Rekap Novel Coroner's Diary Bab 35 - Bab 39


Semua orang jelas kaget mendengar ucapan Qin Wan, mengira dia hanyalah seorang gadis muda pasti belum banyak pengalaman melihat mayat.
Namun Qin Wan beneran serius, bahkan langsung memberi berbagai instruksi bak seorang koroner profesional tentang apa saja yang dia perlukan. 

Sebagai seorang koroner, Xu He pastilah langsung paham kalau Qin Wan memang seorang profesional dalam bidang ini setelah mendengar berbagai instruksinya. Makanya saat Qin Wan meminta pinjam kotak peralatannya, dia langsung menyodorkannya tanpa ragu.

Peralatan Xu He memang lengkap, tapi tampak jelas sangat jarang dipakai. Selain itu, sarung tangannya kurang sesuai karena tidak waterproof. Terakhir, dia juga butuh asisten untuk melakukan pencatatan. 

Yue Ning langsung menawarkan dirinya sendiri tanpa ragu. Dia yakin kalau dia bisa. Qin Wan agak ragu sebenarnya, tapi berhubung Yue Ning bersikeras, baiklah, dia setuju.

Sebelum mendekati mayat, Qin Wan terlebih dulu menyiapkan beberapa obat untuk dia dan Yue Ning minum, yang berguna untuk mencegah keracunan. 

Sementara dia mulai mengecek kondisi mayat dengan serius dan Yue Ning mulai mencatat semua ucapannya, yang lain melihat dari celah jendela yang terbuka, dan terkesima menyaksikan betapa tenang tapi profesionalnya Qin Wan, tapi juga agak shock saat melihat Qin Wan tanpa ragu membuka seluruh baju korban.

Dari kondisi mayat, Qin Wan bisa menentukan waktu kematiannya, tapi laporan Qin Wan tentang waktu kematian korban ini beda dengan laporan Prefek Huo, dan lebih sesuai dengan kesaksian Wei Wu.

Dia bahkan melakukan sesuatu yang baru kali ini dilihat oleh Xu He, mengolesi mayat dengan cuka. Untuk apa?... Qin Wan menjelaskan bahwa cuka bisa menembus permukaan kulit mayat dan menampakkan luka dalam yang sulit terdeteksi.

Benar saja, tak lama kemudian, muncullah sebuah memar keunguan di bagian dada korban yang setelah Qin Wan amati, berasal dari pukulan keras benda semacam palu.

Mendengar itu, Yue Qing sontak memberitahu Prefek Huo bahwa senjatanya hanya sebuah pedang, itu pun selalu dia simpan di kamp militer. Waktu dia bertarung dengan korban, dia cuma pakai tangan kosong, dia tidak menggunakan benda apa pun.

Prefek Huo mulai gemetaran dan berkeringat gugup sekarang, tapi dia ngotot belum percaya sepenuhnya sampai Qin Wan bisa menemukan sesuatu yang lebih meyakinkan. Masalah luka pukulan benda semacam palu itu, korban kan seorang tukang, bisa saja sering kena pukul benda-benda semacam itu. Bisa saja luka itu tidak ada hubungannya dengan penyebab kematian korban.

Sekarang saatnya membedah tubuh korban. Namun bagian ini benar-benar terlalu berlebihan untuk Yue Ning hingga dia tidak tahan lagi dan langsung lari keluar untuk muntah.

Jangankan Yue Ning, bahkan Tuan Marquis yang telah berpengalaman membantai banyak musuh dalam berbagai peperangan dan Prefek Huo yang berpengalaman memenggal kepala orang saja, merasa mual melihat proses pembedahan mayat itu. Karena pengalaman-pengalaman mereka itu beda dengan apa yang sedang mereka saksikan sekarang.

Bahkan Yan Chi pun merasa pemandangan ini terlalu menakutkan. Makanya dia heran sama Qin Wan yang tetap tenang dan terkendali. Padahal Qin Wan masih sangat muda. Bahkan sekalipun Qin Wan seorang tabib, tapi dia yakin kalau Qin Wan bahkan belum menyembuhkan lebih dari seratus orang. 

Selain itu, tidak semua tabib bisa memeriksa mayat. Seharusnya hanya koroner profesional dan berpengalaman yang bisa melakukan proses otopsi semacam ini.

Akhirnya satu per satu para penonton itu mundur saking tidak tahannya. Mengira semua orang sudah pergi, Qin Wan merasa lebih relax dan istirahat sejenak untuk merenggangkan otot lehernya yang kaku, tapi malah langsung kaku mendapati Yan Chi ternyata masih belum pergi.

Saat mata mereka saling bertemu, keduanya sontak semakin saling mengagumi satu sama lain. Melihat tatapan Yan Chi yang tampak lembut, Qin Wan merasa melihat sisi lain dari Yan Chi yang tidak banyak diketahui orang lain.

Berduaan di sini terasa seperti momen pribadi mereka berdua. Mereka seperti dia tinta yang tak sengaja saling bersentuhan, namun walaupun cuma sapuan ringan, Yan Chi merasa karakter dan jiwa Qin Wan seolah merasuk ke dalam dirinya dengan pelan tapi dalam, membuatnya semakin merasa tergugah untuk mengetahui lebih banyak tentang Qin Wan.

Tak lama kemudian, Qin Wan memanggil semua orang kembali lalu menunjukkan jantung korban yang tampak sudah membusuk dan rusak, dan mengumumkan pada mereka bahwa penyebab kematian korban adalah akibat pukulan benda keras semacam palu pada jantung korban sehingga jantung korban rusak seperti ini. Jadi pembunuhnya bukan Yue Qing.

Dua tulang rusuk korban memang patah, tapi tidak sampai menusuk organ internal mana pun. Cuma bagian jantung ini yang hancur. Senjata pembunuhnya semacam palu, pelaku menghantamnya langsung ke bagian jantung korban sehingga korban langsung muntah darah dan mati dengan cepat.

Terang saja seluruh keluarga Yue bahagia dan lega mendengar Yue Qing bukan pembunuhnya. Prefek Huo yang mukanya pucat karena ini jelas menghancurkan reputasinya dan mengancam kelangsungan karirnya.

Menyadari itu, Qin Wan dengan bijak menyemangati Prefek Huo untuk tidak berkecil hati hanya karena masalah ini dan meyakinkannya bahwa dia sudah cukup bijak dengan tidak bersikeras memaksakan penilaiannya sendiri dan mau bertaruh dengannya. Tidak masalah, semua orang juga pernah membuat kesalahan. Prefek Huo hanya perlu mengambil ini sebagai pelajaran dan menemukan pembunuh yang sebenarnya.

Tuan Marquis setuju dengannya dan tidak menyalahkan Prefek Huo sama sekali. Dia hanya berharap supaya di masa mendatang, Prefek Huo bisa lebih berhati-hati dan teliti sehingga kejadian semacam ini tidak akan terulang kembali.

Tersentuh, Prefek Huo sontak membungkuk hormat pada Tuan Marquis dan Qin Wan, meminta maaf setulus hati atas keteledorannya dan berjanji akan lebih berhati-hati lain kali.

Sekarang saatnya menggabungkan semua petunjuk dan bukti untuk menemukan pembunuh yang sebenarnya, dan itu adalah tugas Prefek Huo sendiri. Dia janji akan segera menemukan pelaku yang sebenarnya dan meminta maaf sekali lagi pada mereka semua.

Qin Wan bergerak cepat menjahit kembali kulit korban dan membersihkannya sebelum menyerahkannya kembali ke Prefek Huo. Lalu kemudian Prefek Huo menangkap Wei Wu dan para rekannya dan kediaman Marquis pun akhirnya kembali tenang setelah semua orang pergi. 

Yue Qing begitu berterima kasih pada Qin Wan hingga dia langsung berlutut memberi hormat padanya. Qin Wan refleks menghindar dengan tak enak hati. 

Yang dia lakukan sebenarnya hanya karena kemauan hatinya sendiri saja, masalah membantu Yue Qing malah sebenarnya bukan tujuan utamanya. Dia tertarik dengan kasus ini hanya karena melihat kebohongan Wei Wu.

Qin Wan meyakinkannya untuk tidak usah melakukan ini. Sekarang sudah larut malam, masalahnya juga sudah selesai, yang paling penting sekarang adalah masalah kesehatan Tuan Putri, dan juga, dia butuh mandi dan ganti baju.

Nyonya Marquis sekarang jadi makin sayang sama Qin Wan hingga dia langsung setuju untuk memberinya baju ganti. 

Kebetulan sekali, Yue Ning punya banyak baju-baju girlie yang tidak pernah mau dia pakai karena Yue Ning rada tomboy, jadi selalu ogah pakai baju-baju feminin. Nyonya Marquis bahagia sekali, akhirnya dia bisa punya putri lain yang bisa dia dandani.

Oww, dia sudah menganggap Qin Wan seperti putrinya sendiri. Dia bahkan langsung menyuruh anak-anaknya untuk memperlakukan Qin Wan sebagai saudara mereka sendiri mulai sekarang dan menjaganya dengan baik.

Wei Yan Zhi yang sedari tadi juga ikut menyaksikan segalanya juga sangat kagum pada kehebatan Qin Wan.

Tak lama kemudian, Qin Wan diantarkan ke kamar tamu yang super mewah di mana para pelayan sudah menyiapkan air mandi hangat untuknya.

Karena Fu Ling tadi tidak ikut masuk, jadi otomatis tidak tahu apa yang terjadi dan tidak tahu pula mengapa sekarang nonanya berbau busuk. Qin Wan tidak ingin menakutinya, makanya dia sengaja tidak memberitahunya tentang detilnya dan hanya memberitahu tentang garis besarnya bahwa kasus ini sudah berhasil diselesaikan setelah mayat korban diperiksa.

Ngomong-ngomong tentang mayat korban, Fu Ling mendadak jadi teringat kembali dengan mayat Song Ruo, si pengantin tanpa kepala. Fu Ling takut, Nona Song nati mengenaskan, siapa tahu arwahnya akan mendatangi kediaman ini. 

Qin Wan meyakinkannya bahwa yang namanya hantu atau arwah itu tidak ada, tidak usah menakut-nakuti diri sendiri dengan kepercayaan semacam itu.

Nyonya Marquis datang tak lama kemudian setelah Qin Wan setelah Qin Wan selesai mandi, dan langsung menggantikan Fu Ling untuk mengurusi Qin Wan sendiri. Dia benar-benar memperlakukan Qin Wan seperti putrinya sendiri karena selama ini dia tidak pernah punya kesempatan untuk memanjakan anak-anaknya sendiri. 

Menurutnya, Qin Wan dan Yue Ning tuh saling bertolak belakang. Yue Ning terlihat kuat di luar, tapi sebenarnya dia belum banyak mengalami kesulitan hidup. Sedangkan Qin Wan terlihat lemah lembut di luar, tapi sebenarnya dia sangat kuat mental.

Qin Wan benar-benar hebat. Dia saja yang sudah hidup setengah abad, tidak sanggup menyaksikan kejadian tadi, dia benar-benar kagum dengan keberanian dan kehebatan Qin Wan waktu memeriksa mayat tadi.

PRANG! Fu Ling sontak menjatuhkan gelas teh yang dipegangnya sampai pecah saking shocknya mendengar nonanya memeriksa mayat. 

Perasaan dan pikiran Fu Ling campur aduk, tapi begitu melihat tatapan mata tajam Qin Wan, dia langsung bersujud meminta maaf pada Nyonya Marquis.

Untungnya Nyonya Marquis sangat ramah dan tidak mempermasalahkannya sama sekali. Namun pikiran Fu Ling masih kacau balau, apa tadi? Nonanya memeriksa mayat?... Memeriksa... Mayat?

Setelah Nyonya Marquis selesai mendandaninya, dua grup pelayan masuk. Grup pertama membawa beberapa piring makanan, dan grup kedua membawa beberapa baju sutra dan aksesoris mahal.

Bahkan aksesoris-aksesoris itu adalah hadiah-hadiah pemberian dari istana kekaisaran. Semuanya Nyonya Marquis pilihkan khusus yang sesuai style-nya Qin Wan.

Kehangatan Nyonya Marquis sontak membuat Qin Wan jadi sedih teringat orang tua kandungnya sendiri (Tuan dan Nyonya Shen) yang dulu juga sangat menyayanginya.

Melihat kesedihan Qin Wan, Nyonya Marquis meyakinkannya bahwa mulai sekarang, Qin Wan memiliki seluruh Keluarga Marquis sebagai keluarganya, mereka tidak akan membiarkannya menderita. Qin Wan harus hidup dengan baik mulai sekarang supaya orang tuanya di surga bisa tenang.

Qin Wan terdiam mendengarnya, kedua orang tuanya mati secara tak adil. Mereka tidak akan bisa tenang sampai dia menjernihkan kembali nama baik ayahnya.

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments