Sinopsis Love 020 Episode 10

Sinopsis Love 020 Episode 10

 

Tiga sahabat Wei Wei tercengang melihat kecantikan Wei Wei dalam dress merahnya. 

Tapi Wei Wei sendiri malah malu karena modelnya yang terlalu s***i bahkan menolak diajak foto bareng, dia malah meminta Xiao ling untuk mencarikan baju yang lebih cocok untuk wanita lugu.

Mereka heran, tumben Wei Wei beli baju. Wei Wei beralasan kalau dia hanya butuh baju baru karena bajunya yang dulu sudah tidak layak pakai. 

Masak sih? mereka tak percaya, bukankah selama ini Wei Wei tak masalah pakai baju-baju lawasnya. Walaupun dia butuh baju baru, dia kan tidak harus membelinya sekarang karena besok kan dia ada ujian.

"Aku ada interview penting besok" alasan Wei Wei

"Perusahaan gila macam apa yang melakukan interview hari sabtu?"


Xiao Ling kembali tak lama kemudian dengan membawakan setelan baju yang cocok untuk wanita lugu

Teman-temannya masih bingung, ini kan cuma interview tapi kenapa Wei Wei heboh banget? Bukankah Wei Wei pernah bilang kalau inner beauty itu lebih penting? 

Wei Wei beralasan kalau ini adalah interview pertama jadi penampilan luar lebih penting.


Setelah bajunya cocok, sekarang saatnya memilih sepatu. Daripada sepatu high heels pilihan Xiao Ling, Wei Wei lebih memilih sepatu flat. Soalnya dia pikir tinggi tubuhnya sudah ketinggian, bagaimana kalau Nai He itu pendek?


Keesokan harinya, ketiga teman Wei Wei ke kampus pakai rok biar matching sama Wei Wei yang juga pakai setelan rok barunya. 

Dia menyelesaikan ujiannya beberapa menit lebih cepat daripada waktu janjian mereka lalu pergi ke tempat mereka janjian.

Dia benar-benar gugup saat akhirnya dia tiba di jembatan, apalagi dia datang duluan. Tapi tak lama kemudian, dia melihat Xiao Nai ada di bawah jembatan dan menatapnya. (Wah, pertemuan pertama mereka sama persis kayak pertemuan pertama mereka di game)


Tapi Wei Wei sama sekali tidak berpikir kalau Xiao Nai lah pria yang akan dia temui, malah bingung sendiri sedang apa Xiao Nai di situ? Apa dia sedang menunggu seseorang juga? Siapa yang sedang Xiao Nai tunggu? Dan kenapa Xiao Nai menatapnya terus? Apa Xiao Nai tahu kalau dia juga jurusan komputer? Yah, mungkin itu alasannya. Lalu apa yang harus dia lakukan? 

"Apa aku harus mendekat dan menyapanya, lagipula dia seniorku? Tapi kalau aku melakukannya, apakah dia akan berpikir kalau aku naksir dia?" Wei Wei galau.


Wei Wei bingung, tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk turun dan menyapa "Xiao Nai, kebetulan sekali"

Tapi Xiao Nai malah cuma diam menatapnya sampai membuat Wei Wei canggung, apalagi Xiao Nai tiba-tiba berjalan melewatinya. Wei Wei jadi malu sendiri.


Tapi tiba-tiba Xiao Nai berhenti dan membalas sapaannya "Bukan kebetulan. Aku memang menunggumu"

Wei Wei tercengang "Aku?... Nai He?"

"Iya, itu aku"


Wei Wei langsung terhuyung mundur saking kagetnya. Benar-benar sulit dipercayai, Xiao Nai adalah Nai He, Nai He adalah Xiao Nai? bagaimana bisa Nai He adalah Xiao Nai?

"Apa kau mengumpulkan soal ujianmu lebih cepat? Jika aku datang lebih lambat, aku pasti akan membuatmu menunggu. Ayo kita makan dulu"

Tapi Wei Wei masih sulit mempercayainya. Apa dia benar-benar Nai He? Bagaimana kalau ada Nai He lain yang akan datang nanti. Tapi kemudian Xiao Nai memanggil namanya dengan nada yang menunjukkan kalau mereka sudah sangat akrab.


Xiao Nai lalu membawa Wei Wei ke restoran langganannya dan memesankan sup ikan. Bibi pemilik restoran datang tak lama kemudian dengan membawakan pesanan mereka dan menatap Wei Wei seolah kaget melihat Xiao Nai datang membawa wanita. 

Tapi Wei Wei memperhatikan Xiao Nai berkomunikasi dengan Bibi menggunakan bahasa isyarat, menggerak-gerakkan jempolnya.


Xiao Nai menjelaskan kalau Bibi itu tidak bisa bicara tapi masakannya sangat enak, dia bahkan sudah makan di restoran ini sejak dia masih kecil karena orang tuanya sendiri kurang bisa masak. 

Saat hendak makan, Wei Wei bisa mencium bau obat herbal dalam supnya, Xiao Nai membenarkannya. Ayahnya memang sudah memesankan sup kepala ikan di sini untuk membantu proses penyembuhannya.

Mengira kalau Xiao Nai lupa, Wei Wei mencoba mengingatkannya bahwa mereka pernah duduk bersebelahan di kelas Prof Xiao. 

Tapi yang tidak disangkanya, Xiao Nai ternyata tidak lupa. Xiao Nai benar-benar romantis dengan terus melayani Wei Wei, bahkan memberikan kepala ikannya yang sangat besar pada Wei Wei.


Tapi lama kelamaan Wei Wei merasa suasana diantara mereka kok sepi banget. Sambil diam-diam melirik Xiao Nai, Wei Wei berpikir betapa berbedanya Xiao Nai dengan Nai He, Xiao Nai terasa lebih tak ramah dibanding Nai He. 

Tapi sesaat kemudian dia mencoba berpikir positif. Mungkin karena kedua orang tuanya Xiao Nai adalah pendidik, jadi mereka punya aturan tidak boleh bicara saat makan.

Yah, mungkin itu alasannya. Wei Wei pun memutuskan untuk menyimpan energinya untuk nanti saja. 

Dia berusaha menyelesaikan makanya lebih cepat, tapi Xiao Nai malah terus mengisi ulang mangkoknya. hahaha!


Bibi pemilik restoran datang tak lama kemudian dengan membawa menu lain untuk mereka. Dia mencoba berkomunikasi dengan Wei Wei, tapi Wei Wei bingung harus menjawab bagaimana. 

Akhirnya dia mencoba meniru Xiao Nai dengan menunjukkan jempol (tanpa menggerakkannya) dan Bibi malah bingung tak mengerti.

Xiao Nai langsung mengajarinya untuk menggerakkan jempolnya juga, baru saat itulah Bibi mengerti. 

Wei Wei tampak begitu antusias dengan ilmu bahasa isyarat barunya hingga dia terus saja menggerak-gerakkan jempolnya.


Tiba-tiba Xiao Nai mendapat telepon dari teman-temannya yang mengingatkannya untuk datang ke lapangan basket sekarang karena hari ini adalah hari terakhir pertandingan basket mereka sebelum lulus. 

Saat Yong Hou menyuruhnya untuk datang lebih cepat untuk pemanasan, Xiao Nai mengaku kalau dia sedang sibuk sekarang.

"Sibuk apa?"

"Kencan"

Jelas saja mereka langsung kaget, apalagi Wei Wei yang hampir saja tersedak. Ban Shan langsung menuntut Xiao Nai untuk membawa teman kencannya itu kesana sekarang juga. 

Xiao Nai langsung bertanya ke Wei Wei apakah dia mau datang menyaksikan pertandingan terakhir mereka. Begitu Wei Wei mengiyakannya, Xiao Nai memberitahu Ban Shan kalau dia akan membawa Wei Wei kesana.


Setelah selesai makan, Wei Wei menunggu Xiao Nai yang kembali tak lama kemudian dengan membawa sepeda. 

Tapi saat Xiao Nai menyuruh naik, Wei Wei malah ragu. Kalau mereka naik sepeda kan pastinya mereka akan jadi tontonan satu kampus, bisa-bisa orang-orang akan salah paham pada mereka nanti.

"Salah paham?"

"Salah paham kalau kita... dalam hubungan seperti ini" ujar Wei Wei sambil membentuk heart dengan kedua tangannya.

Xiao Nai tersenyum lalu menjawab. "Memangnya kapan kita tidak dalam hubungan seperti itu?" (hahaha! jadi dia langsung membawa hubungan mereka di game mereka kedalam dunia nyata nih?)


Jelas saja Wei Wei tercengang, gugup, bingung campur aduk jadi satu. Walaupun dia ingin punya hubungan seperti itu, tapi tetap saja dia tidak mau memulainya seperti ini. 

Tapi... tujuan utamanya bertemu kan untuk mendiskusikan kesepakatan perihal video itu, jadi dia harus bagaimana? apa dia harus menerima ucapan Xiao Nai itu atau tidak? Selama dia berpikir bingung sambil bergaya aneh-aneh, Xiao Nai menatapnya dengan penuh cinta, mungkin merasa kelakuan Wei Wei itu cute.


Wei Wei akhirnya memutuskan untuk mengacuhkan ucapan Xiao Nai itu dan jaga jarak saja. Wei Wei pun naik ke sepedanya Xiao Nai. 

Dan seperti yang bisa diduga, mereka langsung jadi pusat perhatian satu kampus. Di tengah jalan, Xiao Nai memperhatikan Wei Wei tampak tak nyaman karena roknya terus berkibar terkena angin.


Akhirnya dia berhenti di depan mini market untuk membeli beberapa snack lalu memberikan kantong belanjaannya pada Wei Wei dan meminta Wei Wei membawakannya. 

Baru saat mereka kembali melanjutkan perjalanan, Wei Wei menyadari maksud Nai He yang sebenarnya. Xiao Nai memberikan kantong belanjaan itu agar dia bisa menggunakannya untuk menutupi roknya.


Saat Xiao Nai menyuruhnya pegangan, Wei Wei melakukannya dengan agak ragu. Tapi kemudian dia berpikir "Seharusnya aku lebih percaya diri. Xiao Nai... memangnya kenapa kalau Xiao Nai. Di masa depan dia Xiao Nai. Tapi bagiku sekarang, dia lebih mirip Nai He. Hanya Nai He... dan aku menyukainya"

Mereka terus menjadi tontonan sesampainya di depan lapangan basket. Tak nyaman, Wei Wei memutuskan untuk masuk duluan ke bangku penonton. 

Teman-temannya ada di sana saat dia datang dan Er Xi langsung memberitahu bahwa semua para mahasiswi cantik berkumpul di sana semua, termasuk Yi Ran yang duduk di bangku barisan sebelah.


Ketiga temannya langsung bergosip heboh tentang Yi Ran, tak terima Wei Wei kalah dari Yi Ran. Tapi Wei Wei cepat-cepat menutup mulut mereka dengan memberikan snack pemberian Xiao Nai pada mereka. 

Tapi tentu saja dia tidka memberitahu mereka kalau snack itu pemberian Xiao Nai dan Si Si mengira kalau Wei Wei membeli snack sebanyak ini karena interviewnya berjalan lancar.

"Kau sudah selesai interview? Bagaimana hasilnya?" tanya Er Xi

"Lumayan. Prosesnya gagal, tapi hasilnya tak terduga"

"Tidak masalah walaupun tak terduga yang penting kau lulus... Oh yah, hari ini Da Shen Xiao Nai akan ikut bertanding, loh!"

Wei Wei langsung pura-pura bersorak kaget padahal dalam hatinya "Tentu saja aku tahu dia akan datang, dia yang membeli snack yang sedang kalian makan"


Begitu Xiao Nai masuk lapangan, sontak para penonton cewek langsung bangkit dari kursi mereka dan mengerumuninya dengan heboh. 

Tapi Xiao Nai langsung mengedarkan pandangannya mencari Wei Wei hingga akhirnya dia menemukan Wei Wei dan mereka saling menatap dengan intens sebelum akhirnya Yong Hou dan Ban Shan datang dan langsung menuntut dimana gadis teman kencannya Xiao Nai.

"Dia sudah melarikan diri, kalian menakutinya"

"Aku ini imut, bagaimana bisa aku menakutinya?"

Melihat mereka, Wei Wei berpikir kalau kedua orang itu mungkin Old Man Yu dan Drunk Monkey Hou.


Yi Ran dan Nana langsung kepedean mengira kalau Xiao Nai tadi menatap Yi Ran. 

Ketiga teman Wei Wei juga langsung bergosip, siapa kira-kira yang dipandang oleh Xiao Nai tadi? Er Xi berpikir pasti Yi Ran karena gadis paling cantik sekampus itu kan duduk di sebelah mereka, jadi pasti Yi Ran yang dipandang oleh Xiao Nai.

Xiao Nai dan Yi Ran pernah berpartisipasi dalam pesta kampus dulu, jadi mungkin saja mereka sudah saling mengenal. 

Lagipula baru kali ini Xiao Nai melihat ke arah penonton, biasanya dia tak pernah menganggap ada orang. Jangan-jangan dia sudah punya seseorang dalam pikirannya.


"Ada satu kemungkinan" Wei Wei ikut nimbrung "Dia melihat... ke aku"

Tapi ketiga temannya malah langsung ketawa ngakak, sama sekali tidak mempercayainya. 

Apa Wei Wei tidak tahu kalau dia dan Xiao Nai sudah dinobatkan sebagai dua orang yang tidak mungkin jadi pasangan. Ada gosip populer di forum kampus yang memasangkan para mahasiswa single. Wei Wei dan Xiao Nai dinilai tidak akan cocok. Wei Wei langsung sebel mendengarnya.


Sama seperti yang lain, Yong Hou dan Ban Shan juga bertanya-tanya apakah tadi Xiao Nai menatap ke arah Yi Ran. Tapi Xiao Nai masih bersikeras menolak mengatakan apapun.


Begitu Xiao Nai masuk lapangan bersama rekan satu timnya, gedung lapangan basket itu langsung ramai oleh jejeritan para penonton.

"Ada yang bilang kalau Xiao Nai lebih baik dalam renang daripada basket. Aku penasaran seperti apa dia dalam kompetisi renang" kata Si Si

Wei Wei malah langsung berkhayal melihat Xiao Nai dalam keadaan setengah tel****ng. Khayalan yang langsung membuatnya kepanasan. wkwkwk.


Pertandingan pun dimulai dan Xiao Nai selalu bisa mencetak skor dengan mudah dan membuat penonton heboh, apalagi saat dia melakukan slam dunk.

Memikirkan betapa hebatnya Xiao Nai dalam segala bidang, Wei Wei berpikir bahwa jika mereka bersama maka dia bakalan harus bekerja ekstra keras untuk menyamai Xiao Nai. 

Pertandingan terus berlanjut dengan seru dan tim jurusan komputer memimpin dengan perbandingan skor yang cukup besar.


Tapi karena ini pertandingan terakhir para senior, jadi Xiao Nai hanya bermain setengah kompetisi saja untuk memberi kesempatan pada para senior lain. 

Saat giliran Xiao Nai selesai, dia langsung beranjak bangkit menghampiri bangku penonton.

Para gadis langsung heboh... apalagi dia tiba-tiba berhenti di depan Wei Wei dan bicara layaknya cowok bicara pada pacarnya "Nanti malam kami akan keluar jadi aku mungkin tidak bisa online. Apa rencanamu besok?"

"Belajar"

"Baiklah, aku akan pergi bersamamu"


Dia lalu minta mereka geser dan duduk di samping Wei Wei untuk menonton kelanjutan pertandingan. 

Sementara dia duduk santai, para gadis di sebelahnya duduk kaku saking gugupnya. Yi Ran malah tampak kesal setengah mati seperti ingin membunuh orang.

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

1 Comments

  1. Terimakasih.
    lanjut lagi kakkk.
    Tetap semangat💪💪

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam