Sinopsis I Need Romance 3 episode 11 - part 2

 



Seminar dimulai, Tae Yoon memanggil Shin Joo Yeon dari tim baru untuk maju ke panggung dan memberikan presentasinya. Saat Joo Yeon sampai ke podium, secara diam-diam Tae Yoon meremas tangannya dan menyemangati Joo Yeon untuk tidak gugup dan dia pasti bisa melakukan presentasinya dengan baik.

Saat Joo Yeon melakukan presentasinya, seorang direktur senior datang menghampiri Tae Yoon. Ia memuji Tae Yoon yang bekerja keras membantu perkembangan hoobae-nya, tapi apa yang akan Tae Yoon lakukan jika Joo Yeon mengkhianatinya. Tae Yoon yakin hal itu tidak akan terjadi.

Direktur senior itu menyuruh Tae Yoon untuk tidak lengah karena tempat ini adalah medan perang, unbae harus menginjak hoobae setiap waktu agar mereka tidak mampu mengejar sunbae-nya. Tae Yoon hanya tersenyum mendengar nasehat itu.




Joo Yeon mengatakan dalam presentasinya bahwa keberhasilannya bukan hasil kerja kerasnya seorang diri, tapi juga berkat anggota timnya dan seorang sunbae yang hebat.



Se Ryeong sedang berada di studio rekaman Joo Wan untuk mendandani boyband barunya Joo Wan. Setelah puas dengan hasilnya, Se Ryeong mengizinkan mereka keluar dengan gaya barunya mereka itu.

 

Setelah boyband barunya pergi, Joo Wan langsung protes pada Se Ryeong untuk mendandaninya dnegan baju lain selain baju warna orange yang dipakainya. Joo Wan ingin terlihat maskulin dengan warna hitam.

"Aku akan mendandanimu dengan warna hot pink" goda Se Ryeong

"Akan kuganti stylist-ku" ancam Joo Wan


Sekretarisnya Se Ryeong datang untuk memberitahunya bahwa pengacaranya Se Ryeong sudah selesai meninjau isi surat kontrak Se Ryeong dengan home shopping dan pengacara itu sekarang meminta Se Ryeong untuk meneleponnya.

Se Ryeong lalu menelepon pengacaranya dan bertanya beberapa pertanyaan yang membuatnya penasaran dengan isi kontraknya: Yang pertama, kapan saat terbaik dia bisa pergi dari home shopping itu. Yang kedua, kapan dia bisa pergi agar home shopping itu melihat bahwa mereka telah rugi besar, dan yang ketiga dia ingin melihat kedua hal itu terjadi.

Joo Wan  terkejut mendengarkan percakapan telepon itu. 


Setelah Se Ryeog selesai menelepon, Joo Wan bertanya apakah Se Ryeong ingin meninggalkan home shopping. Se Ryeong membenarkannya karena dia sudah merasa bosan. Se Ryeong mengatakan bahwa dia mencari waktu terbaik untuk berhenti agar pihaknya Joo Yeon mendapat rugi besar.

"Kenapa? Apa kau mencemaskan Shin Joo Yeon?"

"Kalian berdua. Aku tidak suka melihatmu menjadi jahat, itu membuat hatiku sakit. Walaupun kau orang yang dingin tapi kau bukan orang yang jahat"

Se Ryeong tersenyum lalu meminta Joo Wan keluar bersamanya dan mencari udara segar.


Mereka berdua lalu naik mobilnya Joo Yeon dan berkeliling dijalanan kota Seoul sambil menikmati udara musim dingin dengan ceria. 

Mereka berhenti di pinggir sungai Han. Joo Wan mengeluhkan dinginnya udara, lalu bertanya apa Se Ryeong tidak kedinginan. Se Ryeong mengatakan bahwa dia merasa jauh lebih baik dan bertanya apa Joo Wan tidak mau melakukannya sekali lagi.

"Oh tidak! Persahabatanku cukup sampai disini" tolak Joo Wan



Mereka lalu duduk di bangku pinggir sungai, Joo Wan memberikan selimut untuk Se Ryeong tapi dia tidak bisa memberi Se Ryeong jaketnya karena dia sendiri kedinginan. Melihat kebaikan Joo Wan, Se Ryeong langsung mencaci Joo Yeon karena tidak bisa memilih pria dengan benar.

"Bagaimana bisa dia lebih menyukai Tae Yoon daripada kau?"

"Dia memang wanita yang misterius dalam banyak hal"


"Jika cuacanya lebih baik rasanya pasti lebih menyenangkan, iya kan?"

Joo Wan menasehatinya untuk menikmati saja semuanya saat ini jika Se Ryeong memang menyukainya. Tidak usah mencari sesuatu sebagai tambahan untuk membuat perasaannya menjadi lebih baik.

"Dan juga, jangan mencampur adukkan emosimu saat sedang bekerja"

Joo Wan mengatakan bahwa dia memang tidak tahu bagaimana Se Ryeong jatuh cinta pada Tae Yoon, tidak tahu pula bagaimana mereka berpisah tapi sebaiknya dia berhenti sampai disini saja, lagipula Se Ryeong adalah wanita yang keren dan sederhana.


"Apa kau tahu waktu kecil aku seperti apa?" tanya Se Ryeong

Se Ryeong bercerita bahwa waktu ia kecil, jika ia harus menyerahkan mainannya pada adiknya maka dia akan mematahkan mainan itu lebih dulu. Joo Wan jadi sadar bahwa Se Ryeong memang sudah jahat sejak kecil.

"Alangkah baiknya jika aku terlahir menjadi orang baik secara alami sepertimu" ujar Se Ryeong


Tae Yoon, Joo Yeon dan Min Jung sedang beristirahat saat Hee Jae dan Woo Young baru saja kembali ke kantor dalam keadaan sangat kelelahan. Mereka berdua baru saja kembali dari kantornya Se Ryeong dengan membawa akuarium kecil berisi ikan blue veiltail betta.

Woo Young lalu menyerahkan ikan itu pada Tae Yoon. Min Jung tiba-tiba teringat bahwa Tae Yoon juga memiliki ikan yang sama di rumahnya. Woo Young tiba-tiba membuat suasana menjadi canggung saat dia bertanya apakah itu ikan pasangan. 


Hee Jae mencoba mencairkan suasana dengan menyerahkan undangan pesta yang akan diadakan oleh Se Ryeong. 



Setelah semua pekerja pulang dan kantor gelap, Joo Yeon memandangi ikan di akurium kecil itu dengan sedih. Saat Tae Yoon hendak pulang, dia melihat Joo Yeon.


Tae Yoon lalu menghampiri dan mengajak Joo Yeon untuk bekerja lembur bersamanya, tapi Joo Yeon langsung menolaknya karena dia merasa tidak sanggup memandang laptopnya lebih lama lagi hari ini.

"Bukan kerja lembur itu tapi kerja lembur yang lain"


Sesampainya di rumah Tae Yoon, mereka berdua memasak kare bersama-sama dan setelah selesai makan malam mereka minum wine sambil mendengarkan sebuah musik klasik. 

Tae Yoon lalu mendekatinya dan memeluknya sampai membuat Joo Yeon tegang. Tae Yoon bisa merasakan ketegangan Joo Yeon maka dia langsung meminta Joo Yeon untuk santai saja, dia sendiri juga sebenarnya merasa agak canggung.


Lalu Tae Yoon memalingkan wajah Joo Yeon agar menghadapnya lalu menyuruh Joo Yeon untuk menutup matanya. Dan saat Joo Yeon menurutinya, Tae Yoon menciumnya, lagi dan lagi.

Saat dia hendak membuka kancing blus Joo Yeon, Joo Yeon langsung menghentikannya. Tae Yoon mengerti dan mengatakan bahwa malam ini mereka hanya akan berciuman saja.


Min Seok sedang melihat-lihat surat-surat yang dikirimkan pada Min Jung, diantara surat-surat itu ada sebuah surat tentang susu bayi dan satu surat lain tentang program pelatihan ibu. Saat itu tiba-tiba Min Jung muncul dari belakangnya dan bertanya apakah Min seok sedang membaca surat-suratnya.


Min Seok langsung membenarkannya karena dia merasa sangat penasaran dengan Min Jung. Min Jung langsung kesal dan mengambil surat-suratnya dari tangan Min Seok. Saat itulah Min Seok melihat gelang pemberiannya sedang dipakai oleh Min Jung, Min Seok langsung senang melihatnya. 

"Hadiah yah cuma hadiah saja" ujar Min Jung dengan ketus


Saat dia berjalan ke apartemennya, Min Seok langsung berjalan disampingnya sampai membuat Min Jung protes agar Min Seok berpura-pura tidak mengenalnya di apartemen ini, dan jangan pula melihat-lihat surat-suratnya seperti seorang penguntit.


"Kenapa kau berubah kasar sekali? Padahal dulu kau bersikap dengan sangat imut dengan oppa, oppa, oppa"

"Sekarang ini kau bukan oppa lagi! Aku akan pindah!"

"Pindah saja, kalau kau pindah maka aku akan mencarimu di kantormu"

"HEI"

Min Seok lalu menggenggam tangan Min Jung dan menyeretnya kedalam apartemennya sendiri agar mereka bisa membicarakan masalah yang membuatnya tidak mengerti.


Didalam apartemen, Min Seok mengatakan bahwa dia sudah memikirkannya sepanjang malam dan dia masih yakin bahwa dia menyukai Min Jung. Dia mengerti tentang Min Jung yang memalsukan namanya. Memalsukan umur terasa cukup menyakitkan bagi Min Seok tapi karena mereka berdua sama-sama tidak ingin menikah maka dia memutuskan untuk tidak mempermasalahkan umur Min Jung yang lebih tua darinya. 

Dan sekarang pertanyaan Min Seok adalah apa masalah Min Jung sampai menolak ajakannya untuk berkencan, mereka tetap bisa hidup sendiri-sendiri sambil tetap berkencan. Apalagi mereka bertetangga jadi mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar hotel.

"Aku bilang aku tidak mau"


Min Seok jadi curiga jangan-jangan ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Min Jung darinya. Apa mungkin Min Jung pernah bercerai sebelumnya, atau jangan-jangan Min Jung sudah punya anak, jangan-jangan Min Jung adalah istri orang. 

Tapi kecurigaannya yang terakhir itu sepertinya tidak mungkin karena orang bilang Min Jung adalah warga negara tua yang hidup sendirian.


Min Jung langsung gusar dan menyuruh Min Seok untuk berpikir saja bahwa dia sudah muak dengannya, Min Jung mengatakan bahwa baginya Min Seok hanyalah kesenangan selama 3 bulan saja.

Min Seok langsung tertawa tidak percaya karena dulu waktu ia masih sekolah, dia sangat terkenal di kalangan para siswi. Min Seok yakin bahwa Min Jung hanya sedang menyangkal perasaannya padanya. Min Jung langsung marah dan memkulinya dengan bantal kursi, lalu mengncam Min Seok untuk tidak mempermalukannya di apartemen mereka itu.


Setelah Min Jung pergi, Min Seok teringat kembali pada surat Min Jung tentang program pelatihan itu. Saat Min Jung sampai di apartemennya dia melihat bahwa dia menerima surat program pelatihan ibu. Min Jung langsung panik jangan-jangan Min Seok menyadari sesuatu.


Di pesta yang diadakan oleh Se Ryeong. Tae Yoon, Joo Yeon dan semua anggota tim datang. Anggota tim membicarakan betapa terkenalnya Se Ryeong, Min Jung mengatakan walaupun Se Ryeong kadang menyebalkan tapi dia memang hebat. Min Jung memberitahu mereka bahwa kantornya Se Ryeong itu bukan gedung sewaan tapi memang miliknya sendiri.


Tae Yoon, Joo Yeon dan direktur senior mereka sedang ngobrol bersama seorang designer kenalan direktur senior saat designer itu melihat kedatangan Joo Wan. Designer itu langsung menyapa Joo Wan dengan akrab dan memperkenalkannya pada direktur senior.


Direktur senior merasa senang bertemu dengannya karena dia menyukai lagu-lagu ciptaan Joo Wan, dia juga mendengar Joo Wan datang ke Korea. Joo Wan memberitahunya bahwa dia sedang memperoduseri sebuah boyband baru yang akan showcase minggu depan. 


Se Ryeong datang menghampiri mereka dan menyapa sang designer dengan akrab. Dia lalu menyapa direktur senior yang langsung bertanya tentang siapa orang di kantor yang katanya Se Ryeong suka. 

Tae Yoon, Joo Yeon dan Joo Wan langsung menengang mendengar pertanyaan itu sementara Se Ryeong langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk memberitahu direktur senior bahwa pria yang ia maksud itu adalah Tae Yoon. 


Mendengar hal itu, direktur senior langsung menggoda Tae Yoon karena menyembunyikan pacarnya semantara Tae Yoon tetap diam dan berusaha menahan amarahnya dengan berlalu pergi.

Tapi seseorang tiba-tiba menghentikannya, seorang pria yang pernah bermain kartu poker bersama Se Ryeong, pria itu meminta Tae Yoon untuk tidak salah paham dengan Se Ryeong karena mereka hanya bermain poker.


Hal itu membuat Tae Yoon merasa sangat marah, Joo Yeon sedih dan Joo Wan memandangi Joo Yeon dengan cemas.


Setelah Tae Yoon keluar dari kamar kecil, dia melihat Se Ryeong sedang menunggunya. Tae Yoon langsung menuntut penjelasan tentang apa maksud Se Ryeong sebenarnya. 


Se Ryeong mengatakan bahwa dia ingin Tae Yoon tahu bagaimana rasanya menjadi dirinya, bagaimana rasanya mengalami berbagai macam rumor yang menimpanya.

"Semakin kau berusaha untuk menjelaskan tentang dirimu sendiri, rumor-rumor itu malah semakin menjadi-jadi sampai pada akhirnya semua itu berubah menjadi rumor baru. Bahkan mereka yang seharusnya mengenalku malah mencurigaiku dan mengatakan bahwa tidak ada asap tanpa api"

Se Ryeong mengatakan bahwa rumor itu telah membunuhnya karena orang yang ia cintai tidak percaya lagi padanya. 


Dan sama seperti Tae Yoon yang terluka karena rumor tentang dirinya, Se Ryeong yakin bahwa Joo Yeon juga akan terluka karena rumor tentang Tae Yoon. Apapun yang akan dilakukan Tae Yoon untuk menjelaskan dirinya, menenangkan Joo Yeon, atau usaha apapun yang akan ia lakukan untuk mengembalikan kepercayaan Joo Yeon. Joo Yeon akan merasa semakin tidak tenang.

"Kau harus merasakan betapa sakitnya hal ini sebagaimana aku mengalaminya" ujar Se Ryeong


Di dalam pesta, Joo Wan terus menerus memperhatikan Joo Yeon yang selalu tersenyum pada semua orang. Namun senyumnya langsung menghilang kala ia melihat Joo Wan sedang menatapnya. Joo Yeon langsung pamit pergi pada anggota timnya dan Joo Wan langsung mengikutinya.


Se Ryeong mengatakan pada Tae Yoon untuk mengakhiri semuanya disini dan inilah cara yang digunakan oleh Se Ryeong untuk mengakhiri semuanya. 

Tae Yoon langsung menyindir Se Ryeong karena menggunakan cara yang kejam dari yang pernah ia bayangkan, tapi ia memutuskan bahwa hal itu tidak terlalu masalah karena toh dia sebenarnya tidak peduli bagaimana cara mereka mengakhiri hubungan ini.


Se Ryeong melihat Joo Yeon datang dari belakang Tae Yoon dan sementara Tae Yoon belum menyadari kehadiran Joo Yeon, Se Ryeong langsung memanfaatkan keadaan ini untuk bertanya pada Tae Yoon, kenapa dia berkencan dengan Joo Yeon.

"Apa hatimu berdebar untuk wanita membosankan seperti Shin Joo Yeon? Tidak, kurasa tidak. Kau menyukainya karena dia lebih gampangan dariku"


"Cukup Oh Se Ryeong!" ujar Joo Wan

Saat itulah Tae Yoon akhirnya menyadari kehadiran Joo Yeon di belakangnya. Joo Wan langsung menghampiri Joo Yeon dan melingkarkan lengannya di bahu Joo Yeon. Tapi Se Ryeong tidak mau mengindahkan peringatan Joo Wan.


"Kau bisa melihat apa yang dia mau dengan sangat jelas dan dia juga lebih mudah dikendalikan daripada aku"


Saat Joo Wan mengajak Joo Yeon untuk pergi, Tae Yoon cepat-cepat menghentikannya dengan memegang pergelangan tangan Joo Yeon. 

Tae Yoon melarang Joo Yeon untuk pergi karena direktur senior sedang bersama mereka, dia juga menyuruh Joo Yeon untuk memisahkan antara urusan pekerjaan dan pribadinya, jadi sebaiknya mereka membicarakan masalah ini nanti saja.

"Jangan bersikap berdasarkan emosimu. Kau harus membuat keputusan yang rasional" ujar Tae Yoon dengan dingin


Mendengar ucapan Tae Yoon itu, Se Ryeong langsung tersenyum senang lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.


Joo Wan langsung marah mendengar ucapan Tae Yoon "Sepertinya 'keputusan rasional' itu telah banyak membuat orang menderita"

Joo Wan langsung melepaskan pegangan tangan Tae Yoon di pergelangan tangan Joo Yeon lalu menyuruh Tae Yoon untuk membuat keputusan rasionalnya sendiri saja. Lalu Joo Wan menuntun Joo Yeon pergi dari pesta itu.


Sesampainya di luar, Joo Wan menggandeng tangan Joo Yeon dengan berjalan kaki karena dia tidak membawa mobil. 


Joo Yeon lalu melepaskan genggaman tangannya Joo Wan dan menyuruh Joo Wan untuk pulang duluan, dia ingin kembali ke pesta itu karena dia merasa ucapan Tae Yoon bahwa mereka datang ke pesta itu untuk tujuan pekerjaan memang ada benarnya.

Saat Joo Yeon hendak kembali ke pesta, Joo Wan cepat-cepat menghentikannya dan bertanya kemana Joo Yeon ingin pergi dengan emosi seperti itu. Joo Yeon mengatakan bahwa dia akan menyelesaikan beberapa hal sebelum pulang.


"Jika aku pergi seperti ini, maka sunbae Kang akan marah..."

"Apa sekarang ini saat untuk mengkhawatirkannya? Jangan pacaran dengan orang itu"

Saat Joo Yeon tetap bersikeras kembali ke pesta, Joo Wan langsung menghentikannya dengan memegang lengan Joo Yeon erat-erat.


"Baiklah, aku tidak akan kembali kesana. Jadi lepaskan aku sekarang... lepaskan" pinta Joo Yeon

"Aku tidak akan melepaskanmu" ujar Joo Wan

"Sakit" keluh Joo Yeon

Joo Wan langsung sadar dan melepaskan pegangan tangannya. 


Saat Joo Yeon berjalan pergi, Joo Wan langsung mengikutinya dan bertanya kemana Joo Yeon mau pergi. Joo Yeon menyuruh Joo Wan untuk tidak mengikutinya karena dia sedang ingin sendirian. Joo Wan tidak mau, dia ingin mereka bicara.

"Aku benci kau berkencan dengannya. Aku benci kau tertawa dan tersenyum padanya. Kalau kau menemuinya sekali lagi, maka..."

Joo Yeon langsung berteriak marah memotong perkataan Joo Wan "Aku tidak akan kembali kesana, jadi jangan ikuti aku"


Joo Wan langsung memegang lengannya lagi dan memberitahu Joo Yeon untuk berkencan saja dengan orang yang bisa lebih menyadari betapa berharganya Joo Yeon.

"Tidak apa-apa jika orang itu bukan aku. Seseorang yang menghargaimu. Seseorang yang mengkhawatirkanmu apakah kau merasa kedinginan atau tidak. Seseorang yang mengetahui apa yang kau butuhkan"

Saat Joo Yeon berusaha melepaskan pegangan tangan Joo Wan, Joo Wan malah marah. Joo Yeon mengatakan bahwa orang-orang sedang melihat mereka. Joo Wan mengatakan bahwa sekarang ini dia sedang tidak peduli dengan masalah itu.

"Dimana aku akan menemuikan orang seperti itu? Selama ini aku tidak bahagia karena aku mempercayai orang yang seperti itu ada. Dimana aku akan menemukan orang yang seperti itu?"


Joo Wan mengatakan bahwa orang seperti itu ada dan Tae Yoon adalah orang jahat. Pria jahat adalah orang jahat dan jahat saja.

"Tidak, lupakan itu. Semua perkataanku tadi bohong. Maksudku adalah aku tidak mau kehilanganmu pada pria breng**k sepertinya"


Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments