Sinopsis Love Destiny 2 Episode 14

Rid masih tetap tinggal setelah yang lain pergi untuk lanjut mengajari Pudtarn teknik pedang, dan mereka jadi semakin dekat berkat itu.


Rid masih belum menyerah tentang festival lampion. Dia memberitahu Pudtarn bahwa dia akan menjemput Pudtarn, jadi mereka akan berangkat bersama.

Acara itu disebut Upacara Chong Prieng, akan diadakan di Wat Phuttai Sawan. Mereka akan melakukan penghormatan pada leluhur yang dulu membangun kota ini.

Makanya acara ini juga akan dihadiri dan dipimpin langsung oleh Raja dan keluarga kerajaan. Hanya saja rakyat jelata dilarang melihat langsung, jadi nantinya Raja akan dilindungi oleh tirai.

Pudtarn bingung, kenapa rakyat biasa tidak boleh melihat Raja? Alasannya apa? Rid mendadak bingung sendiri mendapat pertanyaan itu, soalnya dia juga tidak tahu jawabannya. Pokoknya tradisinya seperti itu.

Dia tidak tahu juga kenapa tradisinya begitu, dan selama ini juga tidak pernah ada siapa pun yang mempertanyakannya. Jadi bagaimana? Dia akan menjemput Pudtarn nanti?

 
Sayangnya, Pudtarn masih bersikeras menolak. Rid mendadak ngambek lagi karenanya, bingung kenapa Pudtarn tidak mau pergi. Kenapa? Apa alasannya?

"Aku hanya tidak mau pergi, tidak perlu ada alasan."

"Harus ada!"

"Tidak!"

"Pokoknya harus ada!"

"Ya ampun! Aku tidak punya alasan. Ini cuma jawaban otomatisku. Aku tidak mau pergi, jadi aku tidak akan pergi. Ngerti nggak sih?!"

Semua orang jelas bingung mendengar kata-kata anehnya, "oto... apa?" bingung Rid.

"Otomatis!"

Bingung dan kesal, Rid akhirnya pergi. Tapi tak lama kemudian, Pudtarn mendadak kedatangan tamu bulanan. Waduh! gawat, dia tidak punya pembalut. Eung malah menyuruhnya pakai sabut kelapa. Pfft! Ogah!

Pudtarn mendadak kepikiran Kade, dan langsung pergi sana. Untungnya, Kade yang sudah berpengalaman, bisa membantunya dengan baik dan memberinya beberapa pembalut buatannya sendiri.

Sekalian, dia juga membawa beberapa sample kosmetik buatannya sendiri untuk diberikan pada kedua putrinya Kade. Dia bahkan mendadani mereka pakai makeup brush yang tak sengaja terbawa di tasnya saat dia pindah ke dunia masa lampau ini.

Namun kesenangan mereka mendadak tersela saat Khun Ying muncul dengan muka cemberut, terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Pudtarn. Bahkan dia mendadak menyarankan Pudtarn untuk segera menikah... dengan pria yang statusnya sepantaran dengannya. 

Jelas-jelas dia mengira dan secara tak langsung menuduh Pudtarn ingin menjadi menantu keluarganya ini. Makanya dia dengan sinis menyarankan Pudtarn untuk tidak berpikir untuk mendapatkan pria yang statusnya di atasnya.

Pudtarn jelas kesal mendengar ucapannya yang jelas-jelas penuh hinaan itu hingga seketika itu pula Prik dan Chuang mendadak ketakutan melihat pelototan Pudtarn yang sama persis seperti Karakade yang asli dulu.

Untungnya Pudtarn tetap bisa menahan diri dan emosinya. Setelah Khun Ying masuk kamar, Kade dan kedua putrinya dengan manisnya mengajak Pudtarn ke upacara Chong Prieng bersama. Merekalah yang akhirnya berhasil meyakinkan Pudtarn untuk pergi ke acara itu.

Rid sendiri baru tiba di rumah tak lama kemudian, gara-gara sebelumnya cuma keliling ke sana kemari tanpa tujuan sampai membuat Choi kecapekan mendayung perahu.

Melihat Eung dan Perm di sini, Rid sudah kepedean saja mengira Pudtarn datang mencarinya. Tapi Eung dengan polosnya menyangkal. Pfft! Choi sontak menahan tawa geli mendengarnya.

Klin datang saat itu, membawakan pasokan untuk dapur rumah ini. Rid menyambutnya dengan akrab yang pastinya membuat Klin berbunga-bunga. Mereka pun ngobrol akrab tentang pengalaman ayahnya Rid waktu beliau dulu dikirim dalam rombongan duta besar ke Perancis.

Tak lama kemudian, Kade dan rombongannya muncul dan melihat keakraban mereka. Pudtarn tampak jelas cemburu melihat pemandangan itu. Kade pun tak senang namun dia tetap ramah pada Klin.

Klin pun langsung kesal melihat Pudtarn lagi, tapi tentu saja dia tidak bisa sinis seperti biasanya terhadap Pudtarn di hadapan Kade sekeluarga dan cuma bisa menahan kesal saat mendengar Kade mengundang Pudtarn untuk makan Somtam bersama mereka sekeluarga kapan-kapan.

Apalagi kemudian dia mendengar Kade ternyata mengajak Pudtarn ke Upacara Chong Prieng dan menyuruh Rid untuk menjemput Pudtarn nanti.

Klin jadi marah-marah sepanjang hari gara-gara itu. Sebenarnya dia juga sadar kalau dia entah mengapa bisa begitu benci setengah mati pada Pudtarn, tapi tetap saja dia terus menyalahkan Pudtarn. Bahkan saat pelayannya berusaha membela Pudtarn, Klin sontak ngomel-ngomel memarahinya.

Pudtarn masih kesal setengah mati memikirkan hinaan Khun Ying terhadapnya tadi. Dia sadar betul apa maksudnya dan siapa yang dia maksud. Siapa juga yang mau menikah sama cucunya itu?! Yaa.... walaupun harus dia akui kalau Rid itu memang tampan, baik, ramah, dan mengembalikan kalungnya tanpa meminta bayaran.

"Menurutmu, apakah dia menyukaiku mengingat dia sering mampir kemari atau mungkin dia hanya menganggapku aneh dan dia ingin tahu tentang aku?" tanya Pudtarn.

Menurut Eung, Rid memang tertarik pada Pudtarn. Dia sangat yakin. SURE! Tapi... dengan perbedaan status mereka, Pudtarn cuma bisa jadi istri keduanya Rid. Istri pertamanya Rid nantinya adalah orang yang akan dijodohkan oleh Raja padanya. Masalahnya, apakah Pudtarn akan bisa cocok dengan istri pertamanya Rid? Syukur kalau istri pertamanya Rid baik, kalau tidak, apa Pudtarn bisa menoleransinya?

Mendengar itu, Pudtarn dengan manisnya memeluk erat Eung. Akan tetapi, dia menegaskan bahwa satu-satunya yang dia inginkan sekarang ini hanya satu, yaitu Kitab Krishna Kali. Jika dia bisa pulang, maka semua ini hanya akan menjadi mimpi. Tapi jika tidak bisa pulang, maka dia tidak akan membiarkan dirinya sendiri bersedih.

Baginya, cinta itu tidak penting, yang penting adalah mencari nafkah untuk bertahan hidup. Mending dia menjomblo seumur hidup daripada harus jadi istri kedua. Jika dia punya suami terus suaminya selingkuh, dia akan meninggalkan pria itu lalu dia akan menjadi janda kembang paling cantik se-Ayutthaya.

Tapi Eung yang selalu menyayangi Pudtarn karena kebaikan Pudtarn kepadanya, jelas tidak rela dia pergi dan berharap Pudtarn akan tetap tinggal di sini.

Keesokan harinya, Rid datang lagi dengan muka masih cemberut dan terus diam sampai Pudtarn bingung. Jadilah mereka cuma diem-dieman sampai akhirnya Pudtarn tidak tahan dan mengancam akan meninggalkannya kalau dia tidak ngomong apa-apa.

Ancamannya berhasil, Rid akhirnya mulai bicara dan tanya kenapa sekarang Pudtarn mendadak berubah pikiran tentang masalah pergi ke Upacara Chong Prieng.

"Itu saja? Kau datang cuma untuk menanyakan itu saja?"

"Iya!"

"Ya karena Bibi mengundangku."

"Tapi aku mengundangmu duluan. Kenapa kau menolakku?"

"Karena aku tidak bisa menolak Bibi."

"Tapi kau bisa menolakku?"

"Apakah aku bisa atau tidak itu tidak penting."

"Ngomong apa? Aku tidak dengar, katakan lagi." 

"Aku tidak akan mengulanginya, tenggorokanku sakit."

Rid mendadak khawatir, "tenggorokanmu masih sakit? Lama sekali, aku ingin membawamu berobat. Kenapa kau tidak mau?"

Pfft! Pudtarn sampai gregetan mendengarnya benar-benar mengira kalau dia sakit tenggorokan. Tapi Rid benar-benar tulus mengkhawatirkannya, bahkan saking cemasnya dia langsung saja mendekati Pudtarn yang otomatis membuat Pudtarn mundur ketakutan hingga Pudtarn tak sengaja terjatuh karenanya, dan jelas saja Rid jadi semakin mengkhawatirkannya.

Dia ingin membantunya berdiri, tapi Pudtarn tidak nyaman dan langsung berdiri sendiri. Sungguh dia tidak mengerti apa masalahnya dengan dia pergi ke upacara Chong apalah itu. Memangnya dia tidak boleh berubah pikiran? Kenapa Rid datang sepagi ini hanya untuk menanyakan masalah ini?

"Aku... hanya... ingin tahu. Aku tidak tahu kalau seseorang bisa mengubah pikirannya begitu mudah dalam satu hari. Aku sudah mengganggumu, maafkan aku."


Rid akhirnya pergi dengan tertunduk sedih dan otomatis membuat Pudtarn jadi merasa bersalah juga. Untungnya ada Choi yang dengan bijak menasehatinya untuk tidak terlalu resah tentang Pudtarn. Bagaimanapun, Pudtarn tidak punya siapa-siapa di sini selain Rid.

Gui khawatir sama cucunya, tingkahnya belakangan ini mencurigakan, dia jadi curiga kalau Klin mau ketemuan sama Song di Upacara Chong Prieng nanti. Sebenarnya Song itu punya banyak aspek bagus, sayangnya, dia punya banyak istri dan anak. Jelas dia tidak mau cucunya berakhir jadi istri kesekiannya Song.

Dia juga khawatir dengan Pudtarn, apalagi setelah mendengar Pudtarn nantinya akan dijemput seseorang dari kediaman Ork Ya Visut Sakorn. Dia tidak percaya dengan omongan orang kalau Pudtarn adalah saudara jauhnya Kade biarpun mereka sangat mirip. Pudtarn jelas-jelas tidak sama dengan orang-orang di sini, jadi mana mungkin dia saudara jauhnya Kade. Dia yakin kalau Kade cuma berbaik hati pada Pudtarn.

Yang paling mengkhawatirkannya sekarang adalah cucunya yang semakin lama semakin tidak masuk akal. Karena itulah, dia menyuruh pelayannya untuk selalu mengawasi Klin. 

Jangan sampai Klin bertemu dengan keluarga Ork Ya Visut Sakorn di acara itu nanti. Fakta kalau keluarga Ork Ya hanya mengundang Pudtarn seorang jelas membuat Gui semakin cemas dengan apa yang nantinya akan dilakukan Klin terhadap Pudtarn.

Dia tidak sadar kalau Klin mengupingnya dan sontak sakit hati mengira neneknya cuma mengkhawatirkan Pudtarn seorang dan mengira kalau dia adalah penjahat, mengira kalau neneknya lebih menyayangi Pudtarn daripada cucunya sendiri. Pikirannya itu membuatnya jadi semakin benci pada Pudtarn, mengira Pudtarn menggunakan pelet pada neneknya.

Neneknya mengira kalau dia akan menyakiti Pudtarn di acara itu. Tidak, dia tidak akan menyakiti Pudtarn, tapi dia akan menghancurkan semua yang Pudtarn cintai.

Menjelang Upacara Cho Prieng hari ini, kedua pelayannya Kade membantu mendadani Pudtarn. Dia cantik sekali sehingga membuat Rid terpesona. Rid memberitahunya bahwa upacara ini diadakan di Wat Phutthai Sawan yang merupakan kuil kuno yang dibanun sejak era raja pertama, Raja U-thong. Raja yang membangun Ayutthaya sekitar 400 tahun yang lalu (sekitar abad ke-14).

Selain Rid dan Pudtarn, kedua adik Rid juga sedang flirting dengan masing-masing pria yang naksir sama mereka. Ming naksir Kaew, sedangkan In naksir Prang. Mereka asyik ngobrol dan bercengkerama tanpa menyadari Klin yang sedang memperhatikan dari kejauhan dengan penuh benci, entah rencana licik apa lagi yang hendak dia lakukan pada Pudtarn.

Bersambung ke episode 15

Post a Comment

0 Comments