Sinopsis Snowfall Episode 5

Pagi-pagi, Jin Jing Xue mendatangi rumah sakit lagi. Ada Wei Lian yang sudah menunggunya di depan rumahnya, tapi Jing Xue cuek dan langsung melewatinya begitu saja.

Namun sesampainya di rumah sakit, dia malah mendapati Li Ying Liang sudah keluar dari rumah sakit tanpa memberitahunya yang jelas menunjukkan kalau Li Ying Liang sengaja menghindarinya.

Dia langsung mencari ke rumahnya Li Ying Liang tapi malah mendapati rumahnya terkunci dari luar. Jin Jing Xue jelas kesal dibuatnya. Awalnya dia berniat meninggalkan makanan yang dibawanya di depan pintu, tapi pada akhirnya dia berubah pikiran dan memberikannya pada pengemis.

Saat dia makan siang di restoran, tiba-tiba dia melihat Wei Lian muncul dengan pura-pura buta hanya untuk menarik perhatiannya dan menggodanya. Dia memang lucu dan memesona dengan caranya sendiri, Jing Xue seketika kembali ceria berkat kelucuannya dan langsung mengajaknya nonton teater.

Shen Zhi Heng baru tiba di rumah sakit, tapi malah mendapati Mi Lan sedang memakan salju dan menggosokkannya ke leher dan wajahnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Shen Zhi Heng yang sontak menghentikan Mi Lan, "kenapa kau makan salju?"

"Aku sudah sembuh."

"Kau ingin pulang?"

"Tidak. Namun kau juga tidak bisa membiarkanku terus tinggal di sini."

"Aku tahu kau tidak ingin pulang, tapi kau juga tidak boleh main-main dengan tubuhmu. Jika kau sakit lagi, kau akan diinfus dan minum obat setiap hari. Apa kau mau seperti itu?"

Dia meyakinkan Mi Lan untuk tidak khawatir. Dia tidak akan pergi sampai dia berhasil menyelamatkan Mi Lan. Janji! Mereka tidak sadar bahwa interaksi mereka ini diam-diam dipotret oleh Gui Sheng.

Bukan tanpa alasan Jing Xue menyukai teater. Dia menyukai teater karena Li Ying Liang. Dulu, Li Ying Liang selalu menyanyikan lagu opera untuknya.

Li Ying Liang dulunya adalah murid magang di tempat ayahnya. Sejak kecil, Jing Xue selalu suka mengganggunya, tapi Li Ying Liang selalu sabar menghadapinya dan tidak pernah menolak permintaannya.

Li Ying Liang bahkan pernah mengorbankan dirinya demi melindunginya dari reruntuhan bangunan. Karena itulah, walaupu Li Ying Liang punya reputasi buruk, tapi Jing Xue tetap menyukainya.

"Kau bisa mendapatkan apa pun yang kau inginkan, untuk apa menyukai orang yang tidak menyukaimu?"

"Aku tahu kalau dia tidak menyukaiku, kami teman sejak kecil, tapi dia selalu memanggilku Nona Kedua. Dia selalu menjaga jarak dan bersikap sopan padaku. Namun, dia sudah ditakdirkan akan menjadi anggota Keluarga Jin."

Wei Lian tiba-tiba mengajaknya untuk berteman dulu dengannya. Dia tahu kalau Jing Xue tidak ingin dia mengejarnya, tapi dia benar-benar suka berbincang dengan Jing Xue dan ingin menjadi temannya. Jing Xue setuju, dia bahkan bersedia menerima bunganya Wei Lian walaupun bunganya sudah layu.

Li Ying Liang tidak bisa tidur memikirkan foto kedekatan Mi Lan dan Shen Zhi Heng. Padahal kedua orang ini tidak pernah berhubungan, bukan kenalan lama, bukan pula kekasih baru, tapi kenapa mereka bisa tiba-tiba menjadi begitu dekat?

Tiba-tiba dia teringat malam itu, saat dia menemukan Mi Lan berkeliaran tengah malam sendirian. Ditambah dengan fakta bahwa Shen Zhi Heng membawa hadiah besar ke Kediaman Mi beberapa hari yang lalu, lalu membawa Mi Lan ke rumah sakit.

Dia sontak curiga kalau kedua hal ini berhubungan... hingga akhirnya dia menyimpulkan bahwa hubungan kedua orang ini bukan hubungan cinta, melainkan hubungan balas budi.

Keesokan harinya seusai Wei Lian membantunya mengurus administrasinya Mi Lan, Shen Zhi Heng tiba-tiba bertanya (dengan nada agak curiga) tentang mengapa Wei Lian tidak takut padanya saat mereka pertama kali bertemu tiga tahun yang lalu? 

Saat mereka pertama kali bertemu tiga tahun yang lalu, Wei Lian secara tak sengaja melihatnya menggigit dan meminum darah ayam. Namun bukannya ketakutan dan heran, dia malah cuma mengomentari kekuatan giginya Shen Zhi Heng dan memberi tahu bahwa itu ayam peliharaan rumah sakit mereka, jadi Shen Zhi Heng harus membayar ganti rugi.

Sekilas, Wei Lian tampak agak sedikit gugup, tapi dengan cepat dia  menjadikan Mi Lan sebagai contoh lain selain dirinya yang juga tidak takut pada Shen Zhi Heng sejak mereka pertama kali bertemu. 

Dia bahkan cepat-cepat beralih topik mengomentari hubungan mereka yang dia yakini akan bisa menikah beberapa tahun lagi setelah Mi Lan lepas dari jeratan ibunya.

Topik tentang Mi Lan sukses mengalihkan kecurigaan Shen Zhi Heng terhadap Wei Lian. Terutama karena dia khawatir situasi Mi Lan akan tetap sama setelah pulang nanti. Dia tidak ingin Mi Lan terus terkurung di rumah, dia ingin Mi Lan berteman dengan teman-teman seumurannya.

Pada saat yang bersamaan, Li Ying Liang datang ke Rumah Sakit Jici dengan niatan untuk bertemu dan berdamai dengan Shen Zhi Heng dan mendapati Mi Lan ada di depan, sedang menunggu Shen Zhi Heng.

Mi Lan mengenali suaranya dan menyapanya ramah, dan tak lupa mengucap terima kasih atas kebaikan Li Ying Liang padanya malam itu. Tepat saat itu juga, Shen Zhi Heng baru keluar dan Li Ying Liang langsung menyapanya seolah mereka cuma kebetulan bertemu.

Dia mau mendekati mereka, tapi Shen Zhi Heng sontak menghalanginya dengan melemparkan koper beratnya ke padanya, otomatis menjadikannya sebagai portir, sementara Shen Zhi Heng dengan penuh perhatian menuntun Mi Lan masuk mobil.

"Apakah kau tidak takut setelah melihatku?" tanya Shen Zhi Heng.

"Tuan Shen bercanda, tentu saja tidak takut," ucap Li Ying Liang dengan senyum canggung.

"Lalu kenapa kau gemetar?"

"Cuacanya dingin dan tasmu berat."

"Harap jaga diri baik-baik, Ketua Li. Aku masih ada urusan lain, sampai jumpa."

"Tunggu dulu. Terakhir kali aku hampir mati di tanganmu. Kali ini  aku datang menemuimu sendirian karena aku tidak punya niat buruk."

"Namun, aku punya. Ketua Li, dai awal kita tidak pernah saling peduli. Mulai sekarang, kia juga bisa saling tidak peduli. Jika tidak, aku bisa melakukan semua yang bisa kau bayangkan," ancam Shen Zhi Heng sebelum kemudian pergi.

Mi Lan yang mendengarkan semua percakapan mereka tadi, jadi penasaran apakah Tuan Shen punya dendam terhadap Paman Li.

"Paman Li? Bagaimana kau bisa mengenalnya?"

"Saat aku menyelamatkanmu malam itu, aku bertemu dengannya saat akan pulang. Dia yang mengantarkanku pulang ke rumah."

"Aku punya dendam padanya. Dia adalah orang yang ingin membunuhku malam itu."

Mi Lan biasa saja menanggapinya. Lagipula, yang dilakukan Li Ying Liang pada Shen Zhi Heng kan terjadi sebelum mereka berdua saling mengenal, jadi masalah itu tidak ada hubungannya dengannya. 

Berhubung sekarang mereka sudah saling mengenal, maka kelak, dia tidak akan membiarkan Li Ying Liang menyakiti Shen Zhi Heng.

"Kau benar-benar berani. Terima kasih telah melindungiku, penyelamat kecil."

Shen Zhi Heng mengaku bahwa dia sudah mendaftarkan Mi Lan ke kelas paduan suara, dua hari lagi dia akan mengantarkan Mi Lan ke sana. Dia ingin Mi Lan berkenalan dan berteman dengan orang-orang seumurannya.

Tak lama kemudian, mereka tiba di Kediaman Mi. Setelah Mi Lan naik ke kamarnya, Nyonya Mi langsung menyindir Shen Zhi Heng, dan Shen Zhi Heng langsung membalasnya dengan menghinanya sebagai ibu yang buruk dan mengancam akan memuat berita tentang kebejatan Tuan dan Nyonya Mi. Tuan Mi pasti tidak mau masalah rumah tangganya menjadi berita hangat, kan?

Jelas saja Nyonya Mi jadi semakin emosi mendengar ancaman itu, dan akhirnya dia melampiaskannya pada satu-satunya targetnya, putrinya sendiri. Dia langsung mengambil kemoceng untuk menghajar Mi Lan, tapi Mi Lan sekuat tenaga pasang badan di depan pintu, menghalangi Nyonya Mi masuk.

Dua hari kemudian saat Mi Lan hendak pergi ke kelas paduan suaranya, Nyonya Mi langsung menghinanya habis-habisan. Bahkan saat Mi Lan mengabaikan ocehannya, dia langsung mendorong Mi Lan sampai terjatuh. Namun begitu Shen Zhi Heng muncul, dia langsung berakting bak ibu penyayang.

Li Ying Liang melaporkan semua informasi yang dia kumpulkan tentang Shen Zhi Heng pada Pengawas Chi. Intinya, Shen Zhi Heng itu super duper aneh. Dia tidak pernah mengajak wanita ke perjamuan atau pesta, tidak pernah berhubungan dengan wanita malam, tidak menyukai pesohor wanita. 

Dan dia bahkan tidak punya keluarga dan tidak punya pelayan wanita satu pun. Sama sekali tidak tertarik dengan wanita. Dia benar-benar hidup bagai biksu. Dia juga tidak punya pengawal ataupun pelayan pribadi. 

Semua pekerja di rumahnya pulang saat malam. Bisa dibilang, dia menjaga jarak dari semua orang, kecuali Dokter Situ Wei Lan. Namun hubungan mereka juga biasa saja. Malah belakangan ini Situ Wei Lian sibuk mengejar wanita dan menghambur-hamburkan uang secara berlebihan, wanita itu adalah Jin Jing Xue.

Dan yang paling-paling-paling misterius adalah entah bagaimana dia bisa hidup lagi dan sembuh dengan cepat setelah ditembak dan dilindas berulang kali. Waktu Shen Zhi Heng menyerang Li Ying Liang, kecepatannya sangat amat kilat sampai-sampai dia tidak bisa melihat gerakan Shen Zhi Heng. Li Ying Liang yakin kalau ini pasti berhubungan dengan hal jahat.

"Kau harus mengawasinya, tidak boleh lolos sedetik pun. Nanti aku akan memberimu nilai lebih," janji Pengawas Chi.

"Baik! Saya akan berusaha untuk menyelidikinya."

Dan dia memulai penyelidikannya melalui Mi Lan dengan mengajak Mi Lan ke kafe, pura-pura seolah dia tak sengaja lewat sekolah paduan suaranya Mi Lan.

Namun tentu saja Mi Lan langsung tahu kalau tujuan Li Ying Liang adalah demi Shen Zhi Heng. Li Ying Liang mengklaim bahwa ada kesalahpahaman antara dia dan Shen Zhi Heng, dia cuma ingin berdamai dengannya, tapi Shen Zhi Heng tidak memberinya kesempatan.

Karena itulah dia meminta bantuan Mi Lan untuk menyampaikan pesan pada Shen Zhi Heng dan menjadi penengah mereka. Apa pun hasil akhirnya nanti, dia akan sangat berterima kasih pada Mi Lan.

Mi Lan langsung setuju tanpa ragu. Tapi, ada yang mau dia tanyakan pada Li Ying Liang... "Apakah menurutmu... aku jelek?"

Li Ying Liang dengan lembut dan tulus menyangkal, "kau tidak jelek, kau sangat cantik. Kau sangat mirip dengan adikku. Waktu kecil, kupikir dia akan tumbuh menjadi wanita cantik dan akan menikah dengan keluarga kaya kelak sehingga tidak perlu menderita dan kelaparan lagi."

"Apakah sekarang dia sudah menikah dengan keluarga kaya?"

"Tidak. Dia sudah lama meninggal." (Aww, kasihan dia)

Begitu mendengar hal itu dari Mi Lan, Shen Zhi Heng jelas tak senang sekaligus khawatir. Dia yakin kalau Li Ying Liang pasti sudah bisa menebak bahwa Mi Lan-ah yang menyelamatkannya malam itu.

Mungkin Li Ying Liang sudah mengawasi Mi Lan dan akan terus menemui Mi Lan ke depannya, bahkan mungkin dia akan menggunakan Mi Lan untuk mengancamnya.

"Aku tidak akan membiarkan dia menggunakanku untuk mengancammu. Aku tidak akan ke sekolah lagi. Aku akan bersembunyi di rumah. Dia akan tidak akan bisa masuk ke rumah untuk menemuiku."

Shen Zhi Heng kurang setuju. Dia ingin Mi Lan keluar rumah dan merasakan betapa indahnya dunia ini, dunia ini penuh dengan harapan.

"Aku tahu. Awalnya aku bersembunyi di rumah karena tidak ada tempat untuk kutuju. Namun, sekarang aku bersembunyi untuk membantumu. Sama-sama di rumah, tapi perasaanku tidak sama. Aku sendiri yang mau."

"Kau bisa meneleponku bila perlu. Jika di rumah tidak bisa, keluarlah untuk menelepon di toko kelontong atau kafe, di mana saja yang ada telepon. Kau bisa meminjamnya sebentar, berikan saja mereka sedikit uang."

"Aku baru saja meminjam telepon di kafe."

"Bagus. Kau sudah menyembunyikan uang yang kuberikan saat di rumah sakit?"

"Sudah kusembunyikan dengan baik."

Mendengar itu, Shen Zhi Heng langsung menyuruhnya mendekat lalu mengelus sayang kepalanya. Mi Lan begitu tersentuh hingga dia tiba-tiba saja mewek.

Tak lama kemudian, Shen Zhi Heng membawa Wei Lian dan serombongan anak buahnya ke markasnya Li Ying Liang.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments