Sinopsis Story of Kunning Palace Episode 4 - Part 2

Keesokan harinya, Xue Ning leyeh-leyeh di taman belakang sambil memikirkan keanehan pemilihannya kali ini. Memang, di kehidupan sebelumnya, dia yang merebut kesempatannya Xue Hui. Tapi kenapa sekarang saat dia sudah berusaha untuk menghindar, pada akhirnya malah tetap tidak berubah?

Tiba-tiba Yan Lin muncul lagi, lagi-lagi, dengan memanjat pohon besar. Tapi Xue Hui sontak khawatir begitu melihat tangan Yan Lin diperban.

Yan Lin mengaku bahwa dia hanya habis latihan bertarung dengan seorang pengawal kaisar yang belakangan ini rutin datang ke barak militer keluarganya.

Dari ucapannya, Xue Ning bisa langsung menduga siapa si pengawal kaisar yang dia maksud, sudah pasti Zhou Yin Zhi. Dari Yan Lin pula, Xue Ning baru mengetahui bahwa Yin Zhi sudah membvnvh kuda kesayangannya dengan alasan bahwa kudanya sakit parah dan tidak bisa disembuhkan, jadi dia membvnvhnya untuk melepaskan penderitaan si kuda.

Xue Ning pun langsung memberitahu Yan Lin tentang latar belakang Zhou Yin Zhi dan bagaimana dia memanfaatkannya dan keluarga Jiang untuk bisa masuk ke Departemen Pengawal Kaisar, pastinya dengan maksud untuk memperingatkan Yan Lin untuk berhati-hati terhadap Zhou Yin Zhi.

Fakta kalau dia membvnvh kuda kesayangannya dengan begitu mudahnya, tak peduli apa pun alasannya, jelas membuktikan kalau orang ini tidak sederhana. Sebaiknya Yan Lin berhati-hati terhadap orang ini.

Sayangnya Yan Lin terlalu meremehkan peringatan Xue Ning, malah buru-buru berganti topik memberinya satu kantong kacang kesukaan Xue Ning yang sudah dia kupaskan semuanya.

Wow! Dia mengupas semuanya sendiri demi Xue Ning, tapi itu justru membuat Xue Ning jadi galau. Dia terharu, tapi juga tak enak hati. Yan Lin malah jadi salah paham melihatnya diam saja, mengira dia tidak menyukai kacang itu. 

Mengalihkan topik, Yan Lin pun ganti topik membahas masalah Xue Ning yang sebentar lagi akan masuk istana untuk jadi teman belakangnya Zhi Yi.

Bagaimana Yan Lin bisa tahu padahal belakangan dia selalu berada di barak militer?... Karena ternyata, terpilihnya Xue Ning adalah karena ulahnya Yan Lin yang sudah merekomendasikan Xue Ning pada Zhi Yi sejak awal. (Ah! Pantas saja waktu di pesta Keluarga You, Zhi Yi bilang kalau dia khusus datang hanya untuk melihat Xue Ning)

Yan Lin berpikir kalau Xue Ning pasti ingin masuk istana, ingin melihat istana, soalnya kan sebelumnya Xue Ning pernah bilang bahwa Xue Ning ingin melihat hal-hal yang belum pernah dia lihat. Ini kesempatan yang sangat bagus.

Hadeh! Dasar Yan Lin! Xue Ning jelas gregetan sama dia, tapi ya apa boleh buat. Ya sudahlah, terpaksa Xue Ning pura-pura senang saja sambil menampilkan senyum palsu.

Yan Lin tiba-tiba kepikiran sesuatu yang berhubungan dengan Xie Wei yang akan menjadi salah satu gurunya mereka, lalu mengajak Xue Ning keluar ke sebuah toko Guqin yang dimiliki seorang pria muda bernama Lu Xian.

Begitu mereka tiba di sana, mereka malah menyaksikan perdebatan antara Lu Xian dengan beberapa pelanggan yang meremehkan toko Guqin-nya Lu Xian ini.


Dari perdebatan mereka, ternyata Lu Xian dulunya satu angkatan dengan Xie Wei dalam ujian negara. Xie Wei mendapat peringkat pertama, sedangkan Lu Xian peringkat kedua. 

Makanya orang-orang itu meremehkan Lu Xian dan mengejeknya dengan membanding-bandingkannya dengan Xie Wei. Tapi Lu Xian tidak mudah untuk dibuli.

Malah dengan sengitnya dia menyerang mereka dengan sindiran yang jauh lebih pedas, karena biarpun dia kalah peringkat dari Xie Wei, tetap saja dia lulusan ujian kerjaan, tidak seperti mereka. Dan akhirnya dia sukses membuat semua orang pergi dengan kesal.

Awalnya Lu Xian tidak segera menyadari kehadiran Xue Ning dan Yan Lin. Tapi dia memiliki kuping tajam yang bisa menangkap bisik-bisiknya mereka, dan langsung sadar kalau Xue Ning adalah salah satu gadis yang terpilih masuk istana, dan mereka datang kemari untuk membeli Guqin karena nantinya dia akan diajar oleh Xie Wei.

Berhubung Yan Lin tidak masalah untuk beli yang paling mahal sekalipun, dan Xue Ning juga asal memilih yang mana saja, Lu Xian jelas sengaja memanfaatkan situasi ini untuk mematok harga setinggi langit untuk Guqin pilihan Xue Ning.

Yan Lin tidak masalah, Xue Ning yang masalah dan jelas keberatan dengan harga semahal itu. Lagipula, Yan Lin sudah banyak memberinya berbagai barang. Xue Ning tidak akan bisa membayar semuanya kembali seumur hidup.

Tapi Yan Lin tak peduli, "aku memang ingin kau berutang seumur hidup padaku."

Jadilah mereka membawa pulang Guqin pilihan asal Xue Ning itu. Tapi berhubung kereta kuda mereka entah ada di mana, Yan Lin pun pergi meninggalkannya sebentar untuk mencari kereta kuda mereka.
Kebetulan saat itu, You Fang Yin lewat. Malah sebenarnya dia berniat pergi ke Kediaman Jiang untuk mencari Xue Ning. 

Dia mau mengembalikan sisa uang yang Xue Ning berikan padanya waktu itu. Dia sudah menggunakan sejumlah cukup untuk mengurus pemakaman ibunya. Dia janji akan mengembalikan sisanya kalau dia sudah punya uang nanti.

Xue Ning menolak, tapi saat itu juga, dia malah melihat beberapa lebam baru di tangan Fang Yin, dia jelas habis dis1ksa lagi. 

"Fang Yin, apa kau masih ingin terus hidup seperti ini? Dulu kau selalu hati-hati karena ibumu, tapi sekarang dia sudah meninggal. Apa kau masih ingin terlibat dengan Keluarga You?"

Masalahnya, Fang Yin juga tidak tahu harus bagaimana, "apa aku bahkan punya pilihan lain?"

"Jika kau percaya padaku, lakukan apa yang kukatakan. Meskipun sekarang tidak bisa meninggalkan Keluarga You, tapi tidak lama lagi, kau pasti bisa mengubah takdir ini."

Tak lama kemudian, Yan Lin kembali dengan membawa kereta kuda. Xue Ning pun pamit pergi. Dia tidak sadar bahwa ada salah satu pengawalnya Xie Wei yang sedari tadi mengawasinya dan menguping percakapan mereka.

Lu Xian ternyata berteman akrab dengan Xie Wei. Malah, mungkin Xie Wei adalah bosnya, dan Xie Wei benar-benar sangat perhitungan sehingga Lu Xian bahkan tidak bisa mengorupsi sedikit pun. Dari ucapannya, sepertinya Xie Wei juga turut andil dalam pemilihan Xue Ning untuk masuk istana.

Biarpun tampaknya dia selalu cuek tentang Ibu Wan, tapi Xue Hui ternyata diam-diam menyalakan lilin altar di sebuah kuil. Lilin altar itu dia nyalakan tanpa nama, tapi dia sudah mulai membakarnya sejak empat tahun yang lalu, jadi sudah pasti kalau itu untuk Ibu Wan.

Tepat saat itu berjalan pergi, Shen Jie baru saja datang. Saat mereka berpapasan, mereka seperti merasakan sesuatu yang aneh dan familier lewat, tapi karena pandangan mereka sama-sama terhalang banyak orang, jadinya mereka tidak saling melihat satu sama lain.

Namun perasaan ini mengingatkan Shen Jie akan kejadian setengah tahun yang lalu. Dia juga pernah datang kemari waktu itu. Dia berkuda dengan sangat kencang bertepatan dengan sebuah kereta kuda yang berjalan ke arah berlawanan. Dan kereta kuda itu adalah kereta kudanya Xue Hui.

Kudanya Shen Jie tak sengaja menciptrati kudanya Xue Hui sehingga membuat si kuda mendadak jadi liar sehingga si kusir terlempar dari kereta dan Xue Hui terombang-ambing di dalam kereta.

Untungnya Shen Jie sigap mengejar kereta kuda itu dan berhasil menguasai si kuda dengan cekatan, menyelamatkan Xue Hui. Itulah pertemuan pertama mereka dulu.

Mereka tidak benar-benar bertatap muka waktu itu, Shen Jie hanya pernah melihat wajahnya sekilas melalui tirai kereta yang goyang tertiup angin, namun dia langsung terpikat. 

Apalagi Xue Hui juga sangat baik dan lembut, bahkan memberinya selembar sapu tangan untuk mengelap dirinya dan sama sekali tak mempermasalahkan kejadian barusan.

Mereka juga sefrekuensi, sama-sama taat beragama dan menerapkannya dalam sikap mereka dalam memperlakukan orang lain, makanya Xue Hui juga langsung suka padanya. Tapi setelah itu, mereka langsung berpisah tanpa saling berkenalan.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments