Sinopsis Where Stars Land Episode 2 - 1

Sinopsis Where Stars Land Episode 2 - 1

Sekarang setelah mengetahui kala Soo Yeon itu hoobae-nya, Yeo Reum langsung protes ke Ketua Tim Yang. Dia tidak terima dimentori oleh seorang hoobae yang bahkan baru selesai magang sebulan yang lalu.


Tapi Ketua Tim Yang mengingatkan bahwa di bagian Layanan Penumpang, Soo Yeon adalah sunbae-nya Yeo Reum. Hari ini baru hari pertamanya Yeo Reum, sedangkan Soo Yeon sudah bekerja di departemen ini selama 4 bulan. Jadi wajar saja kalau Soo Yeon mementori Yeo Reum yang baru kerja satu hari ini.

Yeo Reum tidak terima, tetap saja dia sunbae-nya Soo Yeon. Dia juga punya harga diri. Apa Ketua Tim Yang meremehkannya karena timnya yang dulu menempatkannya pada daftar tunggu pemindahan?

"Han Yeo Reum-ssi. Kalau kau mau membicarakan masalah harga diri sini, maka bekerjalah dengan benar. Jangan terlambat da jangan membuat alasan konyol. Aku tidak peduli masalah macam apa yang kau buat sebelumnya. Jadi jangan berani-berani memainkan trik mentalitas murahanmu itu. Aku cuma peduli akan satu hal, kompetensi. Jangan mengoceh tentang senioritas atau apapun itu. Mengerti?!"

Yeo Reum cuma bisa melongo tanpa bisa membantahnya lagi lalu bergegas menjauh dari sana dan menyembunyikan diri di balik tiang, tempat Eun Seob menunggunya.


"Kan sudah kubilang, jangan menantangnya. Dalam masalah pekerjaan, dia tidak punya belas kasihan. Nama panggilannya adalah Penyihir Bandara." Omel En Seob.

Tepat saat itu juga, terdengar suara Soo Yeon yang memanggilnya via radio dan menyuruhnya untuk datang ke lantai tiga karena ada anak hilang.

Yeo Reum tak segera menjawab, malah sibuk berpikir sendiri. Tapi akhirnya dia mengiyakannya semenit kemudian. Berniat memperbaiki kesalahannya biar dia tidak dikira pengacau terus, Yeo Reum bertekad ingin menebusnya dengan cara menemukan anak hilang itu.


Setibanya di sana, Yeo Reum mendapati Soo Yeon sedang bicara pada ahjumma itu. Yeo Reum langsung tanya-tanya tentang anak hilang itu, laki atau perempuan, umurnya berapa?

"Laki-laki... 31 tahun."

Hah? Bercanda yah? Itu kan orang dewasa namanya. Tapi Soo Yeon langsung menunjukkan sebuah botol obat padanya, anak ahjumma ini lupa belum minum obatnya saking semangatnya ingin liburan. Dan obat itu adalah obat skizofrenia.


Soo Yeon sudah melaporkan masalah ini ke Ketua Tim Yang. Yeo Reum tunggu saja di sini menemani ahjumma ini, Soo Yeon akan pergi bersama tim sekuriti. Tapi Yeo Reum ngotot mau ikut dengannya.

"Apa kau tidak dengar perintahku?"

"Kudengar kau karyawan yang baru punya pengalaman kerja 4 bulan."

"Aku juga mentormu."

Mendengar itu, Yeo Reum menuduhnya mau menang sendiri untuk mendapatkan poin plus dari para atasan. Tidak boleh begitu dong. Soo Yeon memberinya pekerjaan 'tak terlihat' agar dia bisa mengambil semua poin untuk dirinya sendiri.

"Apa maksudmu?"

"Mari kita bekerja bersama." Tegas Yeo Reum lalu pergi. Soo Yeon tersenyum tipis mendengarnya.


Saat mereka melewati bagian keamanan, Yeo Reum keheranan melihat alat deteksi mendadak menyala saat alat itu sampai ke tangan kanan Soo Yeon.

Soo Yeon santai saja menunjukkan sesuatu pada si petugas. Entah apa itu, tapi si petugas langsung membiarkannya masuk setelah membacanya.


Mengacuhkan tatapan heran Yeo Reum, Soo Yeon memperingatkannya untuk tetap dekat dengannya karena pria itu bisa saja kumat sewaktu-waktu.

"Omo. Apa kau mengkhawatirkanku, anak baru?" Goda Yeo Reum.

"Tidak. Aku memberimu tindakan pencegahan sebagai mentormu. Aku bisa mengatasi rasa kesal, tapi jangan buat masalah. Aku tidak mau jadi pusat perhatian karena hal itu. Aku suka bekerja dengan tenang tanpa menarik perhatian. Mohon kerja samanya, Han Yeo Reum-ssi."

Tapi ngomong-ngomong, "apa kita pernah bertemu di suatu tempat sebelumnya? Bukan tadi pagi, tapi sebelum itu. Apa kita pernah bertemu?"

Soo Yeon menyangkal, dia tidak ingat. Aneh sekali, Yeo Reum yakin kalau mereka pernah bertemu sebelumnya. Tapi Soo Yeon malah menuduh Yeo Reum bilang begitu untuk mendekatinya.

Yeo Reum langsung mendengus sinis mendengarnya lalu pergi. Tapi begitu Yeo Reum sudah jauh, Soo Yeon menatapnya dengan aneh.


Para staf bandara berlarian kesana-kemari dengan mencari si anak dewasa yang menderita skizofrenia itu. Mereka diberitahu bahwa namanya Kim Geun Woo dan dia mengenakan baju kuning dengan tiket penerbangan menuju Phuket.

Ketua Tim Yang menginstruksikan semua orang untuk mencari pria itu di setiap sudut bandara.

Yang tidak mereka ketahui, sebenarnya mereka sudah melewati pria itu. Tapi mereka tidak mengenalinya karena pria itu mengenakan jaket biru tua dan menutupi kaos kuningnya. Dia bahkan lolos dari pengamatan kamera CCTV.


Eun Seob sendiri sedang menghadapi masalah lain. Gara-gara masalah pesawat yang mendarat lebih cepat dari jadwal tadi, sekarang Eun Seob harus berada di antara kedua tim maskapai yang berseteru memperebutkan gate 6.

Dia menelepon Manajer Park dan menyodorkan teleponnya biar Manajer Park bisa mendengar perseteruan mereka. Manajer Park berusaha meminta mereka untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik dan meminta pengertian pihak AB Airlines.

Tapi hal itu malah membuat pihak AB Airlines jadi menuduh Manajer Park memihak pihak KR. Manajer Pak menyangkal dan berusaha meminta mereka untuk saling mengalah.

Tapi tak ada satupun yang mau mengalah. Manajer Park jadi kesal, dia kan tidak salah apa-apa. Kalau ingin mengeluh yah mengeluh saja pada angin anti pasat itu.

Lebih baik mereka saling membuat kesepakatan sekarang atau dia akan menyebarkan percakapan mereka ini secara publik. Tak lama kemudian, dengan terpaksa penurunan penumpang pesawat KR harus ditunda sampai yang pesawat AB selesai melakukan bongkar muat barang.


Para staf bandara mengecek semua pria yang memakai baju kuning, tapi tak ada satupun yang sesuai dengan foto Kim Geun Woo. Soo Yeon mau memeriksa toilet pria dan memerintahkan Yeo Reum untuk menunggu di sini.

Tapi saat Soo Yeon masuk, Yeo Reum mendadak melihat seorang pria lain yang memakai baju kuning. Curiga kalau itu adalah Geun Woo, Yeo Reum mengacuhkan perintah Soo Yeon dan langsung pergi membuntuti pria berbaju kuning itu.


Kedua tim maskapai masih bersitatap dengan sengit, menunggu masalah kedua pesawat selesai. Tapi saking fokusnya dengan masalah mereka sendiri, mereka sampai tidak sadar kalau Kim Geun Woo sebenarnya ada di belakang mereka dan tampak sangat gelisah.

Setelah beberapa saat menunggu tanpa perkembangan, tim AB akhirnya mengalah. Tapi dia memperingatkan KR bahwa waktu mereka cuma 40 menit untuk memakai gate-nya. Tim KR pun bergegas menurunkan para penumpang mereka di gate 6. Manajer Park akhirnya bisa tenang.


Tapi saat Kim Geun Woo melihat pesawat di gate 6 beda dengan pesawat yang tertera di tiket pesawatnya, hal itu kontan membuatnya jadi semakin gelisah.


Di antara para penumpang yang baru turun pesawat itu, tampak ada seorang pria yang cukup menonjol. Entah siapa dia.


Soo Yeon akhirnya keluar dari toilet, tapi malah tidak melihat Yeo Reum di sana. Yeo Reum sendiri terus membuntuti pria itu sampai ke toilet pria gate 6.

Kim Geun Woo tanya pada seorang petugas tentang kenapa pesawatnya berubah. Petugas menjelaskan kalau pesawat itu cuma mau menurunkan penumpang sebentar, nanti juga akan pindah kalau sudah selesai. Tapi penyakit Geun Woo mendadak kumat dan langsung membentaki si petugas hingga teriakannya terdengar oleh Yeo Reum.


Ketua Tim Yang juga melihat itu dari kamera CCTV. Awalnya dia cuma memperhatikan Yeo Reum, tapi kemudian perhatiannya teralih pada si pria berjaket biru tua yang tampak jelas memakai kaos kuning dibalik jaketnya. Dia sontak menghubungi semua staf untuk pergi ke gate 6 sekarang juga.

Ketua Tim Yang juga berusaha menghubungi Yeo Reum, tapi radionya Yeo Reum mati. Soo Yeon berusaha menghubungi ponselnya Yeo Reum. Tapi belum sempat Yeo Reum mengangkat teleponnya, mendadak dia melihat Geun Woo ngamuk-ngamuk menghajar si petugas.


Soo Yeon mulai semakin cemas dan langsung melesat secepat mungkin ke sana. Yeo Reum memberanikan diri menghadapi Geun Woo dan memberitahunya bahwa Ibunya sedang menunggunya di luar.

Tapi Geun Woo tak percaya, malah menuduhnya sebagai polisi yang hendak menangkapnya lagi. Dia bahkan langsung mengambil tiang besi untuk mengancam Yeo Reum.

Yeo Reum terus berusaha meyakinkannya untuk tenang, tapi Geun Woo semakin menjadi-jadi dan langsung mengayunkan tiang besi itu ke Yeo Reum.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam