Sinopsis Legend of Shen Li Episode 9

Sebenarnya waktu Xing Zhi berusaha menyembuhkan Shen Li saat dia pingsan sebelumnya, ada salah satu prajurit yang tak sengaja menyaksikan Xing Zhi sedang membelai mesra wajah Shen Li.

Namun karena dia terlalu ketakutan, makanya dia diam saja dan pura-pura tak melihat apa-apa. Tapi buat jaga-jaga, Xing Zhi langsung saja menghapus ingatannya tentang hal itu.

Berkat Xing Zhi yang menyalurkan kekuatannya, Shen Li pun sembuh dengan cepat dan dalam waktu tiga hari, kakinya sudah bisa digerakkan kembali.

Berusaha meredakan kecanggungan di antara mereka sekaligus menguji Xing Zhi, Shen Li mulai menanyakan tentang empat benda yang dulu digunakan Xing Zhi untuk menyegel Kolam Xutian. Apakah Xing Zhi masih mengingat di mana letak keempat benda tersebut?

Tentu saja Xing Zhi masih ingat betul di mana saja dia meletakkan keempat benda tersebut, tapi dengan cepat mengalihkan topik kembali ke masalah penyembuhannya Shen Li. Dia sengaja menautkan jari jemari mereka, tapi bukan untuk tujuan romantis, melainkan cuma untuk menguji kekuatan jari-jari Shen Li.

Maka Shen Li langsung saja mencengkeram erat jemari Xing Zhi, sekuat tenaganya, tapi Xing Zhi sama sekali tidak berkedip, benar-benar berbeda dari Xing Yun yang lemah fisik. 

Namun tetap saja kemiripan wajah mereka membuat Shen Li sulit mengendalikan pikirannya sendiri. Shen Li terus menekannya sekuat tenaga sampai akhirnya Xing Zhi sendiri yang harus menarik tangannya tanpa sama sekali merasa kesakitan.

Berhubung kondisi Shen Li sudah cukup pulih, Xing Zhi pun meminta Shen Li untuk mulai mengantarnya sore nanti, malam juga boleh. Shen Li memutuskan untuk sore saja. Tempat pertama yang mereka tuju adalah puncak gunung, namun karena tempat ini sudah lama terkena miasma, makanya hutannya gelap penuh dengan kabut hitam tebal.

Shen Li berjalan dengan cepat, Xing Zhi sebaliknya, lambat dan santai kayak orang tua. Shen Li bahkan sempat bingung dan kaget saat tidak melihat Xing Zhi di belakangnya, dia kira Xing Zhi hilang tersesat tapi ternyata dia cuma lambat saja.

Tiba-tiba ada anak babi hutan yang menggigit ujung bajunya Shen Li. Tapi bentuknya tidak seperti babi hutan biasa karena hewan-hewan di sekitar hutan ini sudah terpapar miasma.

Xing Zhi mau membasminya saja, tapi Shen Li langsung menolaknya. Lagipula, anak babi hutan ini tidak berbahaya dan tidak melakukan kejahatan apa pun. Jadi sangat tidak masuk akal untuk membunuhnya. Kalau mau menghukumnya, tunggu dia melakukan kejahatan dulu.

Namun Xing Zhi benar-benar berbeda dari Shen Li. Dia jenis orang yang lebih suka melakukan pencegahan lebih dulu sebelum masalah membesar.

Shen Li sinis mendengarnya, "Jika seperti itu, bukankah hidup akan menjadi terlalu membosankan?"

"Memang sangat membosankan."

Shen Li akhirnya menendang anak babi hutan itu sejauh mungkin sebelum mereka melanjutkan perjalanan. Karena Xing Zhi maunya jalan dengan santai, makanya mereka baru sampai puncak gunung saat petang. 

Ada sebuah pohon raksasa gundul di sana. Namun kemudian, Xing Zhi menyalurkan kekuatannya ke pohon raksasa tersebut dan seketika itu pula pohon gundul itu mulai hidup kembali dan menumbuhkan dedaunan. Pohon raksasa ini ternyata adalah segel kayu yang merupakan empat segel Kolam Xutian.

Bukan hanya pohon raksasa itu saja, seluruh tempat itu seketika mulai hidup juga. Tanah gersang seketika ditumbuhi rerumputan hijau, kabut tebal dan awan tebal yang menutupi bulan pun tersingkirkan sehingga bulan purnama menerangi seluruh tempat itu. 

Para prajurit di barak militer seketika terkesima melihat indahnya bulan yang sudah sejak lama tidak pernah mereka lihat karena banyaknya miasma. Ini adalah berkah Dewa Agung.

Shen Li pun senang. Alangkah baiknya jika kelak anak-anak di sekitar sini bisa melihat dedaunan hijau yang penuh vitalitas ini.

Ucapannya itu sontak membuat Xing Zhi menatapnya dengan sendu hingga dia tiba-tiba saja mengajak Shen Li duduk di atas pohon. Dia melingkarkan tangannya ke pinggang Shen Li lalu kemudian membawanya terbang ke atas dahan pohon.


"Indah sekali. Seperti sedang bernyanyi," komentar Shen Li melihat betapa indahnya pemandangan malam ini dilihat dari atas pohon.

Mendengar itu, Xing Zhi langsung memetik satu daun lalu meniupnya seperti meniup seruling, suasana malam itu menjadi terasa semakin romantis dengan alunan musiknya Xing Zhi.

Shen Li juga ingin meniup daun, tapi waktu dia meniupnya, daunnya malah terbang. Wkwkwk! Xing Zhi sontak mendengus lucu tapi dengan cepat menormalkan wajahnya, mengklaim kalau dia tidak menertawakan Shen Li. 

Mo Fang cuma bisa menatap bulan dengan cemburu walaupun sekarang dia sudah mengerti apa alasan Xing Zhi bersikeras menginginkan Shen Li yang menemaninya, karena hanya Shen Li yang sanggup menghadapi kekuatan pemurnian Xing Zhi yang hebat.

Jenderal Shang Bei ternyata tahu tentang perasaan Mo Fang terhadap Shen Li, makanya dia bingung sebenarnya bagian mana dari Shen Li yang Mo Fang sukai.

"Bagian mana? Aku menyukai semua bagian dari dirinya."

Shen Li dan Xing Zhi kembali ke barak militer tak lama kemudian, tapi malah mendengar beberapa prajurit sedang menggosipkan mereka, terutama karena wajah Xing Zhi yang mirip dengan manusia fana yang disukai Shen Li.

Xing Zhi santai-santai saja, tapi Shen Li kesal dan malu dan langsung menggunakan kekuatannya untuk membuat para pria itu lari keliling sampai pagi.

"Ternyata prajurit Alam Spiritual kalian begitu suka bergosip," komentar Xing Zhi.

Melihat mereka datang, Mo Fang pun bergegas ke sana, tapi malah menyaksikan Xing Zhi memberikan sehelai daun pada Shen Li, dan Shen Li menerimanya sembari bersumpah bahwa dia pasti akan bisa meniupkan suara ke dedaunan suatu hari ini.


Pengakuan cinta Mo Fang waktu itu benar-benar membuat Shen Li jadi agak canggung padanya, makanya Shen Li tiba-tiba mengusir Mo Fang secara halus dengan meminta Mo Fang untuk kembali duluan dengan alasan untuk memberi Penguasa Spiritual tentang dirinya yang pergi diam-diam kemari, sekalian dia pulang untuk memulihkan luka-lukanya.

Shen Li sebenarnya benar-benar mengkhawatirkan luka-lukanya, tapi dengan cepat menutup mulutnya, memutuskan untuk tidak terlalu baik agar tidak memberi harapan pada Mo Fang.

Mo Fang jelas sadar betul kalau Shen Li sebenarnya sedang mengusirnya secara halus, tapi baiklah, dia pun menerima perintah itu dan meminta Shen Li untuk tidak terlalu mengkhawatirkan apa yang dia katakan sebelumnya. Dia janji akan menyesuaikan perasaannya. Tapi... dia juga meminta Shen Li untuk tidak gampang baper hanya karena wajah Xing Zhi mirip dengan Xing Yun.

"Selama ratusan hingga ribuan tahun, akhirnya bertemu orang yang menyukaiku dan juga berani menyatakan cinta," batin Shen Li saat mengantarkan kepergian Mo Fang, "Hanya saja, waktu bertemunya tidak tepat. Jika aku menyukai seseorang, aku pasti harus memberikan segalanya kepada orang itu. Meski tidak tahu masa depan akan seperti apa, sekarang di hatiku masih ada seseorang. Sekalipun dia sudah tiada, aku tetap tidak bisa menyukai orang lain. Karena jika begitu, aku bersalah kepada pikiranku pada saat itu, juga bersalah kepdaa perasaan orang yang sekarang. Selain itu, masih ada Dewa Fu Rong."

Ah sudahlah, Shen Li dengan cepat mengalihkan pikirannya dan fokus kembali ke masalah segel.

Hari ini dia akan membawa Xing Zhi untuk memperbaiki segel kedua agar kondisi sekitar Kolam Xutian dan para prajuritnya menjadi lebih baik. Setelah beberapa lama mondar-mandir menunggu di luar tenda, Shen Li akhirnya melihat Xing Zhi keluar dari tenda. Xing Zhi sama sekali tidak peduli biarpun sekarang sudah siang dan santai menanyakan apakah Shen Li sudah bisa meniup daun itu.

Shen Li sontak terdiam canggung, semalam dia memang sudah berusaha meniupnya berulang kali, eh daunnya malah patah. Pfft! Tapi tentu saja Shen Li terlalu malu untuk mengakuinya, makanya sekarang dia cepat-cepat mengalihkan topik ke masalah segel.

Nanti dia akan membawa Xing Zhi ke danau untuk mengurus segel air. Karena kemarin miasma di puncak gunung sudah dibersihkan, jadi nanti mereka bisa pergi dengan menaiki awan saja.

Penguasa Spiritual jadi semakin khawatir saat mendengar Dewa Agung Xing Zhi datang sendiri untuk mengurus masalah segel Kolam Xutian.

Makanya kemudian dia mengerahkan segenap kekuatannya dan mengabaikan cederanya untuk menggunakan Teknik Pengejar Bayangan (semacam telekomunikasi hologram) untuk melihat si Dewa Agung, dan jelas saja dia kaget dan jadi semakin khawatir saat melihat wajah Xing Zhi yang mirip Xing Yun.

Makanya dia berusaha memisahkan mereka dengan memerintahkan Shen Li untuk pulang, tapi Shen Li menolak, bersikeras untuk menyelesaikan janjinya memandu jalan untuk Xing Zhi, dia janji tidak akan memiliki pemikiran lain dan akan segera kembali ke Ibu Kota setelah selesai.

Saat Penguasa Spiritual masih saja keras kepala, Xing Zhi langsung saja menyerangnya dengan menanyakan apakah Penguasa Spiritual tidak menginginkan Shen Li berada di sini. Sindiran halusnya akhirnya sukses membuat Penguasa Spiritual mengalah. Tapi tentu saja dia tetap tidak bisa tenang. 

Awalnya dia ingin mengutus dua jenderal untuk mengawasi Shen Li, tapi pada akhirnya dia mengurungkan niatnya dan akhirnya cuma mengutus mereka untuk mengawasi situasi Kolam Xutian saja.

Namun karena masih curiga kalau Xing Zhi adalah Xing Yun, makanya dia kemudian mengirim surat ke Kaisar Langit untuk menanyakan apakah Dewa Agung pernah turun ke Dunia Bawah.

Shen Li membawa Xing Zhi ke danau terdekat, tapi ternyata mereka harus masuk ke air karena segelnya berada di dasar danau. Shen Li ogah masuk ke air, mengklaim kalau dia tidak bisa berenang dan tidak bisa melakukan Teknik Penghindar Air. Intinya sih dia takut air, tapi terlalu gengsi untuk mengakuinya.

Maka Xing Zhi langsung saja menggunakan kekuatannya untuk membuat Shen Li pingsan lalu membawanya ke dasar danau bersamanya.

Begitu Shen Li membuka mata dan menyadari dirinya berada di dalam air, dia langsung refleks menahan napas dan baru sadar beberapa saat kemudian kalau dia bisa bernapas dalam air berkat Teknik Penghindar Air yang dipakai Xing Yun.

Tapi Xing Yun terus menggenggam erat tangannya, mengklaim kalau Teknik Penghindar Airnya bisa hilang kalau tangan mereka terlepas dan Shen Li bisa gawat kalau begitu.

Tapi... saat mereka tiba di patung naga yang merupakan segel air, Xing Zhi mendadak melepaskan tangannya dan Shen Li ternyata tetap bisa bernapas dalam air. Pfft! Dasar si licik pembohong.

Xing Yun menyalurkan kekuatannya ke patung itu tapi tidak ada reaksi. Makanya dia langsung ganti teknik... menggelitiki si patung naga. Pfft!

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments