Sinopsis About is Love Episode 2 - 4

Sinopsis About is Love Episode 2 - 4


Di hotel, Zhou Shi senang sekaligus bingung karena Pak Supervisor mengizinkannya untuk bermalam di sini padahal tadi katanya dia dipecat.


Pak Supervisor dengan ketus berkata kalau di luar gelap dan jalanan licin. Kalau dia tidak mau bermalam di sini, yah sudah, pergi saja sana.

"Tidak! Tidak! Terima kasih, Supervisor."

"Kau tidak perlu berterima kasih padaku. Pak Bos kita itu, biarpun dari luar dia sangat kaku dan dingin, tapi sebenarnya dia orang yang sangat-sangat-sangat baik. Barusan asistennya menelepon dan berkata kalau pemecatanmu tadi pagi dibatalkan. Kau bisa tinggal di sini dan terus bekerja."

Tapi Zhou Shi menolak terus bekerja di sana. Lagian dia akan kembali ke universitas setelah malam ini kok. Ngomong-ngomong, apa teman-temannya sudah datang?

Baru dibicarakan, Ming Cheng mendadak muncul. Zhou Shi sontak sumringah melihatnya. Tapi sayang, senyumnya memudar dengan cepat saat melihat Ming Cheng malah datang Ran Yu.

Ming Cheng sontak nyerocos mengomelinya. Dia dari mana saja sampai tbuhnya berlumur lumpur seperti ini? Mana teleponnya tidak diangkat sedari tadi. Dia hampir saja mau turun gunung untuk menelepon polisi. Apa yang terjadi padanya?

Zhou Shi nyengir garing. "Ceritanya panjang."


Ran Yu tampak jelas tak senang mengetahui Zhou Shi lah yang ternyata dicari-cari Ming Cheng sedari tadi. Baru ingat untuk memperkenalkan mereka, Ming Cheng lalu memperkenalkan Zhou Shi pada Ran Yu sebagai 'adiknya'. (Aww, poor Zhou Shi)

Ran Yu pura-pura tak mengenalnya dan memperkenalkan dirinya sendiri pada Zhou Shi sebelum Ming Cheng sempat bicara. Tapi Zhou Shi kesal banget sama dia dan langsung memalingkan muka.

Tak enak dengan sikap Zhou Shi, Ming Cheng menjelaskan kalau Zhou Shi ini memang rada bodoh sedari kecil lalu cepat-cepat menyeret Zhou Shi agar dia membersihkan diri.


Wei Qing tiba di hotel lain dan langsung mencopot bajunya. Tapi tiba-tiba dia melihat sesuatu yang membuat tercengang saat dia menatap bayangan dirinya di cermin... tidak ada sedikitpun ruam kemerahan di tbuhnya. Aneh sekali. Zhou Shi menyentuhnya sebanyak itu, tidak mungkin tidak ada ruam sama sekali.


Rencana Zhou Shi benar-benar gagal total. Kali ini Ran Yu malah ikut-ikutan bersama mereka melihat hujan meteor. Parahnya lagi, Ming Cheng dan teman-temannya malah lebih mempedulikan Ran Yu dan mengabaikan Zhou Shi.

Kecewa, Zhou Shi akhirnya menyibukkan dirinya sendiri dengan membersihkan meja. Saat itulah Ming Cheng akhirnya memperhatikannya dan berusaha menghentikannya, biar pelayan hotel saja yang membersihkan semua ini.

Tapi Zhou Shi mengingatkan kalau dia memang pelayan hotel di sini, jadi ini memang pekerjaannya. Ming Cheng baru ingat untuk tanya kenapa Zhou Shi bekerja di tempat sejauh ini hanya untuk membooking tempat untuk mereka.

Zhou Shi canggung menyangkalnya. Dia bekerja bukan untuk mereka kok, tapi karena dia butuh uang. Bayarannya lumayan. Dan masalah membooking kamar untuk mereka, dia cuma membantu saja kok.

"Kau sudah banyak membantuku saat kita masih kecil, ini bukan apa-apa kok."

Ming Cheng malah bingung. "Apa aku banyak membantumu, kenapa aku tidak ingat?"

Oh yah, katanya Zhou Shi ingin mengatakan sesuatu padanya. Katakan saja. Zhou Shi sudah mau ngomong, tapi Ran Yu mendadak muncul mengganggu mereka lalu menyeret Ming Cheng untuk melihat hujan meteor kedua.


Semua orang langsung mengerubungi teleskop. Tapi Zhou Shi bahkan tidak kebagian tempat sedikitpun gara-gara Ran Yu yang terus menyerobot tempat.


Malam itu, Wei Qing bermimpi buruk. Dalam mimpinya, dia melihat darah berceceran di lantai, bahkan ada jejak kaki dan jejak tangan berlumur darah di sepanjang tangga. Hmm, entah itu mimpi atau kenangan masa lalu. Wei Qing kontan tersentak bangun dengan napas memburu.


Tiba-tiba asistennya datang untuk memberikan barang yang dicarinya, surat cinta dan cincinnya Zhou Shi.

Tapi yang paling menarik perhatian Wei Qing adalah ukiran bunga di cincin itu. Ukiran bunga yang Zhou Shi gunakan untuk menyegel amplopnya. Karena ukiran bunga itu sama persis bentuknya seperti kalung milik orang yang menyelamatkannya malam itu.

"Mungkinkah... orang yang menyelamatkan di danau malam itu adalah dia?"


Zhou Shi akhirnya menjauh dari semua orang dan melihat hujan meteor itu seorang diri sembari membatin sedih.

"Seseorang berkata bahwa bagian paling mengga*rahkan dari cinta itu seperti hujan meteor. Walaupun nantinya akan menghilang setelah sesaat, tapi itu membara sejak awal."

"Dan memendam rasa cinta secara diam-diam itu seperti cahaya bulan. Kelihatannya indah, tapi itu hanyalah sebuah refleksi. Jika sang pemilik tidak memberikan cahayanya, maka itu tidak tidak akan pernah mendapatkan cahaya."

Dia benar-benar sedih, orang yang disukainya sekarang malah sedang bersenang-senang dengan Ran Yu dan tak mempedulikannya sama sekali.


Hari ini Zhou Shi balik ke kampus. Tiba-tiba ada seorang mobil yang belakang yang mengklaksonnya. Zhou Shi terpaksa harus minggir untuk memberi jalan buat mobil sedan putih maserati...  yang mirip sekali dengan mobilnya Wei Qing. (Hmm, apakah itu Wei Qing?)


Dia lalu bertemu dengan temannya, Fei Fei. Fei Fei heran kemana saja Zhou Shi selama beberapa minggu ini, padahal kelas sudah dimulai sejak 2 minggu yang lalu.

"Aku mendapat pekerjaan yang berhubungan dengan seni. Gedung aula sedang direnovasi ulang jadi aku tidak perlu menghadiri kelas."

Mahasiswi seni macam apa Zhou Shi ini? Teman-teman sekelasnya pada pergi menikmati teh sore, makan enak, shopping, dll. Tapi Zhou Shi malah belajar sambil bekerja. Apa dia berencana untuk memulai karirnya dengan menjadi pekerja buruh murah?

"Mereka kan bisa bergantung pada orang tua mereka, sedangkan aku hanya bisa bergantung pada diriku sendiri. Bagaimana bisa aku dibandingkan dengan mereka?"

"Mereka juga tidak bergantung pada orang tua mereka, kali! Kau itu sangat cantik, kenapa kau tidak menggunakan penampilanmu untuk santai sedikit?"


Tepat saat itu juga, ada sebuah mobil mewah mentereng masuk kampus dan seorang pria keluar dari dalamnya lalu dadah-dadah ke Fei Fei. Zhou Shi jelas penasaran, siapa cowok itu?

"Pacarku." Kata Fei Fei.

Tapi jelas dia menyukai pria itu cuma karena pria itu punya banyak duit. Dia bahkan berbisik meyakinkan Fei Fei kalau pria itu cuma punya banyak duit doang, lebih dari itu, dia tidak berguna sama sekali.


Zhou Shi mau menghindar saja, tapi Fei Fei dengan cepat mencegahnya lalu memperkenalkan mereka, namanya adalah Gao Yang. Zhou Shi kontan memalingkan muka untuk menyembunyikan dengus gelinya mendengar nama itu. (Gao Yang = domba untuk disembelih)

Gao Yang ini jelas playboy, dia malah terang-terangan melancarkan rayuan gombal pada Zhou Shi di hadapan Fei Fei.

Fei Fei memperkenalkan Zhou Shi sebagai gadis paling cantik di jurusan seni. Zhou Shi tak nyaman dengan sebutan itu dan langsung menyangkalnya.

Eh, Gao Yang malah mendadak berubah haluan dan bermulut sinis pada Zhou Shi. Biarpun tampangnya Zhou Shi lumayan, tapi selera bajunya nggak banget. Zhou Shi akan jauh lebih enak dipandang kalau dia dandan. Lain kali biarkan Fei Fei membawanya ke toko baju branded.

Jelas saja Zhou Shi jadi kesal. Malas meladeninya, Zhou Shi buru-buru pamit untuk balik ke kamar asramanya.


Tapi di sana, dia malah mendapati teman-teman sekamarnya dengan seenaknya menjadikan meja dan tempat tidurnya sebagai wadah untuk barang-barang belanjaan mereka.

Mereka bahkan menggunakan semua colokan listrik untuk menyalakan banyak ketel. Zhou Shi sudah cemas saja kalau harus menggunakan semua colokan itu secara bersamaan, tapi mereka malah masa bodo. Zhou Shi jelas kesal dengan ulah mereka, tapi dia berusaha untuk tetap bersabar.

Mereka memberitahu Zhou Shi bahwa selama 2 minggu Zhou Shi absen, mereka bilang pada pengawas asrama bahwa Zhou Shi pergi kencan bersama pacarnya. Dia punya pacar, kan? Kalau tidak, mereka bisa bermasalah loh.

Dosen mereka juga menyuruh mereka untuk mengumpulkan lukisan yang mereka buat selama libur musim panas. Tenggat waktunya minggu depan.

Mereka langsung usil melihat-lihat lukisannya Zhou Shi, tapi kemudian malah mengejek Zhou Shi yang katanya tidak punya uang untuk membeli peralatan lukis. Kertas yang dia pakai itu juga kertas murah, kertas yang langsung bisa hancur kalau kena air.


Dan tepat saat itu juga, air ketel mereka mendidih sampai menciprati mapnya Zhou Shi. Ketiga gadis itu kontan tersenyum puas, sekarang Zhou Shi tidak akan bisa mendapatkan beasiswa.

Karena Zhou Shi sudah datang, mari kita bagi biaya listrik selama 2 bulan ini. Zhou Shi harus bayar 1/4.

Zhou Shi benar-benar tak tahan lagi menghadapi kelakuan ketiga gadis licik itu dan langsung ngamuk-ngamuk membuang semua barang-barang mereka ke balkon. Sontak ketiga gadis itu histeris menyerang Zhou Shi.

Zhou Shi dengan mudahnya mendorong mereka, tapi dia tidak mau lagi tinggal di tempat sampah ini dan langsung minggat saat itu juga.


Zhou Shi lalu menceritakan masalah ini ke Fei Fei. Terus apa yang akan Zhou Shi lakukan sekarang? Zhou Shi berkata kalau dia akan pergi ke supermarket tempat kerjanya yang dulu, siapa tahu mereka butuh satpam.

Fei Fei kurang setuju, kan masih ada dia. Zhou Shi bingung, bukannya Fei Fei sudah punya teman sekamar, memangnya masih ada kamar lagi?

Masih ada gudang di apartemennya, tinggal dibenahi saja dan Zhou Shi bisa tinggal di sana. Lagian itu jauh lebih murah daripada tempat lain.

Hanya saja... teman sekamarnya itu agak sedikit aneh. Fei Fei sebenarnya tak yakin apakah dia bisa membuat teman sekamarnya itu menerima Zhou Shi. Tapi, lebih baik mereka mencoba bicara dulu dengannya.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam