Sinopsis Scent of Time Episode 5 - Part 1

Hua Qian tegang banget saat Xi Wu mengulurkan tangan padanya, tapi untungnya ternyata dia cuma mau mengambil Buku Besarnya dan menggunakan buku itu untuk menarik Hua Qian berdiri.

Xi Wu dengan lembut meyakinkannya untuk tidak gugup, dia tidak berniat memarahi Hua Qian dan hanya ingin bertanya. Lagipula, uang yang diambil Hua Shen tidak seberapa banyak. Hua Qian tersenyum tipis tapi tetap gugup dan ketakutan.

Tepat saat itu juga, pelayan datang mengabarkan kedatangan Ye Lan yang datang untuk mencari istrinya. Mereka berdua pun pergi ke aula bersama.

Begitu mereka muncul, Ye Lan langsung khawatir melihat wajah pucat Hua Qian. Apalagi Hua Qian juga langsung berpegang padanya tapi menolak mengatakan apa pun. Ye Lan akhirnya tidak mempertanyakan lebih jauh dan hanya memegangi tangan Hua Qian sebelum kemudian membawanya pulang.

Tapi bahkan setelah jauh dari semua orang, Hua Qian tetap menolak bicara apa pun pada Ye Lan. Jelas saja Ye Lan jadi bingung dengan sikapnya yang serba rahasia-rahasiaan sekarang, padahal dulu Hua Qian selalu mengonsultasikan apa pun dengannya.

Hua Qian akhirnya mau juga bicara dan mendadak nyerocos tentang keanehan situasinya sekarang. Dia sudah berhasil membuat Mu Yao tidak ingin membunuhnya lagi, tapi sekarang, entah kenapa Xi Wu yang sebelumnya tidak pernah memperhatikan keluarganya, malah mulai melawan Keluarga Hua.

Dia jadi khawatir, "mungkinkah akhir yang asli (di kehidupan sebelumnya) tidak berubah? Di mana salahku kali ini?"

Errr... nggak ding! Cerocosannya barusan ternyata cuma khayalannya dia saja. Faktanya, dia tetap tidak berani menceritakan kekhawatirannya dan hanya beralasan bahwa dia melamun cuma karena pusing sama aroma di sini.

Ye Lan agak kecewa mendengarnya, tidak ada aroma apa-apa kok di sini. Hah? Tidak mungkin, Hua Qian serius kalau benar-benar mencium suatu aroma di sini. (Hmm, kenapa dia selalu mencium aroma aneh yang entah asalnya dari mana? Sering kali dia mengira kalau itu aroma dupa atau parfum, tapi sepertinya bukan semua itu yang dia cium)

Ye Lan agak kecewa dengan sikap tertutup Hua Qian padanya. Tapi baiklah jika Hua Qian tidak mau bercerita... "Ingat saja bahwa selama aku di sini, aku akan melindungimu. Kau tidak perlu menemui Yang Mulia meski kau marah dan tidak ingin menghabiskan waktu denganku. Aku tidak akan menemuimu jika kau tidak ingin aku melakukan itu."

Hua Qian jelas ragu mendengar ucapannya itu dan membatin, "apakah aku benar-benar orang yang ingin kau lindungi?"

Nona Qi adalah salah satu dari dua nona muda yang tinggal di Taman Zhong. Dia selalu membawa kantong kecil dengan sulaman daun bambu, yang sepertinya cukup berarti baginya, dan dia yang selalu lebih banyak cemberut dibandingkan nona muda yang satunya, Nona Meng.

Jelas tujuan kedua wanita itu dikirim  oleh keluarga masing-masing untuk tinggal di Taman Zhong agar mereka bisa dekat dengan Xi Wu, tapi sejauh ini belum ada satu pun yang berhasil.

Dari percakapannya dengan pelayannya, jelas Nona Qi tinggal di Taman Zhong karena paksaan ayahnya, dan dia semakin tak senang karena ayahnya terus mendesak dan mempertanyakan perkembangan hubungannya dengan Xi Wu.

Tengah malam, Hua Qian terbangun karena kedinginan dan ternyata itu karena jendela kamarnya tidak tertutup rapat. Awalnya Hua Qian berniat menutupnya, tapi mendadak dia punya ide lain dan akhirnya malah membukanya lebar-lebar.

Hasilnya sesuai harapannya, keesokan paginya, dia masuk angin dan demam. Sengaja dia melakukan itu biar dia ada alasan untuk tidak hadir di Taman Zhong. Pastinya aneh dan mencurigakan kalau tiba-tiba dia berhenti datang tanpa alasan setelah kejadian kemarin degan Xi Wu.

Sesuai janjinya kemarin, Ye Lan tidak akan datang menjenguk dan mengganggu Hua Qian, dan hanya menyuruh Nan Feng untuk mengirim kabar tentang kondisi Hua Qian ke Keluarga Hua.

Kepala Pelayan Ji datang tak lama kemudian untuk menyerahkan daftar pengawal baru yang mereka pekerjakan, tapi Hua Qian benar-benar tak mau peduli dengan urusan rumah tangga dan menyerahkan masalah itu sepenuhnya pada Kepala Pelayan Ji.

Sudah terbiasa dengan kehadiran Hua Qian setiap hari, Tuan Putri jadi kesepian saat Hua Qian mendadak tidak datang hari ini, dan jadi khawatir saat mendengar Hua Qian sakit sehingga dia langsung memerintahkan pelayannya untuk mengirimkan obat herbal terbaik untuk Hua Qian.

Xi Wu mendatangi Nona Meng setelah mendengar Nona Meng memanggil tabib untuk memeriksanya tadi. Nona Meng dengan ceria mengaku kalau dia hanya sakit kepala gara-gara tidak bisa tidur nyenyak semalam. Sakitnya tidak serius kok.

Xi Wu cukup perhatian juga sama dia, bahkan dengan penuh pengertian menyuruh Nona Meng untuk mengundang keluarganya datang kemari untuk menemani Nona Meng yang belakangan ini sangat sibuk membantu Tuan Putri mengurus urusan rumah tangga.

Nona Meng jelas senang dengan perhatian Xi Wu, tapi entah kenapa dia tampak tegang saat mendengar masalah keluarganya. Dia memberitahu Xi Qu bahwa ibu dan adiknya saat ini sedang pergi menemui ayah mereka di luar kota dan akan tinggal di sana untuk sementara waktu.

Mengalihkan topik, Nona Meng juga memberitahu Xi Wu bahwa tadi Tuan Putri juga memanggil tabib dan menyuruh tabib untuk menyiapkan beberapa herbal bergizi untuk dikirim ke Hua Qian yang hari ini juga sakit.

Xi Wu sontak tersenyum geli teringat betapa tegangnya Hua Qian kemarin dan langsung sadar kalau Hua Qian pasti hanya cari-cari alasan biar tidak datang kemari.

Tak lama kemudian, Ibu Hua datang bersama Hua Shen untuk mengunjungi Hua Qian. Tapi dasar Hua Shen, biarpun sudah diperingatkan oleh Ibu untuk jaga sikap di sini, tetap saja sifatnya sulit diubah.

Apalagi saat melihat Mu Yao, sifat playboy-nya langsung kumat dan berusaha menggoda Mu Yao. Tapi Mu Yao sangat dingin padanya, apalagi saat tahu siapa Hua Shen.

Tapi sikapnnya justru membuat Hua Shen jadi semakin penasaran dengannya dan langsung mencoba menanyakannya pada Hua Qian. Tapi itu justru membuat Hua Qian jadi khawatir lagi.

Dia menyadari bahwa di kehidupan sebelumnya, Hua Shen dan Mu Yao tidak pernah bertemu, makanya Hua Shen tidak mengenal Mu Yao. Tapi di kehidupan baru ini, mereka malah bertemu.

Ini perubahan yang tidak pernah ada sebelumnya, makanya Hua Qian khawatir dan langsung menegur Hua Shen untuk tidak kepo tentang pelayan itu. Bawahannya Ye Lan bukanlah orang yang boleh Hua Shen rayu.

Hua Shen jelas bingung mendengar kemarahan Hua Qian. Ibu berusaha menengahi mereka, tapi jelas dari sikapnya kalau Ibu sendiri memang terlalu memanjakan Hua Shen. Ibu bahkan jadi kepo dan cemas dengan fakta kalau Ye Lan sekarang punya pelayan wanita di sisinya.

Kesal, Hua Qian juga langsung menegur Ibu dan mengingatkan Ibu untuk lebih mengawasi Hua Shen saja dan bukannya ikut campur dalam urusan Keluarga Zhong.

Sayangnya, Ibu masih saja tidak mengerti dan terus berusaha membela Hua Shen dan mengingatkan Hua Qian tentang besarnya kasih sayang Hua Shen pada Hua Qian.

Bahkan saat Hua Qian memberitahu Ibu tentang perbuatan Hua Shen yang sembarangan mengambil uang dari toko-toko atas nama ayah mereka, jelas dari reaksi Ibu bahwa Ibu mengetahuinya tapi Ibu membiarkannya. 

Hua Qian jelas tak senang, makanya dia menitipkan pesan penting untuk ayah mereka 'Kebocoran kecil bisa menenggelamkan kapal besar'. Ayah pasti akan mengerti maksudnya. Hua Shen harus dihukum.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments