Sinopsis About is Love Episode 2 - 2

 Sinopsis About is Love Episode 2 - 2

Zhou Shi sontak ngamuk-ngamuk ke Wei Qing, dia tidak bisa nyetir dengan benar apa?! Dia bisa membunuh orang dengan mengerem mendadak begitu!


"Kenapa kau bersembunyi di mobilku?" Heran Wei Qing.

"Kau pikir aku mau?"

"Apa maumu? Apa yang ingin kau lakukan di mobilku?"

"Aku... cuma mau mendapatkan barangku kembali!"

"Memangnya apa yang ketinggalan? Otakmu?"

"Apa yang kukatakan itu jujur. Barang itu ada padamu!" Zhou Shi sontak mengulurkan tangan ke Wei Qing yang jelas saja membuat Wei Qing protes. Keluar sana!

Baiklah kalau Wei Qing tak percaya. Tapi, setidaknya anggap saja dia minta tumpangan gratis. Begitu mereka tiba di tempat yang bagus, kembalikan barangnya. Dia tidak mau kalau harus turun di tempat ini, sepi dan terpencil begini.


"Baiklah. Kau sendiri yang bilang, pegangan erat." Ujar Wei Qing lalu ngebut. Zhou Shi penasaran, Wei Qing mau membawanya ke mana?

"Ke kantor polisi."

"Hah?!"

"Kenapa? Wajar kan membawa penguntit ke kantor polisi?"

"Hentikan mobilnya!"

"Telat! Aku sudah menyuruhmu keluar, kau tidak tahu bahwa tidak akan ada kesempatan lain!"

Zhou Shi sungguh tak mengerti apa salahnya? Kesalahan apa yang diperbuatnya sampai Wei Qing menyiksanya seperti ini? Apa karena dia masuk ke kamar Wei Qing dan tak sengaja melihat ruam-ruamnya?

"Hentikan mobilnya! Hentikan! Aku mau keluar! Hentikan! Hentikan!"

Tiba-tiba mereka melihat ada bebatuan di depan. Kaget, Wei Qing berusaha mengerem secepatnya, tapi terlambat dan mobilnya kena batu.


Wei Qing jelas marah dan Zhou Shi kontan panik dan berusaha kabur ke sawah. Tapi Wei Qing langsung mengejarnya dan menangkapnya dengan cepat dan jadilah mereka sama-sama terjatuh ke lumpur.

Wei Qing panik, cepat bantu dia bangkit! Zhou Shi membantunya bangun dan berniat membersihkan bajunya Wei Qing dengan tangannya, tak sadar kalau tangannya sendiri kotor dan otomatis membuat bajunya Wei Qing tambah kotor.


"Jangan sentuh! Kau bau busuk!"

"Kayak kau tidak bau saja! Oh, yah. Kau kan phobia kuman... Kau cari apa?"

"Ponselku! Ponselku!"

"Kau mungkin takkan menemukannya."

Wei Qing kontan melempar tatapan kesal padanya. Zhou Shi kesal ditatap seperti itu. Lihat apa? Ini kan salah Wei Qing sendiri. Kalau Wei Qing tidak mengejarnya, dia tidak akan terjatuh di sini. Jadi mereka impas!

Berusaha menahan kesal, Wei Qing meminta Zhou Shi untuk meminta bantuan polisi dulu sekarang. Tapi Zhou Shi mengaku kalau ponselnya sendiri lowbet.

"Kau benar-benar tidak berguna!" Kesal Wei Qing.

"Hei, tidak ada rumah atau toko di sekitar sini. Cuma ada kau dan aku. Tidak bisakah kita mengesampingkan perdebatan kita dulu dan berjabat tangan untuk sekarang ini?"


Begini saja. Kembalikan dulu barangnya, maka Zhou Shi janji akan melupakan semua kesalahan yang Wei Qing perbuat padanya hari ini.

Wei Qing terus ngotot kalau dia tidak memiliki barangnya Zhou Shi, malah menuduh Zhou Shi mau melakukan mengambil keuntungan darinya.

Siapa juga yang mau mengambil keuntungan darinya? Nggak usah narsis deh! Kalau begitu, kasih aja jas yang Wei Qing pakai itu. Berikan padanya!

"Kenapa juga aku harus mendengarkanmu? Kuberitahu kau. Jika kau bijak, maka menjauhlah dariku! Kalau kau mengikutiku lagi, aku tidak bisa menjamin kau akan bisa mempertahankan reputasi dan harga dirimu sebagai wanita!"

"Kau boleh pergi, tapi berikan dulu barangku!"


Wei Qing sontak membantingnya ke lumpur lalu mendudukinya dan mencengkeram erat kedua tangan Wei Qing.

Lebih baik Wei Qing tidak usah melawan. Asal Wei Qing tahu saja, dulu Zhou Shi melakukan angkat beban dan judo semasa dia SMA. Biarpun dia kecil, tapi dia bisa menangani orang sebesar Wei Qing dengan mudah.

Dia bahkan langsung merogoh paksa bajunya Wei Qing sampai akhirnya dia menemukan amplop pink. Tapi amplop itu malah kosong, di mana isinya? Sudah dibuang. Lagian kenapa juga Zhou Shi menginginkannya, itu kan tidak berharga.

"Bagaimana bisa tidak berharga? Itu sangat mahal bagiku! Di mana kau menaruhnya?"

"Kenapa juga aku harus memberitahumu? Sudah kubilang tidak ada padaku. Coba saja kau cari kalau kau bisa! Kau kau bisa menemukannya, maka kau menang!"

"Baiklah. Kalau aku tidak bisa menemukannya, kau boleh membalasku 10 kali lipat daripada apa yang kulakukan padamu!" Zhou Shi sontak tambah ganas menyerang Wei Qing.


Hari sudah gelap saat Ming Cheng cs akhirnya tiba dihotel tapi malah diberitahu kalau Zhou Shi sudah dipecat. Ming Cheng jadi cemas. Dia berusaha menghubungi Zhou Shi lagi, tapi tetap tidak diangkat.

Akhirnya mereka masuk ke kamar mereka. Karena kamar mereka yang sebelumnya dikuasai Wei Qing, mereka jadi dipindahkan ke suite room yang lebih besar dan lebih mewah.


Teman-teman Ming Cheng sungguh kagum. Zhou Shi itu pasti sangat menyukai Ming Cheng sampai membooking suite room untuk Ming Cheng. Ming Cheng mngacuhkan mereka saking cemasnya memikirkan Zhou Shi, dia terus berusaha menghubunginya tapi tetap saja tidak tersambung.

Ming Cheng sungguh tak mengerti apa yang terjadi. Kenapa Zhou Shi mematikan ponselnya. Katanya dia di sini cuma bekerja, kenapa malah terlibat dengan pemilik hotel?


Seluruh tbuh mereka penuh lumpur saat akhirnya mereka selesai dan Zhou Shi benar-benar tak menemukan suratnya. Terpaksalah dia harus memenuhi janjinya dan berjalan dengan patuh di belakang Wei Qing.

Tapi dia tidak fokus sampai tidak melihat Wei Qing berhenti. Saat Wei Qing memanggilnya, dia sontak berbalik dengan panik, tapi malah tak sengaja menginjak kakinya Wei Qing dengan sepatunya yang penuh lumpur.

Wei Qing kesal banget dibuatnya dan berniat mau pergi. Tapi Zhou Shi langsung mencengkeram tangannya dan berusaha meminta Wei Qing untuk mendengarkan maafnya.

"Kuberi kau waktu 5 detik untuk melepaskan cengkeramanmu atau akan kupotong tanganmu. Percayalah."

"Sudah saya lakukan." Zhou Shi sontak melepaskan tangannya dengan ketakutan.

"Dan apa yang kubilang tadi?"


Zhou Shi langsung mundur beberapa langkah. "Jaga jarak 1 meter dari anda. Saya ingat."

Wei Qing sinis melihatnya. Ke mana perginya keganasannya saat di sawah tadi? Zhou Shi membuatnya jadi seperti ini dan dia dengan mudahnya meminta maaf?

"Dui buqi (maaf)."

"Kalau dui buqi itu gunanya, maka takkan ada Gucci, Armani, Versace atau Valentino."

Zhou Shi kaget, maksudnya yang tadi tak sengaja dia robek itu...? Wah! Wei Qing tak percaya mendengarnya, Zhou Shi bilang apa? Tak sengaja?


"Kalau yang tadi itu tidak sengaja, lalu apakah jika sekarang aku menamparmu, itu bisa disebut sebagai pijatan?"

Zhou Shi kontan merem ketakutan menanti tamparan Wei Qing. Wei Qing jelas heran melihat reaksinya, dia tidak akan menghindari tamparannya? Tentu, Zhou Shi bertekad untuk memenuni janjinya. Dia tidak akan komplain biarpun Wei Qing menjadikannya budak.

"Sudah banyak orang yang mau jadi budakku, kenapa juga aku membutuhkanmu? Biar kau bisa membantingku ke tanah lagi saat kau sedang bad mood?"

Tidak. Zhou Shi mengakui kalau dia memang salah dan barangnya benar-benar tidak ada pada Wei Qing, mungkin dia menghilangkannya.


Wei Qing sungguh tak mengerti apa sebenarnya yang ada dalam pikiran Zhou Shi. Berani sekali dia melakukan hal seperti itu padanya? Apa yang membuatnya berpikir bahwa bos besar seperti dirinya mencuri barang seorang karywan kecil seperti Zhou Shi?

"Lagian itu cuma sebuah surat tak berharga."

Zhou Shi sedih mendengarnya. "Kau benar... itu cuma sebuah surat."

Sialnya lagi, hujan tiba-tiba mengguyur deras. Zhou Shi panik ingin cepat lari, tapi Wei Qing malah mendadak lemas. Ada apa dengannya?

"Saat hujan, aku jadi tidak bertenaga."

Mendengar itu, Zhou Shi santai saja memegang tangan Wei Qing atau menggendongnya ke halte bis terdekat. Tapi Wei Qing sontak protes tak terima. 

Gadis kecil seperti Zhou Shi mana bisa menggendong orang sebesar dirinya. Dia tidak perlu bantuan Zhou Shi. Bahkan sekalipun dia harus merangkak, mending dia merangkak sendiri saja daripada digendong Zhou Shi!


Ming Cheng cs benar-benar cemas dan akhirnya berpencar keliling sekitar hotel mencari keberadaan Zhou Shi, tapi tetap tak menemukannya di mana-mana.

Teman-temannya Ming Cheng cepat menyerah, tapi Ming Cheng tetap bertekad mencarinya. Dia tidak bisa membiarkan Zhou Shi sendirian dalam keadaan seperti ini.

Tapi tiba-tiba terdengar suara wanita minta tolong. Mengira itu Zhou Shi, mereka pun bergegas mencari asal suara. Tapi yang mereka temukan malah Zhang Ran Yu.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam