Sinopsis Governor's Secret Love Episode 3 & Episode 4

Xue Qing kepedean banget mengira Murong Cang cepat pulang demi dirinya, tapi Murong Cang dengan tegas tapi tetap sopan, langsung mengusir Xue Qing secara halus.

 

Saat Yun Jiao membantu mengobati lukanya, Murong Cang dengan sengit menyindir keberaniannya melawan Tuan Putri tadi dan memperingatkannya untuk tidak mengulangi perbuatannya itu atau dia tidak akan ikut campur menyelamatkan Yun Jiao lagi lain kali.

Tapi di sisi lain, dia cukup lembut juga pada Yun Jiao. Saat melihat jari Yun Jiao kotor karena noda darah, dia langsung membasuhnya dengan alasan kalau dia tidak ingin tangan bawahannya ternoda darah.

Tepat saat itu juga, salah satu kasim membawakan dupa sembari mengabarkan bahwa Tabib Yang sudah datang. Tapi Murong Cang memperhatikan kalau dupa kali ini aromanya beda dari yang biasanya.

Kasim melapor bahwa menurut informasi dari Ankang, bunga bakung kuning yang biasanya dipakai untuk dupa sedang habis, makanya diganti dengan daun arnebia yang biasanya sebagai sebagai obat penenang. Tapi Murong Cang tidak suka, jadi dia langsung memerintahkan si kasim untuk membawanya pergi.

Melihat Yun Jiao bergerak-gerak tak nyaman dengan seragam kasimnya, Murong Cang akhirnya berbaik hati mengizinkan Yun Jiao untuk kembali memakai pakaian perempuan lagi mulai besok.

Akhirnya, Yun Jiao senang banget dan langsung keluar dengan riang. Namun gara-gara tidak fokus lihat jalan, dia jadi tak sengaja menabrak Tabib Yang sehingga membuat isi kotak obat Tabib Yang tercecer.

Namun saat sedang membantu memungut kembali dua bungkus obat, tak sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan Tabib Yang dan seketika itu pula gelang gioknya menyala dan dia bisa melihat masa lalu Tabib Yang.

Ternyata sebelumnya, dia diancam oleh seseorang misterius bertopeng yang mengancamnya. Orang misterius itu ternyata menculik dan menyandera keluarga Tabib Yang, dan dia membuktikan bahwa dia memiliki keluarganya Tabib Yang dengan menunjukkan sebuah tusuk konde milik putrinya Tabib Yang yang dia simpan di ikat pinggangnya.

Dia mengancam Tabib Yang untuk memberikan dua bungkusan obat pada Murong Cang, jika tidak mau, maka dia akan menghabisi keluarganya Tabib Yang. 

Jelas saja penglihatan itu membuat Yun Jiao tercengang. Ankang seketika kesal sama dia dan langsung menegurnya. Bingung dengan penglihatannya tadi, Yun Jiao akhirnya memutuskan untuk mengabaikannya saja dan pergi.

Murong Cang dan Tabib Yang sendiri sebenarnya kerabat dekat. Lebih tepatnya, Tabib Yang adalah teman baik mendiang ayahnya Murong Cang. Dan hanya pada Tabib Yang-lah, Murong Cang mau menunjukkan luka di area perutnya yang sebelumnya dijahit sama Yun Jiao.

Makanya Tabib Yang-lah yang paling tahu tentang dendam dan rencana balas dendam Murong Cang pada pembvnvh keluarganya. Malah dulu, berkat Tabib Yang-lah, Murong Cang selamat dari pengebirian.
Tabib Yang juga yang membantunya bersembunyi di istana dengan pura-pura sebagai kasim agar dia punya kesempatan untuk menemukan pembvnvh keluarganya. 

Namun sekarang, terpaksa Tabib Yang harus menyerahkan dua bungkusan obat itu ke Murong Cang demi menyelamatkan keluarganya.

Usai mengganti penampilannya menjadi wanita kembali, Yun Jiao pun langsung menggosip bersama para pelayan lain, menanyakan masalah manianya Murong Cang.

Jadilah para wanita itu menggosip tentang rumor yang beredar tentang manianya Murong Cang yang  pernah disaksikan oleh salah satu kasim di mana dia melihat Murong Cang menggila membant41 banyak orang di malam hari.

Saking asyiknya menggosip, mereka sampai tidak sadar kalau Ankang dan Fugui lewat dan mendengarkan gosipan mereka. Fugui sopan menegur mereka yang sontak saja membuat para wanita itu menjerit heboh mengira ada hantu.

Ankang dengan tidak sabaran mengajak Fugui segera pergi untuk mengantarkan sup lembang pada Murong Cang. Takutnya tidak akan berkhasiat kalau sudah dingin.

Yun Jiao ingat kalau di dalam penglihatannya tadi, dia memang mendengar bahwa isi kedua bungkusan itu adalah lembang dan daun arnebia. Jika dikonsumsi secara sendiri-sendiri, kedua bahan itu aman. Namun jika dikonsumsi secara bersamaan, maka bisa jadi racun mematikan.

Dan saat inilah Yun Jiao baru ingat sesuatu yang tadinya dia abaikan, tusuk konde milik putrinya Tabib Yang yang dimiliki si orang bertopeng misterius itu sebenarnya ada di ikat pinggangnya Ankang. Gawat! Dia pengkhianat.

Yun Jiao pun sontak lari ke kamarnya Murong Cang dan menghentikannya tepat waktu sebelum dia meminum racun itu dan mengonfrontasi Ankang dan membuktikan tuduhannya terhadap Ankang dengan merebut tusuk konde yang ada di ikat pinggangnya Ankang.

Seketika itu pula Angkang akhirnya menunjukkan dirinya yang sebenarnya dengan menyandera Yun Jiao untuk memaksa Murong Cang meminum racun itu.

Murong Cang tanpa ragu menurutinya dan meminum sup lembang itu, dan ternyata dia tidak mati. Kenapa? Karena sebelumnya, ternyata saat Tabib Yang menyerahkan dua bungkusan obat itu, dia juga diam-diam memperingatkannya akan adanya pengkhianat di kediamannya ini.

Dia lalu menyuruh Yun Jiao untuk menutup mata, dan begitu Yun Jiao menurut, dia langsung melemparkan mangkok itu ke Ankang dengan kekuatan yang cukup hebat sampai membuat mangkok utuh itu pecah dan pecahannya tepat mengenai pembuluh darah lehernya Ankang. (Pfft! Agak nggak masuk akal sih, tapi ya sudahlah)

Lepas dari Ankang, Yun Jiao langsung lari ke Murong Cang dan Murong Cang pun sigap menangkapnya dan melindungi pandangannya dari pemandangan mengerikan saat Ankang sakaratul maut.


Yun Jiao langsung pingsan setelahnya dan baru terbangun keesokan harinya dengan ketakutan teringat kejadian mengerikan semalam, meyakini kalau Murong Cang memang benar-benar pembvnvh berdarah dingin.

Dia jadi semakin ngebet ingin segera minggat dari rumah ini secepatnya dan kembali ke Kuil Changsheng. Terlebih dulu dia berniat meninggalkan surat hutang, tapi saat dia melihat kertas-kertas di meja, dia mendadak bingung karena kertas-kertas ini sama persis dengan kertas surat yang dulu diberikan Kak Mu Tuo untuknya.

Sayangnya, karena nama mereka beda, makanya Yun Jiao tidak kepikiran kalau Murong Cang adalah kak Mu Tuo, dan mengira kalau ini pasti cuma kebetulan, mengira semua kertas di istana mungkin memang seperti ini.

Usai menulis surat hutangnya, dia lalu berusaha melarikan diri lewat jalan belakang karena jalan depan dijaga dengan ketat.

Pada saat yang bersamaan, Murong Cang dan Tabib Yang bersama-sama menyembahyangi papan roh mendiang orang tuanya Murong Cang.

Dari percakapan mereka, Murong Cang mencurigai seseorang sebagai dalang utama kejadian semalam, yang dia butuhkan sekarang hanyalah kesempatan untuk mengadili orang tersebut.

Halaman belakang kosong. Wah! Sepertinya Yun Jiao bisa kabur dengan mudah nih. Eh tapi baru juga sedetik mikir begitu, dia malah mendadak kepergok sama Murong Cang yang kebetulan lewat.

Pfft! Gawat nih! Akhirnya Yun Jiao terpaksa harus melakukan keahliannya, berakting jadi orang gila, merangkak di kebun bunga kayak hewan sambil menggigiti bunga-bunga yang ada di sana.

Tapi lucunya, tingkah absurd-nya itu berhasil membuat Murong Cang yang biasanya sedingin es, refleks tersenyum kecil. Namun saat Tabib Yang mengomentari senyumannya, Murong Cang sontak pasang wajah dingin lagi dengan penuh harga diri.

Tapi tentu saja Murong Cang tahu kalau dia cuma sedang berakting. Dia penasaran, dari mana Yun Jiao bisa mengetahui tentang percobaan pembvnvhannya semalam.

Yun Jiao tanpa ragu berterus terang tentang kemampuan hebatnya yang bisa melihat masa depan dengan menyentuh orang. Mendengar itu, Murong Cang langsung saja mencengkeram tangan Yun Jiao dan menyuruhnya untuk mengatakan apa yang dia lihat di penglihatan masa depannya.

Waduh! Yun Jiao jelas ragu untuk mengatakan bahwa masa depannya Murong Cang akan penuh dengan kekacauan dan pertumpahan darah. Takutnya Murong Cang tidak akan percaya dan justru akan mengancam nyawanya.

Akhirnya dia memutuskan untuk memilih jalan aman dengan mengatakan setengah bagian penglihatannya saja, dan memberitahu Murong Cang bahwa nantinya Murong Cang akan sangat mencintainya dan tidak bisa melepaskan diri darinya.

Pfft! Murong Cang sontak emosi dan hampir memukulnya, tapi Yun Jiao dengan cepat mengklaim bahwa Murong Cang juga tidak akan tega memukulnya dan memarahinya.

Murong Cang tak percaya. Kalau memang dia akan jatuh cinta pada Yun Jiao, lalu kenapa Yun Jiao malah terus menerus ingin kembali ke Kuil Changsheng? Apa di sana ada kekasih lamanya Yun Jiao?

"Bukan begitu. Aku hanya sedang menunggu seseorang."

"Menunggu seseorang? Jika orang itu benar-benar peduli kepadamu lebih dari apa pun, dia tidak akan membiarkanmu menunggu. Berhubung kau bilang aku jatuh cinta kepadamu, malam ini, kau saja yang melayaniku untuk tidur."

HAH?! Yun Jiao jelas takut, tapi mau bagaimana, Murong Cang mengancamnya untuk menurut atau dia akan mati. Bahkan Fugui pun heran, soalnya baru kali ini Murong Cang menyuruh seseorang untuk melayaninya untuk tidur.

Untungnya melayaninya tidur itu ternyata cuma memijat Murong Cang yang membaringkan diri di pangkuannya. Murong Cang membujuknya untuk tetap tinggal di sini saja, lagian kan Yun Jiao bilang kalau dia bakalan jatuh cinta sama Yun Jiao.

Tapi Yun Jiao ogah, apalagi dia sudah tahu kalau Murong Cang tuh kasim palsu. Tapi tentu saja dia terlalu takut untuk menjawabnya secara terang-terangan.

Dia lalu menyuruh Yun Jiao untuk menyanyikan kembali lagu yang dia nyanyikan di Kuil Changsheng malam itu. Awalnya Yun Jiao ogah, tapi kali ini Murong Cang langsung mengancamnya lagi, jadi terpaksa Yun Jiao harus menurut dan mulai menyanyi lagi.

Menyanyikan lagu yang membuat Murong Cang teringat kembali akan kenangan masa kecil mereka bersama. Waktu itu, Yun Jiao kecil mengeluh bahwa dia ingin pulang ke rumahnya, tapi Murong Cang dengan lembut memberitahunya bahwa tempat ini (Kuil Changsheng) adalah tempat tinggalnya.

"Ke depannya, tempat ini adalah tempat tinggalmu," igau Murong Cang.

Ucapan yang sontak membuat Yun Jiao membeku teringat Kak Mu Tuo yang mengucapkan kata-kata yang sama persis seperti itu, "kau bilang apa?"

Menyadari dirinya keceplosan, Murong Cang mendadak bangkit dengan gugup dan menyangkal igauannya barusan, lalu cepat-cepat mengusir Yun Jiao.

Tapi saat Yun Jiao hendak pergi, Murong Cang mendadak memanggilnya kembali dan membahas kembali tentang ramalannya Yun Jiao. Setelah dia pikir-pikir, sepertinya ramalannya itu menarik. Jadi...

"Ke depannya, kediaman Kasim Pengawas adalah tempat tinggalmu. Mulai malam ini, kau tidurlah di kamarku," bisik Murong Cang dengan nada menggoda. Pfft!

Jelas saja ucapan genitnya itu membuat Yun Jiao jadi yakin kalau Murong Cang tidak mungkin Kak Mu Tuo. Kak Mu Tuo tidak mungkin mengucapkan kata-kata brengsek itu padanya.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments