Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 5 - 3
Gui Momo langsung melaporkan hal itu pada Nyonya Yi yang jadi semakin kesal pada menantunya itu, mengira kalau menantunya itu wanita pencemburu.
Ia bahkan menuduh Yun Xi itu pembawa sial. Karena begitu Yun Xi masuk rumah ini, Fei Ye langsung dituduh sebagai pembunuh. Ini tidak bisa diterima.
Awalnya Nyonya Yi berniat akan memperlakukan Yun Xi dengan dingin agar Yun Xi sadar diri dan bersembunyi saja di pojokan. Tapi ternyata, dia malah berusaha untuk bersikap sebagai istri pangeran.
"Gui Momo, bawa dia ke sini." Perintah Nyonya Yi. "Akan kuberi dia pelajaran."
Jadilah Yun Xi dihukum berlutut sambil bawa nampan teh di atas kepalanya, sementara Nyonya Yi mengomelinya panjang lebar tentang sikapnya yang kurang anggun sebagai istri seorang pangeran.
"Maaf."
"Baguslah kau menyesal. Saat kau bisa jalan dengan membawa nampan di atas kepalamu, aku akan meluluskan sikapmu."
Tepat saat itu juga, Yun Xi melihat Gui Momo hendak menyajikan teh untuk Nyonya Yi. Yun Xi sontak bangkit dan mengklaim bahwa tugasnya juga melayani Nyonya Yi, jadi biarkan dia meyajikan teh untuk Nyonya Yi.
Nyonya Yi tidak mengiyakan, tapi juga tidak menolak. Maka Yun Xi-pun mendekat untuk menyajikan teh untuknya. Tak sengaja, dia sekilas melihat Nyonya Yi menutup sebuah kotak kecil. (Eee, aku nggak tahu apa yang ada di dalamnya, kayaknya semacam aksesoris emas)
"Walaupun aku tidak menyukaimu. Tapi karena menikah dengan Pangeran Qin, maka kau harus melayaninya dengan benar dan memprioritaskan suamimu. Berhentilah bersikap seperti wanita pencemburu dan membuat kekacauan di rumah."
"Apa aku harus patuh pada suamiku setiap waktu? Bukankah itu artinya aku harus membasuh kakinya?"
"Tentu saja. Hidupmu sudah menjadi milik Fei Ye, apa masalahnya dengan mencuci kakinya?"
"Tidak bisa. Bagaimanapun, aku tetaplah seorang nona dari keluarga berada. Aku tidak pernah melakukan pekerjaan pelayan."
Tapi Nyonya Yi ngotot memerintahkan Yun Xi untuk memulai pelayannya mulai malam ini. Dia harus membantu Fei Ye ganti baju dan mencuci kakinya. Dia harus belajar cara menjadi istri yang baik di keluarga kerajaan. Yun Xi ingin protes lagi, tapi Nyonya Yi langsung mengancam akan menghukumnya jika dia protes lagi.
"Ibu, bukannya aku tidak mau. Hanya saja, mungkin Pangeran-lah yang tidak mau."
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan Fei Ye. Zhao Momo, bilang pada Fei Ye bahwa ini perintahku."
Yun Xi sebenarnya senang dengan perintah ini. Dia jadi punya alasan untuk memeriksa bagian kaki Fei Ye. Sayangnya, dia tetap tidak menemukan tanda Suku Angin di kedua kaki Fei Ye.
Parahnya lagi, saat Yun Xi sedang memegangi kakinya, Fei Ye malah sengaja usil menendang Yun Xi sampai dia tersungkur ke lantai. Yun Xi jelas kesal dan hampir saja melabraknya. Tapi Gui Momo dengan cepat menariknya dan mengomeli Yun Xi untuk jaga sikap.
Setelah kedua wanita itu pergi, Fei Ye masuk ke kolam mandinya yang super besar lengkap dengan kelopak-kelopak bunga mawar sambil termenung entah memikirkan apa. (Hehe, mandi kembang tengah malam)
Di kamarnya sendiri, Yun Xi memberi tanda X lagi di bagian kakinya Fei Ye. Hampir semua bagian tubuh Fei Ye sudah dia lihat kecuali... bagian terlarang. Wkwkwk!
Memikirkannya malah membuat Yun Xi jadi teringat saat pertama kalinya dia membuka baju Fei Ye dan itu kontan membuatnya salting.
"Tidak, tidak. Aku ini tabib, tabib tidak boleh memikirkan masalah jenis klamin. Betul, betul. Tidur saja!" Dia mencoba tidur, tapi ujung-ujungnya malah cuma bergulingan kesana-kemari dengan gelisah.
Keesokan harinya, Kaisar memberitahu Fei Ye tentang kedatangan Chu Qing Ge. Demi menunjukkan niat baik Tian Ning terhadap pernikahan diplomatik ini, maka Kaisar menyuruh Fei Ye untuk menjemput kedatangan Qing Ge bersama Putra Mahkota.
Malam harinya, Fei Ye menikmati teh yang diseduhnya sendiri sembari mengingat peperangan dengan Qiu Barat sebulan yang lalu.
Flashback.
Awalnya pasukan Fei Ye hampir saja kalah, pasukan Qiu Barat menyerang mereka dengan panah-panah api dan berusaha menerobos pertahanan pasukannya Fei Ye.
Tapi kemudian Fei Ye muncul dan mengalahkan para pasukan Qiu Barat dengan hanya sebuah tombak tapi kekuatannya begitu dahsyat hingga satu hentakan saja, mampu membanting puluhan prajurit terdekat.
Tapi kemudian ribuan bala bantuan Qiu Barat datang mengepung pasukannya Fei Ye, sementara bala bantuannya Fei Ye sendiri masih juga belum datang. Kalah jumlah, Fei Ye berniat mundur saja dan menerobos kepungan itu.
Tapi para jenderal tidak setuju. Fei Ye komandan perang, kalau sampai terjadi apa-apa dengan Fei Ye, lalu siapa yang akan melindungi Tian Ning. Tapi Fei Ye bersikeras untuk menyerang dan memerintahkan pasukannya untuk maju bersamanya.
Kaisar Qiu Barat menyaksikan peperangan itu dari kejauhan dan tampak jelas kalau mereka akan menang. Jenderal Qiu Barat senang. Setelah ini, mereka pasti akan bisa memasukan ibu kota Tian Ning dan membunuh Kaisar Tian Hui.
Tapi bukan nyawa Kaisar Tian Hui yang Kaisar Qiu Barat inginkan. Nyawa Kaisar Tian Hui sama sekali tidak berharga baginya. Justru yang dia butuhkan ada seseorang yang disembunyikan Kaisar Tian Hui.
"Dewa yang bisa mengubah manusia biasa, menjadi pasukan yang sangat kuat. Jika aku memilikinya, aku akan bisa menguasai dunia."
Dengan jumlah pasukan yang tak sebanding itu, para pasukan Qiu Barat dengan mudah mengalahkan pasukannya Fei Ye. Mereka bahkan berhasil memerangkap Fei Ye dengan tombak-tombak mereka.
Kaisar Qiu Barat nyinyir melihat kekalahan Fei Ye. "Dewa Perang, bagaimana rasanya melihat orang-orangmu mati di hadapanmu? Kalau kau menyerah, aku akan melepaskan mereka."
"Dengar baik-baik! Pasukan Tian Ning akan bertarung sampai mati di medan perang! Kami tidak memiliki pengecut yang menyerah!"
Fei Ye dan beberapa prajuritnya yang tersisa, berusaha keras melawan para musuh mereka yang jumlahnya lebih banyak itu. Mereka berhasil menyayat Fei Ye dan menusuknya, tapi Fei Ye tetap bertahan dan membunuhi mereka dengan ganas.
Tapi kemudian Kaisar Qiu Barat menembakkan dua panah ke dada dan kaki Fei Ye yang kontan membuat Fei Ye bertekuk lutut. Dalam ketidakberdayaannya, dia menyaksikan para pasukannya dibunuh satu per satu tanpa ampun.
Dan semua itu semakin lama membuat amarah di dalam diri Fei Ye semakin membuncah... hingga dirinya berubah menjadi monster yang menakutkan, sama persis seperti anak beracun itu dengan mata merah, kulit putih pucat dan rambut putih.
Seketika itu pula, dia bangkit dengan kekuatan super. Kekuatan dahsyat yang mampu membunuhi pasukan Qiu Barat dan melukai Kaisar mereka dengan mudah.
Kaisar Qiu Barat shock melihatnya. "Apakah ini... zombie beracun yang legendaris itu?"
Fei Ye terus menyerang semua musuhnya dengan membabi buta hingga dia menombak Kaisar Qiu Barat dengan sadis.
"Aku sungguh tak percaya... setelah begitu lama mencari... aku malah berakhir dibunuh oleh zombie beracun. Aku benar. Dewa itu benar-benar ada. Dewa itu benar-benar ada." Ucap Kaisar Qiu Barat sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di tangan Fei Ye.
Xi Feng dan Jenderal Baili akhirnya datang tak lama kemudian dengan membawa bala bantuan. Tapi segalanya sudah usai begitu mereka tiba dan hanya Fei Ye seorang yang bertahan hidup. Dia sudah kembali normal, tapi dia langsung pingsan saat Xi Feng menyentuhnya. Xi Feng segera memberinya obat penawar sebelum kemudian membawanya pergi.
Bersambung ke episode 5
1 Comments
Tq. Semangat recap sinopsisnya. Gak kebayang kalo harus nonton dgn harus libur berapa hari. Hahaha.
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam