Sinopsis Back From the Brink Episode 3 - Part 2

Yan Hui mengerti sekarang. Api yang dia munculkan di Gunung Bintang waktu itu, pastilah karena Sisik Pelindung Hati ini. Tapi kalau begitu, kenapa Tian Yao tidak mengatakannya sejak awal dan baru memberitahunya sekarang? Jangan-jangan Tian Yao mau mengambilnya kembali, ya?

Tian Yao menyangkal, Sisik Pelindung Hati baginya hanyalah sisik. Tidak masalah biarpun tidak diambil. Akan tetapi...

Yan Hui langsung bisa menduga apa yang dia mau. Tian Yao menginginkannya untuk menemaninya mencari dan mengambil potongan tubuhnya yang lain yang masih tersegel di empat arah.

Yan Hui menolak. Biarpun dia bertahan hidup berkat Sisik Pelindung Hati ini, tapi Tian Yao juga telah memanfaatkannya menvsvk d4danya dua kali untuk mengambil kembali tulang naganya. Menurut Yan Hui, Tian Yao tidak mengambil Sisik Pelindung Hati ini bukan karena dia tidak mau, tapi tidak bisa. 

Pokoknya Yan Hui hanya akan menyelesaikan urusan terakhirnya di Desa Tongluo. Setelah itu, sebaiknya mereka tidak usah berhubungan lagi. Dia mau pergi menangkap ayam dulu untuk Nenek Xiao.

Mereka akhirnya pulang kembali ke rumah Nenek dengan membawa beberapa ayam dan telur-telurnya. Sepertinya selama beberapa hari ini, Nenek selalu menunggu mereka, dan sekarang Nenek sangat senang dan lega mereka pulang.

Tak lama kemudian, mereka pun makan bersama. Namun anehnya, Nenek hari ini lebih melankolis daripada biasanya. Ia bahkan langsung menyatukan tangan Yan Hui dan Tian Yao dan berpesan pada mereka untuk selalu rukun.

Malam harinya saat Tian Yao mengecek Nenek di kamarnya, dia malah shock mendapati Nenek ternyata sudah meninggal dunia dalam damai. Aww, ternyata Nenek menunggu mereka untuk makan bersama untuk yang terakhir kalinya sebelum ia pergi selama-lamanya.

Tian Yao dan Yan Hui kemudian memakamkan Nenek dengan layak sesuai adat. Tian Yao sadar bahwa selama ini Nenek sebenarnya tahu segalanya. Nenek tahu kalau dia bukan A Fu, tapi Nenek tetap menganggapnya sebagai cucunya.

Mereka bertemu saat Tian Yao lemah dan tak berdaya, Nenek lah yang selalu menjaganya. Karena itulah, demi membalas kebaikan Nenek yang begitu besar kepadanya, Tian Yao janji bahwa setelah tubuh naganya kembali nanti, dia akan melindungi kedamaian Desa Tongluo selamanya.

Setelah itu, mereka minum-minum bersama. Tian Yao ingat bahwa saat dia pertama kali menggendong Yan Hui pulang, Yan Hui terus menerus mengigau memanggil gurunya. Siapa sebenarnya gurunya Yan Hui?

"Kepala Sekte Gunung Bintang, Ling Xiao. Namun, dia bukan guruku lagi sekarang. Aku dikeluarkan dari sekteku."

"Mengapa?"

"Karena tidak sopan pada senior, bertindak sembarangan dan melukai rekan."

Mengingat temperamennya Yan Hui, Tian Yao yakin kalau yang pertama kali bertingkah dan membuat kesalahan pastilah si senior. Yan Hui memang galak, tapi dia bukan jenis orang yang tidak berakal.

Tian Yao penasaran, apakah gurunya itu benar-benar penting bagi Yan Hui?... Tentu saja! Yan Hui mengaku bahwa sejak kecil, dia hidup terlantar di jalanan. Gurunya-lah yang membawanya pulang ke Gunung Bintang, memberinya makan, mengajarinya dan menuntunnya menjadi baik.

Tapi sudahlah, tidak usah membahas tentang dirinya terus. Yan Hui rasa, keadaan Tian Yao malah jauh lebih menyedihkan daripada dirinya. Dia penasaran, cobaan apa yang Tian Yao lalui sampai dia jadi seperti ini?

Pertanyaannya sontak membuat Tian Yao tertawa miris memikirkan nasibnya yang dikhianati dan dihancurkan dengan begitu kejam oleh wanita yang dicintainya.

Sudah agak mabuk, Yan Hui sontak mewek mendengar kisah sedih Tian Yao dan tiba-tiba saja dia menyatakan bahwa dia pasti akan menegakkan keadilan untuk Tian Yao dan membantu Tian Yao untuk menemukan tubuh naganya kembali.

Pokoknya mulai sekarang, Yan Hui menyatakan bahwa dia akan selalu menemani Tian Yao ke mana pun Tian Yao pergi. Tapi ada yang kurang dia mengerti, setelah apa yang dilakukan Su Ying terhadap tubuhnya Tian Yao, kok Tian Yao masih bisa hidup?

"Demi bertemu denganmu," bisik mesra Tian Yao di telinga Yan Hui.

Lu Mu Sheng terbangun dan kaget mendapati dirinya berada di tempat asing dan Su Ying tengah menjaganya. Ternyata Lu Mu Sheng adalah kekasihnya Su Ying dulu.

Entah apa yang terjadi padanya, tapi sekarang dia hilang ingatan dan sudah mengambil wanita lain sebagai istri. Dan istrinya itu ternyata adalah siluman rubah berekor sembilan yang mereka tangkap.

Su Ying tampak jelas seorang wanita yang sangat posesif dan bucin sama Lu Mu Sheng, makanya dia cemburu pada siluman itu. Apalagi Mu Sheng tampaknya sangat mencintai istrinya dan tidak tahu bahwa istrinya sebenarnya adalah siluman rubah ekor sembilan. Mu Sheng bahkan yakin kalau Su Ying salah mengenali orang, meyakini kalau dirinya bukanlah orang yang Su Ying cari-cari selama 20 tahun ini.

Su Ying benar-benar sakit hati melihat Mu Sheng jadi seperti ini. Dari ceritanya, dulu Mu Sheng pernah menyelamatkannya dari jebakan seekor siluman hingga Mu Sheng terluka sehingga meninggalkan bekas luka di lengannya.

Dia memiliki bekas luka itu, jelas itu adalah bukti kalau dia memang Lu Mu Sheng. Sayangnya, Mu Sheng benar-benar tidak mengingatnya, dan itu justru membuat Su Ying jadi dendam pada Siluman Rubah, mengira Siluman Rubah itulah yang membuat Mu Sheng kehilangan ingatan.

Su Ying benar-benar kecewa dengan Mu Sheng yang sekarang. Padahal dulu Mu Sheng adalah seorang Jenderal Pembasmi Siluman. Tapi sekarang Mu Sheng bahkan tidak bisa membedakan manusia dan siluman, malah bersikeras meyakini kalau istrinya adalah manusia dan bukan Siluman Rubah.

Mu Sheng menyangkal dan berusaha meyakinkan Su Ying bahwa dia hanya seorang pelajar dan bukan Jenderal Pembasmi Siluman, dan satu-satunya yang dia inginkan sekarang adalah membawa pulang istrinya.

Kalaupun dua puluh tahun yang lalu mereka pernah berjodoh seperti yang Su Ying katakan, tapi menurut Mu Sheng, jodoh mereka sekarang sudah berakhir, dan berusaha memohon padanya untuk melepaskannya dan istrinya.

Su Ying sakit hati mendengarnya. Tapi jelas dia tidak akan melepaskannya begitu saja, meyakini kalau Mu Sheng seperti ini hanya karena dia lupa. Karena itulah, dia bertekad akan membuat Mu Sheng mengingat segalanya kembali.

Su Ying sudah bisa menduga bahwa setelah Tian Yao mendapatkan tulang naganya, target selanjutnya pastilah tanduk naga. Su Ying bertekad untuk menangani masalah ini sendiri.

Keesokan harinya, Yan Hui bangun dan mendapati Tian Yao masih tertidur. Kesempatan! Yan Hui langsung kabur meninggalkannya dan berencana pergi ke Yongzhou. Tapi dia bahkan tidak memiliki energi spiritual, berapa lama dia bisa sampai ke Yongzhou tanpa mengandalkan kekuatan mengendarai pedang?

"Kau mau ke mana?" tanya Tian Yao yang mendadak muncul.

"Ke mana aku pergi, apa urusannya denganmu?"

"Kemarin kau berjanji padaku akan menemaniku ke mana pun aku ingin pergi."

Yan Hui beneran lupa tentang itu dan baru ingat sekarang. Tapi tetap saja, dia menolak membantu Tian Yao. Biarpun dia sudah diusir dari Gunung Bintang, tapi dia tetap orang Sekte Xuan yang hanya bisa hidup dari menangkap siluman.

Jika dia membantu Tian Yao yang notabene adalah Naga Suci Milenium dari sekte siluman, itu artinya dia mengkhianati prinsip Sekte Xuan. Bisa-bisa dia akan diburu oleh seluruh Sekte Xuan.

"Aku hanyalah burung kecil yang tidak memiliki ambisi besar. Aku tidak memiliki orang tua sejak kecil, aku juga pernah menjadi pengemis. Aku kelak tidak ingin menjalani kehidupan yang menyedihkan lagi."

Mereka berdua berasal dari dua sekte yang berbeda dan tidak memiliki hubungan baik. Jika dia membantu Tian Yao, sudah pasti dia bakalan harus menghadapi banyak kesulitan. Sama saja seperti berjalan ke jurang maut. Dia hanya ingin hidup tenang dan tanpa kekhawatiran apa pun.

Su Ying memang kejam, tapi tetap saja orang-orang Sekte Xuan pasti akan lebih memilih memihak Su Ying. Selain itu, jika apa yang Tian Yao katakan bahwa Sisik Pelindung Hati ada padanya, dan Tian Yao bakalan terus menerus menusuknya setiap kali mau membuka segel apa pun, siapa juga yang bisa tahan?!

Dia tidak peduli biarpun misinya Tian Yao cuma perlu mencari sisa tiga potongan tubuhnya. Pokoknya Yan Hui menolak membantu dan lebih baik mereka berpisah sampai di sini.

"Kau tidak takut aku menggerakkan Sisik Pelindung Hati dan membiarkanmu kesakitan setiap hari?"
Yan Hui tak peduli, "rasa sakit akibat Sisik Pelindung Hati adalah tanggungan dari nyawa yang kudapatkan ini."

"Jika aku mati, Sisik Pelindungi Hati tidak berefek, kau juga tidak akan bisa hidup."

"Kau yang sekarang apakah bisa benar-benar memutuskan hidup dan matimu sendiri? Jika seperti yang kau katakan, Master Su Ying menyegelmu dan tidak membvnvhmu karena ingin membiarkanmu hidup agar kekuatan zirah sisik naga bisa bertahan sehingga kekasihnya bisa hidup selamanya, bukankah kau yang sekarang seharusnya tidak memiliki hak untuk mati?" serang Yan Hui.

Jelas serangannya tepat sasaran saat Tian Yao cuma bisa diam. Sudah menang, Yan Hui pun pamit. Namun Tian Yao tiba-tiba mengingatkan bahwa biarpun dia tidak punya hak untuk mati, tapi Su Ying bisa dengan mudah membvnvh Yan Hui.

Dia bahkan mendengar dari orang-orang kalau Su Ying sudah menemukan kekasihnya yang hilang. Jadi sudah pasti Su Ying akan lebih bersemangat untuk mencari Sisik Pelindung Hati yang hilang. Tanpa Sisik Pelindung Hati, Yan Hui tidak akan hidup lebih dari tiga hari.

Yan Hui tak gentar dengan ancamannya. Pokoknya dia tidak mau membantu Tian Yao. Terserah Tian Yao saja kalau mau memberitahu Su Ying, biar mereka berdua mati bersama.

Yan Hui langsung pergi yang jelas saja membuat Tian Yao semakin khawatir. Jelas dia tidak akan membiarkan Yan Hui kabur sendirian, bisa bahaya kalau Yan Hui sampai bertemu dengan orang Sekte Guanghan.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments