Sinopsis Accidentally in Love Episode 4 - 2

 Sinopsis Accidentally in Love Episode 4 - 2

Begitu balik ke kelas, Qing Qing mengajak Fang Fang makan siang bareng. Tapi Fang Fang menolak, dia ada urusan lain soalnya. Dia tidak memberitahu pergi ke mana dan bergegas pergi saat itu juga.


Qing Qing akhirnya ke kantin sendirian lalu memesan berbagai macam hidangan mewah yang pastinya-lah tidak mungkin ada di kantin sekolah biasa. Bibi koki sampai melongo mendengar pesanannya yang aneh itu.

Untung saja ada seorang wanita yang berbaik hati memberitahunya bahwa semua pesanan Qing Qing itu tidak ada di sini. Terpaksalah Qing Qing akhirnya memesan menu yang ada saja.

"Sekolah ini besar sekali. Di mana aku bisa mencari informasi tentang ayah?" Batin Qing Qing sedih.


Tiba-tiba sekelompok wanita dan seorang pria duduk di mejanya sambil menyapanya dengan sok akrab, termasuk wanita yang tadi membantunya. Wanita itu lalu memperkenalkan dirinya adalah Xiao Bi dan ini adalah teman-temannya.

Mereka tampaknya baik dan mengkhawatirkan hari pertama Qing Qing di sekolah ini. Tapi dengan cepat mereka membombardir Qing Qing dengan pertanyaan-pertanyaan tentang hubungaannya dengan Si Tu Feng.

Mereka mau tahu? Tapi ini top secret loh, Qing Qing tidak akan kasih tahu tanpa mendapat imbalan. Xiao Bi meyakinkan Qing Qing kalau mereka tahu banyak hal tentang sekolah ini, tanya saja apapun yang ingin Qing Qing ketahui.


"Kalau begitu, jika aku menginginkan informasi tentang seorang murid yang sudah lulus dari Ming De, di mana aku bisa mencari tahu?"

"Seingatku semua informasi tentang alumni sekolah ini disimpan di kantor organisasi kemahasiswaan."

"Kalau begitu, bisakah kau membawaku ke sana?"

Masalahnya, kantor itu tidak bisa dimasuki sembarangan. Qing Qing juga bukan murid tahun pertama, jadi dia tidak akan terpilih sebagai anggota. Qing Qing kecewa, terus apa tidak ada cara lain?

"Bukan berarti tidak ada. Presiden organisasi kemahasiswaan sekarang ini adalah Gu Nan Xi. Mungkin kau bisa mulai dari dia. Tapi jangan salah memahami keramahan Nan Xi pada semua orang. Masalah pekerjaan, dia orang yang sangat adil dalam memilih."

"Begitu, yah? Sekarang aku mengerti."


Berhubung mereka sudah ngasih tahu apa yang mereka ketahui, sekarang giliran Qing Qing untuk memberitahu mereka tentang hubungannya dengan Feng.

"Si Tu Feng ini..." Qing Qing memulai ceritanya tepat saat Feng baru saja masuk kantin bersama Nan Xi.

Feng menatapnya tajam lalu cuek dan duduk di kursi yang agak jauh dari mereka. Qing Qing pun memutuskan untuk berbisik dan memberitahu mereka bahwa Feng itu orang yang sangat picik.

Tapi bisikannya cukup lantang sampai Feng bisa mendengarnya. Apalagi kemudian para wanita itu terkikik keras-keras yang jelas saja membuat Feng tambah dongkol.


Malam harinya, Qing Qing nekat menyelinap ke kantor organisasi kemahasiswaan. Pintu terkunci pun tidak masalah, Qing Qing dengan cerdiknya menggunakan kawat untuk membobol kunci itu bak maling profesional.

Dengan cepat dia mengecek semua berkas yang ada di meja, tapi tak menemukan apa yang dicarinya. Dia kemudian memutuskan untuk mengecek arsip di lemari.

Tapi tepat saat dia baru membuka lemari, tiba-tiba dia melihat pak dekan lewat. Qing Qing jadi panik sampai tak sengaja tersenggol pintu lemari. Dia berusaha menutup lemari sepelan mungkin, tapi Pak Dekan ternyata mendengar suara benturannya barusan dan melihat lemari terbuka itu ditutup oleh seseorang.


Pak Dekan langsung masuk ke kantor itu. Tapi dia tak menemukan siapapun, Qing Qing berhasil menyembunyikan dirinya di balik vas. Qing Qing pun lega, dia lalu bangkit tapi malah tak sengaja kepalanya menyenggol pigura lukisan di dinding sampai pecah.


Dan parahnya lagi, dia jadi ketahuan gara-gara itu. Terang saja dia langsung diomeli habis-habisan. Ini hari pertamanya dan dia sudah menyelinap masuk ke kantor organisasi kemahasiswaan dan merusak properti sekolah.

"Itu kan cuma lukisan tua dan jelek," santai Qing Qing.

"Jelek? Itu lukisan karya seniman Berton Goldman, dilukis khusus untuk kepala sekolah pertama sekolah ini. Itu adalah karya seni yang sangat berarti. Hadiah peringatan pertama Kampus Ming De kita ini."

"Lalu, berapa saya harus membayar kompensasi?"

"Sepuluh ribu yuan cukup."

"Sepuluh ribu?!"

"Ini pelukis terkenal, tahu?!"

Kalau misalnya Qing Qing tidak mau bayar, apa yang akan terjadi?... Hmm, dengan segala pelanggaran yang Qing Qing lakukan, maka pastinya dia akan di-DO.

"Baiklah, saya akan bayar. Tapi bisakah anda memberi saya waktu?"

"Kuberi kau waktu satu minggu. Pergilah."

 

Qing Qing keluar dengan lemas, dari mana dia bisa dapat uang sebanyak itu? Apa dia benar-benar harus jadi asistennya Si Tu Feng?

"Eh, Cheng Qing Qing! Apa otakmu sudah rusak? Itu tidak mungkin!" Qing Qing menoyor dirinya sendiri. "Lalu apa yang harus kulakukan?"


Di tengah kegalauannya, tiba-tiba dia melihat Fang Fang di bawah, hendak pergi entah ke mana. Qing Qing mencoba memanggilnya, tapi Fang Fang tidak dengar.

Maka Qing Qing pun meneleponnya dan tanya Fang Fang mau pergi ke mana? Anehnya, Fang Fang berbohong kalau dia mau ke perpus lalu cepat-cepat mengakhiri sambungan mereka dan pergi.

Qing Qing heran melihat sikap Fang Fang, sepertinya ada yang Fang Fang sembunyikan. Maka Qing Qing pun memutuskan pergi mengikuti Fang Fang... hingga dia menemukan Fang Fang ternyata sedang kerja paruh waktu di sebuah restoran.


Belakangan ini Qing Qing perhatikan Fang Fang sepertinya memang menyembunyikan sesuatu. Jadi selama ini dia bekerja di sini?

Fang Fang mengaku bahwa dia masuk Kampus Ming De berkat beasiswa. Kecuali biaya kuliah dan buku-buku, biaya hidupnya yang lain tetap harus dia biayai sendiri.

Belum sempat Qing Qing bicara, tiba-tiba bosnya Fang Fang muncul dan langsung kesal mengomeli Fang Fang karena ngobrol di tengah jam kerja, bahkan mengancam akan memotong gaji Fang Fang.

Fang Fang panik berusaha memohon supaya Bos tidak memotong gajinya lagi. Sebulan ini saja gajinya sudah banyak dipotong, kalau begini caranya, bisa-bisa dia tidak akan dapat sepeserpun.

"Kalau begitu, buatkan aku kopi sekarang juga. Jika tidak, kau tidak akan mendapat sepeserpun."

"Baiklah."


Fang Fang pun pamit ke Qing Qing. Tapi Qing Qing tak terima dengan perlakuan si bos pada Fang Fang dan langsung menyuruh Fang Fang untuk berhenti bekerja saja. Mereka bisa cari uang bersama-sama.

"Mana bisa mencari uang segampang itu?"

"Percaya saja padaku. Dengan kemampuan otakku, membuat uang itu gampang. Fang Fang, berhentilah ragu. Sekarang, kau masuk dan ucapkan selamat tinggal ke bos jahatmu itu. Bilang padanya kalau kau tidak mau bekerja lagi! Ayo, cepetan!" Qing Qing langsung mendorong Fang Fang ke dalam.


Selama menunggu Fang Fang, Qing Qing tak sengaja melihat Nan Xi sedang bersama seorang pria. Dari percakapan mereka, ternyata Nan Xi dan pria itu adalah saudara tiri.

Tapi pria itu jelas tidak menyukai Nan Xi dan blak-blakan mengingatkan Nan Xi akan statusnya yang cuma anak tiri dan itu artinya, Nan Xi tidak punya hak terhadap warisan keluarga.

"Jangan salah paham. Aku tidak punya niat seperti itu. Aku tetaplah putra keluarga Gu. Aku hanya ingin berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakan tugasku sebagai putra keluarga Gu." Ujar Nan Xi.

"Baguslah kau dan ibumu tahu bagaimana memperlakukanku. Jika tidak, sudah kutendang kalian berdua dari rumah!"


Mendengar itu, Qing Qing langsung memutuskan untuk menghampiri mereka lalu bergelyut manja ke Nan Xi seolah mereka sepasang kekasih yang tak sengaja bertemu di sini. Nan Xi bingung, sedang apa Qing Qing di sini?

"Aku? Tentu saja aku mencarimu. Eh, orang ini siapa?"

"Dia kakakku, Kakak Teng."

"Oh, dia Kakak Teng-mu? Kakak Teng, aku sungguh berterima kasih padamu karena telah menjaga Nan Xi-ku dengan baik Oh, sepertinya kopi Kakak habis. Bagaimana kalau kubantu mengisi ulang kopimu?"


Tapi Qing Qing dengan sengaja pura-pura tak sengaja menumpahkan kopi itu sampai mengenai baju Kakak Teng. "Aduh, maaf, maaf! Maafkan aku Kakak Teng! Aku tidak biasanya melakukan hal semacam ini. Tapi tidak masalah, kulihat Kakak sepertinya sudah tidak ingin kopi lagi."

Kakak Teng jelas kesal padanya dan akhirnya pergi dari sana setelah terlebih dulu menggerutui mereka berdua.


Qing Qing minta maaf pada Nan Xi karena tadi tak sengaja mendengar percakapan mereka dan dia benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya untuk datang menghampiri mereka.

Nan Xi tidak mempermasalahkannya. Dia hanya berharap Qing Qing tidak akan memberitahu siapapun tentang masalah ini. Sebagai gantinya, Nan Xi berjanji akan membantu Qing Qing kapanpun Qing Qing membutuhkan bantuannya.

"Jangan nanti, sekarang saja. Aku ingin bergabung dengan organsisasi kemahasiswaan."

"Tapi periode perekrutan anggota baru sudah berakhir."

"Kurasa kau bisa mencari cara, Presiden Gu."

"Baiklah. Tapi kutanya dulu, kenapa kau ingin bergabung dengan organisasi kemahasiswaan?"

"Karena... Karena aku ingin menemukan jalan baru, ingin mempelajari hal-hal baru, ingin meningkatkan diriku sendiri agar aku bisa lebih berkonsentrasi dalam pelajaranku. Aku ingin bekerja lebih keras agar aku bisa berguna saat aku terjun ke masyarakat nantinya!" Cerocos Qing Qing.

"Kalau begitu, biarkan aku berkonsultasi dulu dengan para anggota. Aku pergi duluan, yah?"

"Oke. Terima kasih, Presiden Gu." YES! Akhirnya Qing Qing berhasil juga.


Fang Fang keluar saat itu dan penasaran, apa yang Qing Qing dan Nan Xi bicarakan barusan. Maka Qing Qing pun mengaku kalau dia hanya ingin bergabung dengan organisasi kemahasiswaan.

Lupakan dulu masalah itu, sekarang ini mereka harus segera melaksanakan rencana mereka untuk membuat uang.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Fang Fang.

"Itu... kau akan mengetahuinya besok."

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam