Sinopsis I Need Romance 3 episode 10 - part 1

Episode 10: Tanpa bunga, tanpa cincin, tanpa mengatakan "aku mencintaimu"



Setelah meninggalkan Joo Yeon dengan marah, Joo Wan pergi kamarnya dan memainkan pianonya. Dia bernarasi bahwa ini adalah pertama kalinya dia merasa menyesal telah kembali pada Joo Yeon. 

Joo Wan teringat saat ia menasehati Joo Yeon untuk melakukan apa yang hatinya suruh, apa yang dia inginkan dan pergi kemanapun ia mau, pergi sejauh yang ia bisa. Joo Wan bernarasi saat dia tahu tentang perasaan Joo Yeon pada Tae Yoon, dia mampu mengucapkan nasehat itu karena dia punya keyakinan atas cinta yang pernah Joo Yeon ajarkan waktu mereka masih kecil.




Lalu Joo Wan teringat saat Joo Yeon berusia 13 tahun, ia mengajari Joo Wan kecil tentang cinta. Cinta adalah senyum, cahaya, kilauan, jujur, dan tidak membuat orang menangis. Cinta itu berarti mengasihi orang yang berharga bagi kita.

Tapi setelah Joo Yeon mengatakan bahwa dia ingin menyakiti Oh Se Ryeong, Joo Wan merasa bahwa sekarang Joo Yeon sudah lupa segala sesuatu yang ia ketahui saat dia berusia 13 tahun.


Sementara itu Joo Yeon masih di duduk di meja makan dan minum-minum sendirian. Dia teringat saat Joo Wan mengatakan padanya.

"Jangan membuatku menyesal telah kembali padamu"

Dia jadi merasa bersalah karenanya. 


Lalu ia pergi ke kamar Joo Wan dengan takut-takut. Sesampainya di kamar Joo Wan, Joo Yeon berdiri di sebuah pilar kayu lalu mengetuknya. 

Sebelum Joo Yeon bisa mengatakan apapun, Joo Wan langsung mengatakan bahwa tidak ada yang ingin dia katakan pada Joo Yeon, jadi sebaiknya Joo Yeon turun saja.


Perkataan Joo Wan itu serta merta membuat Joo Yeon jadi takut dan langsung bersembunyi dibalik pilar. Tapi kemudian dia mencoba lagi untuk menarik perhatian Joo Wan.

"Sudah kubilang tidak ada yang ingin kukatakan. Bahkan sekalipun aku mengatakannya, kau tidak akan mengerti" ujar Joo Wan

Joo Yeon langsung merengut kesal lalu mendekati Joo Wan dan duduk dibelakangnya dalam diam sampai akhirnya Joo Wan berpaling padanya.


"Ada apa? Jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja secepatnya dan pergi" ujar Joo Wan

"Apa yang salah dari perbuatanku?" 

"Jika kau tidak tahu maka hiduplah seperti itu selamanya"

Joo Yeon mengatakan bahwa sejak Joo Wan datang, dia selalu merasa dirinya jahat karena Joo Wan terus menerus bilang bahwa dia tidak menjalani hidupnya dengan benar.

"Tapi memang beginilah aku. Walaupun kau kecewa telah kembali padaku, tidak ada yang bisa kulakukan" kata Joo Yeon


Joo Wan mengatakan bahwa hari ini dia tahu Joo Yeon adalah orang yang licik dan terus memburuk. Jika Joo Yeon ingin mencintai seseorang dan dicintai seseorang, maka Joo Yeon harus selalu setia pada perasaannya itu saja dan bukannya memikirkan hal-hal semacam persaingan dan kecemburuan.

"Kenapa kau bicara sangat kasar?" protes Joo Yeon

"Jika aku tidak bicara kasar maka kau tidak akan mengerti" ujar Joo Wan


Saat Joo Wan tidak mempedulikannya, Joo Yeon langsung turun kembali dengan kesal. Saat Joo Wan melihat Joo Yeon keluar kamarnya dia bernarasi. 

"Saat dia turun dengan cara seperti itu, aku merasa sangat sakit"


Di lantai bawah, Joo Yeon sedang menonton siaran home shopping sendirian saat ia melihat Joo Wan turun dengan membawa jaketnya lalu pergi ke dapur untuk minum. Didapur Joo Wan melihat Joo Yeon yang sibuk sendiri menghindari tatapan mata Joo Wan.

Joo Wan bernarasi "Saat aku melihatnya sendirian seperti itu, hatiku terasa remuk"


Joo Wan lalu menghampirinya untuk mematikan TV dan menyuruh Joo Yeon pergi tidur di kamar. Joo Yeon bertanya kemana Joo Wan mau pergi. Tapi Joo Wan hanya mengatakan bahwa kemanapun ia pergi, itu bukan urusan Joo Yeon. Lalu dia pergi tanpa mengatakan apapun lagi. 


Setelah Joo Wan pergi, Joo Yeon langsung mengiriminya rentetan pesan.

Dimana kau?
Apa kau tidak akan pulang?
Akan kuganti password kunci rumahnya.
Apa aku boleh mengeluarkan semua barang-barangmu dari kamar?
Aku akan menghubungi truk pengangkut barang.
Jam berapa kau akan pulang?
Apa kau tidak mau menjawab?

Joo Wan ternyata sedang minum-minum di restoran yang biasa didatangi Joo Yeon saat dia minum-minum sendirian. Saat itu Joo Wan sedang mengetik pesan balasan bahwa dia akan segera pulang, tapi Joo Yeon terus mengiriminya pesan-pesan dengan kecepatan kilat sampai membuat Joo Wan tidak sempat mengirimkan satu pesanpun.

"Sangat tidak sabaran dan kejam" keluh Joo Wan


Lalu ia mendapat pesan lagi dari Joo Yeon: Aku tidak akan tidur dan menunggumu.

Pesan yang terakhir ini mampu membuat Joo Wan kembali tersenyum, Joo Wan bernarasi bahwa hanya dengan satu kalimat seperti itu, dia tidak lagi merasa marah.


Saat Joo Wan pulang, ia langsung duduk di sofa tempat Joo Yeon sedang duduk menonton TV. Joo Yeon bertanya dia tadi pergi kemana, kenapa pulang selarut ini.

Joo Wan langsung merebut remote controlnya lalu dengan nada sok marah, Joo Wan menyuruh Joo Yeon untuk tidur karena sekarang dia sudah pulang. Joo Wan mengatakan bahwa dia akan nonton film.

"Kau mau nonton apa?" tanya Joo Yeon dengan antusias

"Bukan urusanmu"


Joo Wan menyuruhnya lagi untuk masuk kamar dan tidur, tapi Joo Yeon langsung melingkarkan tangannya di lengan Joo Wan dan meminta Joo Wan untuk nonton bersama-sama, Joo Yeon bahkan menyandarkan kepalanya di bahu Joo Wan sampai membuat Joo Wan langsung tersenyum lebar.

Joo Wan bernarasi "Jika dia melakukan hal ini, hatiku jadi melemah. Sebanyak apapun hal jahat yang dilakukan wanita ini, aku tidak bisa membencinya"


Joo Wan cepat-cepat menghapus senyumnya lalu mendorong kepala Joo Yeon darinya dengan menggunakan jari. Joo Wan menyuruh Joo Yeon untuk duduk dengan posisi benar jika ia ingin nonton. Joo Yeon langsung menurutinya.

Setelah itu, Joo Wan langsung membaringkan kepalanya di pangkuan Joo Yeon dan menggenggam tangannya. Joo Wan minta maaf pada Joo Yeon atas kata-kata kasarnya yang tadi di kamar.

"Tidak apa-apa. Kita bisa menjalani hidup kita dengan cara yang kita anggap benar" kata Joo Yeon


Se Ryeong mium-minum sendirian dan teringat saat Joo Yeon mengajak Tae Yoon berkencan. Sekarang ia menyadari bahwa Joo Yeon pintar.


Keesokan harinya, saat Min Jung datang ke kantor ternyata di sana sudah ada Hee Jae yang sibuk menyortir semua pesanan online mereka. Hee Jae memberitahu Min Jung bahwa ia sudah putus dengan pacarnya. 


Semua anggota tim akhirnya datang dan Min Jung langsung mengumumkan putusnya hubungan Hee Jae dengan pacarnya. Min Jung bertanya kenapa Hee Jae dan pacarnya putus, apa karena Hee Jae memberitahu pacarnya bahwa dia mencium pria lain.


Hee Jae mengatakan, seandainya saja dia mengatakan masalah itu pada pacarnya lalu mencampakkannya duluan. Tapi bukan seperti itu masalahnya, dialah yang dicampakkan duluan dan saat mantan pacarnya itu lulus ujian pegawai sipil dia sama sekali tidak diberitahu dan sang mantanpun sekarang sudah pergi untuk menjalani pelatihan.


Saat Woo Young dan Min Jung sama-sama terkejut, Joo Yeon dengan cueknya menyuruh Woo Young untuk pergi ke tim marketing untuk memberi mereka barang-barang untuk online shopping, lalu ia menyuruh Hee Jae untuk pergi mengambil sample di ruang arsip.

Setelah mereka berdua pergi, Min Jung langsung mengeluh karena dia masih belum mendengar cerita lengkapnya. Joo Yeon mengatakan masalah itu adalah masalah pribadi anggita tim mereka dan tidak ada manfaatnya juga untuk mengetahui detilnya.


Setelah Woo Young selesai melakukan pekerjaannya, dia menunggu Hee Jae di luar. Saat Hee Jae keluar, Woo Young langsung memintanya bicara dengannya. 

Hee Jae dengan santainya mengatakan bahwa dia dan pacarnya putus saat pacarnya datang ke toko laundry-nya malam itu, dan sekarang hubungan mereka benar-benar berakhir.

"Lalu apa kau baik-baik saja?" tanya Woo Young

Hee Jae langsung menjawab pertanyaan Woo Young itu dengan marah-marah. Hee Jae tidak tahu apakah dia baik-baik saja atau tidak karena keesokan harinya setelah dia mengalami kejadian itu, dia langsung sibuk berlarian mempersiapkan siaran home shopping dan bahkan sekarangpun dia sangat sibuk. Bahkan malam inipun sudah pasti mereka akan kerja lembur lagi.

"Aku butuh waktu untuk mengetahui apakah aku baik-baik saja atau tidak" teriak Hee Jae


Setelah Joo Yeon pergi ke kantornya Tae Yoon untuk menempelkan catatan daftar makan yang baik untuk penderita gastritis kronik, ia dan Min Jung langsung pergi ke lobi untuk menyapa partner bisnis mereka.

Tepat disebelah lobi, ada Min Seok yang datang setelah ia berhasil menemukan tempat kerja Min Jung lewat internet. Dia mengatakan pada resepsionis bahwa dia ingin bertemu dengan Lee Woo Young dari tim fashion. Lee Woo Young yang asli diberitahu bahwa dia kedatangan tamu.


Joo Yeon, Min Jung dan partner bisnis mereka lalu pergi ke cafetaria, tempat yang sama dimana Min Seok juga sedang menunggu kedatangan Woo Young. Dan di cafetaria itu pula, Min Seok dan Joo Yeon saling menatap. 

Saat Joo Yeon ingat siapa Min Seok dia langsung melotot sementara Min Seok teringat bahwa Joo Yeon adalah tetangga sebelah apartemennya yang bernama Lee Min Jung. Lalu mereka berdua saling menyapa dengan senyum canggung. Untunglah Min Jung saat itu sedang pergi memesan minuman jadi Min Seok tidak melihatnya.


Secara diam-diam Joo Yeon berusaha memberi isyarat pada Min Jung tentang kedatangan Min Seok, tapi Min Jung sama sekali tidak mengerti isyaratnya.


Woo Young akhirnya turun dan langsung mengejutkan Min Seok saat ia menyapa Min Seok dan memperkenalkan namanya adalah Lee Woo Young. Saat Woo Young berpaling pada Joo Yeon, ia bingung sendiri melihat Joo Yeon memberinya isyarat dengan panik.

"Apa anda benar-benar Lee Woo Young?" tanya Min Seok


Min Jung yang tidak melihat kedatangan Min Seok, langsung membawa minuman pesanannya ke meja dengan ceria. Joo Yeon cepat-cepat memberi isyarat pada Min Jung untuk melihat ke belakang dan saat dia menuruti petunjuk Joo Yeon, dia langsung melotot melihat Min Seok yang juga sedang melihatnya.

Min Jung berusaha pamit pergi dengan tenang tapi setelah itu dia langsung berlari secepat mungkin untuk menghindari Min Seok. Min Seok langsung mengejarnya sambil memanggilnya dengan nama samarannya, Woo Young. 


Sementara Woo Young yang asli jadi bingung sendiri dengan kejadian barusan.


Min Seok akhirnya berhasil menangkap Min Jung dan langsung menuntut penjelasan siapa sebenarnya Min Jung, kenapa Min Jung tidak menjawab teleponnya, kenapa dia mengganti nomornya. Min Seok lalu merebut kartu karyawan Min Jung dan dari kartu karyawan itulah, Min Seok akhirnya tahu nama aslinya adalah Lee Min Jung.

Nama itu langsung mengingatkan Min Seok pada tetangganya yang dijuluki warga negara senior dan bernama Lee Min Jung. Min Seok langsung kaget dan bertanya apakah dia adalah tetangganya yang bernama Lee Min Jung itu. Walaupun kesal tapi Min Jung mau mengaku bahwa dia memang tetangganya yang bernama Lee Min Jung.


Setelah kembali ke ruang kantor mereka, Woo Young mengeluh karena Min Jung menggunakan namanya sebagai nama samaran, dan jika Min Jung memang berniat mengakhiri hubungannya dengan pria itu maka seharusnya Min Jung memberitahunya agar ia bisa langsung meresponnya dengan benar.

Hee Jae bertanya pada Joo Yeon, kenapa Min Jung dan pria itu berpisah. Karena dari yang selama ini Hee Jae perhatikan, sepertinya Min Jung sangat bahagia saat berkencan dengan pria itu.

"Kalau kau penasaran, maka dengarlah langsung darinya, okay?" ujar Joo Yeon


Min Jung dan Min Seok bersama duduk di cafetaria. Min Jung memberitahu Min Seok bahwa usianya yang sebenarnya adalah 36 tahun, jadi dia lebih tua 3 tahun dari Min Seok. 

"Namamu Lee Min Jung dan kau tinggal disebelah rumahku?"

Min Jung langsung protes karena baginya ini bukan masalah serius dan hubungan mereka selama ini hanya kencan tiap jumat. Tapi Min Seok langsung protes karena dia sudah mulai merasa benar-benar menyukai Min Jung, ia bahkan sudah membeli sebuah gelang perhiasan untuk Min Jung.


"Itu semua tidak ada hubungannya denganku, itu perasaan opp...a sendiri" ujar Min Jung yang keceplosan memanggil Min Seok oppa setelah umur aslinya ketahuan.

Min Seok langsung menyindirnya karena masih bisa memanggilnya oppa. Min Jung langsung menyindir balik karena Min Seok bicara padanya dengan memakai bahasa tidak formal.


Min Seok bertanya (dalam bahasa setengah formal/setengah tidak formal), apakah ada lagi yang belum ia ketahui. Min Jung berkata dalam hatinya bahwa dia sedang hamil. Tapi saat dia menjawab pertanyaa Min Seok dia mengatakan bahwa tidak ada lagi yang ia sembunyikan.

Min Jung protes karena Min Seok mencarinya padahal jika dia tidak mencarinya, maka hubungan mereka yang menyenangkan dulu akan menjadi kenangan yang indah. Min Seok tiba-tiba memegang tangan Min Jung dan memanggilnya Woo Young. 

Min Jung serta merta menarik tangannya dengan kesal, maka Min Seok langsung mengubah penggilannya dengan benar.

"Lee Min Jung-ssi. Mengakhirinya dengan cara seperti ini bukan cara yang tepat"


Min Seok mengatakan bahwa jika Min Jung tidak tahu tentang perasaannya padanya maka itu tidak masuk akal. Saat Min Jung mengatakan bahwa dia suka cheesecake, dia langsung membawakan cheesecake untuk Min Jung. 

"Aku mengira kita punya perasaan yang sama. Setiap kali kau menyuruhku datang, aku selalu datang. Apa kau kira aku melakukan itu karena aku pria yang tergila-gila pada wanita?"


Min Jung langsung berusaha menghindar dengan alasan kembali bekerja. Dia juga memperingatkan Min Seok untuk tidak datang ke kantornya karena dia takut ada rumor beredar dan dia benci rumor. 

"Bagaimana dengan rumah? Bolehkah aku pergi kesana?" tanya Min Seok

"Jangan datang ke rumahku juga! Kalau kau membunyikan bel rumahku, maka aku akan pindah" ancam Min Jung


Joo Yeon mendapat telepon dari Se Ryeong yang memberitahunya bahwa ada sebuah home shopping lain yang sedang menjual jaket yang sama persis dengan jaket yang akan tim mereka jual di siaran berikutnya. Joo Yeon langsung panik karena pasti ada yang seseorang yang menjiplak mereka.

"Tunggu aku, aku akan datang ke kantormu" ujar Joo Yeon pada Se Ryeong


Lalu Joo Yeon datang ke kantor Se Ryeong dengan mambawa jaket jiplakan yang dijual home shopping lain. Setelah melihat jaket jiplakan itu, Se Ryeong tahu bahwa jaket itu hanya sama bentuknya saja tapi masih jauh dari kualitas produk mereka yang asli.

Se Ryeong bertanya darimana Joo Yeon mendapat jaket jiplakan itu. Joo Yeon memberitahunya bahwa dia mendapatkannya dari salah seorang mantan pegawainya yang sekarang pindah ke perusahaan itu.

Menurut Se Ryeong hal ini kemungkinan disebabkan oleh perancangnya sendiri yang membocorkannya atau mungkin ada seorang pemasok barang yang melihatnya lalu mencuri ide mereka.


Joo Yeon mengatakan bahwa mereka harus segera mengganti produk mereka untuk siaran mereka yang berikutnya. Joo Yeon bertanya apakah Se Ryeong tidak punya produk lain yang sangat bagus yang bisa mereka siarkan secepat mungkin, baik itu produk impor maupun produk lokal.


"Apa kau mempercayaiku?" tanya Se Ryeong

Joo Yeon mengatakan bahwa dia mempercayai sense Se Ryeong sebagai seorang style director. Joo Yeon mengaku bahwa jika dulu dia memakai ide Se Ryeong, mereka pasti akan sukses. Tapi bukan itu jawaban yang diinginkan oleh Se Ryeong.


"Apa kau percaya padaku sebagai seorang teman?" tanya Se Ryeong

Joo Yeon memikirkannya sejenak sebelum ia menjawab "Aku percaya"

Se Ryeong puas dengan jawaban itu dan berjanji bahwa dia akan berusaha sebaik mungkin. Tapi sekarang ini dia ingin mengajak Joo Yeon ke kamar hotelnya untuk makan ramen bersama.


Sesampainya di kamar hotel Se Ryeong, Joo Yeon tersenyum membaca pesan terima kasih dari Tae Yoon yang karena Joo Yeon sudah menuliskan daftar makanan yang baik bagi penyakitnya.

Se Ryeong lalu datang lalu menuang wine untuk Joo Yeon dan bukannya memasak ramen. Se Ryeong mengatakan pada Joo Yeon bahwa dia hanya makan ramen bersama para pria. Joo Yeon bertanya apakah rumor yang mengatakan bahwa Se Ryeong menggoda pria untuk makan ramen bersamanya di dalam kamar itu benar.


Se Ryeong mengatakan bahwa saat Joo Yeon mempercayai rumor itu. Saat Joo Yeon mendengar rumor itu, dia sama sekali tidak melakukan apapun untuk membela Se Ryeong.

"Sejak saat itu, aku tidak pernah lagi mempercayai siapapun"

Joo Yeon lalu mengaku bahwa dia memang setengah mempercayai rumor itu. Sejak SMA, Se Ryeong sangat berbeda darinya. Tapi Joo Yeon menjadi teman Se Ryeong, karena karena dia tidak peduli apakah rumor itu benar atau tidak. 

Joo Yeon tidak peduli apakah hubungan Se Ryeong dengan para pria rumit atau tidak, apakah Se Ryeong ingin mendapat perhatian lebih daripada Joo Yeon atau apakah Se Ryeong ingin menang melawan Joo Yeon.

"Aku hanya senang bersama denganmu. Aku menyukaimu" kata Joo Yeon


"Lalu sekarang? Apa aku masih temanmu?" tanya Se Ryeong

Joo Yeon meminta Se Ryeong untuk mengatakan duluan bahwa Joo Yeon adalah temannya.

"Itu semua bohong. Kau tahu, bukan? Kau tahu sejak awal. bukankah kau menjabat tangannya karena kau ingin mencapai suatu tujuan?" tanya Se Ryong

Se Ryeong mengatakan bahwa dia menyukai Joo Yeon karena Joo Yeon tahu bahwa kata-kata bukan segalanya. Mereka tetap teman walaupun Se Ryeong mengatakan mereka teman ataupun tidak. Mungkin bagi Joo Yeon tidak seperti itu, tapi bagi Se Ryeong dia merasa seperti itu.

"Walaupun kita bukan teman, kita masih tetap teman" ujar Se Ryeong


Lalu Se Ryeong memohon pada Joo Yeon untuk tidak menemui Kang Tae Yoon. Joo Yeon bertanya kenapa Se Ryeong masih belum menerima putusnya hubungan antara dia dan Tae Yoon.

"Berikan aku kesempatan dan sedikit waktu" pinta Se Ryeong

"Kenapa aku harus melakukan itu?"

Se Ryeong mengatakan bahwa dia menyukai Tae Yoon bahkan sekarangpun dia masih menyukainya. Saat mereka putus dulu, Se Ryeong memang berkencan dengan pria lain, tapi tetap saja dia tidak bisa melupakan Kang Tae Yoon dan dia tidak ingin kehilangan Tae Yoon lagi.


Setelah Joo Yeon pergi dari kamar hotelnya Se Ryeong, dia langsung menelepon Joo Wan dan menanyakan keberadaannya. Joo Wan mengatakan bahwa dia sedang bekerja di studio rekaman.

"Aku... membutuhkanmu sekarang" kata Joo Yeon

Joo Wan langsung kaget mendengarnya "Barusan kau bilang apa?"

"Kubilang aku membutuhkanmu. Dimana kau?"


"Seberapa besar kau membutuhkanku? Kau harus memberitahuku agar aku tahu" goda Joo Wan

"Baiklah, aku teramat sangat membutuhkanmu. Tidak bisa selain kau"

Joo Wan mengatakan jika memang yang butuh adalah Joo Yeon maka Joo Yeon-lah yang harus datang padanya.  


Akhirnya, Joo Yeon datang menemui Joo Wan di studio rekamannya. Segera setelah Joo Yein datang, Joo Wan langsung menyudahi acara rekamannya.

"Wanita yang kusukai datang" ujar Joo Wan

Baoyband barunya Joo Wan langsung keluar untuk menyapa Joo Yeon dan memuji kecantikannya juga betapa serasinya Joo Yeon dan Joo Wan bersama.


Setelah boyband barunya Joo Wan pergi, Joo Yeon langsung mengajak Joo Wan jalan-jalan di luar karena dia merasa kepalanya sakit. Joo Wan langsung bertanya khawatir, apakah Joo Yeon sudah minum obat. Joo Yeon meyakinkannya bahwa dia hanya sedang ada masalah saja.


Di luar, Joo Yeon curhat bahwa dia tidak bisa memilah-milah perasaannya yang rumit. Joo Yeon bertanya-tanya apakah perasaan Se Ryeong pada Tae Yoon itu tulus, atau mungkin hanya sebuah obsesi, apa obsesi bisa disebut cinta.

"Lalu apakah perasaanku pada sunbae Kang adalah perasaan cinta?"

Joo Yeon bertanya-tanya apakah rasa cemburu yang ia rasakan pada Se Ryeong telah membuatnya bingung sampai ia salah mengartikan perasaannya sebagai cinta. Setelah Joo Yeon memikirkannya lagi, bahkan sekalipun dia pernah berpacaran, dia bertanya-tanya apakah sebenarnya dia pernah benar-benar merasakan cinta sejati.

"Katakan padaku, menurutmu apa itu cinta sejati?" tanya Joo Yeon


Saat Joo Wan tersenyum mendengar pertanyaannya, Joo Yeon langsung protes dan menyuruh Joo Wan menjawabnya. Joo Wan lalu menunjuk dirinya sendiri dan memberitahu Joo Yeon bahwa inilah cinta, senyuman.

"Waktu kau masih muda, kau bilang bahwa cinta adalah sesuatu yang indah dan bersinar dan juga saling tersenyum pada satu sama lain"


Tapi sayangnya, Joo Yeon tidak ingat tentang hal itu dan sekarang dia malah menuduh Joo Wan sedang mengada-ada hanya karena dia tidak mengingat kenangan itu. Joo Wan langsung menggoda Joo Yeon dan mengatakan bahwa dia sekarang menjadi seperti ini karena dulu dia dibodohi oleh anak kecil (Joo Yeon muda).

"Aku selalu indah dan bersinar untukmu, bukan? Aku tidak cemburu dan aku selalu tersenyum. Aku mencintaimu" ujar Joo Wan

Joo Yeon lagi-lagi menanggapi pembicaraan Joo Wan dengan tidak serius lalu beranjak pergi. 


Joo Wan langsung menyusulnya dan melingkarkan lengannya di bahu Joo Yeon sampai Joo Yeon protes dan menyuruh Joo Wan untuk melepaskan tangannya. Joo Wan cepat-cepat beralasan bahwa dia melakukannya karena udaranya dingin. Maka Joo Yeon tidak protes lagi.


"Bukankah akan lebih hangat lagi jika kau melingkarkan lenganmu di pinggangku?" tanya Joo Wan

Joo Yeon langsung berhenti untuk melepaskan lengan Joo Wan dari bahunya dan mempelototinya. Lalu mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan dan beberapa saat kemudian Joo Wan melingkarkan lengannya lagi pada Joo Yeon.


 Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments