Sinopsis Scent of Time Episode 6 - Part 2

Saking malunya, keesokan harinya Hua Qian buru-buru melarikan diri kembali ke rumah orang tuanya. Ye Lan mendengar masalah ini dari pengawalnya, tapi dia memutuskan diam saja dan tidak mengejar Hua Qian.

Pada saat yang bersamaan, Xi Wu mendapat informasi dari pengawalnya tentang identitas asli Mu Yao dan bahwa Ye Lan juga mengetahui siapa dia, dan Hua Qian berteman dekat dengan Mu Yao sebelum dia menikah.

Informasi ini membuat Xi Wu jadi cemas, jelas dia sadar betul kalau hubungan Ye Lan dan Mu Yao tidak biasa. Ye Lan biasanya sangat cuek pada para gadis, tapi dia justru mengenal bahkan mempekerjakan Mu Yao sebagai pelayan di rumahnya.

Lebih anehnya lagi adalah sikap Hua Qian. Hua Qian menjebak Ye Lan dengan menggunakan obat untuk menikahinya, tapi kenapa setelah menikah dia justru berubah menjadi sangat toleran, bahkan membiarkan Mu Yao menjadi pelayannya Ye Lan?

Pengawal bertanya-tanya apakah mereka harus mengutus orang untuk mengawasi kediaman Ye Lan, tapi Xi Wu menolak. Lagipula, kasus Keluarga Mu juga sudah selesai. Jika masih ada yang harus diungkap, dalangnya akan beraksi lagi.

Ayah dan Ibu Hua penasaran dengan kepulangan Hua Qian yang begitu mendadak, mengira kalau Hua Qian dan Ye Lan sedang bertengkar, makanya Hua Qian kabur dari rumah.

Hua Qian menyangkal dan beralasan kalau dia hanya sangat merindukan ayah dan ibu, makanya dia pulang dan akan tinggal beberapa hari di sini.

Tapi Ayah Hua tak setuju dan langsung menegur sikapnya yang kekanak-kanakan. Dia baru menikah dua bulan tapi sudah kabur ke rumah orang tuanya, apa yang akan dipikirkan orang lain tentangnya dan tentang kedua keluarga mereka? Perbuatan Hua Qian ini bisa mempermalukan semua orang.

Apalagi jika mereka benar-benar tidak bertengkar, maka Hua Qian tidak boleh berbuat seperti ini pada Ye Lan. Ingat! Hua Qian sendiri yang dulu sangat ingin menikahinya. Jadi lebih baik Hua Qian pulang setelah makan malam nanti.

Hua Qian lama-lama jadi kesal. Bagaimana tidak? Berulang kali dia bilang kalau dia dan Ye Lan tidak bertengkar, tapi tidak ada yang percaya. Saking kesalnya, saat Hua Shen mencoba bertanya juga, Hua Qian sontak membentaknya.

Berbeda dengan kedua orang tua mereka, Hua Shen sebenarnya justru senang adiknya pulang dan senang juga dengan sikap adiknya kali ini. Biarpun terdengar emosional, tapi dengan bersikap seperti ini, maka tidak akan ada yang berani merundung Hua Qian di luar sana.

Hua Qian melamun sedih sepanjang hari karena masalah ini. Sikap keluarganya membuatnya menyadari bahwa selama ini, baik di kehidupan sebelumnya maupun kehidupan sekarang, sebenarnya dia selalu berjuang sendirian. Dia pikir bahwa keadaan akan menjadi lebih baik setelah dia diberi kesempatan kedua. Tapi sepertinya dia salah. 

Ayah dan ibunya benar. Bagaimanapun, dia sudah menikah sekarang. Dia sudah bukan milik keluarganya lagi. Dia tidak boleh terus menerus mencari perlindungan keluarganya setiap kali terjadi sesuatu. 

Lagipula, mereka juga tidak memahaminya. Tidak ada yang bisa memahaminya. Insiden hari ini membuatnya menyadari bahwa beberapa hal tidak semudah dugaannya. Lebih baik mengandalkan dirinya sendiri.

Ye Lan lagi-lagi mencoba meyakinkan Mu Yao bahwa Hua Qian tidak bersalah. Tapi tiba-tiba dia menyadari keberadaan seseorang misterius yang sedang menguping mereka.

Cemas, dia langsung memerintahkan Nan Feng untuk memperketat penjagaan. Ye Lan curiga kalau orang itu adalah mata-mata kiriman Keluarga Ge, si keluarga yang ahli dalam meniru itu. Mereka memang sudah ditangkap beberapa tahun yang lalu, tapi dia curiga kalau mereka sekarang kembali.

Keesokan paginya, Qian Zhi mendapati Hua Qian bangun pagi-pagi sekali. Bahkan kali ini Hua Qian mendadak bersemangat ingin mempelajari semua Buku Besar kediaman Zhong, makanya dia memanggil kepala Pelayan Ji dan Bibi Li untuk membantunya mempelajari semua itu.

Kesadarannya kemarin bahwa dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri inilah yang membuat Hua Qian mendadak ingin mempelajari semua ini. Siapa tahu, berbagai pengetahuan yang dia pelajari akan berguna baginya di masa depan.

Dari salah satu buku, dia mendapati bahwa Ye Lan memisahkan mahar pernikahannya dari rekening utama karena itu adalah hak Hua Qian sepenuhnya.

"Itu berarti jika kami bercerai, aku bisa membawa semuanya," komentar Hua Qian. Pfft! Bibi Li sontak menutup mulutnya dengan panik.

Malam itu, Mu Yao baru masuk kamar saat dia menyadari ada orang yang menyelinap masuk ke kamarnya. Dia adalah pria misterius yang kemarin malam menguping percakapan Ye Lan dan Mu Yao. Pria ini jelas datang untuk Mu Yao, karena ternyata, dulu Mu Yao pernah menyelamatkannya.

Dulu, pria ini pernah diburu karena mencuri dan dia menyembunyikan dirinya di kamarnya Mu Yao. 

Dia menyandera Mu Yao untuk membantunya bersembunyi. Namun yang tak disangkanya, Mu Yao bukan hanya membantu menyembunyikannya, tapi juga memberinya obat untuk lukanya, bahkan mengingatkannya untuk berhati-hati agar tidak tertangkap. Mu Yao tidak peduli asalkan dia tidak menyentuh keluarganya.

Sekarang, Mu Yao masih mengingatnya. Sama seperti dulu, dia juga tidak peduli apa pun tujuan pria itu datang kemari asalkan tidak membuat masalah untuknya. Apalagi tempat ini bukan rumahnya.

Pria itu langsung saja mengusulkan agar Mu Yao pergi bersamanya. Dia janji akan membantu kasus Ayahnya Mu Yao. Dia tahu tentang itu karena kasus itu ramai dibicarakan oleh masyarakat.

Mu Yao sontak jadi semakin waspada terhadapnya, "Siapa kau?"

"Kau ingin tahu? Ikut aku dan akan kuberi tahu. Aku mengamati, tidak ada orang di rumah ini yang mempercayaimu. Jika tetap di sini, kau tidak akan terbantu dan kau tidak akan menemukan apa pun. Aku akan membantumu mencabut kasus itu."

"Kenapa kau ingin membantuku?"

Tentu saja untuk berterima kasih karena sebelumnya, Mu Yao menyelamatkan hidupnya. Mu Yao bisa percaya padanya karena hanya dia bisa mempercayai Mu Yao. Namun bahkan sebelum mereka sempat melanjutkan percakapan mereka, pengawal di luar, mendadak muncul dan men3mbakkan p4nah hingga melukai lengan pria itu.

Tidak ada waktu lagi, pria itu berkata kalau dia akan menjemput Mu Yao secara terbuka setengah bulan lagi lalu memukul leher belakang Mu Yao hingga dia pingsan, lalu kabur lewat jendela belakang.

Saat Ye Lan masuk, dia mendapati Mu Yao terbaring pingsan di meja. Cemas, dia langsung memindahkan Mu Yao ke kasur, memerintahkan anak buahnya untuk mencari si pencuri itu, lalu bergegas ke kamarnya Hua Qian untuk mengecek keadaannya, takut Hua Qian kenapa-kenapa. Syukurlah Hua Qian baik-baik saja.

Jelas dari ekspresi Hua Qian, dia tahu apa yang terjadi dan siapa si pencuri yang masuk ke kamarnya Mu Yao itu. Ye Lan khawatir melihat kamarnya Hua Qian kurang penjagaan, karena itulah dia akan mengirim pengawal tambahan kemari.

Hua Qian sebenarnya ingin menolak, tapi karena dia melihat pelayannya diam-diam memberinya isyarat untuk menerimanya, Hua Qian akhirnya setuju. Jelas dia tahu apa maunya si pelayan, dia menginginkan si pengawal baru yang ganteng itu.

Melihat Hua Qian tampak sangat memedulikan masalah upacara sembahyang leluhur yang akan diadakan dua minggu lagi, Ye Lan meyakinkannya bahwa dia sendiri yang akan mengurus acara itu. Hua Qian selama ini selalu lemah, makanya dia khawatir.

Hua Qian dengan sopan berterima kasih atas perhatiannya, tapi kemudian dia secara tak langsung mengusir Ye Lan yang jelas saja membuat Ye Lan semakin kebingungan.

Dia awalnya mengira kalau sikap dingin Hua Qian adalah karena Hua Qian menyesal menikah dengannya, mengingat mereka menikah karena terpaksa, karena waktu itu dia mabuk dan merusak reputasi Hua Qian. 

Tapi di hari ulang tahunnya kemarin bilang kalau Hua Qian mencintainya. Canggung, Hua Qian mengklaim kalau ucapannya waktu itu cuma basa-basi saja, tidak perlu terlalu dipikirkan.

"Tidak, aku tahu itu pasti mengganggumu. Jadi, kau melampiaskannya hari itu. Aku menghindarimu belakangan ini untuk berpikir sendiri. Karena ini salahku, aku harus bertanggung jawab. Qian, aku tidak akan pernah mengecewakanmu."

Hua Qian sontak terdiam galau, Ye Lan tidak tahu saja kalau dia sebenarnya dijebak Hua Qian. Tapi Hua Qian tidak bisa memberitahunya sekarang, jadi dia buru-buru mengusir Ye Lan dengan alasan kalau dia sudah lelah karena mempelajari Buku Besar dan mempersiapkan upacara sembahyang leluhur. Mereka bisa bicara setelah upacara selesai.

"Kenapa tidak sekarang?"

"Terlalu rumit untuk dijelaskan. Aku terlalu sibuk untuk mengutarakan pendapatku. Tuan, tolong maafkan aku."

Ye Lan agak kecewa sebenarnya, tapi baiklah, dia akan menuruti perkataan Hua Qian. Ye Lan pun pergi, dan Hua Qian menyuruh pelayannya untuk bicara pada Kepala Pelayan Ji dan memilih pengawal ganteng yang dia sukai itu.

 

Hua Qian antusias memikirkan kejadian yang akan datang. Akhirnya sebentar lagi dia akan bertemu si penyusup itu, pengagum Mu Yao nomor tiga setelah Ye Lan dan Xi Wu.

Adegan Bonus:


Pria yang mendatangi Mu Yao itu jelas bukan orang biasa dan bukan sekedar pencuri biasa. Malah sebenarnya dia adalah tuan muda keluarga kaya. Dia mengetahui keberadaan Mu Yao setelah anak buahnya menyelidiki kasus ini.

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

0 Comments