Sinopsis White Cat Legend Episode 2

Jenderal Qiu Qing Zhi baru tiba di Mahkamah Agung dan langsung menuntut kedua tahanan (si pasangan penjahat yang kemarin) untuk diserahkan ke Pengawal Kerajaan karena ternyata duo penjahat itu sebenarnya adalah terpidana mati yang kabur dari penjara Dujidao.

Selain itu, dia juga datang untuk menanyakan perkembangan penyelidikan kasus Pembunuhan Siluman Kucing. Namun saat pengantarkan Jenderal Qiu ke penjara, mereka baru mengetahui kalau Chen Shi dan si kucing sudah kabur.

Li Bing, yang jelas-jelas adalah siluman kucing putih, berusaha mengusir Chen Shi secara halus, tapi Chen Shi tidak puas mendengar jawaban Li Bing tentang si kucing dan langsung protes panjang lebar saking cemasnya, takut terjadi apa-apa pada kucing pintar itu.

Dia juga penasaran dengan nasib si gadis pencopet kecil itu, khawatir kalau Mahkamah Agung akan menghukum gadis kecil itu. Li Bing meyakinkan kalau gadis kecil itu sudah diantarkan ke Aula Jici, tapi entah apakah dia memiliki keluarga yang akan menjemputnya pulang atau tidak. 

Tapi... karena Chen Shi sudah berjasa membantu Mahkamah Agung memecahkan, Li Bing akan membantunya sebagai balas budi. Kalau begitu, Chen Shi memintanya untuk membantu mencari keluarganya si gadis kecil itu.

Tiba-tiba perut keduanya sama-sama keroncongan, Li Bing pun mengajaknya keluar makan. Dalam perjalanan keluar rumah, Chen Shi memperhatikan rumah ini sangat terbengkalai. Li Bing pun memberitahu kalau rumah ini adalah rumah Mahkamah Agung yang sudah lama tidak ditinggali. 

Chen Shi jadi bingung, bagaimana ceritanya dia bisa sampai rumah ini padahal awalnya dia dipenjara. Seingatnya, waktu dia setengah sadar, dia melihat si kucing menyeretnya keluar. Menyembunyikan kegugupannya, Li Bing meyakinkan bahwa itu cuma halusinasinya Chen Shi saja.

Si kucing kan kena bius, nah waktu si kucing menggigit Chen Shi, biusnya ikut merasuk ke darah Chen Shi, makanya dia berhalusinasi. Si polos Chen Shi langsung saja percaya begitu saja.

Dari obrolan mereka, Chen Shi ternyata datang ke Shendu untuk mencari kakaknya. Li Bing heran juga dengannya, kenapa Chen Shi malah memintanya membantu mencarikan keluarga si gadis kecil alih-alih memintanya untuk mencarikan kakaknya?

"Aku ini orang dewasa, pasti bisa memikirkan caranya. Gadis itu masih terlalu kecil, keluarganya juga tidak tahu dia ada di mana. Jika lewat beberapa tahun lagi gadis akan berubah drastis saat bertumbuh dewasa. Pada saat itu, takutnya keluarganya tidak akan mengenalinya lagi," ujar Chen Shi.

Aww, dia baik sekali. Li Bing akhirnya setuju dan berjanji akan membantu mencarikan keluarga si gadis kecil itu.

Mereka tiba di sebuah restoran, tampak jelas kalau Li Bing dulunya adalah langganan tempat ini sehingga dia langsung memesan menu-menu enak kesukaannya. Melanjutkan percakapan mereka, Chen Shi mengaku bahwa kakaknya adalah keluarganya satu-satunya setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. 

Kakaknya pergi dari rumah bertahun-tahun yang lalu, tak disangka beberapa waktu yang lalu dia menerima surat dari kakaknya. Makanya dia datang kemari untuk mencarinya.

"Bukankah kau tidak bisa membaca?" tanya Li Bing.

"Ada orang yang membantuku..." eh, Chen Shi baru sadar ada yang aneh, "Tuan, bagaimana kau tahu aku tidak bisa membaca?"

Pfft! Baru sadar dirinya keceplosan, Li Bing dengan canggung mengklaim kalau dia cuma menebaknya lalu buru-buru mengalihkan topik menanyakan pendapat Chen Shi tentang kota ini.

Chen Shi dengan antusias berkomentar bahwa kota ini sangat bagus, sangat ramai, penuh orang dan tidak banyak makhluk hidup lain semacam sapi, kambing, ayam, anjing, kucing...

Ah! Chen Shi mendadak berubah sedih mengingat si kucing. Biarpun si kucing menggigitnya dengan ganas sampai meninggalkan dua lubang cukup dalam di lengannya, tapi dia sama sekali tidak marah, dia tahu kalau si kucing tak sengaja melakukannya.

Dia bermain dengan banyak kucing sejak dia kecil, makanya dia tahu kalau kucing tidak mungkin sembarangan menggigit orang. Kucing itu sangat hebat, Chen Shi ingin sekali memeliharanya. Kucing itu sangat manusiawi, jelas tidak sama dan tidak mungkin cocok dengan kucing-kucing lain. 

Kalau kucing itu sendirian pasti akan kesepian, jadi lebih baik jika dia dipelihara oleh seseorang yang akan menjaganya dan menemaninya bermain biar dia tidak kesepian. Aww, Chen Shi benar-benar baik hati, Li Bing benar-benar tersentuh mendengarnya.

Saat makanannya datang, Li Bing langsung bisa tahu makanannya beda dari yang biasanya dia makan. Si pelayan memberitahunya bahwa kali ini yang masak adalah Nyonya Bos, bos mereka baru menikah lagi tahun lalu. 

Si Bos sendiri sedang pergi ke Pasar Barat untuk berbelanja sejak pagi ini dan belum kembali.
Memang sekilas tidak begitu aneh dengan, tapi begitu Li Bing memakannya, dia langsung tahu kalau ada yang aneh dengan makanannya.

Chen Shi tidak mengetahuinya dan terus makan dengan lahap, tapi Li Bing si Siluman Kucing jelas memiliki indera perasa dan indera pencium yang lebih kuat darinya, makanya Li Bing langsung curiga ada yang tidak beres dan ini berhubungan dengan bos dan nyonya bos restoran ini.

Dia memberitahu si pelayan bahwa bahan-bahan makanan yang dipakai di masakan hari ini jelas adalah bahan sisa kemarin, padahal biasanya Bos restoran selalu menggunakan bahan-bahan segar yang diganti setiap hari.

Jelas ini menunjukkan kalau Bos bukan pergi sejak tadi pagi, melainkan sudah tidak ada di restoran sejak kemarin. Nyonya Bos berbohong. 

Dia bisa tahu kalau jarak umur Nyonya Bos jauh lebih muda dari Bos karena tadi dia mencium aroma wangi cairan bunga delima yang biasanya digunakan sebagai bahan makeup, yang itu artinya, si Nyonya Bos sangat memperhatikan penampilannya, termasuk saat memasak, yang jelas menunjukkan kalau dia masih muda.

Selain itu, dia juga menemukan sehelai rambut di mangkok buburnya, padahal Bos biasanya tidak pernah membuat kelalaian semacam itu. Si Pelayan pasti tidak tahu kalau Bos sudah tidak ada sejak kemarin karena dia semalam tidak tinggal di restoran. 

Li Bing bisa mengetahuinya dari bau alkohol menyengat dari si Pelayan yang jelas menunjukkan dia bersenang-senang di luar semalam. Si Pelayan langsung membenarkan, kemarin dia memang diberi libur sehari sama Nyonya Bos.

Selain itu, Li Bing juga memperhatikan ada yang aneh dengan si penjual pangsit di seberang, dia kan duda muda. Tadi dia juga memesan pangsit di kedai itu, tapi rasa pangsitnya beda dari biasanya, ada aroma cairan bunga delima tapi tidak menggunakan daun bambu untuk menghilangkan rasa berminyak. Daun bambu biasanya juga bisa digunakan untuk menghilangkan bau amis darah.

Karena itulah, dia menyarankan si pelayan untuk segera melapor ke pihak berwenang untuk segera diselidiki. (Wah! Dia benar-benar detektif yang berbakat).

Shangguan Qin dan Jenderal Qiu sama-sama menghadap Menteri Ritus untuk membahas masalah kasus Pembunuhan Siluman Kucing yang belum ada perkembangan sampai sekarang. Menteri Ritus benar-benar kecewa dengan Mahkamah Agung yang sekarang semakin merosot sejak kematian mendiang Hakim Mahkamah Agung. 

Dia memperingatkan Shangguan Qin bahwa penyelesaian kasus ini sangat penting dan harus diselesaikan sebelum Upacara Persembahan Besar. Jika tidak, Menteri Ritus mengancam akan mengangkat orang lain yang lebih berbakat dan kompeten untuk memimpin Mahkamah Agung. 

Dia bahkan menyuruh mereka berdua untuk bekerja sama memecahkan kasus ini. Namun jelas Shangguan Qin dan Jenderal Qiu tidak ada yang mau bekerja sama dan lebih memilih berkompetisi dalam memecahkan kasus ini.

Dari ucapan Menteri Ritus, ternyata Li Bing ternyata adalah putra bungsu mendiang Hakim Mahkamah Agung (Ah, jadi rumah itu memang rumahnya). Namun semua orang mengira kalau Li Bing sudah mati. (Terus gimana ceritanya dia bisa jadi siluman kucing? Tapi jelas dia bukan siluman kucing tersangka pembunuhan itu) 

Menteri Ritus sangat menyayangkan kematian mereka, seandainya Li Bing masih hidup, dia pasti akan menjadi pejabat yang sangat berbakat.

Saat sedang menunggu Li Bing yang sedang menjemput si gadis kecil dari Aula Jici, Chen Shi bertemu dengan seorang paman peramal yang awalnya berusaha memaksanya untuk diramal, tapi sayangnya Chen Shi tidak punya uang untuk membayarnya.

Namun mereka mulai bisa akrab saat Chen Shi yang baik hati, membantunya memijat kaki si paman peramal yang mendadak kram.

Di depan juga ada peramal lain yang lebih laris daripada si paman, tapi si paman dengan sinis menuduh orang itu cuma penipu yang berusaha menipu orang-orang dengan membuat jimat pelindung dari Siluman Kucing.

Jadilah si paman mulai bercerita dengan gaya heboh bin lebaynya tentang kasus si Siluman Kucing, bahkan menurut gosip yang beredar, si Siluman Kucing mampu mengubah para korbannya jadi siluman kucing juga. (Pfft! Itu siluman apa zombie?).

Makanya banyak masyarakat yang jadi ketakutan, dan itu dimanfaatkan oleh si peramal penipu di depan itu untuk menjual jimat. Tapi Paman Peramal tidak percaya dengan gosip itu, mana mungkin ada siluman. Biarpun dia peramal, tapi dia mengandalkan perhitungan dan bukan sembarangan meramal apalagi jual jimat palsu dengan memanfaatkan ketakutan masyarakat.

Mendadak mereka melihat ada orang yang melabrak si peramal palsu, Chen Shi tidak tahan melihat keributan itu itu dan langsung saja maju untuk melerai mereka.

Untungnya kemudian ada beberapa petugas yang muncul membubarkan keramaian itu, dan saat itulah Chen Shi melihat Li Bing yang mengajaknya pergi dan langsung bergegas mengejarnya sampai dia melupakan barang bawaannya yang ketinggalan di kiosnya si Paman Peramal.

Dia bahkan tidak tahu kalau setelah itu, para petugas menempel pengumuman dengan lukisan wajahnya yang dicap sebagai buronan yang kabur. Paman Peramal jelas shock mengenali wajahnya dan jadi ketakutan karenanya, mengira dirinya tadi berinteraksi dengan seorang penjahat. 

Makanya saat Alibaba dan kawan-kawan mendatanginya dan mengenali keranjangnya Chen Shi, Paman Peramal langsung saja menunjuk ke arah mana Chen Shi pergi tadi. Tapi sayangnya, mereka kehilangan jejak.

Dari Li Bing-lah Chen Shi baru tahu kalau dirinya sedang dijadikan kambing hitam dalam kasus Pembunuhan Siluman Kucing, makanya dia jadi buronan sekarang. Karena itulah, Li Bing menyaran agar Chen Shi sebaiknya keluar dari Shendu untuk sementara waktu.

Chen Shi tidak setuju, dia kan tidak salah apa-apa dan tidak ada hubungannya dengan kasus itu. Kalau dia pergi, itu sama saja dengan benar-benar menjadikannya penjahat.

Dia bahkan menuntut Li Bing untuk membawanya kembali ke Mahkamah Agung agar mereka bisa membicarakan kasus ini dengan jelas. Li Bing kan orang Mahkamah Agung juga.

Canggung, Li Bing menolak dengan alasan kalau sementara waktu ini dia tidak leluasa untuk itu. Kalau begitu, satu-satunya yang harus mereka lakukan sekarang adalah memecahkan kasus ini sesegera mungkin. 

Baiklah, kalau begitu, Chen Shi pun langsung menyatakan kalau dia akan ikut menyelidiki kasus ini, jadi dia tidak akan pergi.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments