurang mendapat hari libur. Yang lebih tua mengingatkannya kalau rumah besar milik ortunya itu dibiayai oleh Zheng. Zheng juga menggunakan uangnya untuk memperbaiki jalan rumah mereka.
Si tua Zhu itu benar-benar berbakat. Dia bisa membuat uang dengan mencampur beberapa wewangian. Tapi mereka bahkan belum pernah melihat uang itu, semuanya disimpan oleh Zheng.
Liu kembali tak lama kemudian. Dia bukan cuma membawakan baju ganti, tapi juga obat yang dibuat secara khusus dari resep turun temurun keluarga Zhu. Obat ini sangat efektif untuk pendarahan.
Jin Xi berterima kasih padanya lalu kembali ke Han Chen. Tapi setibanya di sana, hanya ada Han Chen seorang. Kemana semua orang? Mungkin pergi mandi. Jin Xi lalu menyuruhnya ganti baju.
"Kenapa kau tidak ganti baju?"
"Aku ini orang baik hati. Aku harus merawat yang sakit dulu."
Han Chen tersenyum mendengarnya lalu mencopot bajunya di sana, saat itu juga, tepat di hadapan Jin Xi yang jelas saja malu dan cepat-cepat menghindar. Senyum Han Chen semakin melebar melihat reaksi malu-malu Jin Xi itu.
Han Chen langsung menggodanya dengan menyuruh Jin Xi untuk membantunya memakai c*lana. Jin Xi langsung membeku galau tak tahu harus bagaimana. Tapi Han Chen tiba-tiba muncul di sampingnya dan berbisik, "Aku bercanda."
Nyatanya dia sudah selesai ganti baju. Malu, Jin Xi langsung mendorongnya dan mengejek Han Chen. Sayang sekali dia tidak bawa kamera. Jika tidak, dia pasti akan mememotret keadaan Han Chen sekarang ini dan mempostingnya di internet. View-nya pasti akan tinggi.
"Kalau begitu, kita harus foto bersama." Goda Han Chen sambil merngkul Jin Xi.
Perbuatannya itu kontan membuat suasana di antara mereka jadi canggung seketika. Jin Xi cepat-cepat mendorongnya dan membawa Han Chen kembali ke kursi lalu mulai merawat lukanya.
Lukanya cukup dalam dan pastinya sakit sekali, tapi Han Chen bahkan tidak berkedip saat Jin Xi membasuhnya.
Jin Xi mengaku kalau tadi dia mendengar percakapan Liu dan Zheng. Zheng tampaknya menginginkan Liu untuk membantunya melakukan sesuatu. Tempat ini sangat aneh. Apa mungkin tempat ini disiapkan oleh T?
Han Chen tak menjawabnya, malah mengalihkan topik ke salep obat pemberian Liu dan meminta Jin Xi mengoleskannya.
Yang lain baru saja selesai mandi. Ming Yue berjalan paling akhir, tapi tiba-tiba saja dia merasakan kehadiran seseorang yang sepertinya sedang mengintip mereka. Takut, dia cepat-cepat pergi menyusul teman-temannya.
Para cowok ribut menyuruh Fang Xu untuk memintakan selimut untuk mereka, sementara Jin Xi masih mencemaskan Han Chen karena dia demam.
Fang Xu baru saja bangkit, Liu datang bersama kedua sepupu barunya yang baru datang dari kota dengan membawakan beberapa selimut untuk mereka.
Dia memperkenalkan kedua sepupunya itu. Yang lebih muda adalah Liu Xing dan yang lebih tua adalah Liu Fang.
Fang dengan kasarnya mengkritiki mereka yang maunya cuma nebeng gratis di sini. Kefan berusaha menjelaskan kalau mereka sebenarnya mau membayar, tapi Liu menolaknya. Fang ngotot kalau tadi dan sekarang beda.
Fang Xu santai menyerahkan dompetnya ke Kefan. Dia langsung menghitung perkiraan biaya bermalam mereka ber-9 lalu menyerahkannya ke Fang. Tapi Fang tidak terima cuma dikasih uang segitu, mereka pikir dia pengemis apa?
"CUKUP!" Bentak Liu.
Dia mengingatkan Fang kalau Prof Zhu sudah memberi izin. Kalau dia meminta uang dari mereka, itu hanya akan membuat Prof tidak senang.
Setelah Fang dan Xing pergi. Liu meminta maaf pada mereka dan beralasan kalau kedua sepupunya itu baru datang dari desa, makanya kelakuan mereka kasar dan menganggap uang itu sangat penting. Dia lalu pergi meninggalkan mereka.
Semua orang pun bersiap tidur. Jin Xi membantu Han Chen berbaring dan menyelimutinya. Saat Jin Xi menyeka tangannya, Han Chen tiba-tiba mengigau dalam tidurnya memanggil-manggil nama Jin Xi.
"Pacarmu pasti sangat menyukaimu. Dia bahkan memanggil namamu dalam tidurnya. Saat aku melihat sikap kalian, kupikir kalian bukan sepasang kekasih," komentar Ming Yue.
Jin Xi tersenyum menatap Han Chen lalu mengompres kepalanya, benar-benar merawat Han Chen bak seorang wanita merawat kekasihnya dan setia berjaga di sisinya.
Dia mulai mengantuk saat kefan terbangun dan dengan lantang menyatakan mau ke toilet. Fang Xu mendadak bangun dan ikut bersamanya.
Jin Xi memperingatkan mereka tidak aman berkeliaran berduaan di luar. Kefan santai, mereka kan dua pria, mereka tidak takut. Kalau begitu, Jin Xi mengingatkan mereka untuk cepat kembali.
Kefan ingin mematikan lampu, tapi Jin Xi tegas melarangnya. Lampu harus tetap menyala sepanjang malam. Setelah kedua pria itu keluar, Muhan tiba-tiba juga ikut keluar.
Mereka bertiga kembali bersama-sama tak lama kemudian. Muhan tampak agak aneh dan kelihatan gelisah, tapi sepertinya tidak ada apa-apa dan ketiga pria itu kembali ke tempat masing-masing untuk tidur.
Saat semua orang tertidur, seseorang tampak mematikan lampu. Lalu kemudian pintu terbuka dan tiga orang masuk. Mereka tampaknya menarget antara Ming Yue atau Lou Xia. Tapi kemudian mereka memutuskan memilih Ming Yue yang tidur sendirian.
Salah satu dari mereka langsung membekapnya. Tapi Ming Yue masih sempat mengerang dan Jin Xi terbangun mendengar suaranya. Tapi saat dia membuka mata, dia melihat seseorang mengayunkan tongkat ke arah Han Chen.
Jin Xi sigap menamengi Han Chen hingga punggungnya lah yang kena pukul. Han Chen terbangun karenanya dan langsung menyerang para penyerangnya dalam kegelapan. Dan bahkan sekalipun dia terluka, dia mampu mengimbangi mereka.
Dada Jin Xi sakit gara-gara pukulan itu. Tapi dia berusaha bertahan dan bergegas mencari saklar. Tapi para penyerang itu melarikan diri secepat mungkin dan saat lampu kembali menyala, tak ada siapapun selain mereka. Tapi kemudian Jin Xi menyadari Ming Yue menghilang.
Semua orang langsung keluar mencarinya dan mendapati pisau tergeletak di luar kamar. Saat mereka menemukan Ming Yue, dia dalam keadaan sekarat dengan leher tergorok.
Dengan nafas yang semakin berat, dia membisiki Jin Xi. "Mereka... bukan cuma... salah satu dari mereka." Dia menghembuskan nafas terakhirnya setelah itu.
"Dia... mati?" Tanya Muhan tak percaya.
"Iya. Dia bilang bahwa lebih dari satu orang yang membunuhnya."
"Apa kalian semua puas? Dasar sekumpulan orang tolol!" Kutuk Han Chen.
Kefan tidak terima, apa dia pikir salah satu dari mereka adalah pembunuhnya? Muhan bingung, bukankah Ming Yue dibunuh oleh pembunuh yang membuntuti mereka? Tidak mungkin ada pembunuh di antara mereka, iya kan?
"Maksudmu ada pembunuh dari luar yang merayap masuk ke dalam mansion untuk membunuh? Baiklah. Saat polisi datang besok dan melakukan tes sidik jari, kita akan tahu siapa pembunuhnya."
Kefan dan Fang Xu begitu marah mendengarnya hingga mereka menodongkan senjata ke Han Chen. You Chuan berusaha menghentikan mereka, tapi Fang Xu memperingatkannya untuk mundur saja. Dia tidak ada urusan.
Kefan langsung memanggil Muhan. Lou Xia berusaha menahan Muhan, tapi Muhan mendorongnya dan lebih memilih untuk memihak Kefan dan Fang Xu.
Lou Xia tak percaya melihat apa yang dilakukan pacarnya itu. "Kenapa kau melakukan ini? Merekalah yang melakukan itu pada Gu Ran! Kau tidak melakukannya! Kenapa kau membantu mereka?!"
"Diam kau! Kalau aku tidak membantu mereka, aku akan mati juga!"
"Kau akan mati? Kau cuma memikirkan dirimu sendiri! Jadi kau tidak masalah bahkan sekalipun kau harus membunuh orang demi perlindungan diri?"
"Jangan buang-buang waktumu dengannya. Pertama-tama, kita singkirkan dulu mereka berdua!"
Lou Xia memperingatkan kalau polisi datang besok dan mereka pasti akan tahu tentang Gu Ran. Dia juga tahu tentang Gu Ran, lalu apakah mereka juga akan membunuhnya untuk menutup mulutnya?
"Diam kau! Jangan pernah mengungkit nama Gu Ran!" Geram Fang Xu.
"Aku juga tidak mau! Jika aku bisa, aku sungguh berharap tidak pernah ikut dalam reality CS game (tahun lalu) itu. Dengan begitu, aku tidak akan bertemu monster seperti kalian!"
Flashback.
Lou Xia bercerita bahwa bulan Mei tahun lalu, mereka semua (kecuali You Chuan) mengikuti reality CS Game. Gu Ran datang paling belakangan, tampak begitu cantik dan s**si dan para pria langsung jelalatan melihatnya.
Para pria (Kefan, Fang Xu dan Yan Er) langsung tak buang waktu untuk menggodanya. Mereka membawakan kopernya, menawarinya makanan, dll. Bahkan Muhan pun tak bisa mengalihkan tatapannya dari Gu Ran hingga membuat Lou Xia cemburu.
Karena peserta wanita cuma sedikit, Lou Xia harus satu tenda dengan Gu Ran. Tapi dia benar-benar kesal pada Gu Ran saking cemburunya melihat Muhan flirting dengan Gu Ran dengan alasan membantu Gu Ran membangun tenda. Dia langsung menjewer kuping Muhan dan menyeretnya menjauh.
Lalu saat Kefan, Fang Xu dan Yan Er melihat Gu Ran bekerja sendirian, mereka bertiga langsung mendatangi Gu Ran untuk membantunya.
Malam harinya saat Gu Ran sedang tidur. Lou Xia diam-diam mencuri kompas dan petanya Gu Ran dan semua itu dilakukannya hanya karena dia cemburu pada Gu Ran.
Keesokan harinya saat game dimulai, Lou Xia gugur lebih awal. Dia kembali duluan sambil menggerutui Gu Ran dengan kesal. Ming Yue dan Sun Dian kembali tak lama kemudian.
Lou Xia heran, di mana Gu Ran? Sun Dian menduga mungkin dia sedang bersama Kefan. Muhan kembali sendirian tak lama kemudian.
Tapi bahkan sampai malam tiba, Gu Ran dan ketiga pria lainnya belum kembali juga. Lou Xia dan Muhan lama-lama mulai cemas, jangan-jangan mereka tersesat. Muhan lalu membangunkan Sun Dian dan Ming Yue dan mereka berempat lalu pergi mencari ke-4 orang itu.
Setelah beberapa lama, mereka masih juga belum menemukan keempat orang itu. Mereka akhirnya sepakat untuk berpencar. Muhan bersama Lou Xia dan Ming Yue bersama Sun Dian.
Setelah beberapa lama mencari, Muhan dan Lou Xia mendengar suara-suara tawa pria dan jerit kesakitan seorang wanita. Diam-diam mereka mencari asal suara, tapi malah mendapati pemandangan mengerikan. Gu Ran diperk**a oleh ketiga pria itu.
Gu Ran melihat mereka berdua dan berusaha meminta pertolongan mereka. Tapi mereka terlalu takut dan memutuskan diam, bahkan langsung pergi meninggalkan Gu Ran. Tapi mereka tak sengaja mereka menginjak dahan dan Kefan mendengarnya.
Flashback end.
Kesal, Muhan membentak Lou Xia untuk diam, bahkan berusaha menyerangnya. Tapi untunglah Han Chen sigap memelintir tangannya dan mendorongnya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam