Bibinya Fah benar-benar tidak setuju dengan rencana balas dendam ini. Dia khawatir, kalau semua ini selesai nantinya, Fah yang akan paling menderita nantinya.
Menurut Bibi, Petch itu orang yang masuk akal. Jadi kenapa Fah tidak jujur saja pada Petch tentang siapa ibunya dan apa yang dia inginkan. Petch pasti akan bisa membantu Fah menyelesaikan masalahnya.
Tapi Rumpa langsung menyela mereka, dan dengan sinis memberitahu mereka kalau Jutathep itu tidak pernah menepati janji. Karena itulah dia menentang keras idenya Bibi dan memperingatkan Fah untuk tidak meminta bantuan mereka.
Karena Fah akan pergi ke istana Jutathep hari Sabtu nanti, jadi dia menyuruh Fah untuk menemui Nenek Orn dan melihat keadaannya. Pokoknya dia mau mendapat kabar bahwa si tua bangka yang menghancurkan hidupnya itu sekarang sekarat dan mau mati!
Suaranya keras banget sampai Fah harus buru-buru mengajaknya masuk sembari berusaha mengalihkan pikirannya dengan memintanya untuk memilih baju untuk dipakai besok.
Namun topik ini malah membuat Rumpa makin menggila, mengira Fah mau berdandan untuk Petch. Dia tidak setuju, dia tidak akan membiarkan Fah jatuh cinta pada Petch! Dia tidak akan membiarkan Fah masuk ke dalam keluarga jahat itu! Kalau Fah sampai jatuh cinta pada Petch, maka dia akan mati!
Petch akhirnya membawa Fah ke istana Jutathep hari ini. Fah berdandan sangat sederhana dengan rambut dikepang dua kayak anak sekolahan. Dia juga membawakan kue-kue tradisional buatan bibinya sebagai oleh-oleh, Pak Sopir juga dapat jatah.
Petch keceplosan memperkenalkan Fah pada kedua calon pengantin sebagai petugas humas dirinya dan bukannya petugas humas perusahaannya. Si calon pengantin wanita, Laorchan, sangat menyukai ide-idenya Fah.
Tepat saat itu juga, tiba-tiba Nenek Orn datang, dan begitu melihat sisi wajah Fah, ia refleks menyapa Fah... "Rumpa."
Nenek Orn benar-benar tercengang melihatnya, apalagi dalam dandanan kepang dua seperti ini, persis seperti Rumpa semasa kecil.
"Apakah itu kau Rumpa?" tanya Nenek Orn.
Fah juga kaget disapa seperti itu dan langsung sadar bahwa dialah Nenek Orn yang dimaksud ibunya. Saking bingungnya, dia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.
Untungnya Phu memperkenalkan Fah sebagai pegawainya Petch, Dujupsorn, bukan Rumpa. Fah pun buru-buru menguasai diri dan menyapa Nenek dengan sopan.
Namun Nenek Orn masih terpana menatap wajahnya yang begitu mirip dengan Rumpa semasa muda sampai-sampai dia tidak mendengar undangan Petch yang memintanya untuk bergabung bersama mereka dan terus menatap wajah Fah. Laorchan menyela saat itu untuk pamitan, dia dan Phu ada urusan lain.
Tak lama kemudian, Nenek Orn pun duduk semeja dengan mereka dengan terus menatap wajah Fah, dan jadi semakin tercengang saat melihat Fah memahami table manner dan etiket yang dulu pernah dia ajarkan pada Rumpa.
Makanya dia penasaran siapa orang tuanya Fah. Seperti biasanya, Fah hanya menjawab bahwa kedua orang tuanya berasal dari Chiang Mai dan mereka cuma orang biasa.
"Mereka telah mengajarimu dengan sangat baik. Tolong bantu Petch dengan pekerjaannya. Dia ini pekerja keras dan selalu menyimpan segala sesuatunya sendiri. Aku khawatir tentang dia."
Tapi kemudian Nenek dengan cepat beralih ke masalah pernikahannya Petch dan menginginkan Petch untuk menikah dengan Lisa. Fah sontak canggung mendengarnya dan Petch pun jadi tidak enak hati pada Fah.
Maka begitu mereka pergi dari Nenek, Petch meminta Fah untuk tidak menganggap serius ucapan Nenek Orn tadi. Nenek Orn memang suka menjadi mak comblang sejak zaman ayah dan para pamannya dulu.
"Aku sudah pernah mendengar tentang ini," celetuk Fah tanpa sadar.
"Dari mana kau mendengarnya?"
Ooops! Baru sadar, Fah buru-buru beralasan bahwa dia pernah baca di beberapa kolom gosip. Beralih topik, Fah penasaran ke mana Petch mau membawanya sekarang.
Petch mengaku bahwa agen periklanan sudah menghubungi mereka tentang iklan yang ingin Fah buat untuk kondominium mereka dan mereka menginginkan Jak dan Noopok di dalamnya.
Karena itulah, sekarang dia akan membawa Fah untuk menemui Jak di rumah keluarganya Jak, alias rumahnya Ronnaphee. OMG! Fah seketika berubah gelisah dan gugup.
Petch sampai jadi khawatir melihat Fah mendadak pucat. Fah buru-buru beralasan bahwa dia hanya kepanasan, dia akan baik-baik saja. Errr, tapi kayaknya dia tidak baik-baik saja. Waktu Jak muncul saja dia sudah banjir keringat, apalagi saat Ronnaphee dan Paengkwan muncul.
Padahal mereka sangat ramah dan baik, mereka bahkan tulus mengkhawatirkannya. Namun saat Paengkwan menyerahkan minyak angin padanya, Fah sontak menarik tangannya dengan kasar dan berniat pergi.
Dia benar-benar gugup dan bingung karena selama ini dia selalu dihasut oleh ibunya sendiri bahwa Jutathep itu sangat amat jahat. Semua ini lama-lama membuatnya tidak kuat lagi dan akhirnya pingsan.
Saat akhirnya dia siuman tak lama kemudian, dia mendapati Paengkwan-lah yang merawatnya dan semua orang ada di sana mengkhawatirkannya.
Fah buru-buru meminta maaf atas sikap kasarnya tadi, namun Paengkwan benar-benar baik dan tak mempermasalahkannya. Dia sama sekali curiga apa pun dengan sikap Fah dan berasumsi bahwa Fah tadi bersikap seperti itu hanya karena dia sedang sakit. Mereka sekeluarga benar-benar sangat baik dan ramah.
Saat Petch mengantarkan Fah pulang tak lama kemudian, Fah masih merasa sangat bersalah atas kejadian tadi dan terus meminta maaf atas sikapya tadi.
"Kau sedang tidak enak badan. Semua orang bisa melihatnya. Bibi Paengkwan mengerti. Jangan terlalu dipikirkan. Atau kau khawatir karena Bibi Paengkwan adalah Ibunya Poom?"
"Bukan itu!"
"Kalau begitu jangan khawatir. Tidak ada yang keberatan. Kami semua mengkhawatirkanmu, Fah. Wajar kau khawatir, tapi itu sudah terjadi, kau tidak bisa mengubahnya tidak peduli betapa khawatirnya kau tentang itu. Satu-satunya yang bisa kau lakukan adalah mempertimbangkan masa kini. Maukah kau melihatku? Saat ini, sekarang, apakah aku terlihat seperti sedang marah padamu?" tanya Petch dengan senyum manisnya.
Fah akhirnya bisa lebih tenang berkat itu. Dia akhirnya pamit dan masuk ke rumah, tapi malah diberitahu Bibi Pon bahwa ibunya menghilang lagi.
Jelas saja Fah langsung panik lari keluar rumah sambil teriak-teriak memanggil ibunya sampai tidak sadar kalau sepatunya copot sebelah, dan tidak sadar pula bahwa Petch belum pergi.
Cemas melihatnya lari mencari ibunya, Petch langsung berusaha mengejarnya, tapi gagal dan akhirnya hanya mengambil sepatunya Fah yang copot.
Untungnya setelah keliling kompleks, Fah akhirnya menemukan ibunya sedang bersembunyi di balik mobil orang dan menangis histeris karena ketakutan. Begitu melihat Fah, dia langsung memeluk Fah erat-erat dengan panik bak anak kecil yang mencari perlindungan ibunya.
Petch gelisah memikirkan segala petunjuk tentang Ibunya Fah. Ibunya Fah menderita gangguan mental yang sama seperti Rumpa. Ditambah lagi sebelumnya Poom bilang bahwa dia sempat mencurigai Ibunya Fah sebagai Rumpa, hanya saja kecurigaannya hilang gara-gara Fah bilang bahwa ibunya berasal dari Chiang Mai. Namun jelas segala petunjuk ini membuat Petch jadi mulai curiga.
Keesokan harinya, Fah melihat Lisa datang ke kantor mencari Petch yang jelas saja membuatnya sedih. Padahal Lisa datang untuk membujuk Petch demi pacar barunya yang ingin punya tim sendiri. Petch tidak menolaknya tapi juga tidak langsung menyetujuinya dan hanya berjanji akan memikirkannya dulu.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam