Episode 8: Syukurlah kau tahu bagaimana cara menangis lagi
Joo Yeon dan anggota tim mereka sedang mengadakan rapat di cafetaria.
Joo Yeon mengatakan bahwa walaupun mereka telah gagal tetapi ada
beberapa peningkatan yang pantas mereka perhatikan.
"Benar, kita pasti telah mendapatkan perhatian konsumen yang berusia sekitar 20-30 tahun yang sudah kita targetkan" kata Hee Jae
"Walaupun harga satuannya cukup tinggi, dari hasil temuanku, kepuasan konsumen cukup tinggi" kata Woo Young
"Karena kita telah menjadwalkan workshop bersama dengan tim style O
(timnya Se Ryeong), kali ini mari kita melakukan yang terbaik" kata Min
Jung
Joo Yeon tiba-tiba melihat Tae Yoon masuk ke cafetaria tetapi ia sama
sekali tidak melihat Joo Yeon dan timnya, dan hal itu langsung membuat
Joo Yeon merasa dadanya sakit lagi, ia lalu minum obat lagi.
Joo Yeon tiba-tiba teringat saat Joo Wan memberitahunya bahwa ia bukan
sakit karena radang esofagus (esofagus adalah kerongkongan, penyakit ini
disebabkan oleh refluks asam dan mengakibatkan dada terasa nyeri
terbakar), tapi hatinyalah yang sakit dan alasan dari hatinya sakit
adalah karena Joo Yeon menyukai seseorang.
"Aku?... siapa yang kusukai?"
"Kau menjadi seorang wanita yang tidak menyadari perasaanmu sendiri.
Lebih tepatnya, wanita yang tidak tahu ketulusan hatinya sendiri"
Joo Yeon langsung tak mempercayainya. Joo Wan menyadari bahwa perkataan
ini terdengar tidak masuk akal, tapi banyak juga orang yang hidup
seperti Joo Yeon.
"Dan juga, aku memahami Shing Shing yang seperti itu. Kau terlalu sibuk
menyortir hatimu sendiri. Kau menghabiskan lebih dari setengah hari di
tempat kerja. Dan aku yakin di tempat kerja, kau tidak membutuhkan
sesuatu seperti hati"
"Maksudmu aku berubah menjadi robot?" protes Joo Yeon
Joo Wan langsung membenarkannya, Joo Yeon adalah robot perusahaannya.
Joo Yeon lalu bertanya sekali lagi siapa orang yang dia cintai.
"Hmmm... seharusnya kau mencari tahunya sendiri sekarang"
"Lalau kenapa tubuhku terasa sakit?"
Joo wan mengatakan bahwa ada beberapa orang yang merasa hatinya bereaksi
lebih cepat daripada pikirannya dan tubuhnya, sementara Joo Yeon
sebaliknya, tubuh Joo Yeon bereaksi terlebih dahulu daripada hatinya.
Kembali ke masa kini, Joo Yeon penasaran sendiri siapa orang yang
disukainya. Dan tiba-tiba saja ia teringat saat Joo Wan menciumnya di
pantai. Joo Yeon jadi semakin penasaran jangan-jangan orang yang
disukainya adalah Joo Wan. Dia lalu teringat segala kenangannya bersama
Joo Wan.
Joo Yeon berkata dalam hatinya "Saat kami bersama aku merasa hangat.
Rasa tidak nyaman... baiklah anggap saja ini debaran hati. Saat kami
bersama memang menyenangkan"
Sementara itu, Joo Wan yang sedang berada di rumah, sedang menebak bahwa
Joo Yeon sekarang ini pasti sedang sibuk memikirkan hal-hal yang salah.
Joo Wan tiba-tiba mendapat pesan dari Joo Yeon yang berbunyi: Jangan menipu dirimu sendiri. Aku tidak menyukaimu. LOL!
Joo Wan langsung tertawa geli "Aku heran kenapa dia berusaha menggunakan kepalanya yang bodoh untuk berpikir?"
Joo Wan lalu membalas pesannya yang berbunyi: Tidak, pikirkanlah
baik-baik. Kau menyukaiku. Walaupun kau sudah melihatku di pagi hari,
kau masih ingin melihatku kan? LOL!
Joo Yeon langsung tersenyum membaca pesan balasan itu.
Tae Yoon tiba-tiba datang dan bertanya dengan siapa Joo Yeon berkirim
pesan sampai wajah Joo Yeon berekspresi semanis itu. Tapi Joo Yeon tidak
menjawabnya. Tae Yoon lalu mengajak Joo Yeon makan malam bersama jika
nanti Joo Yeon tidak ada janji agar mereka bisa mendiskusikan masalah
kerja bersama.
"Apa kau tidak ada janji?" tanya Joo Yeon
"Tidak" kata Tae Yoon
Joo Yeon langsung tersenyum senang.
Mereka lalu pergi bersama, namun saat Joo Yeon berbalik ke arah pintu
masuk, ia melihat Se Ryeong sedang berdiri disana dan menelepon Tae
Yoon.
Joo Yeon cepat-cepat berbalik kembali dan mengajak Tae Yoon ke tempat
lain sebelum Tae Yoon sempat melihat Se Ryeong. hahaha...!!
Namun sayangnya, Se Ryeong melihat mereka dan langsung memanggil Tae
Yoon. Se Ryeong mengeluh kenapa Tae Yoon tidak menjawab teleponnya. Tae
Yoon mengatakan bahwa ia mematikan volume ponselnya karena tadi dia ada
rapat. Mereka bertiga lalu pergi untuk makan malam bersama.
Sesampainya di restoran, Tae Yoon membantu Se Ryeong melepaskan jaketnya
dan menarik kursi untuknya. Joo Yeon lalu menarik kursi untuk dirinya
sendiri tetapi tidak mau melepaskan jaketnya.
"Apa kau tidak kepanasan"
Joo Yeon hanya menjawabnya dengan mengangkat bahunya dengan cuek. Tae
Yoon yang melihatnya langsung tersenyum lalu menyuruh Joo Yeon
melepaskan jaketnya saja.
"Dia mengenakan pakaian yang sama denganmu" kata Tae Yoon pada Se Ryeong
Joo Yeon langsung melepaskan jaketnya dan Joo Yeon memang memakai gaun
yang sama dengan yang dipakai Se Ryeong. Tae Yoon lalu pergi untuk
menjawab telepon.
Saat mereka cuma berdua, Se Ryeong langsung menyindir Joo Yeon secara
halus bahwa selama 10 tahun ini Joo Yeon sudah banyak berubah. Joo Yeon
tidak mengerti apa maksud Se Ryeong.
"Setelah meniru selama sesaat, pada akhirnya kau menjadi sama. Awalnya seleramu kan tidak seperti ini?"
"Apa maksudmu?"
Se Ryeong langsung mengingatkan Joo Yeon bahwa sejak mereka SMA Joo Yeon
selalu menirukan segala sesuatu yang dilakukan Se Ryeong.
Jika Se Ryeong memotong rambut maka minggu depannya Joo Yeon pasti akan
memotong rambutnya di salon yang sama dengan digunakan Se Ryeong.
"Tas, sepatu dan pakaian yang kupakai. Kau membeli yang sama persis.
Anak-anak mengira bahwa selera kita jadi sama karena kita selalu
bersama. Tapi, tidak seperti itu, kau hanya meniruku karena aku tidak
pernah sekalipun menirukanmu"
Joo Yeon langsung tersenyum sinis dan menyindir balik "Aku bertanya-tanya, siapa yang mengikutiku ke les bahasa inggris?"
Se Ryeong mengatakan bahwa waktu itu ia tidak mengikuti Joo Yeon tapi
mengikuti seorang sunbae yang kebetulan waktu itu adalah pacarnya.
Se Ryeong lalu bertanya kenapa Joo Wan tadi melakukan hal itu.
"Kau melihatku di kantor tadi kan?"
Joo Yeon bertanya-tanya sendiri dalam hatinya kenapa tadi dia melakukan itu.
"Aku tidak melihatmu" sangkal Joo Yeon
"Kalau kau ingin menirukanku maka lakukan dengan benar, aku tidak berbohong"
Setelah beberapa saat salig terdiam dan saling menatap, akhirnya Joo
Yeon mengaku bahwa tadi ia memang melihat Se Ryeong. Ia bahkan
menghindari Se Ryeong tanpa berpikir dulu. Dan sekarang dia sadar kenapa
dia tadi menghindari Se Ryeong.
"Karena aku jauh lebih baik darimu" ujar Se Ryeong
"Tidak, karena kau berusaha membuat semua orang jauh dibawahmu. Kau
harus selalu menjadi satu-satunya yang bersinar dan bahkan tidak tahu
bagaimana harus mensejajarkan diri dengan orang lain"
Dulu Joo Yeon tidak mengerti kenapa Se Ryeong berteman dengannya, namun
sekarang ia mengerti. Jika Se Ryeong terlihat bersama dengan Joo Yeon
maka Se Ryeong pasti akan terlihat menonjol dan diperhatikan orang,
apalagi Se Ryeong punya kekuatan untuk membuat sesuatu menjadi sesuai
keinginannya. Sekarangpun Joo Yeon mengerti hubungan Se Ryeong dengan
sunbae mereka (cinta pertama Joo Yeon).
"Kau tidak tahan melihat orang yang lebih buruk darimu berkencan dengan
pria yang kau sukai. Kau bilang kau menyukai sunbae lebih dulu kan?
Tidak, jika kau menyukainya terlebih dulu maka kau tidak akan
mencampakkannya setelah sebulan kau mencurinya dariku"
Se Ryeong terlihat sakit hati dengan semua tuduhan Joo Yeon namun
kemudian dia tersenyum dan balik menyindir Joo Yeon yang membawa-bawa
masalah yang terjadi 12 tahun yang lalu. Joo Yeon langsung tersenyum
sinis.
"Kau masih belum mengerti apa yang sudah kau lakukan? Aku akan
memberitahumu karena sepertinya kau tidak akan pernah menyadarinya.
Masalahnya bukan terletak pada pria itu, tapi karena aku menganggapmu
sebagai teman... karena itulah aku merasa terluka. Bahkan sampai kemarin
aku tidak tahu kenapa dulu kau melakukan itu, tapi sekarang aku baru
saja menyadarinya. Kau tidak pernah sekalipun menganggapku teman. Karena
itulah kau mampu melakukan hal itu tanpa keraguan"
Se Ryeong terlihat sedih mendengar semua perkataan Joo Yeon itu, namun
ia tetap tenang terutama saat ia melihat Tae Yoon datang. Se Ryeong
langsung meminta Joo Yeon untuk pergi, dan saat Tae Yoon telah sampai ke
meja mereka, Se Ryeong langsung tersenyum manis dan memberitahu Tae
Yoon bahwa Joo Yeon mau pergi. Pfft!
Tae Yoon bertanya pada Joo Yeon apakah ada masalah dan Se Ryeong
cepat-cepat membenarkannya. Joo Yeon bernarasi bahwa setelah beberapa
lama ia hidup dengan dalam lingkungan kerja, ia belajar bahwa ketika ia
membandingkan jumlah topeng yang dimiliki oleh musuh, pemenangnya adalah
mereka yang memiliki topeng terbanyak.
Joo Yeon lalu memasang topengnya alias tersenyum sangat manis pada Se
Ryeong dan bertanya kenapa Se Ryeong berbohong, kapan dia mengatakan
bahwa dia ingin pergi.
"Jadi, kau berpikir jauh lebih baik jika aku pergi yah? Tapi, bagaimana yah? Aku datang kemari untuk bicara masalah pekerjaan"
Joo Yeon lalu berpaling pada Tae Yoon dan meminta Tae Yoon untuk menunda
acara kencan mereka dulu. Se Ryeong sangat kesal dengan ulah Joo Yeon
itu tapi ia juga langsung pasang senyum manis pada Tae Yoon dan mengeluh
manja karena rencananya mengusir Joo Yeon tidak berhasil dan Joo Yeon
langsung tersenyum lagi pada Se Ryeong. (pertengkaran 2 wanita ini
kadang lucu banget XD)
Woo Young dan Hee Jae masih berada di kantor. Mereka saling curi-curi
pandang dengan gugup dan sama-sama mengetik pesan-pesan pada satu sama
lain untuk minum-minum bersama, tetapi pesan-pesan itu tidak ada yang
terkirim karena terus-menerus mereka hapus.
Sampai pada akhirnya mata mereka saling bertatapan dan hal itu langsung
membuat mereka berdua teringat ciuman mereka. Mereka kemudian secara tak
sengaja saling memanggil secara bersamaan dan Woo Young langsung
menyatakan bahwa ia mau pulang duluan.
Woo Young lalu pergi dengan sangat tenang dan ketenangan Woo Young itu
langsung membuat Hee Jae sangat kesal. Tetapi nyatanya Woo Young sendiri
tidak tenang, sesampainya di luar kantor Woo Young bertanya-tanya pada
dirinya sendiri sejak kapan ia merasa ketakutan seperti ini.
Woo Young ternyata tidak langsung pulang karena ia ingin menunggu Hee
Jae keluar kantor. Saat ia melihat Hee Jae keluar, dengan sikap tenang
ia menawari Hee Jae tumpangan pulang tetapi Hee Jae menolaknya dengan
sopan.
Woo Young lalu menghadang Hee Jae dan bertanya dengan kesal apakah Hee
Jae tidak suka dengan tawarannya yang ingin mengantarkan pulang. Udara
sangat dingin dan untuk mencapai rumahnya Hee Jae harus naik
bis-subway-bis lagi.
"Apa aku tidak boleh mengantarkanmu pulang?"
Woo Young mengerti bahwa Hee Jae sudah punya pacar, ia tahu bahwa Hee
Jae tidak punya perasaan apapun padanya dan ia juga tahu bahwa Hee Jae
menganggap ciuman mereka waktu itu hanya sebuah kesalahan. Dan karena
itu pula Woo Young tidak ingin menekan Hee Jae.
"Jika sekarang kau tidak mau masuk ke mobilku, maka aku akan berpikir
bahwa kau menghindariku karena kau menyukaiku. Karena itulah, masuklah"
ujar Woo Young
Woo Young lalu masuk ke mobilnya kembali, ia mengeluh karena akhir-akhir
ini Hee Jae membuatnya merasa buruk bahkan sekalipun Hee Jae mau naik
ke mobilnya. Hee Jae lalu masuk ke mobilnya dan Woo Young langsung
tersenyum.
Setelah acara makan malam selesai, Se Ryeong langsung menggandenga
tangan Tae Yoon untuk pulang bersama sementara Joo Yeon hanya bisa
melihat sambil memegangi dadanya dan mengeluh karena Tae Yoon tidak mau
mengantarnya pulang juga padahal rumah mereka searah dan Tae Yoon juga
tahu sendiri bahwa tadi Joo Yeon meninggalkan mobilnya di rumah.
Sesampainya di rumah, Joo Yeon langsung memanggil Joo Wan tetapi tidak
ada jawaban. Joo Yeon lalu pergi ke loteng tetapi Joo Wan tidak ada
disana. Joo Yeon lalu mengirim pesan pada Joo Wan yang ternyata sedang
asyik mandi sambil mendengarkan lagu di headphone.
Joo Wan membaca pesan dari Joo Yeon yang menanyakan keberadaannya, Joo
Wan langsung membalas pesannya dengan bertanya kenapa Joo Yeon
mencarinya. Mereka berdua lalu saling berkirim pesan.
Joo Yeon:Dimana kau? Cepat pulang!
Joo Wan:Untuk apa kau bertanya?
Joo Yeon:Terjadi sesuatu yang membuatku sangat marah. Rasanya mau mati karena frustasi.
Joo Wan:Kau bilang kau suka sendirian, kenapa kau menyuruhku
pulang cepat? Jika kau mengatakan kau merindukanku aku akan datang
dalam waktu 5 menit.
Joo Yeon:Baiklah, aku merindukanmu, cepat pulang!
Joo Wan:Aku ada di kamar mandi, kalau kau ingin bertemu denganku, kemarilah!
Joo Yeon langsung kesal dan saat ia membuka pintu kamarnya, ia melihat
Joo Wan baru keluar dari kamar mandi. Joo Wan langsung menggoda Joo
Yeon.
"Kau sangat merindukanku yah? Kau bilang ada sesuatu yang ingin kau
katakan, bukan? Datanglah ke kamarku 5 menit lagi dengan segelas air"
Joo Yeon lalu menuangkan segelas air dengan mengeluh kesal dengan sikap
Joo Wan yang masih belum berubah selama 17 tahun ini. Ia lalu membawa
air itu ke loteng tepat saat Joo Wan hendak memakai kaosnya.
Saat Joo Yeon melihat tubuh setengah telanjang Joo Wan, ia langsung
memalingkan wajahnya. Joo Wan yang melihatnya datang langsung tersenyum.
"Kalau kau sudah melihat semuanya, masuklah" goda Joo Wan
Joo Yeon lalu berbaring di kasurnya Joo Wan dan bercerita bahwa tadi dia
makan malam bersama Se Ryeong dan Tae Yoon. Joo Yeon lalu bertanya
bagaimana Joo Wan dan Se Ryeong bisa berteman.
Joo Wan lalu ikut berbaring disampingnya dan memberitahu Joo Yeon bahwa
ia dan Se Ryeong berkenalan di sebuah acara fashion show di New York.
Joo Wan lalu memegang tangan Joo Yeon dan terus tersenyum memandangi
tangan itu sambil mendengarkan Joo Yeon ngoceh.
"Apa kau menyukai Se Ryeong? Katakan padaku sebagai seorang pria. Aku
tidak mengerti kenapa para pria menyukainya? Setiap kali aku melihatnya,
aku merasa kepanasan dan organ-organ dalam tubuhku langsung
terpelintir. Bagaimana bisa orang senormal sunbae Kang..."
Saat itu tiba-tiba terdiam karena akhirnya ia menyadari perasaannya pada
Tae Yoon dan senyum Joo Wan langsung menghilang karena Joo Wan juga
langsung tahu bahwa Joo Yeon akhirnya menyadari perasaannya pada. Joo
Yeon langsung bangkit dan teringat ketika ia merasa dadanya sakit setiap
kali ia melihat Tae Yoon dan Se Ryeong bersama.
"Apa kau tahu?" tanya Joo Yeon pada Joo Wan
Joo Wan tidak menjawabnya dan hal itu langsung membuat Joo Yeon sadar
bahwa Joo Wan memang tahu tentang perasaannya pada Tae Yoon. Joo Wan
lalu bangkit dan mengatakan bahwa Joo Yeon itu bodoh karena baru
menyadarinya sekarang.
"Apa yang harus kulakukan?"
"Apa yang bisa kau lakukan? Kau harus mengikuti hatimu. Lakukan apa yang
hatimu suruh, lakukan apa yang ingin kau lakukan, pergilah kemanapun
kau ingin pergi sejauh yang kau bisa"
"Sudah terlambat... sudah sangat terlambat"
Joo Wan langsung menyuruh Joo Yeon untuk tidak berpikir dan ikuti hati
saja. Sampai kapan Joo Yeon akan hidup tanpa mengetahui perasaannya
sendiri. Saat Joo Yeon masih saja ragu, Joo Wan langsung bertanya apakah
Joo Yeon masih memperhitungkan semuanya dengan otaknya lagi.
"Tidak mungkin masalah ini tidak rumit" kata Joo Yeon
"Aku mencintaimu" kata Joo Wan
Joo Yeon langsung tertawa dan mengatai Joo Wan gila. Joo Wan mengatakan
bahwa ia bisa mengatakan kata cinta semudah itu karena dia tidak membuat
perhitungan.
Setelah Joo Yeon turun ke kamarnya, Joo Wan termenung sedih. (aduh Joo
Wan sedih gitu masih bisa kasih nasehat masalah cinta sambil senyum T_T)
Woo Young mengantarkan Hee Jae sampai ke rumahnya yang bagian depannya
adalah toko laundry. Hee Jae langsung bertanya curiga kenapa Woo Young
tadi mengambil jalan berputar-putar untuk mengantarnya pulang.
Woo Young berusaha berkilah bahwa ia melakukannya untuk menhindari
kemacetan tetapi Hee Jae tidak percaya karena saat itu sudah tengah
malam.
Tiba-tiba Hee Jae melihat pacarnya datang ke rumahnya, ia langsung
menunduk di kursi mobilnya Woo Young. Setelah pacarnya masuk ke toko,
Hee Jae cepat-cepat pamit pada Woo Young.
Hee Jae lalu menemui pacarnya dan bertanya kenapa dia datang. Pacarnya
mengatakan bahwa ia datang karena ibunya Hee Jae harus pergi ke sebuah
acara pertemuan sementara Hee Jae pasti pulang malam, jadi dia datang
untuk membantu ibunya Hee Jae.
"Seharusnya sekarang ini kau belajar. Apa oppa tidak tahu apa yang terpenting?"
Pacarnya Hee Jae langsung marah "Lalu apa yang terpenting bagimu?"
Pacarnya bertanya jika tahun ini dia tidak lulus ujian pegawai sipil lagi, apa yang akan Hee Jae lakukan.
"Aku akan putus denganmu" ujar Hee Jae
"Jadi kau mau mengatakan bahwa kau tidak bisa hidup bersamaku dengan
cara menjalankan bisnis laundry seperti orang tuamu, benarkan?"
"Oppa, kau tidak tahu kenyataannya, sadarlah..."
"Apa kenyataannya?"
Pacarnya mengatakan jika Hee Jae hidup seperti ini, maka dia akan
kesakitan saat ia tua nanti karena Hee Jae tidak punya impian dan tidak
tahu apa itu sebuah impian. Pacarnya Hee Jae lalu mengejutkan Hee Jae
dengan menyarankan agar hubungan mereka sebaiknya diakhiri sekarang
saja.
"Kau dan aku memiliki impian masa depan yang terlalu berbeda" ujar pacarnya
Pacarnya lalu pergi dan didepan toko ia melihat Woo Young yang ternyata masih belum pergi.
Joo Yeon teringat pernyataan cinta Joo Wan yang bisa ia ucapkan dengan mudah karena Joo Wan tidak membuat perhitungan.
Joo Yeon bernarasi "Ada cinta yang memang mudah, ada cinta terasa sangat
menyakitkan. Cinta yang baru dimulai dan cinta yang bertahan beberapa
waktu, keduanya terasa menyakitkan dan rumit"
Min Jung mendapat pesan dari Min Seok yang bertanya kapan Min Jung akan
datang. Tetapi Min Jung tidak mau datang dan langsung mencabut baterai
ponselnya.
Min Seok ternyata sedang menunggu kedatangan Min Jung di hotel lengkap
dengan candlelight dinner, gelang berlian dan sebuket mawar merah. Dia
terus mondar-mandir menunggu kedatangan Min Jung tetapi Min Jung tidak
datang.
Joo Yeon melanjutkan narasinya "Dan ada cinta berakhir bahkan sebelum
dimulai. Perasaan yang ingin disampaikan, tidak bisa tersampaikan. Dan
bahkan sekalipun kau menyatakan (cinta), tidak ada jaminan bahwa
perasaan orang lain itu akan membalasmu. Pada akhirnya, kita mungkin
tidak akan pernah bisa menjadi dewasa terhadap cinta"
Joo Wan sedang memandangi foto masa kecil Joo Yeon.
Sementara Joo Yeon mengeluh sambil memandang bayangannya di cermin.
"Betapa bodohnya (cinta). Pemikiran dan alasan menjadi tidak berguna jika sudah menyangkut cinta. Aku merasa bodoh"
Joo Yeon mengeluh kenapa dia harus menyukai Kang Tae Yoon.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam