Sinopsis Scent of Time Episode 6 - Part 1

Karena Ye Lan mengejek dan meremehkan permainan Guqin-nya Mu Yao, Xi Wu langsung saja mengusulkan agar Ye Lan memberikan Mu Yao padanya saja dengan alasan agar Mu Yao bisa menghibur ibunya yang bosan di rumah. Ye Lan malah cuma diam tak menanggapinya dan hanya menatap Xi Wu dengan tajam. Oooh, sepertinya mulai muncul persaingan memperebutkan wanita nih.

Eeeeh... nggak ding! Ternyata semua itu cuma khayalannya Hua Qian. Errr, bukan. Sepertinya itu bukan cuma khayalan, tapi mungkin memang kejadian yang pernah terjadi di kehidupan yang sebelumnya.

Makanya lamunannya itu membuatnya senyam-senyum gaje, berpikir bahwa kejadian yang sama akan terulang di kehidupan yang sekarang. Bahkan saking larutnya dalam lamunannya, Hua Qian sampai tidak mendengar saat Xi Wu memanggilnya, dan baru sadar saat Qian Zhi menegurnya. 

Malu menyadari semua orang sedang menatapnya dengan aneh dan kebingungan, Hua Qian beralasan kalau dia hanya mengagumi musiknya Mu Yao yang sangat indah. 

Memang sih, Xi Wu memuji bakat musiknya Mu Yao sesuai harapannya Hua Qian. Tapi... ternyata tidak ada bagian Ye Lan meremehkan permainan musiknya Mu Yao, dan tidak ada perdebatan memperebutkan Mu Yao di antara kedua pria itu.

Malah kemudian, Xi Wu ingin sekali mendengar permainan Guqin-nya Hua Qian, karena kabarnya, Hua Qian adalah salah satu pemain Guqin yang terbaik di kota ini dan langsung membujuk Hua Qian untuk bermain Guqin.

Lah?... Hua Qian jadi bingung sekarang. Dia berusaha menolak dengan sopan dengan alasan kalau dia tidak sebanding dengan Mu Yao, tapi Xi Wu terus bersikeras membujuk Hua Qian untuk menunjukkan keahlian Guqin-nya.

Tapi Hua Qian juga tak kalah keras kepala dan ngotot menolak dengan alasan bahwa dia akan memainkan Guqin untuk Xi Wu lain kali, sekarang ulang tahunnya Ye Lan, jadi dia tidak mau mencuri perhatian.

Pfft! Dia tidak sadar kalau dia sudah membuat Ye Lan kecewa. Sekarang kan ultah suaminya, jadi seharusnya dia bermain Guqin untuk suaminya dong, tapi dia malah menolak dan menjanjikan untuk memainkan Guqin untuk pria lain. Ye Lan langsung saja memerintahkan agar Guqin itu dibawa pergi. 

Xi Wu penasaran, karena Hua Qian sangat menghargai ulang tahunnya Ye Lan, berarti Hua Qian pasti menyiapkan hadiah khusus untuk Ye Lan. Iya, kan? Pantas saja tadi Ye Lan terburu-buru ingin pulang. Karena Hua Qian tidak akan memainkan musik indahnya, berarti pasti dia punya hadiah lain yang lebih istimewa.

Pfft! Hua Qian sebenarnya hendak menyangkal, tapi melihat Ye Lan dan semua orang menatapnya dengan penuh harap, Hua Qian tiba-tiba punya ide untuk masalah hadiah itu lalu bergegas keluar sebentar.

Sebenarnya dia memang tidak menyiapkan hadiah apa pun karena dia pikir kalau Mu Yao yang akan menjadi bintang utamanya. Lah kok sekarang malah lain dan justru dia sendiri yang jadi pusat perhatian. Hua Qian jadi panik sendiri sekarang.

Tak lama kemudian, Hua Qian akhirnya kembali dengan membawa semangkok mie panjang umur untuk Ye Lan yang dia masak sendiri. Ye Lan memperhatikan ada bekas merah terbakar di telapak tangan Hua Qian yang jelas membuktikan bahwa memang Hua Qian sendiri yang memasak mie panjang umur itu untuknya.

"Kuharap kau menikmatinya dan bisa melihat niat di balik hadiah ini," ujar Hua Qian tulus.

Ye Lan senang dan tersentuh, "terima kasih."

Tapi Xi Wu heran, dia tahu kalau Keluarga Hua sangat memanjakan anak-anak mereka, bahkan membebaskan Hua Qian dari pekerjaan rumah tangga. Makanya dia penasaran kapan Hua Qian mulai belajar masak?

Hua Qian mengklaim kalau dia mempelajarinya secara diam-diam untuk memberi Ye Lan kejutan. Tapi Xi Wu tampak tak yakin dengan alasannya setelah memperhatikan keheranan Qian Zhi. Pastinya Qian Zhi heran karena dia yang selalu menemani Hua Qian sehari-hari tapi tidak pernah melihat Hua Qian belajar masak.


Hua Qian memang berbohong tentang itu. Sebenarnya dia belajar masak saat dia berada di pengasingan selama satu tahun di kehidupannya yang sebelumnya. Siapa sangka, berbagai ketrampilan yang dia pelajari selama masa pengasingannya, ternyata bisa sangat membantunya sekarang. Tapi yang dia bingungkan, kenapa permainan musiknya Mu Yao tidak menyebabkan perpecahan antara Ye Lan dengan Xi Wu?

Ye Lan mulai memakan mie-nya dengan senyum bahagia, (tapi errr... kok kayaknya, Xi Wu tidak senang melihat itu. Apakah dia cemburu? Katanya dia sukanya sama Mu Yao, tapi kok kayaknya dia tidak benar-benar tertarik apalagi naksir sama Mu Yao? Malah kayaknya dia lebih tertarik pada Hua Qian, terutama sejak dia sadar kalau Hua Qian yang sekarang, beda dari Hua Qian yang sebelum menikah).

Bahkan sampai malam, Xi Wu masih juga tidak pulang-pulang. Hua Qian bosan dan akhirnya menghabiskan waktu dengan melamun di meja sebelah. Tapi Xi Wu memang sengaja berlama-lama untuk membahas kekhawatirannya terkait masalah beberapa orang luar yang ingin mengungkapkan metode produksi Pil Jiayin yang selama ini mereka rahasiakan dengan baik karena ini adalah resep Keluarga Zhong.

Ye Lan meyakinkan Xi Wu untuk tidak khawatir. Wajar jika orang luar ingin tahu, mereka menyimpan resep ini dengan baik, dan belum tentu juga orang luar bisa menirunya. 

Bahkan Keluarga Ge yang ahli meniru saja, tidak bisa menirunya.Tapi tetap saja Xi Wu tidak bisa tenang. Dia yakin kalau orang ini bukan orang biasa. 

Tepat saat itu juga, Xi Wu memperhatikan Hua Qian tampak bosan setengah mati di meja sebelah. Maka Xi Wu pun cepat-cepat menjauhkan Ye Lan dengan meminta Ye Lan untuk mengambilkan peta di kota selatan agar dia bisa mempelajari toko-toko mereka di daerah selatan.

Begitu Ye Lan dan Mu Yao pergi, Xi Wu langsung menegur dan menyadarkan Hua Qian dari lamunannya, penasaran apa yang sedang Hua Qian pikirkan sampai melamun. Sepertinya obrolan mereka tentang masalah toko-toko di selatan, sangat membosankan sampai-sampai membuat Hua Qian melamun.

Hua Qian merendah dan mengklaim kalau dia tidak cukup pintar untuk memahami obrolan mereka tentang masalah pekerjaan.

"Saat kepala Pelayan Hua memohon untuk Keluarga Mu, dia banyak bicara tentang toko-toko di utara. Sebagai putrinya, aku berasumsi kau akan tertarik pada toko-toko di selatan."

"Tuan Muda, sepertinya anda salah sangka," sangkal Hua Qian.

"Apakah karena ini di rumahmu sendiri, makanya kau berani bicara seperti itu?"

"Saya tidak mengerti, Tuan Muda."

"Apa kau sungguh Hua Qian?" heran Xi Wu. (Dia kayaknya perhatian banget ya sama Hua Qian sampai-sampai dia mempertanyakan identitas Hua Qian yang sekarang). Hua Qian jelas tegang mendengar pertanyaan itu. 

Setelah mendapatkan petanya, Ye Lan tiba-tiba memperingatkan Mu Yao untuk tidak berpikir dan berbuat macam-macam selama Xi Wu ada di sini karena jika sampai Xi Wu mengetahui identitas asli Mu Yao, maka sudah pasti Mu Yao akan diusir dari kota.

Mu Yao menyangkal, Ye Lan sendiri yang berpikir berlebihan. Lagipula, memangnya apa yang bisa dia lakukan? Jika bahkan Ye Lan saja tidak mempercayainya, bagaimana mungkin dia mengharapkan Xi Wu, yang baru dia temui satu kali ini, untuk mempercayainya?

Ye Lan masih ngotot untuk mempercayai Hua Qian, bahkan menuduh Mu Yao bingung dan dibutakan oleh kebencian. Dan jelas saja itu membuat Mu Yao jadi semakin sakit hati.

Terserah saja jika Ye Lan masih bersikeras untuk meyakini kalau istrinya dan seluruh keluarga Hua tidak bersalah. Tapi Mu Yao menegaskan bahwa dia sendiri bukan jenis orang yang akan sembarangan menuduh orang.

Mu Yao benar-benar bingung dengan sikap Ye Lan. Jika Ye Lan tidak mempercayainya, lalu kenapa Ye Lan malah nekat mengambil resiko dan tega meninggalkan pengantinnya pada malam pernikahan mereka untuk menyelamatkannya?

"Zhong Ye Lan, di antara kita, siapa yang sebenarnya bingung?"

Hua Qian dengan cepat menenangkan diri dan mengklaim kalau dia adalah Hua Qian. Xi Wu tak percaya, Hua Qian yang dia kenal tidak akan membiarkan wanita lain berada di dekat Ye Lan. Tapi Hua Qian tadi malah memuji wanita lain di hadapan Ye Lan.

Hua Qian tetap tenang saat dia beralasan bahwa dia berubah setelah menikah. Itu wajar, banyak wanita yang sikapnya akan berbeda setelah menikah.

Dia meyakinkan Xi Wu bahwa Ye Lan adalah satu-satunya baginya, dan dia juga mengharapkan dirinya menjadi satu-satunya di mata Ye Lan. Wajah Xi Wu sontak jadi semakin cemberut mendengar semua ucapannya itu. (Hmm, jelas-jelas dia cemburu. Dia suka sama Hua Qian, kah? Kok beda dari kehidupan yang sebelumnya?)

Hua Qian beralasan bahwa setelah menikah, dia menyadari bahwa dia sekarang memiliki lebih banyak tanggung jawab dan harus mempertimbangkan kebaikan semua orang. Karena itulah, biarpun dia mencintai Ye Lan, tapi dia tidak ingin memiliki Ye Lan seorang diri seperti sebelumnya. Dia mengklaim bahwa cintanya pada Ye Lan sangat besar dan dia akan melakukan apa pun untuk membuatnya bahagia.

Menormalkan wajahnya, Xi Wu mengklaim kalau ucapan Hua Qian barusan membuatnya sangat iri... "Apakah kau terharu, Senior?" tanya Xi Wu pada Ye Lan yang ternyata ada di belakang dan mendengar ucapan Hua Qian. 

Pfft! Padahal ucapannya barusan hanya untuk membohongi Xi Wu, tapi sekarang malah jadi terdengar seperti pengakuan cinta pada Ye Lan secara tak langsung. Hua Qian malu banget sampai tidak berani menatap Ye Lan dan langsung kabuuuuurrrrrrr.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments