Sinopsis Story of Kunning Palace Episode 4 - Part 1

Xue Ning keluar dari rumah Zhou Yin Zhi dengan galau. Sekarang dia mengerti kenapa di kehidupan sebelumnya, orang pertama yang Yan Lin habisi saat melakukan pemberontakan adalah Zhou Yin Zhi. Yan Lin bahkan memaku kepalanya di gerbang kota agar masyarakat bisa melihat nasib si pengkhianat itu.

Tapi di atas segalanya, Xue Ning baru sadar bahwa dialah yang paling bersalah dalam musibah yang menimpah Keluarga Yan di kehidupan sebelumnya, karena dialah yang memperkenalkan Yin Zhi ke Yan Lin. Dia jadi cemas, apakah kedatangannya mencari Yin Zhi hari ini adalah keputusan yang salah?

Peringatan yang dia berikan pada Yin Zhi tadi, sebenarnya adalah interpretasi dari peringatan yang pernah Zhang Zhe ucapkan pada Xue Ning di kehidupan sebelumnya. Semoga saja peringatan yang dia katakan pada Yin Zhi tadi, bisa membawa perubahan untuk kehidupan yang sekarang.

Pertemuannya dengan Xue Ning barusan juga membuat Yin Zhi ketakutan. Bagaimana tidak? Dia sadar betul kalau Xue Ning yang sekarang, sangat berbeda daripada Xue Ning yang dulu. Padahal sejak pindah ke ibu kota 4 tahun yang lalu, dia tidak pernah lagi bertemu Xue Ning, namun entah bagaimana bisa Xue Ning mengetahui segala hal tentang dirinya.

Xue Ning bahkan tahu kalau dia punya kuda kesayangan, padahal dia baru mendapatkan kuda ini tahun yang lalu. Xue Ning yang sekarang jelas terlalu menakutkan baginya. Karena itulah, Yin Zhi akhirnya dengan berat hati tapi harus tega untuk membvnvh kudanya agar Xue Ning tidak akan bisa lagi menggunakan kelemahannya untuk menjeratnya dan meminta istrinya untuk merahasiakan masalah pertemuannya dengan Xue Ning barusan.

Dari percakapan antara Ibu Suri dengan Xue Shu, ternyata Kaisar sedang sakit cukup parah dan mungkin tidak akan bisa disembuhkan. Biarpun Ibu Suri sedih atas keadaan putranya tersebut, tapi tak ada yang bisa dia lakukan selain mempersiapkan penerus tahta.

Masalahnya, Kaisar (yang merupakan kakaknya Shen Jie dan Shen Zhi Yi) tidak memiliki keturunan. Jadi jika Kaisar mangkat nantinya, maka penerusnya adalah Shen Jie. Karena itulah, Ibu Suri ingin mempersiapkan segalanya untuk itu. 

Berhubung Ibu Suri berasal dari Keluarga Xue, Ibu Suri ingin menikahkan Shen Jie dengan keponakannya, Xue Shu. Jika nantinya Kaisar mangkat dan Shen Jie naik tahta, maka Xue Shu-lah yang akan menjadi permaisuri. Kekuasaan dan kekuatan Keluarga Xue di istana pun akan semakin kuat.

Pada saat yang bersamaan, Xie Wei menemui Kaisar untuk memohon pada Kaisar agar dia juga dijadikan guru pengajar Tuan Putri. Biarpun Tuan Putri seorang wanita, tapi dia juga penerus keluarga kerajaan.

Jadi selain mempelajari segala etiket wanita terhormat, Tuan Putri juga harus belajar yang lain. Ucapannya benar, jadi Kaisar langsung menyetujuinya.

Lagi-lagi, biarpun sudah berusaha untuk menghindari nasib yang sama, namun entah mengapa takdir terus menjeratnya kembali. Xue Ning, entah bagaimana bisa terpilih masuk istana untuk menjadi teman belajar Putri Agung Leyang.

Nyonya Meng sontak marah-marah, awalnya menyalahkan suaminya, ujung-ujungnya dia menuduh Xue Ning main curang. Alih-alih menjelaskan, Xue Ning malah ikut terbakar emosi dan langsung pergi.
Jelas lah Xue Ning kesal. Dia benar-benar tidak ingin mengulang sejarah, eh malah harus mengulang sejarah. Entah siapa yang sebenarnya ingin mencelakainya.

Biarpun kecewa, tapi Xue Hui menerima hasil ini dengan ikhlas. Dia bahkan memberi hadiah satu paket peralatan tulis mewah untuk Xue Ning. Namun Xue Ning masih tidak bisa mempercayainya, masih meyakini kalau Xue Hui tuh munafik. 

Xue Ning bisa melihat dengan jelas kalau Xue Hui ingin sekali masuk istana, tapi ternyata segalanya gagal, malah adiknya yang tidak berpendidikan yang terpilih. Seharusnya Xue Hui berpikir kalau dia pasti berbuat curang.

Xue Hui mengakui kalau dia memang sangat ingin masuk istana. Wanita mana di dunia ini yang tidak menyukai kemakmuran, iya kan? Namun dia benar-benar ikhlas dengan kegagalannya ini dan tidak akan mengeluh. Semua hal memiliki takdir dan jodohnya, mungkin ini memang bukan takdir dan bukan jodohnya.

Xue Ning sinis tak mempercayainya, "aku ingat empat tahun yang lalu saat aku tiba di ibu kota, kau tidak seperti ini. Setidaknya tidak seperti sekarang ini. Cara bicara yang dibuat-buat seakan adalah orang yang baik hati, seorang palsu yang tidak punya perasaan. Apa kau tahu kenapa aku tidak menyukaimu? Bukan hanya karena kau lebih baik dariku, lebih menonjol dariku, kau menikmati semua yang seharusnya adalah milikku."

Sudah empat tahun berlalu, Xue Hui sudah mengetahui asal-usulnya dan mengetahui apa yang dilakukan ibu kandungnya Xue Hui adalah demi Xue Hui. Tapi tidak pernah sekalipun Xue Ning mendengar Xue Hui menanyakan apa pun tentang Ibu Wan.

Xue Ning mengaku bahwa sebelum Ibu Wan meninggal dunia, beliau menitipkan gelang warisan keluarganya padanya untuk diserahkan pada Xue Hui.

Tapi sampai sekarang, Xue Ning tidak pernah memberikan gelang itu pada Xue Hui... "Karena menurutku, kau tidak pantas untuk itu."

Xue Hui awalnya berusaha bersabar dan menghindari topik ini, tapi ucapan terakhir Xue Ning itu sontak membuatnya tidak tahan untuk mendebatnya. Biarpun Ibu Wan adalah ibu kandungnya, tapi semua ini terjadi juga karena Ibu Wan. Ibu Wan membuat seluruh Keluarga Jiang jadi bahan tertawaan. Xue Ning pikir hanya dia seorang yang menderita?

Posisi Xue Hui sendiri tidak mudah. Jika dia tidak menanyakan apa pun tentang Ibu Wan, itu sama saja dia sudah mengecewakan Ibu Wan yang sudah berjasa melahirkannya. Namun jika dia menanyakan Ibu Wan, itu sama saja dia mengecewakan Nyonya Meng yang selama ini berjasa mendidiknya.

Karena dia tidak bisa memuaskan kedua pihak, makanya dia bersikap netral. Xue Ning sinis mendengarnya. Xue Hui bilang kalau dia netral? Tapi menurut Xue Ning, Xue Hui adalah orang yang selalu membandingkan keuntungan dan kerugian, dingin dan tak berperasaan.

Xue Hui tak peduli, silahkan kalau Xue Ning mau membencinya. Yang pasti, dia tidak pernah berpikir untuk balas dendam pada Xue Ning.

Xue Ning kagum juga mendengar jawaban, "kenapa dulu aku tidak menyadari, kaulah orang yang cocok menjadi permaisuri."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments