Xing Zhou tidak tega mengusir wanita itu karena mungkin khawatir dia akan bermasalah dengan Raja Youzhou, makanya dia mengizinkannya bermalam di tendanya, dan sekalian dia juga memanfaatkan wanita itu.
Para pengawal di luar mengira bahwa Xing Zhou dan wanita itu menghabiskan malam yang indah bersama, padahal Xing Zhou malah memaksa wanita itu untuk belajar menulis puisi sepanjang malam. Wkwkwk!
Keesokan harinya, wanita itu mengeluh pada Raja Youzhou tentang semalam sambil memijat tangannya yang pegal. Saat mendengar puisi apa yang Xing Zhou suruh dia tulis semalaman, Raja Youzhou menyimpulkan bahwa sepertinya Xing Zhou sedang frustasi, pasti karena tujuan perjalanannya tidak tercapai. Makanya Raja Youzhou yakin bahwa Xing Zhou akan pulang tanpa hasil nanti.
Namun bawahannya Raja Youzhou merasa bahwa Xing Zhou tidak sesederhana itu. Dia merasa sepertinya puisi ini sengaja dibuat untuk Raja Youzhou, takutnya ada hal lain yang Xing Zhou sembunyikan.
Xing Zhou tahu ada anak buahnya Raja Youzhou mengintip di luar tendanya, makanya dia sengaja bersuara lantang pada wakil jenderalnya tentang janji Kaisar untuk raja bawahan yang bersedia mengabdi pada kekaisaran. Kalau Raja Youzhou tidak bersedia, Xing Zhou yakin akan ada raja bawahan lain yang lebih bijak.
Raja Youzhou langsung marah begitu mendengar informasi itu, apalagi Xing Zhou tadi tidak memberitahunya tentang janji Kaisar itu. Karena itulah, dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk terus mengawasi gerak-gerik Xing Zhou.
Keesokan harinya, Xing Zhou pergi ke Beizhou. Pada saat yang bersamaan, Mian Tang kangen sama kakeknya, jadi dia ingin pulang ke Beizhou juga.
Karena Zi Yu merasa Xue Ji bakalan kesepian di istana, jadi dia mengizinkan Nyonya Shi, istrinya Shi Yi Kuan sekaligus ibu tirinya Xue Ji, untuk masuk istana.
Namun dia tidak tahu bahwa Nyonya Shi bukanlah ibu tiri yang baik hati. Apalagi Xue Ji pada dasarnya memang mudah ditindas biarpun sekarang dia sudah menjadi Permaisuri.
Nyonya Shi menyuruhnya melakukan apa pun, itu yang terpaksa harus dia turuti, tak peduli dia menyukainya atau tidak. Xue Ji sebenarnya tidak ingin membuat masalah ataupun bersaing di istana harem, tapi Nyonya Shi justru memaksanya untuk bersaing, meyakini bahwa jika Xue Ji tidak melakukan itu, maka dia akan kehilangan posisinya sebagai Permaisuri.
Nyonya Shi bahkan mengklaim bahwa Xue Ji bisa menjadi Permaisuri itu berkat jasa Keluarga Shi. Karena itulah, jika Xue Ji sampai kehilangan posisi Permaisurinya, maka Keluarga Shi masih punya banyak putri lain yang bisa menggantikan posisinya.
Setelah itu Nyonya Shi langsung pergi dengan angkuhnya, meninggalkan Xue Ji yang cuma bisa menangis sedih gara-gara dia. Xue Ji mengira setelah menjadi Permaisuri, dia bisa bebas, tapi ternyata tidak sama sekali.
Di Beizhou, Kakeknya Mian Tang menggebuki kedua putranya saking murkanya pada mereka gara-gara ia baru tahu tentang masalah Gunung Yang yang ternyata ada hubungan dengan keluarga mereka. Apalagi ia mengira bahwa mereka juga melibatkan cucu kesayangannya, Mian Tang. Pfft! Padahal malah Mian Tang biang keladinya.
Qiulin Xian bahkan sampai muntah darah gara-gara pukulannya. Errr, nggak ding. Itu darah palsu sebenarnya, dia sengaja menggigit pil darah biar kelihatan seolah dia muntah darah supaya Kakek berhenti memukulinya.
Saat Mian Tang akhirnya pulang, Kakek ingin marah, tapi tidak tega dan akhirnya menampar dirinya sendiri sebelum kemudian memeluk cucu kesayangannya itu dengan penuh haru.
Kakek selama ini mengira bahwa Mian Tang benar-benar sudah menikah ke dalam Keluarga Cui dan hidup damai di ibu kota. Siapa sangka kalau Mian Tang terlibat dalam konspirasi Gunung Yang dan Kaisar baru.
Mian Tang menceritakan garis besar hubungannya dengan semua konspirasi ini, tapi tidak secara mendetil, dan terutama, dia sengaja menyembunyikan masalah hubungannya dengan Cui Xing Zhou.
Biarpun kesal dengan semua konspirasi ini, tapi Kakek masih sangat menyayangi dan memanjakan Mian Tang, ia bahkan tidak setuju Mian Tang bekerja sendiri dan menyuruh Mian Tang tinggal di kediaman saja dengan patuh mulai sekarang. Kakek masih sanggup menghidupi Mian Tang.
Raja Youzhou sontak khawatir begitu mendengar Xing Zhou pergi ke Beizhou, takutnya Raja Beizhou bakalan terpengaruh dan akhirnya dia yang bakalan mendapatkan penghargaan Kaisar.
Namun anak buahnya meyakinkannya untuk tidak khawatir. Raja Beizhou sendiri bukan jenis orang yang mudah diajak berteman. Xing Zhou pasti tidak akan bisa mendapatkan keuntungan apa pun dari Raja Beizhou.
Dia memang benar sih, Raja Beizhou sama sulitnya dibujuk dan sama sekali tidak tertarik dengan iming-iming penghargaan Kaisar. Apalagi dengan fakta bahwa Raja Youzhou saja menolak tawaran Xing Zhou, dia jadi semakin ogah.
Memahami Raja Beizhou belum bisa mempercayai Kaisar baru, Xing Zhou menawarkan dirinya untuk menjadi tahanan di Beizhou. Selama masa itu, mereka bisa menunggu dan melihat apa yang akan dilakukan Raja Youzhou, karena Xing Zhou yakin bahwa pada akhirnya Raja Youzhou pasti akan pergi dengan sendirinya ke ibu kota dan menghadap Kaisar. Ini hanya masalah waktu.
Jika setelah bertemu Kaisar dan Raja Youzhou kembali pulang dengan selamat, maka saat itulah Raja Beizhou akan tahu bahwa Kaisar baru mereka benar-benar jujur dan welas asih. Namun jika perkiraannya ini meleset dan Raja Youzhou tidak kembali dengan selamat, Raja Beizhou boleh membunuhnya.
Dia tidak menakut-nakuti loh, tidak pula berniat menjebak Raja Beizhou. Buktinya, dia cuma membawa sedikit pengawal. Bahkan sekalipun dia ingin menjebak Raja Beizhou, tapi dia tidak punya kemampuan untuk itu. Iya, kan?
Ucapannya cukup meyakinkan, Raja Beizhou akhirnya setuju dia tinggal di Beizhou sebagai tahanan. Awas saja kalau Xing Zhou berani melangkah keluar dari Beizhou. Tenang saja, Xing Zhou meyakinkan bahwa dia akan tinggal dengan tenang di kediaman milik temannya, Wali Kota Beizhou. Deal!
Dalam perjalanan ke rumah Wali Kota, Xing Zhou tak sengaja melihat Mian Tang yang memakai topi bertudung. Dia sontak mengejarnya dan melihatnya di sebuah kios.
Namun saat wanita itu membuka topi tudungnya, ternyata dia bukan Mian Tang. Ah! Xing Zhou kecewa dan akhirnya pergi tanpa sadar bahwa Mian Tang benar-benar ada di sekitarnya, sengaja menyembunyikan diri darinya.
Namun kemudian, dia mendengar dari Wali Kota, Keluarga Qiao sedang mencari menantu. Pfft! Sontak saja Xing Zhou langsung nyerocos heboh dan cemburu, meyakini bahwa Mian Tang sudah tidak sabaran untuk menikah dengan pria lain.
Kembalinya Mian Tang membuat bibi keduanya dan putrinya, Qing Ying, merasa terancam. Mian Tang beda marga dengan mereka, tapi dia cucu kesayangan Kakek, makanya mereka takut Mian Tang akan merebut harta warisan mereka. Sepertinya mereka juga sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Mian Tang dan mengira bahwa dia pulang karena bercerai dari suaminya gara-gara dia tidak bisa memberikan keturunan.
Mereka memang tampak ramah padanya, tapi ucapan mereka jelas penuh dengan sindiran halus terhadap Mian Tang. Namun Mian Tang sendiri tidak mudah dibuli dan dengan mudahnya membalikkan sindiran halus mereka dengan sindiran halus juga.
Bahkan saat Bibi Kedua sok berbaik hati memberinya sekantong uang yang jumlahnya tak seberapa karena mengira Mian Tang tidak punya uang, Mian Tang langsung membalasnya dengan memberikan selembar uang kertas yang nominalnya sangat besar. Pfft!
Sebenarnya Keluarga Qiao mencari menantu itu bukan untuk Mian Tang, melainkan untuk Qing Ying. Besoknya, seorang pria datang ke kediaman mereka untuk dipertemukan dengan Qing Ying.
Namun saat mereka lewat halaman belakang, Mian Tang kebetulan ada di sana dan si pria sontak kesengsem padanya, dia bahkan maunya dijodohkan dengan Mian Tang saja tak peduli biarpun Mian Tang beda marga dari keluarga Qiao. Bibi Kedua jelas kesal karenanya.
Mian Tang baru diberitahu anak buahnya bahwa ternyata Kakek berniat ingin menjual biro pengawal mereka, bahkan sekarang sedang berusaha mencari pembeli. Itu artinya, kondisi ekonomi keluarga mereka sedang tidak baik-baik saja. Mian Tang punya rencana untuk mengatasi masalah ini, dan dia butuh bantuan Qiulin Xian untuk itu.
Saat mereka sedang makan malam, Bibi Kedua mengeluh kesal karena pria tadi lebih tertarik pada Mian Tang yang merupakan janda cerai daripada Qing Ying yang masih perawan.
Namun Kakek sama sekali tidak mempermasalahkan itu, malah menyuruh Bibi Kedua untuk sekalian saja mencarikan jodoh juga untuk Mian Tang. Kakek bahkan memerintahkan Bibi Kedua untuk mengeluarkan lebih banyak uang untuk memberi makan yang bergizi untuk Mian Tang.
Bibi Kedua sontak semakin mengeluh mendengarnya, apalagi memikirkan kondisi ekonomi keluarga mereka sekarang, menikahkan kedua gadis secara bersamaan hanya akan menguras harta mereka.
Kakek tidak peduli dan terus bersikeras untuk menikahkan Mian Tang, tapi Mian Tang sendiri juga langsung menegaskan bahwa dia tidak mau menikah lagi.
Dia meyakinkan Kakek bahwa dia bisa menghidupi dirinya sendiri, dan dia juga ingin membangkitkan kembali usaha keluarga mereka. Dia jamin dia tidak akan kekuarangan apa pun.
Di istana harem, saat salah satu selir yang bernama Selir Rong berbincang akrab dengan Xue Ji tentang keluarga mereka, Yun'er dengan sengaja membanding-bandingkan mereka dan menghina Xue Ji secara halus sebagai anak tiri alias anak tidak sah Keluarga Shi. Namun seperti biasanya, Xue Ji diam saja menerima penghinaan itu.
Kabar masalah ini dengan cepat sampai ke telinga Kaisar. Dia jadi prihatin pada Xue Ji dan akhirnya memutuskan untuk mengunjunginya, tepat saat Xue Ji sedang ngemil dengan nikmat.
Jadilah mereka makan malam bersama sambil ngobrol, dan dari sinilah, Kaisar menyadari bahwa Xue Ji sangat baik pada para selir dan sama sekali tidak menunjukkan kecemburuan.
Sedangkan Yun'er, saat Raja Sui menanyainya tentang hubungannya dengan Kaisar, dia mengklaim bahwa dia sangat disayang oleh Kaisar. Namun entah apakah Raja Sui mempercayainya atau tidak.
Bersambung ke episode 27
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam