Recap Love Destiny 2 - Episode 8 & Episode 9

George gagal menangkap dua orang yang kabur dan itu sontak membuat Raja sangat amat murka dan langsung memerintahkan George untuk menyelesaikan masalah ini sampai tuntas, tidak boleh kembali kalau dia gagal.

Rid sangat khawatir dan berniat membantunya, tapi Raja tak peduli dan dengan egoisnya menyuruh George pergi sendiri tak peduli biarpun misi ini jelas-jelas berbahaya.

Jadilah George menyelinap ke rumah Pangeran Dum dengan hanya membawa seorang anak buahnya. Di sanalah mereka menguping percakapan Pangeran Dum dan istrinya. 

Memang Dum-lah dalang di balik penyerangan Raja tadi, dan dia juga berencana melakukan kudeta dengan bantuan sekutunya dari Kerajaan Khmer (Kamboja sekarang).

Mendiang Raja Harimau dulu menunjuk Bhorn sebagai penerus karena Bhorn dipandang memiliki kualifikasi yang lebih untuk menjadi seorang raja dibandingkan Raja yang sekarang, makanya Dum menikahkan putrinya ke Bhorn, jelas dengan harapan agar putrinya menjadi ratu dan dia menjadi mertua Raja.

Makanya sekarang dia tidak terima menantunya turun tahta dan putrinya gagal menjadi ratu. Istrinya sebenarnya khawatir dan dengan gigih berusaha menghentikannya, namun Dum tak peduli, ambisinya terlalu besar untuk mundur, bersikeras meyakini bahwa Raja yang sekarang tidak pantas dan tidak berkualifikasi untuk menjadi seorang Raja.

Sayangnya, George cepat ketahuan oleh para pengawalnya Dum. Mereka berusaha melawan, tapi mereka kalah jumlah dan pada akhirnya George terluka parah. Pun begitu, dia tetap berusaha sekuat tenaga untuk kabur dengan menyelam di sungai.

Raja akhirnya sadar dan mulai mengkhawatirkan George, makanya dia langsung membawa keempat anak buahnya untuk menelusuri sungai. Perasaan buruknya semakin lama semakin menguat sehingga dia tidak sabaran dan langsung mengambil alih dayung dan mendayung sendiri perahunya.

Saat inilah akhirnya mereka menemukan George. Sayangnya, luka George sudah sangat parah dan sangat kecapekan setelah berenang begitu lama sehingga dia tenggelam. Rid berhasil menyelamatkannya, sayangnya, nyawa George benar-benar sudah tidak bisa diselamatkan. Menyadari ajalnya sudah dekat, George segera memberitahu Raja tentang semua yang didengarnya tadi, setelah itu, George pun meninggal dunia. 


Raja begitu murka dan patah hati karenanya, namun menyadari mereka tidak bisa sembarangan menyerang Dum karena tidak punya bukti dan saksi pun sudah meninggal dunia, Raja pun memerintahkan agar kematian George dirahasiakan dulu dan pemakamannya dilakukan secara diam-diam.

Aww, kasihan Mali, kedua putranya sama-sama meninggal dunia. Dia begitu patah hati saat mendengar kematian George dari Kade sampai-sampai dia berniat ingin menyusul kedua putranya. Untungnya Kade berhasil menenangkannya dan menyemangatinya untuk bertahan hidup.

Peristiwa ini membuat Kade jadi teringat pelajaran sejarahnya dulu, bahwa sejarah Ayutthaya memang selalu dipenuhi oleh perebutan tahta di antara keluarga kerajaan, bahkan ada sebuah situs sejarah yang menjadi saksi bisu pertumpahan darah keluarga kerajaan Ayutthaya.

Dalam kesedihannya, Rid jalan-jalan dengan kudanya dan tanpa sadar kalau dia menuju ke rumahnya Pudtarn. Kebetulan dia bertemu Pudtarn yang saat itu sedang mencari kayu bakar. Pudtarn yang tidak tahu apa-apa, santai saja berdebat dengannya lagi, tapi perdebatan mereka berhasil membuat perasaan Rid mulai membaik.

Rid ternyata belum mengirim orang untuk menyusul saudaranya, malah baru memerintahkan Choi sekarang, makanya Pudtarn langsung heboh menuduh Rid tidak ada niat untuk membantunya.

Tapi Rid ngotot kalau orang kirimannya akan tetap bisa menyusul saudaranya karena saudaranya pergi pakai perahu, sedangkan orang kirimannya akan pergi pakai kuda. Pudtarn jadi kesal karenanya, tapi tiba-tiba dia ingin mengendarai kudanya Rid walaupun dia tidak tahu cara menunggang kuda. 

Jadilah Rid memboncengnya keliling hutan. Tapi Pudtarn mulai memperhatikan kalau hari ini Rid tidak seperti biasanya, lebih pendiam dan tampak sedih, dan itu membuatnya jadi penasaran.

Rid akhirnya curhat padanya tentang kematian George tanpa menyebutkan identitas George. Prihatin, Pudtarn berusaha menghiburnya, tapi gara-gara dia tidak begitu memahami ucapan dan gurauan Pudtarn, ujung-ujungnya dia jadi salah paham, ngambek dan langsung pergi.

Sesuai perkiraan Por Dech, Raja jelas tidak akan melepaskan Dum begitu saja. Hanya saja sekarang ini mereka tidak punya bukti kuat dan saksi untuk menjerat Dum. 

Apalagi Dum juga punya hubungan kuat dengan Bhorn dan punya banyak pejabat yang mendukungnya. Namun Raja yakin kalau Bhorn tidak mungkin berkonspirasi dengan Dum mengingat Bhorn sendiri yang menyerahkan tahta ini padanya.

Sesuai perkiraan Rid, Dum mendadak mendatangi Raja untuk mengetes berapa banyak yang Raja ketahui tentang kejadian itu. Namun dia berniat menerobos tempat pribadi Raja yang tidak boleh sembarangan dimasuki orang, makanya Raja sengaja cari perkara tentang masalah ini dan memerintahkan agar Dum dipenjara atas tuduhan masuk ke area terlarang tanpa izin.

Raja lalu memutuskan untuk memberitahukan masalah ini pada Bhorn, dan sepertinya Bhorn memang benar-benar memihak Raja, dia tampak begitu kesal mendengar percobaan pembvnvhan terhadap Raja dan setuju untuk mengeksekusi Dum.

Akan tetapi, di sisi lain dia juga khawatir. Bagaimanapun, Dum adalah kerabat mereka. Jika mereka mengumumkan bahwa Dum berniat menggulingkan Raja, takutnya orang lain akan menggosip bahwa Raja tidak layak menjadi raja sampai-sampai kerabat terdekat mereka berniat menjatuhkannya.

Jadi dia menyarankan agar Dum dihukum atas tuduhan menentang Raja dan masuk ke area terlarang tanpa izin saja. Mendengar itu, Raja berkata bahwa dia akan mempertimbangkan untung-ruginya dulu. Bagaimanapun, Bhorn memang benar, mereka semua adalah kerabat. Dia juga tidak ingin hubungan kekeluargaan mereka hancur.

Dia memberitahu Bhorn bahwa dia sebenarnya tidak menginginkan tahta ini, jika Bhorn menginginkannya, Bhorn tinggal bilang saja, maka dia akan memberikan tahta ini padanya. 

Dia tidak mau berebut kekuasaan dengan saudaranya satu-satunya. Bhorn sontak menjawabnya dengan bersujud padanya dan bersumpah setia padanya. Raja pun senang.

Dum akhirnya dihukum dan para prajurit kerajaan diperintahkan menyita semua harta benda keluarga Dum. Bhorn pun menegaskan pada keluarga istrinya bahwa dia tidak menginginkan tahta dan tidak terlibat dalam apa pun aksi yang dilakukan Dum, yang artinya, dia tidak akan menolong Dum.

Walaupun Dum dihukum hanya dengan tuduhan masuk area terlarang Raja, tapi gosip tentang rencana pemberontakannya sudah tersebar luas di seluruh penjuru kota, bahkan para pelayan saja mengetahuinya.

Dalam waktu singkat, Pudtarn berhasil mengembalikan uangnya Nenek Gui untuk menebus kalungnya. Dia mengaku bahwa dia mendapatkan uang itu dari hasil menjual masakannya (pada Raja waktu itu).
Nenek Gui kagum juga dengan kemampuannya. Namun tentu saja saat mereka hendak mengembalikan kalungnya Pudtarn, mereka tidak menemukannya di mana-mana.

Saat inilah Nenek Gui baru ingat keanehan kejadian sebelumnya, dia pernah melihat Klin ada di kamarnya saat dia baru bangun tidur, dan kunci peti penyimpanannya yang biasanya selalu dia bawa di tubuhnya, hari itu entah bagaimana bisa berakhir di atas meja.

Sontak saja nenek dan cucu itu langsung bertengkar hebat. Begitu mendengar Klin menjual kalung itu, Pudtarn sontak berubah menjadi begitu murka menjambak Klin. Kekejamannya sama persis seperti Karakade dulu, bahkan Nenek Gui saja sampai kaget dan ketakutan melihat kemarahan Pudtarn yang seperti ini.

Dia bahkan hampir saja menggampar Klin, tapi untungnya Nenek Gui dengan cepat mencegahnya dan mengingatkannya akan hukum dan berjanji akan mencari dan mengembalikan kalungnya Pudtarn, dan berjanji akan menghukum Klin dengan tangannya sendiri.

Dia bahkan langsung memerintahkan para pelayannya untuk mengikat Klin dan menc4mbvk Klin di hadapan Pudtarn. Nenek Gui sebenarnya juga tidak tega, tapi Klin sendiri yang keras kepala sehingga Nenek Gui terpaksa harus terus menghukumnya dengan keras.

Tanpa sadar, Pudtarn menikmati setiap c4mbvkan, rasanya seolah jiwa kejam Karakade mulai kembali muncul. Namun tiba-tiba, entah mengapa melihat Klin yang semakin ters1ksa, mendadak membuat Pudtarn mendapat penglihatan akan air yang dalam yang entah apa artinya.

Saat itulah Pudtarn akhirnya sadar dan menguasai diri, dan akhirnya menghentikan Nenek Gui dan berbesar hati menyudahi masalah ini sampai di sini, tapi bukan berarti dia memaafkan Klin, dia mengalah hanya demi Nenek Gui.

Masalah kalungnya, jika dia tidak bisa mendapatkannya kembali, maka dia akan menganggap itu sebagai pelunasan balas budi atas kebaikan Nenek Gui terhadapnya.

"Anggap saja ini sebagai hukumanmu karena membuatku kehilangan satu-satunya benda kenangan kedua orang tuaku. Kau juga yatim-piatu sepertiku, jadi kau harus tahu betapa beruntungnya kau memiliki Nenek Gui," sinis Pudtarn.

Sayangnya, Klin masih saja keras kepala menolak mengakui kesalahannya dan terus menyalahkan Pudtarn. Nenek Gui sampai frustasi sama dia, padahal cucunya dulu tidak seperti ini, entah setan apa yang merasuki Klin sampai dia jadi berubah begitu keji seperti ini.

Suatu hari, Rid mendatangi Pudtarn lagi saat Pudtarn mau belanja ke pasar. Untungnya Rid membawa Choi bersamanya, jadi saat dia kehilangan akal untuk ikut Pudtarn ke pasar, Choi-lah yang maju membantunya cari-cari alasan dan berhasil membuat Pudtarn mengalah dan jadilah Rid bisa ikut ke pasar.

Sepanjang jalan dia senyam-senyum gaje menatap Pudtarn dan beberapa kali ketahuan sama Pudtarn yang jelas saja langsung membuat Pudtarn menggodanya.

Awalnya Rid membayari semua belanjaan Pudtarn, tapi sebagai wanita mandiri, Pudtarn lama-lama menolak uangnya dan membayar belanjaannya sendiri.

Mereka semua begitu asyik belanja sambil bercanda tawa sampai tidak menyadari adanya seorang pria kekar menakutkan yang sedang mengintai mereka dari kejauhan dengan muka penuh amarah.

Kebetulan, Klin juga ada di pasar itu, berniat mencari Song tapi malah melihat si pria kekar. Dia mengenali si pria kekar. Ternyata pria itu adalah suaminya Eung yang dulu menjual Eung demi uang, tapi sekarang dia marah dan cemburu melihat keakraban  dengan Perm.

Melihat itu, Klin pun dengan liciknya menghasut pria itu, berbohong bahwa Pudtarn berniat mau menjodohkan Eung dengan pria baru.

Pudtarn sadar betul kalau Rid tertarik padanya dan terus curi-curi kesempatan untuk menatapnya, makanya dia getol menggodai Rid sepanjang jalan pulang.

Rid kan jadi malu dan gengsi. Makanya setelah mengantarkan Pudtarn, dia buru-buru kabur dan menolak mampir, dengan penuh gengsi beralasan kalau dia mau ke tempat lain padahal nggak punya tujuan.

Kade datang lagi menemui Pudtarn untuk menanyakan sesuatu. Mengingat wajah mereka kembar dan segala hal tentang mereka juga sama, makanya Kade curiga kalau mereka mungkin punya hubungan kekerabatan.

Dia pun langsung menanyai Pudtarn tentang keluarganya, dan dari sinilah akhirnya mereka berdua menyadari bahwa mereka memang bersaudara. 

Kade aslinya adalah sepupu ibunya Pudtarn, jadi Pudtarn adalah keponakannya Kade. Dari percakapan ini pula Kade mengetahui keadaan ibunya yang sekarang menjadi biksuni dan neneknya sudah lama meninggal dunia.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments