Sinopsis Scent of Time Episode 5 - Part 2

Sayangnya, bukannya menyampaikan pesan putrinya agar Ayah Hua mendisiplinkan Hua Shen, Ibu Hua malah sengaja merahasiakannya dari Ayah Hua hanya demi melindungi putranya itu. 

Ibu Hua bahkan langsung membawa pergi semua Buku Besar agar Ayah Hua tidak mengetahui perbuatan Hua Shen. (Aiyoo! Pantas saja Hua Shen tidak pernah dewasa biarpun dia anak tertua. Hua Qian juga mungkin akan sama seandainya dia tidak belajar dari kesalahannya di kehidupannya yang sebelumnya)

Qian Zhi sedang menemani Hua Qian berjemur di taman saat dia mendengar dua pelayan lewat sambil cekikian heboh menggosipkan seseorang, kayaknya cowok baru di kediaman mereka.

Qian Zhi sontak kesal membentak kedua pelayan itu karena mengganggu istirahatnya Hua Qian, tapi Hua Qian langsung menegur Qian Zhi dengan lembut dan mengingatkan Qian Zhi untuk bersikap lebih lembut.

Dia penasaran ada apa dengan kedua pelayan itu, kenapa mereka begitu senang hari ini. Pelayan pertama dengan antusias memberitahu Hua Qian bahwa kediaman mereka sekarang mempekerjakan beberapa pengawal baru.

Ah! Hua Qian ingat, Kepala Pelayan Ji sudah memberitahunya waktu itu. Tapi, memangnya ada apa dengan itu?

"Salah satu dari mereka sangat tampan hingga para pelayan pergi memastikannya," ujar pelayan kedua.

"Benarkah? Tapi kenapa aku tidak punya kesan apa pun tentang pengawal tampan ini?"

"Nyonya jatuh sakit pada hari dia bergabung dengan kita. Jadi, Nyonya belum melihatnya. Nyonya akan terkejut saat akhirnya melihatnya. Aku belum pernah melihat pria yang begitu tampan." (Oooh? Setampan apa sih si pengawal baru itu?)

Qian Zhi sontak sinis dan meremehkan ucapan mereka karena orang yang mereka omongin kan cuma pengawal, jadi tidak ada gunanya tampan. Tapi Hua Qian dengan ramah berkata kalau dia juga ingin melihat si pengawal baru itu.

Mendengar itu, Qian Zhi sontak menegurnya karena dia malah ingin melihat cowok lain yang statusnya cuma pengawal, sama sekali tidak sebanding dengan suaminya. 

Ngomong-ngomong tentang suaminya Hua Qian, Qian Zhi penasaran apa rencana Hua Qian untuk ultahnya Ye Lan yang akan datang. Hah? Hua Qian malah lupa kalau sebentar lagi suaminya ultah. (Pfft! Saking nggak pedulinya sama suaminya, dia sampai lupa) 

Eh tapi... Hua Qian mendadak baru ingat bahwa ulang tahunnya Ye Lan sebenarnya adalah awal mula pertemuan Ye Lan dengan Mu Yao, dulu, sewaktu mereka masih kecil.

Flashback.

Waktu itu adalah hari ulang tahun Ye Lan kecil, tapi alih-alih merayakannya, Ye Lan justru sedang bersedih dan berlutut seharian di depan papan arwah mendiang ibunya di sebuah kuil, karena hari ulang tahunnya Ye Lan adalah hari peringatan kematian ibunya yang meninggal dunia setelah melahirkannya.

Saat itulah Mu Yao kecil muncul sembari menutupi wajahnya dengan cadar. Mereka belum saling mengenal waktu itu, tapi Mu Yao adalah anak yang mudah akrab dengan siapa pun. Dia mengira kalau Ye Lan berlutut di sini karena dihukum orang tuanya. 

Namun saat mengetahui bahwa Ye Lan ternyata ada di sini demi mendiang ibunya, Mu Yao dengan manisnya menyemangatinya untuk ceria dan bukannya bersedih di sini. Karena jika dia bahagia, maka mendiang ibunya juga pasti bahagia di alam sana. 

Dia lalu mengajak Ye Lan untuk melepaskan ikan ke sungai, dan Ye Lan pun kembali ceria berkat dia. Saat Mu Yao hendak pamit, Ye Lan mencoba menanyakan namanya. Namun Mu Yao menolak memberitahu karena didikan ayahnya yang melarangnya untuk memberitahukan namanya pada orang asing.

Dia juga menolak membuka cadarnya karena waktu itu ada ruam di wajahnya. Maka Ye Lan pun memberikan aksesoris liontin gioknya yang bisa Mu Yao gunakan jika lain kali Mu Yao ingin bertemu dengannya di kuil ini lagi. Mereka lalu berpisah setelah itu tanpa saling mengetahui identitas satu sama lain.

Flashback end.


Entah bagaimana kelanjutannya sehingga kemudian Hua Qian berpura-pura jadi Mu Yao dan pada akhirnya membuat Ye Lan mengira bahwa anak yang dulu menemaninya di kuil adalah Hua Qian alih-alih Mu Yao.

Hua Qian ingat bahwa di kehidupan sebelumnya, Xi Wu datang ke perjamuan dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada Mu Yao. kalau begitu, Hua Qian memutuskan bahwa acara perjamuan nanti adalah saat yang tepat untuk mengalihkan perhatian Xi Wu agar dia tidak sibuk
membahayakan Keluarga Hua.

Karena hari ultahnya Ye Lan adalah hari kematian ibunya, Hua Qian pun memerintahkan Qian Zhi untuk membuat acaranya tidak terlalu meriah. Qian Zhi usul agar mereka mengeluarkan Guqin pemberian Ye Lan saja agar Hua Qian bisa memainkannya di acara pesta nanti. Hua Qian awalnya menolak, tapi sedetik kemudian, dia berubah pikirkan dan akhirnya menyetujuinya. 

Ye Lan awalnya menolak merayakan ultahnya, tapi saat Qian Zhi memberitahunya bahwa Hua Qian sudah menyiapkan acara ini sejak setengah bulan yang lalu, Ye Lan akhirnya luluh dan setuju untuk datang nanti sepulang kerja untuk merayakannya.

Ye Lan tidak fokus di tempat kerja gara-gara memikirkan hal ini dan membuat Xi Wu jadi penasaran dengannya. Xi Wu mengira kalau Ye Lan galau karena mau pergi ke kuil untuk mendoakan ibunya, tapi yang tak disangkanya, Ye Lan mengaku bahwa dia ingin pulang cepat karena istrinya menyiapkan jamuan ultah untuknya.

Mendengar itu, Xi Wu langsung menyatakan kalau dia juga ingin ikut hadir ke perjamuan itu... sesuai sekali dengan rencana Hua Qian yang memang sudah sudah tahu Xi Wu bakalan datang, makanya Hua Qian tadi menyuruh Qian Zhi untuk menyiapkan kursi tambahan untuk Xi Wu. Pastinya Mu Yao juga ikut tuannya hadir di sana.

Hua Qian sengaja menyiapkan hidangan pedas karena dia tahu kalau Ye Lan menyukainya. Eeeeh, Nan Feng malah berkata bahwa belakangan ini perut Ye Lan sakit perut, jadi tidak boleh makan makanan pedas. Pfft! Qian Zhi sontak memelototinya dengan kesal.

Hua Qian jadi tidak enak, haruskah dia menyuruh koki untuk menyiapkan hidangan lain? Ye Lan menolak dengan canggung dan mengklaim kalau dia sudah agak baikan.

Hua Qian lalu diam-diam memberi kode ke Qian Zhi yang langsung sigap pergi mengambil Guqin. Namun alih-alih memainkannya sendiri, dia malah meminta Mu Yao untuk memainkan Guqin ini untuk Ye Lan. Semua orang jelas jadi bingung dan canggung karenanya.

Mu Yao curiga dan aneh dengan permintaannya, tapi akhirnya dia menurutinya. Saat dia mulai memainkan Guqin-nya, Hua Qian geli memperhatikan kedua pria itu sama-sama terpesona menatap Mu Yao. Hua Qian pun senang.

Di kehidupannya yang sebelumnya, dialah yang memainkan Guqin lebih dulu dan membuat Mu Yao terhasut. Namun pada akhirnya itu justru membawa banyak masalah baginya. Namun kali ini, Hua Qian bertekad akan membantu Mu Yao agar Mu Yao tidak perlu memanfaatkannya.

Mu Yao sudah selesai bermain, Xi Wu sontak bertepuk tangan dan ternag-terangan memuji permainannya. Dia bisa merasakannya kalau musik yang dimainkan Mu Yao barusan adalah tentang semangat heroik tentara.

Tapi Ye Lan tidak setuju dan sengaja meremehkan dan mengklaim kalau permainan Mu Yao barusan sangat biasa.

"Karena kau berpikir begitu, bagaimana kalau berikan dia padaku?" usul Xi Wu. "Ibuku menyukai musik. Mungkin dia bisa membuatnya tidak bosan."

Adegan Bonus:

Nan Feng melapor pada Ye Lan tentang para pengawal baru yang terpilih. Dari semua kandidat, ada satu orang yang paling menonjol dan gesit. Tampaknya orang itu tidak belajar seni bela diri, tapi dia bisa menghadapi para profesional dengan sangat baik. 

Dia berani dan nekat mempertaruhkan nyawanya tak peduli sekuat apa pun lawannya. Bahkan ahli bela diri yang paling kuat pun akan ketakutan saat bertarung dengannya... dan orang itu ternyata adalah Rong Zhou. (Hmm, pasti dia nih yang digosipin para pelayan) 

Saat kepala Pelayan Ji menanyakan namanya. Rong Zhou memperkenalkan nama lengkapnya adalah Hua Rong Zhou. (Marganya juga Hua? Tapi kayaknya dia tidak ada hubungan kekerabatan dengan Hua Qian deh).

Ye Lan langsung suka sama orang ini. Jadi dia menyuruh Nan Feng untuk melatih Rong Zhou dengan baik. Jika bisa menjadi orang mereka, dia yakin kalau Rong Zhou tidak akan pernah mengkhianati mereka.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments