Selama era Shenggong, Kaisar menguasai Shendu yang sangat dihormati banyak negara. Di balik makmur dan damai negeri itu, selalu ada aliran gelap yang bergejolak.
Untungnya ada Mahkamah Agung yang mengendalikan hukuman peradilan untuk membedakan benar dan salah. Namun siapa sangka, tiga tahun yang lalu, Hakim Mahkamah Agung tewas dibunuh orang.
Sejak saat itu, Mahkamah Agung mulai merosot. Situasinya menjadi semakin misterius. Saat ini, di Shendu ada istilah populer sebuah kasus pembunuhan... Siluman Kucing.
Suatu malam, seorang pejabat membawa pulang seorang gadis penghibur saat tiba-tiba saja di tengah jalan, kusir kereta kudanya berhenti mendadak karena ada kabut tebal dan aneh di jembatan depan.
Si kusir agak ketakutan, bahkan kudanya pun bisa merasakan ada yang tidak beres di depan. Tapi si pejabat sama sekali tidak merasakan keanehan situasi itu dan terus menyuruh si kusir melanjutkan perjalanan.
Namun baru juga kereta kudanya melangkah, tiba-tiba saja si kusir dan si kuda mendadak menghilang begitu saja tanpa jejak. Saat inilah si gadis penghibur tiba-tiba melihat seekor monster kucing raksasa yang langsung membunuh si pejabat yang sontak saja membuat si gadis penghibur ketakutan bukan main.
Hari ini, Chen Shi baru saja tiba di Shendu. Ini pertama kalinya dia datang ke kota besar yang jelas saja membuatnya terkagum-kagum dengan keramaian kota. Di tengah ramainya pasar, dia tak sengaja melihat seekor kucing putih cantik sedang duduk di atap sebuah gedung yang menarik perhatiannya.
Akan tetapi saat dia baru saja beli sebutir bakpao, eh tiba-tiba dia malah kecopetan dan pencopetnya adalah seorang gadis kecil yang sangat lihai dalam akrobat. Dalam usahanya mengejar si pencopet kecil itu, dia berakhir di depan sebuah rumah minum di ujung jalan.
Di sanalah, dia melihat si kucing putih yang tadi sedang mengeong-ngeong seolah memanggilnya.
Si kucing putih pintar itu lalu menggelindingkan sebuah bambu kecil padanya dan mengisyaratkannya tentang tali yang ada di ujung bambu.
Lalu tiba-tiba si kucing mengeong keras yang sontak saja mengagetkan Chen Shi sehingga dia tak sengaja menarik talinya dan seketika itu pula bambu itu meledak dan kembang api menyala di langit siang.
Ada satu lagi yang menarik perhatian Chen Shi, si kucing berdiri di atas sebuah kain atau baju yang sepertinya ada noda darahnya. Namun saat dia berniat mendekatinya, si kucing langsung mendesis penuh ancaman... lalu tiba-tiba saja si kucing menulis kata 'Pergi'. Heh? Kucing apaan bisa nulis?
Namun alih-alih ketakutan, Chen Shi justru takjub. Sayangnya... dia tidak bisa membaca. Pfft! Jadinya dia tidak tahu si kucing nulis apa. Si kucing sontak memutar matanya lalu menampar Chen Shi dengan ekornya lalu pergi.
Saat inilah rumah minum itu terbuka dan Chen Shi melihat si pencopet kecil itu di sana. Entah apakah si pencopet kecil itu anaknya si pemilik rumah minum, tapi dia langsung memarahi si pencopet kecil dan menyuruhnya untuk mengembalikan uangnya Chen Shi.
Tepat setelah si gadis kecil masuk rumah, mendadak rumah minum yang hendak tutup ini kedatangan tamu seorang Pangeran Persia yang memakai berbagai macam perhiasan dan permata besar-besar dan mencolok. Dia datang bersama seorang anak buahnya.
Mendapat tamu orang kaya, jelas saja si pemilik rumah minum langsung berubah pikiran dan batal menutup tokonya. Chen Shi juga kagum dan penasaran dengan si Pangeran Persia itu sehingga dia terus di sana hanya untuk merecoki dan mengagumi rambut dan paras bule si Pangeran Persia.
Hmm, tapi kedua orang ini agak mencurigakan. Biarpun sudah membayar minuman, tapi mereka sama-sama tidak meminum arak yang mereka bayar, malah lebih tertarik mendengarkan percakapan Chen Shi dengan si pemilik rumah minum.
Si pemilik rumah minum juga agak mencurigakan. Saat Chen Shi menanyakan tentang pakaian berdarah di luar, si pemilik rumah minum dengan canggung mengklaim kalau itu adalah miliknya yang sudah dia buang, dia mengklaim kalau darah itu adalah darahnya karena kena cakar kucing.
Yang paling menarik perhatian kedua pria itu adalah saat Chen Shi mempertanyakan tentang kembang api, dan mereka mulai waspada saat Chen Shi mendadak membisiki si pemilik rumah minum bahwa mereka berdua membawa senjata, kemungkinan mereka adalah perampok.
Namun yang tidak Chen Shi sangka, malah si pemilik rumah makan yang mendadak menyerangnya dan kedua pria itulah yang justru menyelamatkannya. Ternyata mereka adalah orang-orang dari Mahkamah Agung, yang masing-masing bernama Sun Bao dan Alibaba. (Pfft! Alibaba!)
Mereka sedang menyamar untuk menangkap geng penjahat yang tak lain adalah si pemilik rumah makan dan suaminya, dan sekarang mereka menyandera si pencopet kecil yang tadi sebagai tameng.
Dalam kekacauan suasana saat pihak yang baik hendak kalah dari pihak yang jahat, tiba-tiba si kucing putih ajaib yang tadi muncul. Dengan kekuatan ajaibnya yang bisa menghentikan waktu, si kucing dengan cepat mengubah situasi sehingga begitu waktu kembali berputar para penjahat gagal dalam aksi mereka dan jatuh dengan sendirinya.
Saat si penjahat pria hendak menyerang lagi, si kucing sontak melompat menyerangnya dengan ganas. Namun kemudian si penjahat melemparinya dengan semacam bubuk bius yang langsung membuat si kucing pingsan.
Untungnya Chen Shi, Sun Bao dan Alibaba dengan cepat menangkap kedua penjahat. Namun tepat saat itu juga, mendadak muncul Hakim Muda Shangguan Qin.
Ternyata Sun Bao dan Alibaba melakukan aksi mereka ini tanpa sepengetahuan Shangguan Qin, makanya Shangguan Qin marah. Lalu bagaimana Shangguan Qin bisa tahu dan datang kemari?... Ternyata itu berkat kembang api yang ditembakkan Chen Shi tadi. Oh, jadi kembang api tadi adalah tanda bahaya milik Mahkamah Agung, dan anehnya, si kucing bisa mengetahuinya? Siapa si kucing ini?
Para penjahat pun dipenjara, si kucing juga dipenjara, sedangkan yang lain disidang sama Shangguan Qin. Chen Shi sebenarnya ditanyai hanya sebagai saksi, tapi pernyataan jujurnya tentang si kucing ajaib, jelas terlalu tidak masuk akal dan konyol bagi Shangguan Qin.
Walaupun dia akui kalau rencana mereka ini bisa berhasil berkat Chen Shi dan si kucing itu, tapi tetap saja rasanya sama sekali tidak masuk akal memikirkan seekor kucing bisa melakukan hal sehebat itu.
Shangguan Qin jadi curiga kalau Chen Shi pasti mengarang cerita atau diperintahkan seseorang untuk itu. Karena itulah, dia langsung saja memerintahkan agar Chen Shi dipenjara bersama si kucing.
Shangguan Qin sebenarnya dia juga curiga kalau si kucing itu ada hubungannya dengan Kasus Pembunuhan Siluman Kucing yang belakangan ini menghebohkan masyarakat. Pada malam kejadian itu, sekitar dua jam setelah mereka menemukan si gadis penghibur gemetar ketakutan dan mengklaim bahwa ada seekor siluman kucing membunuh si pejabat, si pejabat ditemukan mati mengenaskan di atas gerbang kota.
Makanya dia curiga dengan Chen Shi dan si kucing itu. Entah apakah benar kalau pembunuhnya siluman kucing atau bukan, pokoknya mereka harus bisa memecahkan kasus ini. Jika mereka gagal, akibatnya bisa berdampak ke seluruh Mahkamah Agung.
Para penjaga penjara ketakutan karena si kucing itu terus mengamuk dengan ganas. Hanya Chen Shi satu-satunya yang tidak takut padanya, bahkan meminta agar dia dikurung di satu ruangan dengan si kucing, yakin kalau dia bisa menenangkan si kucing.
Namun tepat saat Sun Bao membuka pintu penjara, si kucing mendadak menyerang Sun Bao sampai Sun Bao terjatuh dan kepalanya terhantam lantai sampai dia pingsan.
Chen Shi berusaha menenangkan si kucing tapi si kucing langsung menggigitnya dengan ganas. Pun begitu, Chen Shi bertahan, membiarkan si kucing menggigitnya sampai dia pingsan. Namun tak pelak itu membuat si kucing mulai mempercayainya dan akhirnya melepaskan gigitannya.
Tak lama kemudian, Chen Shi mulai tersadar. Namun dalam keadaan setengah sadarnya, dia melihat dirinya diseret keluar penjara oleh si kucing... yang tiba-tiba saja berubah menjadi manusia yang sontak saja membuat Chen Shi pingsan lagi saking shock-nya.
Saat akhirnya Chen Shi benar-benar sadar, dia malah mendapati seorang pria asing sedang menjaganya di sebuah kamar tua yang tak pernah dirawat, penuh dengan sarang laba-laba. Pria itu mengaku bernama Li Bing, orang dari mahkamah agung yang agak terlambat muncul, Chen Shi belum pernah bertemu dengannya.
Tapi dia tidak menjawab tentang bagaimana ceritanya Chen Shi bisa berakhir di sini dari yang awalnya di penjara, dan masalah kucing itu, dia mengklaim kalau dia sudah melepaskan kucing itu.
"Mulai hari ini, aku yang akan mengambil alih kasusmu," ujar Li Bing, "akhirnya giliranku untuk muncul."
Bersambung ke episode 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam