Sinopsis Bambaşka Biri Episode 1 - Part 3

Sejak berita ini viral, pihak berwenang langsung mendapat berbagai telepon dari banyak wanita yang akhirnya berani angkat bicara membenarkan kebobrokan Hamdi Atilbay. Selama ini tidak ada seorang pun yang berani karena mereka diancam dengan nyawa mereka.

Kenan jijik mendengar semua itu dari Leyla, tapi dia tiba-tiba bertanya-tanya penasaran pada Leyla... "Apakah kau pernah merasakan itu? Perasaan untuk menjadi pembvnvh?"

"Aku mengerti kenapa bisa begitu marah dan murka, tapi membvnvh seseorang itu lain cerita. Aku lebih suka melihat orang itu menangis dengan penuh penyesalan di pengadilan."

Menangis di pengadilan karena menyesal. Pria itu sangat kaya, jika dia dipenjara, dia bisa keluar dengan mudah."

Namun Leyla dengan penuh percaya diri berkata bahwa jika orang itu dipenjara, dia tidak akan bisa keluar. Leyla lebih suka melawan orang seperti itu dengan menggunakan bukti. Membvnvh orang itu bukan keadilan tapi kejahatan lainnya.

"Aku cemburu pada orang itu, si pembvnvh" ujar Kenan, "apa kau sudah mengecek sosial media?"

"Tidak. Apa yang terjadi?"

"Orang itu (si pembvnvh) berubah menjadi pahlawan."

Leyla ngotot tak setuju, "sudah kubilang, dia pembvnvh."

"Aku tahu. Aku tahu. Tapi orang-orang menyukainya. Kurasa dia akan melakukannya lagi."

"Bagaimana kau tahu?"

"Aku tidak tahu. Hanya perasaanku saja."

Kenan lalu pamit untuk balik kerja, tapi sebelum pergi, dia setulus hati memuji kehebatan Leyla di pemakaman tadi. Leyla dengan rendah hati mengklaim kalau dia hanya melakukan tugasnya.

"Aku tahu, tapi awalnya aku tidak menganggapmu serius."

"Kenapa?"

"Kau terlalu cantik untuk dianggap serius."

"Aku tidak tahu apakah itu pujian atau hinaan."

Kenan meyakinkan kalau dia memuji, Leyla bukan hanya cantik tapi juga pemberani. Tentu saja dia ingin sekali mengajak Leyla makan malam, tapi dia ragu kalau Leyla bakalan datang.

Setelah memberikan pernyataannya pada kejaksaan, Sedef menolak tawaran perlindungan spesial untuknya karena mengkhawatirkan putrinya.

Maka setelah Sedef pulang, Leyla pun menginstruksikan polisi untuk mulai menyelidiki segala hal tentang keluarganya Sedef, setelah kejadian hari ini, seluruh keluarga itu sekarang adalah tersangka.

Kenan sedang membuat makan malam saat tiba-tiba dia kebingungan mencari satu pisaunya yang entah hilang ke mana. (Hmm, jangan-jangan itu pisau yang dipakai untuk membvnvh Hamdi, dan dia beneran tidak ingat apa-apa?)

Ayahnya Kenan mendapat informasi keberadaan Idris di sebuah bengkel. Sayangnya, orang sekitar memberitahunya bahwa Idris sudah tidak ada di sini.

Keesokan harinya, Kenan mengunjungi rumah orang tuanya. Mereka keluarga yang harmonis, ibunya pun sama seperti ibu-ibu lain yang mengkhawatirkan masalah jodoh putranya yang belum menikah sampai sekarang, tapi ayahnya Kenan tampak jelas mengkhawatirkan sesuatu tentang Kenan. (Hmm, apakah dia mengetahui sesuatu?). 

Ayahnya memperhatikan ada bekas luka sayatan kecil di jari Kenan, tapi Kenan bahkan baru menyadarinya dan bingung sendiri dari mana asalnya.

Malam itu, Leyla mendadak mendapat telepon misterius yang menginstruksikannya ke sebuah restoran. Leyla sontak cemas mengira si pembvnvh yang meneleponnya.

Sebenarnya dia bawa p1stol, tapi tetap saja dia khawatir, makanya dia menghubungi polisi dan meminta bala bantuan mereka, eh sesampainya di sana, dia malah menemukan Kenan-lah yang memancingnya ke sana hanya untuk mengajaknya makan malam.

Jelas saja Leyla jadi kesal dibuatnya dan hampir saja mau pergi. Kenan sontak panik mengejarnya dan meminta maaf berulang kali sampai akhirnya amarah Leyla mereda dan mau juga makan malam dengannya.

Dari percakapan mereka, Kenan mengetahui bahwa Leyla sekarang sedang mencari rumah kontrakan, maka kemudian, dia diam-diam menghubungi kenalannya untuk membantunya terkait rumah kontrakan.

Begitulah, bagaimana kemudian Leyla dihubungi seorang agen real estate yang mengundangnya untuk melihat-lihat rumah kontrakan baru, rumahnya memang bagus dan besar tapi harga sewanya juga tinggi, makanya Leyla ragu. 

Si agen real estate pun berkata bahwa dia akan mendiskusikannya dulu dengan si pemilik rumah untuk menurunkan harga sewanya.

Kenan baru saja sampai depan area tempat tinggalnya saat tiba-tiba dia melihat Idris di seberang jalan. Orang itu tampak jelas sengaja menunggu kedatangan Kenan lalu bergegas pergi dengan sepeda motornya, jelas-jelas dia sedang memancing Kenan.

Kenan pun langsung pergi mengejarnya sembari menelepon Leyla dan mengabarinya tentang masalah ini. Leyla dengan cepat menyusulnya, tapi sayangnya, Kenan kehilangan jejak orang tersebut di depan hutan.

Mereka berdua akhirnya menelusuri area itu dengan berjalan kaki, dan lagi-lagi, mereka menemukan sebuah boneka, kali ini boneka robot. 

Mereka pun terus menelusuri hutan hingga kemudian mereka menemukan sebuah rumah gubuk di tengah hutan. Leyla takut dan khawatir, tapi Kenan tak peduli dan nekat mau tetap menerobos gubuk itu tanpa perlu menunggu polisi datang, kelamaan.

Ternyata tidak ada siapa-siapa di sana, tapi Kenan super duper kepo dan terus mengabaikan ajakan Leyla untuk pergi dari sana, meyakini kalau pria itu memancing mereka kemari pasti ada alasannya.

Tidak ada apa-apa di bawah lantai kayu, tapi Kenan melihat ada tangga. Jelas ada sesuatu di atap. Kenan pun naik ke sana, dan sontak tercengang melihat ratusan boneka di sana. Sepertinya tempat ini sarangnya si pembvnvh.

Leyla baru menyusul tak lama kemudian, tapi yang tak disangkanya, dia malah menemukan sebuah foto yang menarik perhatiannya, foto masa muda ayahnya bersama dua orang pria yang salah satunya adalah Hamdi Atilbay. (Hah? Mereka punya hubungan apa?)

Leyla pun segera menyimpan foto itu, tapi tiba-tiba saja ada seekor lebah yang menyengatnya. Leyla berusaha tidak panik dan mereka pun bergegas pergi untuk mengambil obatnya Leyla.

Namun di tengah jalan, alerginya Leyla kambuh hingga dia sesak napas dan tidak sanggup berjalan lagi. Jelas saja Kenan panik dan bergegas lari secepatnya ke mobilnya Leyla, menghancurkan kaca mobilnya untuk mengambilkan obat.

Dia berhasil kembali ke Leyla tepat waktu dan menyuntikkan obatnya, tapi Leyla malah pingsan. 

Cemas, Kenan bergegas membawanya ke rumah sakit, dan untungnya Leyla berhasil diselamatkan tepat waktu. 

Kenan pun setia menjaganya sampai akhirnya Leyla sadar. Baru juga menginap semalam, belum sembuh sepenuhnya, tapi Leyla keras kepala mau keluar dari rumah sakit sekarang juga.

Kepala Jaksa masih belum juga mendapatkan kabar tentang Idris. Namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya, pemilik bengkel mengaku bahwa sekitar dua minggu yang lalu, ada orang lain yang mencari Idris juga, seorang reporter.

Oh? Curiga, Kepala Jaksa langsung menunjukkan foto putranya dan si pemilik bengkel membenarkannya. Tapi, waktu Kenan datang mencari Idris, penampilannya tidak serapi di foto, lebih acak-acakan, kayak gembel.

Informasi ini sontak membuat Kepala Jaksa jadi semakin mengkhawatirkan putranya hingga dia langsung  mendatangi seorang psikiatris untuk mengonsultasikan masalah putranya.

Dari pengakuannya inilah, diketahui bahwa Kenan memang memiliki Dissociative Identity Disorder (Gangguan Kepribadian Ganda) sejak dia masih kecil yang dikarenakan trauma berat di masa kecilnya.
Namun traumanya jelas bukan disebabkan oleh orang tuanya karena ternyata Kenan adalah anak adopsi, traumanya sudah ada sebelum dia diadopsi. 

Ada kepribadian lain dalam dirinya yang bernama Doğan. Masalahnya, Kenan sendiri sama sekali tidak tahu menahu bahwa di dalam dirinya ada kepribadian lain tersebut. Dia bahkan tidak tahu kalau dirinya sebenarnya adalah anak adopsi.

Sebelumnya Kenan sudah menjalani psikoterapi cukup lama untuk menangani masalah penyakit jiwanya. Makanya sekarang Kepala Jaksa khawatir, apakah mungkin penyakit jiwanya itu bisa kambuh kembali? Sayangnya, psikiatris mengaku iya, bisa. Bahkan kambuhnya bisa lebih parah.

Dalam flashback, kita melihat bahwa yang membvnvh Hamdi Atilbay memang adalah kepribadian Kenan yang lain, Doğan Kaya.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments