Sinopsis Love Destiny 2 Episode 15

Upacara dimulai saat Raja dan keluarga kerajaan tiba. Raja dan para pejabat penting melakukan upacaranya di dalam kuil, sedangkan masyarakat di luar kuil.


Melihat suasana kuil membuat Pudtarn jadi teringat bibinya. Sejak dia kecil, bibinya selalu menyuruhnya untuk membuat derma di kuil setiap peringatan meninggalnya kedua orang tuanya.

Tapi Pudtarn tidak pernah mau dan selalu melakukannya hanya karena dipaksa oleh Bibi. Hal inilah yang sering kali memicu pertengkaran dengan Bibi, apalagi setiap kali Bibi tanya apakah Pudtarn merindukan orang tuanya, Pudtarn selalu jujur menjawab tidak. 

Kenapa dia tidak merindukan mereka? Ya karena mereka sudah meninggal dunia sejak dia masih kecil sehingga dia bahkan sudah tidak begitu ingat dengan wajah mereka.

Jelas saja sikapnya ini membuat Bibi jadi heran dan berpikir kalau Pudtarn mendadak berubah seperti jadi anak orang lain sejak kecelakaan itu sehingga dia bahkan tidak pernah peduli dengan mending kedua orang tuanya.

Acara itu juga dimeriahkan dengan pesta kembang api yang merupakan hadiah kiriman dari Kaisar Cina untuk Raja Thaisa. Usai kembang api, acara dilanjutkan dengan melarungkan lampion ke sungai yang membawa doa masing-masing orang yang melarungkannya. 

Sementara semua orang menikmati suasana sambil flirting dengan gebetan masing-masing, Klin seorang yang terus mengawasi Pudtarn dengan penuh kebencian. Apalagi saat melihat betapa terpesonanya Rid pada Pudtarn.

Keesokan harinya, Rid mau pergi menemui Pudtarn lagi. Jelas saja Khun Ying tak senang, apalagi Rid terang-terangan menyatakan kalau dia menyukai Pudtarn dan berniat menjadikan Pudtarn sebagai istrinya satu-satunya. Pfft!

Khun Ying sontak tak setuju, Pudtarn cuma orang rendahan yang tidak sederajat dengan mereka. Pokoknya dia hanya akan setuju kalau Rid menikah dengan Prajeen. Pudtarn cuma bisa jadi istri keduanya Rid.

Kade tidak sependapat dengan ibu mertuanya itu. Dia memang tidak melawan Khun Ying secara langsung, tapi jelas dia menyetujui pilihan Rid. Satu-satunya yang dia pedulikan adalah kebahagiaan putranya, siapa pun yang Rid inginkan, biarlah Rid sendiri yang memilihnya. Khun Ying ngotot tak setuju, tapi Rid juga tak peduli dan langsung saja kabur ke rumah Pudtarn.

Kade jadi tidak tenang karena masalah ini. Dia berusaha bicara pada suaminya, memintanya untuk membantu Rid dan bicara pada Khun Ying supaya Khun Ying tidak ikut campur dalam masalah pemilihan istri Rid. 

Kade tidak ingin putranya menikah dengan seseorang yang tidak dia inginkan. Bagaimana jika dulu Khun Ying ngotot melarang Por Dech menikah dengannya, apakah Por Dech akan mendengarkan perintah Khun Ying?

Tentu saja Por Dech tidak akan mendengarkannya. Tapi masalahnya, Por Dech sendiri tak yakin bisa membantu. Bagaimanapun, situasi Kade dan Pudtarn beda. Kade adalah putri bangsawan, sedangkan Pudtarn hanya rakyat biasa.

Semalam, Klin bermimpi tenggelam dan ada seorang wanita misterius yang cuma diam tak menolongnya. Entah siapa wanita dalam mimpinya tersebut.


Hari ini, dia mulai melaksanakan rencana jahatnya pada Pudtarn dengan cara menghancurkan kebun sayurnya Pudtarn secara diam-diam yang jelas saja berhasil membuat Pudtarn murka setengah mati.

Saat tengah memindahkan sayuran-sayuran yang rusak, Perm tak sengaja menemukan sebuah gelang dan Eung langsung mengenalinya, itu adalah gelangnya Klin.

Mereka berdua langsung tahu siapa pelaku perusakan ini. Perm berniat menyembunyikannya dari Pudtarn karena khawatir kedua wanita itu akan ribut berkelahi lagi, tapi Eung langsung merebutnya dan melaporkan itu ke Pudtarn.

Bisa diduga, Pudtarn langsung panas mau melabrak Klin. Tapi untungnya Rid segera menghadangnya dan mengingatkannya bahwa sekarang ini dia tinggal di tanah ini. Tanah ini disewa oleh Nenek Gui, dan Klin adalah cucunya Gui, sedangkan Pudtarn cuma seorang penumpang. Pudtarn cuma beruntung Neneknya Klin baik padanya.

Dalam situasi apa pun, dia harus mempertimbangkan pro dan kontranya. Hanya dengan cara itu dia akan mengetahui mana yang terbaik dan bisa memutuskan apa yang harus dia lakukan. Kalau Pudtarn cuma melabrak Klin, satu-satunya hasil yang akan dia dapatkan hanya sensasi epik, kepuasan sementara, tapi konsekuensi yang akan dia hadapi akan jauh lebih besar.

Melampiaskan emosi hanya akan mengaburkan pikiran dan pada akhirnya akan membuatnya melakukan banyak kesalahan. Selain itu, melampiaskan emosi itu sama seperti lingkaran setan. Pudtarn marah pada Klin, Klin akan balas dendam lagi, begitu seterusnya. Lebih baik Pudtarn mengabaikan Klin saja demi kebaikan Gui.

Nasehatnya akhirnya berhasil menenangkan Pudtarn. Namun karena tidak ingin menyia-nyiakan sayuran yang rusak tapi masih bisa dikonsumsi itu, Pudtarn mendadak punya ide untuk memasak semuanya dan menjualnya di pasar.

Semua orang pun ikut membantunya memasak. Setelah jadi, dia memerintahkan Eung dan Perm untuk menjualnya ke pasar. Sedangkan dia sendiri memutuskan pergi ke rumahnya Gui.

Bukan untuk melabrak Klin, tapi mengembalikan kalung itu ke Gui sambil melirik sinis ke Klin yang tampak jelas gugup, tapi dia tidak bilang yang sebenarnya dan hanya beralasan kalau dia menghadiahkan benda itu ke Gui.

Gui sama sekali tidak curiga dan percaya-percaya saja pada Pudtarn, senang banget malah, mengira Pudtarn sangat baik dan dermawan, dan langsung memberikan gelang itu ke Klin. Klin berusaha menolak awalnya, tapi Gui memaksa sehingga mau tidak mau, dia harus menerimanya.

Saat Pudtarn kembali tak lama kemudian, dia mendapati Rid sedang memasak. Choi memberitahu kalau Rid sedang membuat dessert spesial untuk Pudtarn, dessert yang dibuat dengan penuh cinta untuk Pudtarn.
Bisa dibilang, semua dessert ini adalah pernyataan cinta Rid pada Pudtarn karena masing-masing memiliki makna tentang cinta. Pfft!

"Oh-ho, semuanya tentang cinta," komentar Pudtarn.

"Iya. Semuanya tentang cinta."

"Aku mengerti. Sepertinya, para pria di Ayutthaya menggunakan dessert untuk mengekspresikan cinta mereka."

"Betul seperti yang kau bilang."

"Tampaknya para pria di Ayutthaya pintar membuat dessert untuk merayu para wanita mereka."

"Oh, maksudmu aku? Aku sudah sering membuat dessert sebelumnya. Tapi untuk wanita, baru satu ini yang kurayu."

"Takutnya aku tidak akan memakannya hari ini, karena kata-kata seseorang jauh lebih manis daripada dessert-nya."

Pfft! Rid langsung berbunga-bunga mendengarnya dan langsung menyajikan semua dessert itu jadi satu untuk Pudtarn yang merupakan simbol cinta yang manis dan menyegarkan.  Pfft! Antara romantis tapi juga cringe. Choi sampai harus menahan tawa geli mendengar gombalannya.

"Cinta telah dimasukkan ke dalam empat jenis dessert ini," rayu Rid.

"Dia belum selesai juga (dengan rayuan gombalnya)," lirih Pudtarn.

Kalau begitu, karena Rid sudah membuatkan makanan super manis ini untuknya, Pudtarn akan membuatkan makanan gurih untuk Rid kalau dia ada waktu luang kapan-kapan. Wah! Rid sontak antusias dan penuh harap, mengharap makanan gurih yang akan Pudtarn buat juga memiliki makna tertentu.

Pudtarn geli mendengarnya, ya memang ada maknanya, yaitu... "pedas, lezat, sedap!"

"Lezat?"

"Kau tidak mengerti artinya, ya? Artinya..."

"Aku tahu. Setiap kali ibuku membuat som tam. Dia selalu bilang 'lezat'."

Ngomong-ngomong tentang som tam, Kade sekarang ini sedang mengajari Prajeen cara membuat som tam. Seperti sebelumnya, Prajeen cuma peduli apakah makanan ini disukai Rid atau tidak.

Hanya setelah Kade berkata kalau Rid sangat menyukainya, dia semangat untuk belajar membuatnya. Bahkan sekalipun rasanya nggak banget buat dia sendiri, tapi demi Rid, dia pura-pura enak dan suka.

Rid berjalan pulang tak lama kemudian dengan tertunduk galau. Dia sudah susah payah merayu Pudtarn, eh malah diketawain sama Pudtarn. Sungguh dia tidak mengerti kenapa Pudtarn malah menganggapnya lucu? Apakah Pudtarn menerima rayuannya?

Choi meyakinkan kalau Pudtarn itu pintar, tentu saja dia menerima rayuannya Rid, hanya saja, dia belum memberi jawaban.

"Dia tidak akan menolakku, kan?"

Tiba-tiba mereka mendengar suara tangisan wanita yang entah dari mana asalnya. Heh? Masa ada hantu di siang bolong?

Bingung, mereka pun mencari sumber suara saat tiba-tiba saja ada air menetes-netes ke bajunya Choi... yang ternyata berasal dari Klin yang lagi menangis sesenggukan di atas pohon.

Bersambung ke episode 16

Post a Comment

0 Comments