Recap Love Destiny 2 Episode 6 & Episode 7

Sesuai rencana yang sudah disepakatinya dengan saudara-saudaranya untuk membawa pergi buku Krishna Kali ke Song Kwae, Rid pun harus menggunakan segala macam alasan untuk menghadapi Pudtarn yang terus menuntut buku itu kembali.

Dia terus berputar-putar membuat segala macam alasan sampai membuat Pudtarn kesal dan tampak jelas kalau dia suka menggoda Pudtarn dan mulai tertarik padanya walaupun sering kali dia bingung dengan kata-kata aneh yang Pudtarn ucapkan.


Pudtarn akhirnya mengalihkan perhatiannya dengan memperindah rumah barunya. Menghiasnya dengan tirai, lonceng angin, dll. Dia juga berencana membuat kebun sayur, kolam ikan, dan lain sebagainya, tapi kemudian baru sadar kalau dia tidak punya biaya lebih.

Jadi dia memutuskan untuk mendatangi Nenek Gui untuk menawarkan kalung liontin heart emasnya untuk digadaikan, dan Nenek Gui baik hati banget memberinya uang lebih banyak. Tak pelak itu membuat Klin jadi kesal dan cemburu, dan langsung cari perkara menyindir Pudtarn lagi dan terus berusaha menghasut neneknya. 

Namun kali ini Pudtarn terlalu malas memedulikannya dan langsung pergi. Bahkan Nenek Gui pun hampir kehabisan kesabaran menghadapi cucunya yang semakin lama semakin kurang ajar ini.

Tapi Klin tak peduli dan terus mencari masalah dengan Pudtarn, meyakini kalau mereka berdua pastilah musuh bebuyutan di kehidupan sebelumnya, makanya sekarang dia selalu memusuhi Pudtarn.

Pfft! Mulutnya doang ganas, tapi setiap kali harus adu fisik sama Pudtarn, jelas dia kalah telak dan ketakutan sampai harus bersembunyi di belakang pelayan pribadinya.

Namun biarpun Rid dan yang lain sudah berusaha menyembunyikan tentang Pudtarn, tapi suatu hari, Kade tak sengaja menguping percakapan kedua putrinya tentang Pudtarn yang wajahnya sangat amat mirip dengannya. 

Dari situlah, dia akhirnya mengetahui bahwa kedua pelayannya ternyata juga mengetahui tentang Pudtarn tapi semua orang merahasiakannya darinya.

Kade jadi sangat penasaran dan langsung membawa kedua pelayannya untuk mencari dan menemui Pudtarn di rumahnya Gui. Sayangnya Pudtarn sedang tidak ada di rumah saat itu. Biarpun sudah ditunggu lama juga, Pudtarn tidak pulang-pulang dan kedua pelayannya juga tak tahu dia pergi ke mana. 

Tidak ada yang tahu kalau Pudtarn sedang frustasi, berjuang keras memancing ikan di sungai tapi ikannya lepas terus dari tangannya. Saat akhirnya kedua pelayannya mencarinya, mereka menemukannya sedang tidur siang di pinggir sungai. Mereka berusaha mengajaknya pulang secepatnya, tapi Pudtarn terlalu malas dan jalannya lama banget. Saat akhirnya mereka sampai rumah, tamu mereka sudah pergi. 

Rid dengan entengnya memberitahu Pudtarn bahwa buku Krishna Kali itu sudah dibawa pergi jauh oleh saudaranya yang sontak saja membuat Pudtarn emosi sampai dia menangis.

Saat inilah Rid baru paham bahwa alasan Pudtarn sangat menginginkan buku mantra itu adalah karena buku mantra itulah yang membawanya kemari dan meyakini bahwa buku mantra itu pula yang bisa membawanya kembali ke tempat asalnya.

Tapi berhubung Ruang sudah pergi sejak subuh, Rid tidak yakin akan bisa menyusul Ruang dan membawa buku itu kembali. Jadi dia berjanji bahwa jika dia tidak bisa menyusul Ruang, dia akan mengirim pesan ke saudaranya tersebut untuk membawa buku mantra itu kembali kalau dia pulang lain kali. 

Jadi, mau tidak mau, Pudtarn harus menunggu kurang lebih... enam bulan. Pfft! Lama sekali, Pudtarn sontak menangis lagi dan Rid jadi makin salting tak tahu harus bagaimana untuk menenangkannya.

Klin dengan liciknya mencuri kalungnya Pudtarn yang disimpan neneknya lalu meminta bantuan seorang prajurit istana kenalannya yang bernama Song untuk menjualkan kalung ini untuknya. Dia mengklaim bahwa kalung ini milik orang tuanya.

Secara kebetulan, Song menawarkan kalung itu ke Rid yang langsung mengenali kalung itu sebagai kalung miliknya Pudtarn. Dia langsung sadar kalau kalung ini dicuri dan dijual oleh Klin. 

Rid pun langsung membelinya tanpa ragu tapi dia menyuruh Song untuk merahasiakan tentang siapa yang membeli kalung ini dengan alasan bahwa dia tidak mau Klin membeli kembali kalung ini, dan Song dengan bodohnya mempercayai omongan semua orang. 

Pada akhirnya, kalung itu secara tak sengaja ditemukan oleh Kade saat sedang membersihkan kamarnya Rid. Kalung itu jelas langsung menarik perhatiannya karena desain heart-nya jelas desain dari dunia modern. 

Apalagi liontin itu ternyata bisa dibuka dan didalamnya ada foto kedua orang tua Pudtarn, foto bukan lukisan, makanya Kade jadi semakin heboh.

Pin dan Yam seketika ingat kalau mereka pernah melihat kalung itu dipakai oleh Pudtarn. Kade sebelumnya cuma mengira kalau wanita bernama Pudtarn itu adalah reinkarnasi kakaknya, tapi kalung dan foto ini membuatnya langsung sadar kalau Pudtarn ternyata berasal dari zamannya.

Makanya dia jadi semakin bersemangat untuk menemui Pudtarn lagi. Kali ini Pudtarn ada di rumah dan kedua wanita itu akhirnya bertemu juga, dan jelas saja mereka kaget melihat satu sama lain.

Kade memperkenalkan dirinya dengan menggunakan bahasa modern, dan dari situlah obrolan mereka dimulai dan saling mengetahui bahwa mereka sama-sama berasal dari dunia masa depan.

Hanya saja mereka datang ke dunia masa lampau ini dengan cara berbeda. Kade datang ke sini hanya dengan hanya jiwanya yang memasuki raga mati saudaranya, makanya dia tidak membawa apa-apa dari masa depan. 

Sedangkan Pudtarn datang dengan jiwa raganya, makanya barang-barang miliknya juga ikut. Kesamaan mereka adalah mereka bisa datang kemari berkat Krishna Kali.

Kade mengerti perasaan Pudtarn yang masih belum terbiasa dan belum bisa menerima situasi ini, karena itulah, dengan manisnya dia meyakinkan Pudtarn untuk berusaha menerima saja keadaannya yang sekarang, mungkin ini memang takdir.

Biarpun tidak ada kenyamanan dunia modern, tapi orang-orang di zaman ini sangat tulus. Bahkan yang jahat pun akan jahat secara tulus. Beda banget dengan orang-orang dunia modern yang penuh kemunafikan.

Pudtarn geli mendengar 'orang jahat yang jahat padanya secara tulus', Pudtarn mengaku sudah bertemu dengan orang semacam itu (Klin).

Raja Thaisa meminta bantuan Putra Mahkota Bhorn untuk mengawasi paman mereka, Pangeran Dum, karena Raja curiga bahwa Pangeran Dum sedang merencanakan kudeta.

Putra Mahkota Bhorn menerima tugas itu walaupun dia agak gelisah, antara percaya dan tidak percaya, apalagi selain paman mereka, Pangeran Dum juga ayah mertuanya. 

Sepertinya Raja juga mengkhawatirkan hubungan kedua orang itu, mungkin khawatir kalau Bhorn mungkin akan memihak Dum. Makanya dia meminta bantuan Bhorn, mungkin dengan tujuan untuk mengujinya.

Sekarang ini Dum masih belum melakukan apa pun, makanya Raja tidak sabaran ingin melakukan sesuatu untuk memancing Dum beraksi.

Rid menyarankan agar Raja memberikan sesuatu yang paling Dum inginkan untuk memancingnya, eh Raja malah berniat menggunakan dirinya sendiri sebagai pancingan yang jelas saja membuat para anak buahnya khawatir.

Karena itulah, Raja kemudian memerintahkan George untuk menyebar kabar bahwa dia mau menyamar menjadi rakyat jelata untuk jalan-jalan di kota. Pastikan Pangeran Dum harus mendengar kabar ini.

Para bawahannya tidak ada yang setuju, tapi keputusan Raja sudah bulat dan memerintahkan 4 orang di antara mereka untuk ikut menyamar bersamanya, Rid tidak diajak soalnya semua orang di kota ini mengenal Rid, jadi dia diperintahkan untuk jaga-jaga dari kejauhan.

Baru kali ini keluar istana, Raja agak kaget melihat sekitarnya. Di tengah jalan, dia melihat seorang suami meny1ks4 istrinya di hadapan publik tapi tidak ada seorang pun yang menghentikan mereka.

Pemandangan itu cukup mengejutkannya, hal semacam itu memang sudah menjadi budaya negeri ini, tapi pemandangan mengerikan barusan jelas membuat Raja tidak setuju dengan budaya ini dan berniat mereevalusinya.

Kebetulan, mereka lewat di rumahnya Pudtarn. Kebetulan pula Pudtarn sendirian saat itu dan jelas saja dia agak ketakutan menghadapi lima pria asing.

Tapi saat Raja mengaku bahwa mereka sedang kelaparan, Pudtarn tetap berbaik hati memasakkan makanan untuk mereka. Beberapa kali para anak buahnya Raja hampir saja membongkar penyamaran mereka, Pudtarn pun memperhatikan keanehan mereka, tapi sepertinya dia tidak curiga.

 

 
Karena Pudtarn sedang sendirian, jadi Raja memerintahkan para anak buahnya untuk membantu Pudtarn. Dua orang di antara mereka membantu Pudtarn memancing ikan, yang satunya membantu membersihkan ikannya, yang satu lagi membantu menyalakan api.

Raja dan yang lain juga menyadari kalau Pudtarn sangat mirip dengan Kade dalam segala hal, wajahnya, sikapnya, dan juga bahasanya yang agak aneh. 

Dan yang paling menarik perhatian mereka adalah cara masaknya yang tidak biasa, tapi rasa masakannya ternyata sangat enak, semua orang langsung makan dengan lahap. Hmm, apakah Raja mulai tertarik pada Pudtarn?

Kedua pelayannya Pudtarn baru pulang tak lama kemudian dan langsung kaget melihat Raja, mereka mengenalinya karena pernah melihatnya di upacara penobatan Putra Mahkota.

Tepat saat itu juga, tiba-tiba Raja diserang sekelompok orang yang memang sudah mereka tunggu-tunggu. Perang pun pecah, bahkan Pudtarn pun ikutan diserang.

Untungnya Pudtarn dan kedua pelayannya bisa menangkis serangan mereka dengan berbagai cara lucu-lucu sambil jejeritan heboh. Dan untungnya di saat kritis, Rid mendadak muncul menyelamatkan Pudtarn. Lucunya, mereka mendadak bekerja sama dengan baik saling melindungi dan menyerang para penjahat itu. 

 

Pertumpahan darah ini akhirnya dimenangkan pihak Raja. Sayangnya, mereka gagal menginterogasi satu orang yang selamat karena orang itu lebih memilih mati daripada mengungkapkan siapa bosnya.

Dari sinilah Pudtarn mengetahui bahwa yang dia kasih makan itu adalah Raja, itu membuatnya jadi agak ketakutan bin gugup dan tak tahu bagaimana harus menghormat pada Raja ala zaman dulu.

Pun begitu, dia tetap memberanikan diri untuk urusan bisnis... minta duit untuk makanannya tadi. Pfft! Yang lain sudah ketakutan saja mendengar keberanian Pudtarn, tapi untungnya Raja baik hati dan memerintahkan anak buahnya untuk membayar Pudtarn.

Pertemuan dengan Raja ini membuat Pudtarn ingin tanya-tanya tentang Raja dan dinasti Ban Phlu Luang pada Rid, tapi ternyata Rid dan semua orang di zaman ini tidak mengenal apa itu dinasti, makanya Rid bingung dan nggak nyambung dengan pertanyaan-pertanyaan Pudtarn.

Pudtarn pun jadi ikutan bingung, padahal jelas-jelas ada yang namanya Dinasti Ban Phlu Luang yang dia baca di buku sejarah semasa dia sekolah dulu.

Bersambung ke episode 8

Komentar:

Sejujurnya, aku agak kecewa karena season 2 ini tidak semenarik yang pertama. Yang pertama kan ceritanya unik dan engaging, komedinya juga dapet banget, sayangnya, aku tidak merasakan semua itu di season kedua ini. 

Karakter-karakternya juga tidak begitu menarik perhatian, chemistry mereka juga terasa kurang padahal masih dimainkan oleh aktor-aktor yang sama. Ditambah lagi, episodenya yang kebanyakan yang membuat ceritanya terasa lebih draggy.

Post a Comment

0 Comments